Showing posts with label Explore Bima. Show all posts
Showing posts with label Explore Bima. Show all posts

Friday, 14 October 2022

Sunset di Taman Panda, Pantai Kalaki Bima Kece Habis !


Hello... Kembali lagi ke Bima !


Salah satu kabupaten yang berada di paling timur Pulau Sumbawa ini memiliki banyak destinasi wisata yang wajib kalian kunjungi. Ada Pantai Amahami, Pantai Kalaki, Masjid Terapung Amahami, Museum ASI Mbojo di Kota Bima dan masih banyak lagi yang lainnya.


Yang paling saya sukai kalau datang ke Bima yaitu view sunsetnya guys. Beberapa minggu yang lalu saya berkesempatan datang ke Bima bersama rombongan dari Kemenkes RI. Kebetulan mereka ada kegiatan selama tiga hari di Kab.Bima dan Dompu. Kami dari provinsi ikut mendampingi mereka. 


Selesai tugas dinas dari pagi hingga sore, gak lengkap rasanya kalau gak datang ke tempat yang kece dan kulinerannya enak. Di Bima ada salah satu tempat yang rekommended banget buat didatangi yaitu Taman Panda yang masih berada di wilayah Pantai Kalaki. Disini ada banyak lesehan yang menjual berbagai aneka macam sea food. Sudah kebayang bakalan menyantap Ikan bakar, cumi kabar, kepiting bumbu asem manis dan hasil laut lainnya. 





Lokasi Taman Panda ini berada kurang lebih 10 km dari pusat Kota Bima atau masih satu kawasan dengan Pantai Kalaki, Teluk Bima. Jadi sangat cocok sekali menikmati makan sore bersama para sea food di pinggir pantai. Pantai disini ombaknya gak besar seperti pantai-pantai di Lombok. Disini pantainya sangat tenang, anginnya sepoi-sepoi dan viewnya kece habis. Kita bisa melihat Teluk Bima dengan deretan perbukitan hijau khas Bima. Kita juga bisa melihat dari kejauhan Kota Bima dan perahu-perahu yang hilir mudik di waktu mencari ikan di laut.


Sesampainya di lokasi, kami tertuju ke salah satu warung. Terlihat kesibukan ibu-ibu penjual ikan yang sedang melayani pembeli. Sudah tercium aroma ikan segar yang dibakar. Perut tambah lapar, gak sabar ingin menyantap hidangan yang dipesan. 


Saya memilih duduk di semacam gazebo yang gak beratap tepat di pinggir pantai. Tempatnya terbuat dari potongan bambu dan kayu. Jumlahnya juga gak hanya satu, tapi banyak sekali. Hampir sepanjang area makan dibangun gazebo di pinggir pantai.




Jadi tempat duduk ini berada di seberang lesehannya dan masih satu kepemilikan. Buat kalian yang mau hilir mudik, harus hati-hati dengan kendaraan yang lalu-lalang. Kebetulan sore itu lagi ada acara di Taman Panda dan akses jalannya ditutup. Jadi kendaraan yang lewat hanya yang akan mampir makan aneka sea food disini. 


Apa yang akan kami santap, sudah dipesan. Saya sih ngikut rombongan saja mau makan apa. Yang penting dibayarin alias gratis tis tis, hehehe. Sambil menunggu pesanan datang. Kami foto-foto di area pinggir pantai sambil menikmati suasana. Ada juga salah satu dari rombongan yang buat video. 





Menjelang waktu senja, langit di barat sudah berwarna orange kebiruan. Pertanda malam hari akan tiba. Untungnya cuaca lagi bersahabat, saya bisa menikmati sunset dari Pantai Kalaki. Nice banget sunsetnya. Matahari seakan bersembunyi di balik perbukitan. Angin pantai yang berhembus juga menambah suasana saat itu menjadi syahdu. Suara-suara adzan magrib berkumandang memanggil untuk segera melaksanakan kewajiban Shalat Magrib.


Setelah selesai shalat di tempat yang tersedia di lesehan ini, pesanan sudah siap. Saatnya menyantap menu-menu spesial yang dipesan. Ada Ikan Bumbu Palumara, Ikan Bakar Bumbu Asem Manis dan masih banyak lagi lainnya. 




Soal rasa gak perlu diragukan lagi. Yang paling saya sukai dari hidangan yang dipesan yaitu Ikan Bumbu Palumara dan Ikan Bakar bumbu Asem Manis. Ikan Palumara yang dipesan yaitu ikan baronang dengam bumbu kuning atau bahasa kerennya Ikan Bumbu Palumara. Bisa-bisa nambah dua piring nasi nih.


