Showing posts with label Hotel & Glamping. Show all posts
Showing posts with label Hotel & Glamping. Show all posts

Friday, 30 August 2024

Menginap Rasa Camping di Taman Danu Glamping & Camping : Bedugul, Bali


Cuaca cerah disertai hembusan angin laut membuat saya sudah gak sabar menginjakkan kaki di pulau yang terkenal dengan keindahan wisata dunianya ini. Siapa yang gak kenal dengan Pulau Bali. Pulau dengan sejuta cerita bagi siapapun yang datang kesini.


Waktu menunjukkan jam setengah dua siang. Kapal ferry yang membawa kami dari Pelabuhan Lembar, Lombok sudah bersandar di Pelabuhan Padangbai, Bali. 


Libur cuti kali ini saya pergunakan untuk membawa istri dan anak-anak mengexplore salah satu destinasi wisata di Bali. Sebut saja, Danau Bratan,Bedugul. Tapi bukan hanya danaunya saja yang akan saya ceritakan. Melainkan penginapan yang sudah kami booking jauh-jauh hari yang lokasinya berada tepat di tepi Danau Beratan.


Sebut saja namanya, Taman Danu Glamping & Camping Bedugul. Alamatnya di Jalan Dajan Danu Puncak Sangkur, Temple, Candikuning, Kec.Baturiti, Kab.Tabanan, Bali.


Bisa baca disini juga : paket tour lombok


Perjalanan dari Pelabunan Padangbai menuju lokasi kurang lebih memakan waktu tempuh tiga jam menggunakan motor kesayangan "Si Blue Nmax". Untuk rute perjalanannya, saya memilih melalui pusat kota Gianyar karena memangkas waktu lebih cepat dibandingkan melalui Kota Denpasar. 


Berhubung bawa anak-anak yang masih kecil, jadi waktu dan lokasi istirahat di jalan juga jadi pertimbangan. Dari Pelabuhan Padangbai, anak-anak sangat antusias. Sepanjang perjalanan selalu bertanya "ini sudah sampai mana ayah ?". Saya pun menjawab lokasi yang kami lewati.


Bisa dibilang saya dan istri sudah cukup sering ke Bali baik motoran maupun hanya transit. Ini ketiga kalinya saya touring bareng istri ke Bali dan kali ini bawa anak-anak. Antara seneng dan was-was juga, khawatir anak-anak mabuk di jalan atau masuk angin. Tapi sejauh ini kondisi mereka baik-baik saja. 


Setelah keluar dari Pelabuhan Padangbai. Saya memacu kendaraan dengan kecepatan normal antara 40-50 km/jam. Apalagi kondisi lalu lintas antara Padangbai ke Denpasar cukup ramai. 


Baca juga disini : Touring ke Bedugul Part 1


Di beberapa titik seperti di kawasan Pura Goa Lawah juga cukup macet karena ada upacara agama. Kendaraan berjalan sangat pelan. Untungnya langit agak mendung, jadinya gak terlalu terik. 


Di perempatan mau menuju Kota Semarapura (ibukota Kab.Klungkung), kami belok kanan melewati Kota Semarapura untuk menghindari kendaraan berat seperti truk dan puso di By Pass Jalan Prof. Dr. Ida  Bagus Mantra.


Dari Kota Semarapura, kami menuju arah Kota Gianyar untuk mencari tempat istirahat sambil membeli beberapa kebutuhan selama bermalam di Bedugul nanti. 


Sekitar jam tiga siang, kami sudah berada di sekitaran daerah Ubud. Salah satu destinasi favorit touris saat berlibur ke Pulau Bali. Kami terjebak macet yang cukup parah siang itu. Untungnya polisi lalu lintas dan pecalang desa ikut mengatur kendaraan yang terjebak. Enaknya lagi kami bawa motor, jadinya bisa nyelip-nyelip, hehehe.





Singkat cerita, sekitar jam lima sore kami sudah tiba di kawasan wisata Danau Beratan, Bedugul. Jarak penginapan sudah dekat. Melewati obyek wisata Pura Ulun Danu Bedugul. 


Lokasi Glamping Taman Danu cukup jauh dari jalan raya. Dari jalan utama, kami belok kiri kemudian melalui jalan desa dengan kondisi aspal yang gak begitu baik. Tapi masih aman dilewati motor dan mobil. Harap hati-hati jika melintas karena banyak krikil yang bisa buat ban motor slip. 


Menurut informasi yang saya dapatkan saat bertanya ke karyawannya, penginapan ini baru dibuka sekitar tahun 2020 dimana saat itu dunia dilanda wabah Covid-19. Dan sampai sekarang penginapan ini ramai dikunjungi tamu dan kesan mereka pada bagus semua di salah satu platform. 


Di sekitar Danau Bratan banyak sekali penginapan dengan harga permalam yang bervariasi, salah satunya Taman Danu Glamping ini. 


Kami akhirnya sudah sampai di area parkir Taman Danu Glamping. Udara yang dingin menyambut kami. Suasana desa yang sangat asri. Sepanjang perjalanan menuju penginapan,kami dimanjakan oleh sejuknya udara disini. Perbukitan dan perkebunan yang hijau. Disini banyak sekali kami lihat perkebunan sayur-sayuran dan strawberry.

 





Welcome Taman Danu Glamping & Camping !


Setelah turun dari motor, kami berjalan menuju meja resepsionis. Kami disambut hangat oleh salah satu karyawan penginapan. Mbaknya berpenampilan sederhana, rapi dengan seragam kerja dan murah senyum. 


Setelah menyelesaikan administrasi, kami diantar menuju tenda/glamping yang sudah kami pesan. Suasana di area glamping sore itu cukup sepi. Tapi sebenarnya hampir semua kamar atau tenda sudah ada penghuninya masing-masing. 


Saat berjalan menuju tenda, saya melihat betapa indahnya Danau Bratan dengan kabut yang menutup sebagian danau. Glamping putih tempat kami menginap dua hari kedepan langsung menghadap ke danau. 


Disini gak hanya Glamping Putih saja tapi ada beberapa tipe kamar yang bisa dipesan. Ada Glamping Toska yang berupa rumah mini dari kayu. Ada juga tipe Pondok Kayu, Lumbung Single dan Lumbung Twin dengan harga berbeda-beda. 






Khusus Glamping Putih dan Tosca memiliki fasilitas single bed untuk dua orang dewasa dan satu anak kecil, wfi, sarapan pagi, dan kamar mandi luar. Sedangkan tipe yang lainnya ada kamar mandi dalamnya. 


Kembali lagi ke selera dan kondisi dompet masing-masing ya. Kalau kami sengaja memilih Glamping putih karena ingin merasakan camping di pinggir danau bersama anak-anak. Pastinya seru dan menyenangkan. 


Hanya tipe Glamping Putih yang menggunakan tenda berbentuk persegi berwarna putih. Dimana atapnya berbentuk Piramida. Pintu masuk berada di bagian depan dengan jendela transparan di bagian kiri dan kanan. Kita bisa melihat kondisi luar dari jendela transparan tersebut. 


Di dalamnya ada bed dengan kasur yang empuk dan wangi. Cukup buat kami berempat. Ada laci kayu juga untuk menyimpan barang bawaan. Ada lampu dan colokan listrik. Jadi gak khawatir mati handphone alias bisa ngecas di dalam tenda. Disediakan juga handuk yang cukup besar dan wangi. Tau gitu gak bawa handuk dari rumah,hahaha. Lantai kamarnya juga bersih. 


Kalian juga bisa memasang tenda sendiri dengan harga sewa yang sudah ditentukan oleh pemilik. Bisa juga sewa tenda bila gak mau repot bawa tenda sendiri. Disini juga bisa bersantai sambil refreshing di pinggir danau tanpa harus menginap. 


Udara sore itu cukup dingin. Mengundang kami untuk melepas lelah. Melalui jalur yang berkelok-kelok dan menanjak. Bawa motor dengan beban cukup berat membuat pinggang terasa pegal. Memejamkan mata sejenak sambil tiduran. Sedangkan anak-anak masih seger bugar. Istri pun gak mau melepas moment sore itu dengan hanya tiduran.


Tadinya mau tidur, eh malah diajak keluar tenda sambil berjalan-jalan mengelilingi penginapan. Taman Danu Glamping cukup luas juga. Kurang lebih sekitar 1 hektar lebih (koreksi bila keliru). 






Tanaman hias dan taman sekitar penginapan juga terawat baik. Ada kolam ikan di depan penginapan juga cukup terawat. Hanya saja kolamnya sedang dikuras. Disini juga ada beberapa gazebo untuk bersantai, resto yang estetik tempat untuk sarapan dan makan bagi para pengunjung. Ada kamar mandi luar yang cukup bersih dan taman bermain anak dengan perosotan, ayunan dan lainnya. 