Untuk harganya kalau pesennya sepaket, ada nasi,sea food dan minumnya kisaran 100 - 150 ribu untuk 4 sampai 6 orang. Cukup murah bukan. Tempat kaki lima rasa hotel bintang lima. Rekommended buat kalian yang berkunjung ke Bima dan Kota Bima, bisa mampir di Taman Panda, Pantai Kalaki. Dari Bandara Sultan Salahuddin Bima juga hanya waktu tempuh lima belas menitan saja.


Itu dia sedikit cerita saya tentang menikmati sunset sambil kulineran di Taman Panda, Pantai Kalaki, Kab.Bima. Untuk cerita dari Kota Bima lainnya ditunggu saja ya. Masih banyak cerita-cerita seru yang bakal saya tulis di blog ini. Semoga gak bosan saja. Amin. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Thursday, 28 April 2022

Mengenal Lebih Dekat Museum ASI Mbojo Bima : Eks Istana Kesultanan Bima


Datang ke Kota Bima, gak lengkap rasanya bila gak mengunjungi salah satu bangunan bersejarah yang ada di kota ini. Sebut saja Museum ASI Mbojo Bima yang lokasinya gak jauh dari tempat saya menginap. 

Sabtu sore adalah waktu yang pas buat saya datang ke museum ini. Letaknya juga sangat strategis. Jadi gak perlu repot-repot mencari transportasi umum atau online. Tinggal berjalan kaki menuju arah Alun-Alun Kota Bima, kita sudah bisa melihat dari jauh bangunan dari Museum ASI Mbojo ini yang berada di sebelah timur dari Alun-Alun Kota Bima. 



Sesampainya di depan pintu gerbang museum, saya melihat salah seorang penjaga di loket tiket masuk. Saya pun bertanya apakah museum Hari Sabtu buka untuk umum atau gak. Ternyata hari itu saya beruntung sekali. Museum dibuka sampai jam lima sore. Lihat jam tangan, waktu masih jam empat sore. Masih ada waktu satu jam untuk berkeliling di luar dan dalam bangunan museum. 

Saya waktu itu membayar tiket masuk 2 ribu rupiah saja. Setelah mendapatkan ijin masuk, saya langsung berjalan ke sisi barat bangunan museum. Penampakan bangunan museumnya kece banget. Perpaduan antara bangunan Eropa dan Bima. Taman di sekitar bangunan museum juga cukup terawat. Jadi penasaran ingin melihat di dalam ada apa saja ya ?. 

ASI Mbojo atau Istana Bima merupakan istana peninggalan Kesultanan Bima. Istana ini terletak di Jalan Sultan Ibrahim no.2, Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ASI Mbojo saat ini sudah beralih fungsi menjadi museum dan diberi nama Museum ASI Mbojo. Bangunannya masih terlihat anggun meskipun telah berumur ratusan tahun. Di masa lalu, bangunan ini gak hanya sebagai pusat pemerintahan saja melainkan sebagai kediaman serta lambang identitas sebuah bangsa. Dari beberapa artikel yang saya pernah baca, di istana ini bendera merah putih pertama kali dikibarkan di Bima.

ASI Mbojo dibangun pada abad ke-19. Tapi pada tahun 1927, bangunan aslinya dibongkar karena sudah gak layak lagi digunakan. So, dibangun bangunan istana yang lebih besar dari sebelumnya pada tahun 1930. Sultan Bima yang melaksanakan pembangunan istana ini yaitu Sultan Ibrahim dan Sultan Muhammad Salahudin. 



Istana Bima merupakan bangunan yang bergaya campuran Mbojo dan Eropa. Perancangnya yaitu Rahatta, seorang arsitek kelahiran Kota Ambon yang sengaja didatangkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda ke Bima. Untuk dapat terselesaikan dengan segera, Rahatta dibantu oleh Bumi Jero Istana sampai selesai pada tahun 1929. Pembangunan dapat terselesaikan dalam waktu tiga tahun. 

Istana ASI Mbojo merupakan bangunan permanen yang memiliki dua lantai. Arsitekturnya merupakan perpaduan arsitektur asli Bima dan Belanda. Pembangunan dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat. Untuk biaya pembangunan berasal dari anggaran belanja kesultanan. Bangunan istana diapit oleh dua pintu gerbang timur dan barat yang dijaga oleh pengawal kesultanan pada masa itu. Konsep dari bangunan itu hampir sama dengan bangunan istana lain di tanah air yang menghadap ke arah barat.