Berjalan ke pinggiran danau, terdapat sebuah jembatan kayu dengan spot foto berupa sayap menyerupai sayap malaikat. Tapi sayangnya, kondisi jembatan kayu sudah lapuk dan gak terawat. Ragu rasanya untuk berjalan ke ujung jembatan. Khawatir jembatannya roboh. Lucu kan jauh-jauh dari Lombok kesini, eh ujung-ujungnya kecebur ke danau. Hahahaha. 


Setelah foto-foto dan menikmati view yang ada di depan mata, anak-anak pengen main di ayunan yang berada persis di sebelah resto. Main ayunan, perosotan dan gak terasa waktu sudah menunjukkan jam enam sore.


Udara semakin dingin, kami pun bergegas untuk masuk ke dalam tenda. Menggunakan pakaian hangat dan gak lupa menggunakan topi kupluk. Langit semakin gelap dan kabut semakin tebal. Syahdu bener !. 


Karena udara dingin banget, perut pun jadi laper. Enaknya makan yang hangat-hangat. Pengen makan nasi telur dan teh hangat. Kami belinya di resto. Harganya pun cukup terjangkau. Anak-anakpun ikutan makan. 


Berhubung badan sudah lelah banget. Kami gak keluar tenda malam hari untuk melihat suasana. Kami memutuskan untuk tidur saja biar besok pagi cepat bangun untuk melihat sunrise. Malam itu hanya terdengar suara jangkrik dan gelak tawa tamu lainnya yang mengadakan gathering sambil menyalakan api unggun. 






Udara malam semakin dingin. Suhu pun pas saya cek sekitar 16 sampai 20 derajat. Pakaian hangat pun gak cukup menangkal dinginnya udara malam. Selimut tebal pun hanya bisa mengurangi udara dingin saja. Lumayan buat tidur nyenyak. 


Untungnya anak-anak gak kedinginan meskipun tangan dan kaki terasa dingin. Mereka tidur pules sampai pagi. Terpenting kondisi mereka baik-baik saja dan gak menggigil. 


Malam yang indah dan syahdu. Tidur ditemani suara serangga malam dan sinar bulan. Cuaca malam itu sangat cerah. Keluar sebentar ke kamar mandi karena sudah kebelet. Melihat suasana malam ternyata di area penginapan sangat terang oleh lampu-lampu taman. Jadi gak khawatir jalan ke kamar mandi sendirian. 


Balik dari kamar mandi untuk buang air kecil, saatnya tidur lagi. Udara semakin dingin. Terlihat tenda bagian luar sudah basah oleh embun. Tutup tenda rapat-rapat dan kemudian lanjut tidur. 


Sekitar jam enam pagi, kami pun terbangun. Saya bangun duluan, kemudian istri dan anak-anak paling lama bangunnya. Enak sekali mereka tidur tanpa ada yang mengeluh kedinginan semalaman. 


Saya keluar tenda sedangkan yang lainnya masih enggan beranjak dari tempat tidur. Langit sudah agak terang. Danau Bratan pun terlihat menenangkan. Tamu-tamu yang lain ada yang sebagian sudah bangun.








Biar badan gak menggigil, saya manfaatkan untuk berjalan-jalan mengelilingi area penginapan. Berdiri sejenak di pinggiran danau untuk menghirup udara bersih. Sangat syahdu sekali. Ditambah melihat burung-burung yang saya gak tau namanya, bermain di sekitaran danau sambil mengeluarkan suara khas mereka. 


Di sisi belakang penginapan terlihat dengan kokohnya perbukitan yang cukup tinggi. Terdengar dari kejauhan suara alunan gamelan khas Bali. Ini bener-bener kita lagi di Pulau Dewata. 


Setelah berkeliling penginapan, saya balik ke tenda. Ternyata anak-anak sudah bangun. Kakak Kenzi dan Adeq Nala sudah gak sabar pengen keluar tenda. Mereka sangat antusias untuk jalan-jalan. Jaket tebal, topi kupluk dan pakaian hangat lainnya sudah menempel di badan. 


Bersantai di tepian danau sambil menunggu sunrise tiba. Gak lupa kita mengabadikan setiap moment untuk nantinya akan dikenang sampai mereka besar kelak. 


Melihat jam tangan, waktu sudah menunjukkan jam tujuh pagi. Waktunya sarapan yang sudah include sama biaya menginap. Kami berjalan menuju resto. Duduk di meja besar dan panjang sambil menunggu karyawannya menyiapkan menu yang sudah dipesan. 


Kami memesan seporsi pancake, roti bakar, dan nasi goreng sebagai menu utama. Untuk minumnya ada teh hangat dan kopi. 


Soal rasa sih seperti nasi goreng pada umumnya. Tapi yang paling saya suka dari ketiga menu yang disajikan yaitu roti bakarnya. Enak banget. Rotinya pakai roti gandum dan selai strawberry. Gurih, masih hangat dan manis. Wajib dicoba kalau kalian datang kesini. 


Over all, sejauh ini menginap di Taman Danu Glamping & Camping pelayanannya sangat memuaskan. Cepat dan tanggap apapun yang dibutuhkan tamu yang menginap. 


Ohya, untuk tarif kami menginap di tipe Glamping Putih kalau weekdaynya sebesar 275K sudah sama sarapan. Sedangkan untuk weekendsnya 325K termasuk sarapan juga. Tapi tarif bisa berubah sewaktu-waktu. 


Untuk lebih lengkapnya, kalian bisa berkunjung ke akun ignya di Taman Danu Glamping Ground. Untuk pemesanan kamarnya masih melalui whatsapp ya. Belum ada di aplikasi travel lainnya.


Untuk nomor whatsApp yang bisa dihubungi yaitu (+62 877-8291-1269)


Setelah sarapan, kami balik ke tenda untuk bersiap-siap menuju destinasi selanjutnya. Habis mandi meskipun airnya sangat dingin sekali, kami jalan-jalan sebentar ke salah satu destinasi wisata yang ada di sekitaran Bedugul. 


Ceritanya saya lanjutkan di episode berikutnya ya. Jangan bosen membaca cerita saya kali ini. Masih ada beberapa tulisan tentang touring kami ke Bali. Ditunggu saja !

 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Saturday, 13 May 2023

Menginap di Hotel Santika Premiere Bintaro Gak Bakalan Kapok !


Kerja sambil jalan-jalan, pastinya enak dong ya. Apalagi semua ditanggung oleh negara kecuali duit buat oleh-oleh,hehehe. Ini pertama kalinya saya dapat tugas dinas menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan RI di daerah Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel).


Pertama kalinya juga stay di Tangsel. Tepatnya di Hotel Santika Premiere Bintaro, Tangsel. Hotel bintang empat yang lokasinya gak jauh-jauh dari pusat perbelanjaan. Tapi nih, ada tapinya. Barang-barangnya harganya rata-rata mehong semua bila dibandingkan kalau nginap di daerah Tanah Abang atau Tamrin sana, hehehe. 


Hari Senin siang, saya jalan ke bandara dari rumah. Sudah janjian sama Mas Faizin bertemu di bandara saja. Cuaca siang itu cukup cerah. Sepertinya penerbangan Lombok - Jakarta akan baik-baik saja, semoga. Untuk cerita penerbangannya bisa kalian baca di postingan saya sebelumnya beberapa waktu yang lalu. 


Bisa baca disini : Terbang to Lombok bersama Garuda Indonesia





Sampai di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, kami berdua mencari grab yang sudah dipesan. Perjalanan dari bandara menuju hotel lancar jaya karena lewat tol baru. Kalau gak salah kami melalui Tol Kunciran-Serpong lalu masuk Tol Serpong Cinere. Katanya lebih cepat dan gak kena macet. Memang bener sih, pas di Tol Kunciran emang bebas hambatan, serasa tol sendiri hehehe.


Sesampainya di hotel, kami bergegas turun dari mobil lanjut menuju lobi hotel. Dari penampakannya, hotelnya lumayan kece. Gak begitu besar alias sedang-sedang saja. Yang buat saya suka dengan hotel ini, yaitu berada di kawasan yang bener-bener sejuk. Banyak pepohonan, so gak panas-panas amat. Apalagi kiri-kanan diapit sama gedung-gedung tinggi yaitu sebuah apartemen yang dinamakan CDB, saya gak tau kepanjangannya apa. Ada yang bisa kasi jawaban ?. 


Hotel Santika Premiere Bintaro beralamatkan di CDB Bintaro Jaya,Jalan Prof.DR Satrio Blok B7 No.A3-01,Pd Jaya, Kec.Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten. Gak jauh juga dari Transmart Transpark Bintaro, tempatnya bermain di wahana penuh dengan salju buatan. Keren tempatnya tapi belum sempat nyobain wahana main bola-bola saljunya. 