Apa saja ya ada di dalam bangunan museum ?. Saya pun berjalan memasuki museum. Terlihat di depan teras depan, ada sekelompok siswi yang sedang latihan tari. Saya kurang tau tarian apa, yang jelas dari musiknya yaitu tarian khas Bima. Gerakannya juga sangat bagus apalagi yang nari guys, hahaha

Gak terbuai melihat yang latihan menari, saya segera masuk ke dalam. Terlihat banyak sekali pajangan foto-foto di dinding ruangan. Foto-foto ini menceritakan perjalanan panjang masa kejayaan Kesultanan Bima di masa lalu. Di salah satu dinding terdapat nama-nama raja dan sultan pertama sampai terakhir yang menjabat tahun 1951. 

Terlihat lantai dan dinding ruangan cukup terawat dan bersih sekali. Bener saja, memasuki area ruangan saya merasakan suasana yang berbeda yaitu hening dan sunyi. Namanya juga bangunan jaman dulu. Untungnya disini masih ada beberapa orang yang berada di dalam ruang. Jadi gak sendirian. Horor juga kalau jalan sendirian memasuki ruang per ruang. Ada beberapa kamar juga, salah satunya kamar Bung Karno yaitu Presiden RI yang pertama.

Saya hanya berdiri di depan pintu yang memang dibuka. Saya melihat ada beberapa perabotan yang masih terawat seperti tempat tidur dengan kelambunya, meja kerja kayu, lemari dan beberapa foto yang tergantung di beberapa sisi kamar. Dari beberapa artikel yang baca, dulu kalau presiden atau pejabat negara datang ke Bima. Menginapnya di Istana ASI Mbojo Bima. 




Btw, sempat merinding juga kalau datang sendirian kesini. Disini saya gak menakut-nakuti siapapun, tapi yang saya rasakan kemarin demikian. Saran saja, kalau mau kesini ya bareng temen biar ada nemenin ngobrol. Sebenarnya disini ada tour guidenya yang menjelaskan sejarah ASI Mbojo tapi gak tau pas saya kesana gak ada salah satu petugas. Apa mungkin sudah sore kali ya ?. Jadi beberapa pegawai museum sudah pulang. 

Setelah mengexplore lantai pertama museum ini, saya melanjutkan menaiki anak tangga yang terbuat dari kayu kokoh menuju lantai dua. Disini saya melihat beberapa peninggalan bersejarah yang disimpan. Seperti senjata, pakaian adat kerajaan Bima dan lain sebagainya. Di lantai ini lebih sunyi dan hening. Wah, kebayang kan sensasinya berada seorang diri di lantai dua. Mana ada patung-patung pula. Horor dikit sih, tapi Alhamdulillah gak terjadi apa-apa selama saya mengexplore museum ini. 



Hari semakin sore, cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan juga semakin sedikit. Suasana juga sudah mulai lebih hening dari sebelumnya. Saatnya saya berjalan ke luar menuju pintu teras depan. Masih tampak para siswi yang sedang latihan tari. Saya pun gak lupa mendokumentasikannya. 

Sebelum meninggalkan area museum, saya menyempatkan berkeliling di taman museum. Ada beberapa buah meriam yang masih terawat di depan museum. Tanaman juga sangat beragam. Rerumputan yang hijau dan rapi menggoda saya untuk duduk sejenak menikmati penampakan bangunan  ASI Mbojo Bima yang sudah berubah fungsi menjadi museum. Saya membayangkan kehidupan jaman dulu di istana ini. Jauh dari kehidupan serba modern seperti sekarang.

Di seberang museum, tampak para warga yang sedang asyik bersantai di Lapangan Serasuba. Dulunya lapangan ini digunakan untuk latihan para prajurit atau tentara pada masa itu. Sekarang Serasuba difungsikan untuk tempat bermain, berolahraga dan bersantai warga Kota Bima dan sekitarnya. Disini juga kita gak khawatir kelaparan dan kehausan. Banyak sekali para penjual makanan dan minuman disini. Ada jual Gado-Gado Madura yang super enak itu lhoo disini. Kok jauh bener ya dari Madura ? Hehehe.