Setelah check in hotel, kami menuju kamar buat beristirahat menggunakan lift. Suasana ruang lobinya cukup luas dan harum khas hotel tercium di hidung. Pertama kali nginap di hotel di tahun 2023 ( katrok amat ). 


Keluar lift, kami harus membuka pintu lorong dengan menempelkan card kamar. Bener-bener aman nih hotel. Melihat lorongnya yang berlantaikan karpet dan dindingnya dihiasi dengan lampu-lampu remang. 


Fasilitas Kamar Tidur






Kita mulai mereview hotel ini dari kamar tidurnya. Buat saya ini point paling penting dari sebuah hotel, tempat tidurnya. Kebetulan panitia acara sudah memesan kamar buat para peserta kelas superior. Saya dan Mas Faizin sudah request ke panitia buat sekamar saja biar enak koordinasinya karena sama-sama dari NTB. 


Kami mendapatkan kamar superior dua bed yang berada di lantai enam. Kamarnya sih menurut saya gak begitu besar tapi masih nyaman. Fasilitas di dalam kamar seperti biasanya, ada dua beds, meja kerja, alat pemanas air, dua buah gelas beserta air mineral botolan, layar LED dengan puluhan channel, lemari pakaian, gantungan baju, telfon dan dua pasang sendal hotel. 


Untuk kamar mandinya sama seperti biasa juga. Ada closed duduk, cermin, ruang shower lengkap air panas dan dingin yang diberi pembatas pintu kaca, sabun, shampo cair, pasta gigi, sikat gigi, pengering rambut dan yang penting ada handuk putih ya guys. Over all, kamar mandinya cukup nyaman dan bersih. 


Restourant





Kalau sudah bahas perut lapar, mari kita turun ke lantai satu untuk makan di restonya. Seperti biasa, tamu yang menginap diberi sarapan pagi dari jam tujuh sampai sepuluh pagi. Menunya juga beragam. Ada menu pembuka, utama dan penutup. Selama lima hari menginap, menu sarapannya ganti-ganti. Nah yang saya ingat untuk menu sarapan yang paling enak itu nasi gorengnya. 


Kalau saya sih pengen nyobain semuanya tapi itu gak mungkin. Kasian perut nantinya, hahaha. Mengambil sepiring nasi goreng setelah itu memesan telor mata sapi setengah mateng. Disini makanannya fresh semua. Ada live cooking-nya juga lhoo. Jadi buat yang mau makan telor mata sapi atau omelet, bisa langsung datang ke para chefnya yang sudah siap melayani para tamu hotel. 


Over all, restonya cukup nyaman dan gak terlalu sempit. Untuk penampakannya sih bergaya elegan dengan meja kursi terbuat dari kayu dengan kursi dan Sofanya yang empuk.Penyajian makannya juga gak monoton. Setiap hari berganti-ganti menu sehingga gak bosen saja. Bayangin saja lima hari menginap dengan menu yang itu-itu saja. Pasti bosen kan. Untuk rasa masakan dan minumannya cukup oke. Saya suka dengan rasa dan cocok di lidah. Apalagi dengan berbagai sajian minumannya. Ada yang seger-seger di kala panasnya Kota Tangerang. 


Swimming Pools dan Gym 




Beranjak ke kolam renangnya. Ini yang saya suka dari hotel yang memiliki lokasi kolam renangnya di rooftop. Gak di lantai paling atas tapi kolam renang di hotel ini letaknya di lantai enam. Bisa dibilang satu lantai dengan kamar saya. Dan asyiknya lagi, setelah buka pintu kamar. Hanya berjalan sepuluh langkah, sudah sampai di area kolam renangnya. 


Ukuran kolam renangnya gak terlalu besar. Ada kolam renang untuk anak-anak dengan kedalaman sekitar satu dengkul orang dewasa. Sedangkan untuk kolam renang dewasanya sekitar 1,6 meter saja. Gak terlalu dalam menurut saya. 


Kecenya kolam renang ini berada di rooftop gitu dengan pembatas kaca satu sisinya. Jadi sambil berenang, kita bisa melihat pemandangan gedung-gedung tinggi Kota Tangerang Selatan dan menikmati terbitnya matahari. 




Fasilitas yang didapat kalau menginap disini yaitu handuk kering, ada toilet atau kamar ganti untuk berbilas dan ada kursi malas gitu. Jadi bener-bener asyik nongkrong disini pas habis berenang. 


Ini kedua kalinya saya berenang di kolam renang yang letaknya di lantai atas hotel. Dulu pertama kali pernah berenang di Hotel Aston Premiere Bekasi. Itu juga kolam renangnya berada di lantai paling atas. Jadi kita bisa melihat view Kota Bekasi dari atas. 


Back, untuk kolam renang Santika Premiere Bintaro menurut saya keren. Apalagi di area yang sama dengan hotelnya ada ruang gym- nya. Jadi sebelum berenang atau malas berenang, kita bisa gunakan fasilitas gym. Tempatnya gak terlalu ramai kalau pagi.


 


Btw, kita sudah bahas kamar, resto, kolam renang dan ruang gym-nya. Sejauh menginap di hotel ini, pelayanannya cukup baik. Oh ada satu lagi yang belum dibahas yaitu ruang meetingnya. Saya dan peserta undangan lainnya mendapatkan ruang meeting yang standar menurut saya. Sama seperti ruang meeting di hotel lainnya. Dari segi fasilitas cukup oke. Penerangan, tempat duduk, sound sistem dan penyampaian materi cukup baik. Good Job buat panitia yang sudah bekerja keras membuat acara yang cukup berkesan buat saya. 


Kurang lebih lima hari berada di hotel ini, makanannya juga enak-enak. Gak ada yang buat kecewa. Makanannya masih hangat, minuman yang segar dan kopi hangat yang terpenting. Soalnya kalau gak ngopi sehari, kepala jadi pusing. Apalagi sudah mumet sama tugas kantor lainnya, Asyiik. 


Buat kalian khususnya para emak-emak yang sedang staycation di hotel ini, gak perlu khawatir soal tempat shopping. Keluar hotel dari pintu belakang, kemudian berjalan kaki sekitar lima menit. Kita sudah sampai di Transpark Bintaro Mall. Di sampingnya lagi ada Living Mall Bintaro. Gak jauh dari kedua mall tersebut ada tempat surganya kuliner yaitu Pasar Modern Bintaro Jaya. Pengen makan masakan Padang, Betawi, Jawa, China, Korea atau Jepang ada disini. Kebetulan kemarin saya cobain makan Nasi Goreng Mawut dan Sate Padang (gak sempet fotoin). 


Bila bosan dengan masakan hotel, kalian bisa nyobain berbagai macan kuliner disini. Bakalan kenyang pokoknya. Harganya juga cukup terjangkau. 


Terakhir, saya menginap di hotel ini cukup banyak dapat hiburan. Antara lain, bisa nonton film Marvel yang sedang tayang di bioskop, bisa berenang di kolam renangnya, merasakan tidur di kasur empuk, mandi air hangat, nge-gym sekali-kali, dan kulineran di sekitar hotel. Banyak point menarik yang saya dapatkan. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 18 February 2023

Ke Kota Bima Nginapnya di Marina Hotel : Mampir di Terminal Dara Bima


Nginapnya kapan, nulisnya kapan !. Agak lumayan lama tersimpan di dalam draft. Akhirnya selesai juga tulisan ini. Dua tulisan sebelumnya tentang cerita saya menginap di salah satu hotel. Nah di cerita ketiga di awal Februari ini masih tentang sebuah hotel yang ada di Kota Bima.

Cerita saya saat bertugas ke Kab.Bima di tahun lalu bareng temen-temen Kemenkes RI. Kalian masih ingat cerita hampir ketinggalan pesawat Wings Air Lombok-Bima waktu itu ?. Nah ini dia kelanjutan ceritanya. 

Bisa buka link blognya disini : Hampir Ketinggalan Pesawat Wings Air




Saat itu lagi hari apes saya kali ya. Dari berangkat sudah hampir ditinggal pesawat gara-gara tiket saya dipakai sama salah satu keluarga pejabat. Sampainya di Bima, saya sendiri yang gak menginap di hotel yang sama dengan rombongan lain karena kehabisan kamar. 

Pikir-pikir lagi. Dibilang apes, gak juga. Disitu saya sempat bersyukur gak bareng rombongan karena gak mau ribet. Kebetulan juga hotel rombongan lainnya lumayan jauh dari pusat makanan. Dibandingkan dengan penginapan saya kali ini yang berada di pusat Kota Bima dan jantungnya kulineran. 

Meskipun hotelnya terbilang cukup sederhana (bintang dua), tapi menurut saya hotel ini sangat rekommended buat kalian para backpacker yang mencari penginapan murah di Kota Bima. Salah satunya di Marina Hotel. 