So, saya merasa senang bisa ke Museum ASI Mbojo Bima karena saya bisa belajar sejarah dari Kerajaan Bima pada masa lalu. Untuk kesannya sih agak sedikit serem buat saya pribadi saat berada di antara ruang di dalam museum. Bener-bener bangunan yang klasik nan anggun. Bukannya saya menakut-nakuti tapi memang benar rasanya agak sedikit merinding. Tapi namanya kita hidup berdampingan dengan makhluk lain di dunia ini. Jangan takut karena kita beda alam. Itu saja ! Asyiiik. 

Over all, saya sangat mengagumi bangunan Museum ASI Mbojo Bima ini. Salut sama pemerintah setempat yang merawat dan menjaga cagar budaya yang menjadi saksi sejarah kejayaan Kerajaan Bima pada masa lalu. 

Di penutup cerita mengexplore Museum ASI Mbojo, saya ingin mengingatkan kepada generasi muda bahwa janganlah lupa sama sejarah karena bangsa yang besar yaitu bangsa yang gak lupa dengan sejarahnya ! Asyiiik. 

Oke itu dia sedikit cerita tentang Museum ASI Mbojo, untuk lebih lengkap dan jelasnya info tentang museum ini. Kalian bisa kunjungi website resmi dari Pemerintah Kab.Bima. Disana dijelaskan secara detail profil museum ini. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 26 March 2022

Menikmati Sunset dari Masjid Terapung Amahami : Pantai Amahami Kota Bima


Lokasi pertama yang saya kunjungi di Kota Bima yakni Masjid Terapung Amahami. Letaknya berada di pinggir Pantai Amahami, Kota Bima. Kenapa dinamakan masjid terapung ?. Karena masjid ini dibangun di atas air seperti masjid yang terapung di permukaan air. 


Hari kedua berada di Kota Bima saya berpikir, "mau kemana jalan-jalan ya sore gene ?". Buka google maps, ada beberapa tempat yang asyik buat dikunjungi. Tapi saya lebih tertarik untuk mengunjungi salah satu pantai yang bernama Pantai Amahami yang lokasinya gak jauh dari penginapan.


Sore itu kebetulan sudah gak ada kerjaan. Jadi agak santai dan bisa jalan-jalan. Kali ini saya pengen jalan sendiri dulu biar lebih maksimal menikmati Kota Bima di sore hari. Setelah mandi dan menyiapkan kamera kesayangan, saya langsung memesan Grab via aplikasi. Di Kota Bima sudah ada ojek online lhoo tapi baru Grab saja. Yang lainnya belum ada. Dapetin drivernya juga gak lama. Buka aplikasi, ketik mau kemana dan dijemput dimana, langsung ada drivernya. Kali ini saya pake yang bike alias motoran saja biar lebih murah. 





Setelah dijemput sama bapak ojol, kami langsung tancap gas ke Pantai Amahami. Sambil duduk di belakang bapak ojol, saya melihat-lihat suasana sore hari di pusat Kota Bima. Ramai juga ya di kota yang terkenal dengan sebutan Kota Tepian Air ini. Banyak lalu lalang kendaraan bermotor, banyak persimpangan jalan, pertokoan, melewati taman mirip seperti alun-alun, melewati Terminal Dara yang merupakan terminal besar tempat berkumpulnya bus-bus dengan tujuan Bima-Mataram. Kapan-kapan kita spoting bus di terminal ini.


Kota Bima merupakan kota terbesar kedua setelah Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Yang paling saya suka dari kota ini yaitu kotanya berada di pinggiran teluk lhoo. Makanya disebut Kota Tepian Air. Jadi kalau ke Kota Bima, kalian gak bakalan bingung mau kemana. Salah satu spot terbaik buat menikmati sunset ya di kota ini.


Kurang lebih lima menitan, saya sudah sampai di depan sebuah taman yang cukup tertata rapi. Banyak pengunjung dan pedagang kaki lima disini yang saya lihat. Btw, saya sudah berada di Pantai Amahami, duh senang sekaleee !. Setelah turun dari motor dan bayar ojol sebesar sepuluh ribu saja, saya berjalan kaki sambil cuci mata di pantai ini. Gak seperti pantai-pantai yang memiliki deburan ombak dan pasir putih yang pernah saya kunjungi. Tapi Pantai Amahami seperti sebuah taman yang memiliki panorama teluk dengan view yang kece. 


Nongkrong dulu sambil memesan kopi hangat dan duduk menghadap ke Teluk Bima. Disini saya sangat terkesan dengan Masjid Terapung Amahami Bima. Tepat di depan saya duduk, berdiri sebuah masjid terapung yang bisa dibilang sangat menarik buat dibahas. Melihat Masjid Terapung Amahami ini, saya jadi teringat dengan salah satu pantai yang pernah saya kunjungi beberapa tahun yang lalu bernama Pantai Losari, Makassar. Dari landmarknya sangat mirip sekali dengan yang ada di Pantai Losari. Apa ada hubungannya masjid ini dibangun mirip seperti yang ada di Pantai Losari, Kota Makassar ?. 


Biar lebih jelas dan gak kepo lagi. Yuuk kita cerita sedikit tentang asa-muasal Masjid Terapung Amahami Bima dibangun !.







Masjid Amahami atau biasa disebut Masjid Terapung Amahami beralamatkan di Jalan Sultan Muhamad Salahuddin, Kota Bima. Kurang lebih lima belas menit dari Bandara Sultan Muhamad Salahuddin Bima dan lima ratus meter dari Terminal Dara, Kota Bima.


Masjid Terapung Amahami selesai dibangun pada akhir tahun 2017 lalu dan diresmikan pada tanggal 10 April 2018 oleh Walikota Bima; Bapak M. Qurais H.Abidin. Karena bentuk bangunannya yang unik dan menarik perhatian dari kejauhan. Dari informasi yang dipercaya, desain bangunannya merupakan hasil karya dari tim Universitas Petra Surabaya yang mendapat kepercayaan langsung dari Pemda Kota Bima. 


Desain Masjid Amahami ternyata juga mengandung makna khusus. Masyarakat Bima memiliki filosofi kepemimpinan yang dinamakan Nggusu Waru dan Uma Lengge. Dua unsur ini menjadi desain dasar masjid terapung dan dipadukan dengan desain bintang Al-Quds, simbol terkenal dalam ajaran Islam.


Di bagian kisi-kisi masjid diberi detail ornamen khas Bima yaitu Bunga Satako yang memiliki arti bunga setangkai. Filosofinya, seseorang harus bisa memberi kebaikan di keluarga maupun di masyarakat sekitar seperti bunga yang menyebarkan aroma harum di sekelilingnya. So, harapannya Masjid Amahami mampu menarik minat masyarakat dari Sabang sampai ke hatimu 'eh salah', ke Merauke maksudnya untuk datang ke Bima. 


Daya tarik bangunan dan lokasi yang strategis dari Masjid Amahami ini memang menjadi destinasi wisata favorit yang ada di Bima. Di medsos sudah banyak sekali berjamuran foto-foto kece masjid terapung satu ini. Yang saya suka dari desain masjid ini yaitu terkesan futuristik karena bagian atapnya berujung tajam. 






Yang buat saya selalu kangen sama Masjid Terapung Amahami yaitu moment sunsetnya. Disinilah tempat terbaik untuk menikmati sunset di Kota Bima. Apalagi masjid ini berada dalam satu kawasan dengan Pantai Amahami dengan view Teluk Bima dan perbukitan nan indah yang memanjakan mata. Bagi siapa saja yang datang ke Kota Bima dan menikmati senja disini, bakalan dibuat jatuh cinta dan pengen balik lagi ke Kota Bima. 


Gak terasa waktu sudah beranjak ke magrib. Adzan terdengar dari sela-sela toa masjid. Waktunya kami untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu Shalat Magrib berjamaah. Segera saya berjalan menuju masjid untuk mengambil air wudhu dan bersiap untuk shalat. Selesai wudhu, saya berjalan ke dalam masjid. Masjidnya terbilang cukup luas. Suasananya juga sangat tenang dan nyaman. Dari dalam masjid saya masih dapat menikmati indahnya langit yang berwarna kemerahan. Pengalaman pertama shalat di Masjid Terapung Amahami. Btw, selesai melaksanakan shalat magrib berjamaah, saya kembali ke penginapan untuk bergabung dengan teman lainnya untuk makan malam bersama.


Cerita dari Kota Bima episode Masjid Terapung Amahami saya cukupkan sampai disini dulu. Tapi jangan kecewa dulu karena ceritanya pendek. Next ada episode selanjutnya masih tentang Kota Bima yang dalam waktu dekat ini saya selesai tulis. Jaga kesehatan dan paket internet untuk mampir di blog yang gak jelas ini. hehehe. See You !.