Marina Hotel masih satu saudara dengan Marina Inn tempat menginapnya rombongan lainnya. Dibandingkan dengan Marina Inn, cukup jauhlah dari segi gedung dan fasilitasnya. Marina Inn, hotel baru yang dibangun dengan desain modern yang lokasinya berada persis di seberang Pantai Taman Amahami dan gak jauh dari Masjid Terapung Amahami, Kota Bima. 

Sedangkan Marina Hotel, bangunan hotelnya bersebelahan dengan pertokoan gak jauh dari Pasar Senggol, Kota Bima. Lokasinya juga sangat strategis dan jalanan di depan hotelnya cukup ramai lancar. Di sekitar hotel ini juga banyak penjual buah srikaya atau orang Bima biasa menyebutnya geroso. Buah srikayanya besar dan dagingnya tebal. Perlu dicoba dan dibawa pulang buat oleh-oleh orang rumah.




Dibilang kecewa gak dapat penginapan di Marina Inn sih gak juga. Marina Hotel juga cukup nyaman dan dekat dari manapun. Mau ke Museum ASI Mbojo Bima cukup dekat. Mau ke Pantai Amahami juga dekat dengan berjalan kaki. Dan yang buat saya seneng itu, sangat dekat dengan Terminal Dara, Kota Bima. 

Ada apa dengan Terminal Dara ?. Saya sangat suka dengan dunia per busan. Anak busmania gitu deh sejak kecil. Hampir semua nama PO bus saya tahu. Untuk jurusan Mataram - Bima, PO nya cukup ramai yang beroperasi. Kurang lebih ada sembilan PO bus yang masih beroperasi di lintasan ini. Terminal Dara sangat ramai disaat menjelang malam. semua bus yang menuju Kota Mataram jadwal keberangkatannya sekitar jam enam sore sampai delapan malam. 

Kok ngebahas bus sih ?. Kembali ke Marina Hotel.





Setelah mengantarkan rombongan yang menginap di Marina Inn Hotel, saya melanjutkan perjalanan menuju Marina Hotel yang jaraknya gak begitu jauh. Saya diantar oleh mobil sewaan, so gak perlu memesan ojek online lagi. hehehehe. Menyusuri Jalan Sultan Kaharuddin, sore itu sambil melihat suasana Kota Bima yang terbilang ramai lancar. Gak lama kemudian mobil sudah berhenti di depan sebuah hotel dengan penampakan sebuah gedung kaca dengan cat warna orange. Saya pun turun dari mobil membawa tas ransel yang selalu setia bersama kemanapun saya pergi. 

Sesampainya di depan hotel, saya melihat jam tangan. Waktu sudah menunjukkan jam lima sore. Mata sudah mulai mengantuk dan badan terasa lengket. Sudah saatnya beristirahat biar esok harinya kembali segar. Masuk di ruang lobinya yang gak begitu luas. Hanya terdapat meja resepsionis lengkap dengan petugas hotelnya dan satu deret kursi besi. 

Petugas check in nya cukup ramah, cantik pula. Gak menunggu lama mbaknya memberikan kartu sebagai kunci untuk satu kamar yang lokasinya berada di lantai dua. Gak ada lift, hanya terdapat tangga menuju lantai dua. Melewati sebuah restonya yang cukup luas. Ada sofa panjangnya juga untuk bersantai. Suasana sepi banget, terasa horor sedikit.

Kamar saya berada di bagian belakang. Masuk ke dalam kamar dengan menempelkan kartu (seperti hotel pada umumnya). Suasana kamarnya cukup bersih dan gak lembab. Fasilitas seperti hotel pada umumnya. Ada satu bed besar untuk dua orang. Ada kamar mandi dalam yang cukup bersih. Ada layar tv berukuran 45". Ada lemari baju, meja kerja dan jendela yang bisa melihat ke arah luar hotel. Buka gorden jendela, hanya terlihat atap rumah orang sebelah. It's oke-lah, terpenting bisa melihat langit dikala senja tiba,Asyiiik. 




Eh lupa, di kamarnya juga ada AC-nya yang sangat dingin, habis diservice mungkin kali ya. Kasur lengkap dengan dua bantal yang empuk. Hanya saja gak ada guling saja pemirsa. Guling hidupnya ada di rumah, so gak dibawa,hehehe (receh). Berhubung acara sore itu santai-santai, saya pergunakan untuk mandi biar bersih dan wangi, biar gak diikutin sama jin. 

Kamar mandinya juga ukurannya lumayan besar. Ada handuk mandi, handuk kecil, sabun, shampo, sikat gigi, pasta gigi, wastafel, shower, closed duduk dan kamar mandinya cukup wangi. Airnya juga lancar. Enaknya wifinya masuk ke dalam kamar mandi. Jadi bisa nonton youtube sambil nongkrong di dalam kamar mandi ( ngerti kan maksudnya, hehehe). 

Setelah mandi, lanjut rebahan di kasurnya sambil nonton tv. Hmmmm, sayang sekali chanel tvnya gak ada yang sesuai dengan tontonan. Oke, saya buka hanphone saja dan mengaktifkan wifi hotelnya. Sinyal wifinya cukup kenceng. So, nonton youtube saja sampai ada panggilan whatsapp untuk makan malam bareng temen-temen rombongan. 

Enaknya disini itu kalau mau makan keluar, tinggal nyeberang hotel atau di sebelah hotel juga ada abang penjual nasi goreng. Kalau mau makan gado-gado atau sate madura, bisa berjalan kaki ke Lapangan Merdeka Serasuba yang berada di depan Museum ASI Mbojo. Disana banyak sekali penjual makanan dan warung kaki lima. Cukup berjalan kaki sekitar lima menitan, kita sudah sampai di lokasi.






Keesokan paginya, saya sengaja bangun agak pagian sehabis Shalat Subuh untuk berolahraga berjalan kaki sekitar hotel saja. Muter-muter Lapangan Serasuba, selfiean di depan Museum ASI Mbojo Bima. Lanjut ke Terminal Dara buat nongkrong sambil ngopi yang akhirnya gak jadi ngopi, hahaha. 

Ada beberapa bus yang terparkir di area dalam terminal. Ada bus Tiara Mas berlivery serba pink dan Dunia Mas berlivery serba hijau yang sama-sama bermesin Hino. Ada juga bus-bus berukuran kecil yang melayani rute Sape dan Dompu. Kapan-kapan pengen nyobain naik mini bus ini ke Dompu atau ke Sape, pasti seru cerita perjalanannya. Widih langsung sinyal busmania saya kenceng kalau sudah di terminal. Hahahaa. 

Btw, ini lagi bahas apa sih, hotel apa bus ? Hahahaha. 



Setelah agak lama mampir di Terminal Dara, saya memutuskan untuk balik ke hotel buat sarapan. Katanya menu sarapannya nasi kuning. Sempat tanya sama petugas reseptionisnya tadi pagi kalau sarapannya dimulai jam tujuh pagi. 

Berhubung perut sudah laper, olahraganya kita cukupkan dulu. Saatnya menghajar nasi kuningnya. Tiba di lobi hotel, saya langsung naik ke lantai dua tempat restonya. Cara menghidangkan sarapannya gak prasmanan seperti hotel-hotel pada umumnya. Setiap tamu hotel sudah diberi jatah satu kotak nasi kuning. Seperti acara hajatan gitu ya, hehehe. 

Ya begitulah kebanyakan hotel yang berada di Kota Bima, sarapannya menggunakan sistem nasi kotak. Tapi jangan dilihat dari penampakan kotaknya ya. Cobain dulu rasa nasi kuningnya. 

Terdiri dari satu porsi nasi kuning lengkap dengan lauknya. Ada daging rendang, ayam suwir, telur rebus, mie goreng dan tempe goreng. Gak lupa serundeng yang ditaburi di atas nasi kuningnya. Sebagai pelengkap, diberi sambal goreng juga sebagai penambah nafsu makan. Soal rasa, nasi kuningnya pulen banget. Rasa bumbunya nendang, apalagi yang saya suka daging rendangnya. Hmmmm... Rancak Bana (ala Uda Minang). 

Saya duduk manis di salah satu meja di restonya sambil menikmati nasi kuning di kala pagi menyambut dengan senyum dan semangat. Sinar matahari pagi pun masuk menyelinap di sela-sela jendela kaca hotel (Bukan Anak Senja tapi Anak Pagi). 

Over all, menginap di Marina Hotel itu not bad lah. Hotelnya nyaman, bersih dan gak buat kecewa. Selama dua hari di Kota Bima, saya merasa pelayanannya cukup baik. Rekommended buat kalian yang datang ke Bima untuk urusan bisnis, tugas dinas atau liburan. Bisa cobain hotel ini sebagai tempat stay. Untuk urusan booking, bisa melalui aplikasi online seperti Traveloka atau Tiket.com.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra