Sunday, 6 April 2025

Mengexplore Pohon Berumur Ratusan Tahun : Pohon Purba (Lian) Lombok Timur


Libur lebaran tahun ini seperti biasa saya dan keluarga besar pergi silaturahmi ke rumah nenek di Desa Batuyang, Lombok Timur. Desa yang masuk dalam Kecamatan Pringgabaya yang berada di ujung timur Pulau Lombok. 


Kalau namanya desa itu pastinya rumah-rumah disana sangat asri dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Bisa melihat perkebunan, persawahan dan main di sungai. Di rumah nenek bisa dibilang cukup nyaman. Banyak pepohonan yang rindang. Apalagi kalau bangun pagi, kita masih bisa menghirup udara pagi yang sejuk.


Menginap semalam di rumah nenek karena keesokan paginya kami akan pergi jalan-jalan tapi belum diputuskan mau kemana alias lihat kondisi keesokan paginya. Semoga saja hari esok gak banyak keluarga jauh yang bertamu. Biasanya kalau sudah datang, lupa waktu sama obrolannya karena sudah lama gak berjumpa.


Ada beberapa destinasi wisata alam yang aksesnya cukup dekat untuk dikunjungi. Sebut saja ; Desa Sembalun, Kebun Raya Lemor, Gili Kondo, Bukit Kayangan, Pohon Purba (Lian) dan masih banyak lainnya.


Berhubung keesokan paginya, belum ada tamu yang datang. Kami segera memutuskan untuk pergi ke salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal pada kisaran tahun 2015 di media sosial. Namanya, Pohon Purba (Lian) yang berada di Kecamatan Pringgabaya. 


Sempat hilang dari peredaran, di tahun ini Pohon Purba kembali terkenal karena destinasi ini merupakan salah satu tempat syuting film "Seher" yang viral di youtube sebulan yang lalu. 


Film asli dari Pulau Lombok. Bagi yang belum nonton filmnya, jangan lupa nonton Si Burhan dan emaknya yang fenomenal untuk meluluhkan pujaan hati. 


Untuk menuju kesana, dibutuhkan waktu sekitar setengah jam perjalanan menggunakan motor atau mobil. Sedangkan dari Kota Mataram,dibutuhkan waktu dua hingga tiga jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Karena sudah gak ada angkutan umum menuju kesana. Hanya tersisa angkutan desa saja yang masih beroperasi. Itupun untuk mengangkut sayur-sayuran dan kebutuhan pokok lainnya. 


Saya dan lainnya sudah bersiap untuk berangkat. Gak banyak yang perlu dibawa. Terpenting handphone dan makanan yang gak boleh ketinggalan. Anak-anak sudah gak sabar untuk pergi jalan-jalan. Mereka sangat suka diajak bepergian baik ke pantai, sungai atau danau.


Cuaca pagi itu sangat cerah meskipun beberapa hari terakhir, Pulau Lombok diguyur hujan terus menerus dari pagi hingga malam hari. Bahkan di malam Idul Fitri hingga subuh pun langit mendung dan masih gerimis. Angin juga dalam keadaan baik-baik saja. 


Kami menggunakan satu mobil yang berisikan saya, bapak, mama, istri, anak-anak, nenek dan bibi. Sedangkan kedua sepupu saya menggunakan motor karena ada urusan lainnya nanti setelah pulang. Biasa gadis mah sekalian cuci mata. Siapa tau ada cowok yang mau kenalan gitu. Paham sendiri urusan anak muda.





Untuk menuju lokasi, kita bisa mengambil arah ke Desa Labuan Lombok. Tepatnya menuju ke Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur. Setelah bertemu pertigaan Terminal/Pasar Labuan Lombok, kita mengambil jalur lurus menuju Desa Sambelia, sedangkan belok kanan kita menuju penyeberangan kapal ferry, Pelabuhan Kayangan.


Melewati pemukiman nelayan di Labuan Lombok dengan kondisi alam yang cukup mulus. Setelah itu melewati SPBU Labuan Lombok dan kurang lebih satu kilometer lagi, kita sudah sampai di Pohon Purba yang berada persis di pinggir jalan raya antara Kec.Pringgabaya - Kec.Sambelia. 


Di depan Pohon Purba juga terdapat wisata pantai bernama Pantai Pengayoman atau orang setempat menyebutnya dengan nama Pantai Pidana/Lembaga karena di sekitar pantai ada Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas. Serem gak ?. 


Bisa baca ini juga : rekomendasi travel di lombok


"Sekali mendayung, dua tiga pulau terlewati". Begitulah ungkapan yang bisa diucap karena dalam satu kawasan terdapat beberapa destinasi wisata yang bisa dikunjungi sekaligus. 


Saat itu kami memilih untuk ke Pohon Purba terlebih dahulu untuk berfoto-foto. Kebetulan juga anak-anak belum pernah kami ajak kesini. Sekalian memperkenalkan kepada anak-anak tentang Pohon Purba atau dikenal dengan nama Pohon Lian. 


Dikarenakan kondisi jalan masuk menuju kawasan Pohon Purba cukup becek karena masih jalan tanah agak berlumpur karena hujan semalam, kami memutuskan parkir kendaraan di area parkir pantai saja dengan tiket parkir 10 ribu untuk mobil.





Setelah turun dari mobil. Kami berjalan kaki menuju lokasi. Tinggal menyeberang jalan saja, kita sudah sampai di depan pintu masuk kawasan Pohon Purba. Suasananya mirip seperti di De Djawatan yang berada di Banyuwangi. 


Berjalan kaki melewati jalan tanah yang masih becek. Harus ekstra hati-hati agar gak kejebak sama lumpur. Dari dekat terlihat plank bertuliskan Pohon Purba Lian. Untuk masuknya kita gak dikenakan tiket alias masih gratis. 


Gak butuh waktu lama, kami sudah berada disekeliling Pohon Purba yang ukurannya sangat besar dan menjulang tinggi melebihi tingginya Pohon Beringin. Jadi itu sebabnya disebut dengan nama Pohon Purba karena menyerupai pohon raksasa mirip seperti pepohonan yang kita lihat dalam film Jurasic Park atau film fantasi lainnya.


Nama sebenarnya dari pohon ini yaitu Pohon Lian yang sudah hidup ratusan tahun yang lalu. Ada beberapa sumber yang menyebut pohon ini sudah berumur 350 tahun. Lokasi dari pohon ini berada di Dusun Permata, Desa Gunung Malang, Kec.Pringgabaya, Kab.Lombok Timur (dikutip dari laman facebook BPPD Lombok Timur).


Menurut wi**pedia, Pohon Lian memiliki nama latin Ficus albipila yang merupakan pohon endemik di hutan-hutan New Zealand, India dan kepulauan Indonesia. Salah satunya tumbuh hingga sekarang di Pulau Lombok ini. 


Tumbuh subur di atas lahan seluas 1,5 hektar dengan ketinggian rata-rata mencapai 40 hingga 50 meter, dengan diameter kurang lebih 5 kali pelukan orang dewasa (sumber:wi***edia). Boleh dicoba memeluk pohon ini saat datang mengexplore pohon langka ini. 


Selain penampakannya yang menarik buat dikunjungi, pohon ini juga memiliki manfaat yang gak banyak orang mengetahuinya. Pohon Lian ini mampu menyerap air dan menampung air dalam jumlah besar. Selain itu dapat menjaga ekosistem lingkungan di sekitar. 


Karena lokasinya persis di pinggir jalan utama, banyak para pelancong baik domestik maupun mancanegara yang kebetulan melintas di kawasan ini sehabis atau akan menuju Gili Kondo dan sekitarnya untuk mampir sekedar berfoto dan beristirahat sejenak. 





Saya dan keluarga cukup takjub dengan pohon ini. Hampir lima tahun saya gak kesini lagi. Tapi saat datang kesini kemarin, pohon-pohonnya masih kokoh berdiri. Beberapa gazebo (berugaq) dibangun untuk tempat wisatawan beristirahat. Ada juga ban-ban yang dicat warna-warni sebagai pembatas jalan menuju pintu masuk kawasan Pohon Purba ini.


Sayangnya menurut saya, area destinasi ini kurang dipelihara. Masih banyak semak-semak yang gak dibersihkan. Beberapa fasilitas lainnya seperti gazebo juga belum ada perawatan. Mungkin saja pemerintah setempat sengaja membuat area destinasi ini menjadi alami saja. 


Saran saya kedepannya, destinasi wisata alam seperti ini harus tetap dijaga dan pengembangannya jangan hanya jalan di tempat saja agar para wisatawan banyak dan mau datang kesini. Kalau melihat fasilitasnnya oke dan area sekitar dirawat, pastinya kita semua nyaman dan aman datang kesini. 


Bonus view yang dapat dilihat dari destinasi ini yaitu kita bisa melihat megahnya puncak Gunung Rinjani dari belakang kawasan Pohon Purba (Lian). Itupun kalau cuaca sedang bagus-bagusnya. 


Waktu yang paling cocok datang kesini yaitu di pagi dan sore hari. Kita bisa melihat sinar matahari yang masuk dari celah-celah pepohonan. Udara pagi disini sangat sejuk dan pastinya bebas polusi. 





Setelah foto-foto di bawah Pohon Lian. kami menuju Pantai Pengayoman atau Pantai Pidana. Suasana di pantai ini sangat ramai sekali oleh pengunjung. Biasanya sehari setelah Idul Fitri, warga setempat  berbondong-bondong pergi liburan bareng keluarga.


Salah satu tempat yang dituju yaitu Pantai Pengayoman. Mereka datang kesini ada yang menggunakan mini bus, mobil pick up bak terbuka, mobil pribadi, malah ada yang naik truk dan paling banyak rombongan menggunakan motor.


Mereka kesini sambil membawa makanan minuman dalam jumlah besar. Biasanya isinya lauk pauk dan nasi buat makan siang. Membawa tikar, duduk manis sambil jagain anak-anak yang asyik berenang di pantai. Ada juga yang membawa pasangan, duduk berdua di pinggir pantai sampai gak terasa sinar matahari menyengat di kulit. Serasa dunia milik berdua. 


Untungnya kami mendapatkan tempat duduk disini yaitu berupa gazebo atau berugaq. Sayangnya kondisi berugaq yang kami dapat sudah berumur. Ditengahnya berlubang dan hanya bisa diduduki oleh beberapa orang saja.


Disini kami hanya menikmati view Selat Alas. Di pantai ini viewnya keren. Kita bisa melihat kapal-kapal ferry yang hilir mudik. Di sebelah barat, bisa melihat puncak Gunung Rinjani sedangkan sebelah timur, bisa melihat perbukitan Pulau Sumbawa dari kejauhan.


Buat kalian yang sedang melintas di destinasi wisata ini baik di Pohon Purba Lian atau Pantai Pengayoman, gak ada salahnya buat berhenti disini menikmati view alam nan indah dari Pulau Lombok bagian timur. 


Ini salah satu cerita libur lebaran saya di rumah nenek. Kalau kalian punya cerita libur lebaran kemana ?. Boleh ditulis di kolom komentar. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Wednesday, 2 April 2025

Terjebak Macet di Malam Takbiran : Kota Tua Ampenan


Bulan Ramadhan sudah meninggalkan kita. Semoga tahun depan kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan yang penuh dengan ampunan dalam pribadi yang lebih baik lagi. 

Selama sebulan penuh kita berpuasa. Menahan diri dari makan minum dan hawa nafsu dari adzan subuh hingga terbenamnya matahari. Kini saatnya kita merayakan kemenangan yaitu menyambut datangnya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H yang bertepatan dengan tanggal 31 Maret 2025. 

Gema takbir sudah terdengar. Malam yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Malam yang penuh suka cita. 

Seluruh warga beranjak keluar rumah untuk menikmati moment yang hanya ada satu kali dalam setahun. 

Kota Mataram diguyur hujan dari sore hingga larut malam. Hujan di malam takbir turun dengan syahdunya. Suara petasan pun terdengar silih berganti menambah kemeriahan malam itu.

Tahun ini pawai takbiran di Kota Mataram terbagi menjadi enam wilayah, antara lain Kecamatan Mataram, Ampenan, Cakranegara, Selaparang, Sandubaya dan Sukarbela. Masing-masing wilayah sudah ditentukan jalur pawai takbirannya. 

Baca juga disini : rekomendasi travel di lombok

Gak hanya di Kota Mataram saja tapi di berbagai kabupaten/kota juga menyelenggarakan pawai takbiran. 

Jadi gak heran kalau di Pulau Lombok yang namanya pawai takbiran sangat meriah. Di setiap kampung berlomba-lomba membuat miniatur masjid dan beberapa lampion untuk mengikuti pawai di malam lebaran. 

Apalagi Pulau Lombok dijuluki "Pulau Seribu Masjid". Dibandingkan dengan daerah lain, menurut saya yang paling meriah pawai takbirannya yaitu di Pulau Lombok. 

Para kafilah yang sebagian besar para anak muda, sudah siap dengan pakaian terbaik mereka. Mengatur barisan dengan rapi. Ada juga yang sudah gak sabar ingin memukul beduk. Melantunkan gema takbir yang sudah sering kita dengar.

"Allahu Akbar 3x"
"Lailahailallah wallahu Akbar"
"Allahu Akbar Walillailham"




Ribuan warga kota sudah menunggu di pinggir jalan untuk menonton jalannya pawai takbir yang jadwalnya akan dimulai sehabis shalat isya yaitu pukul 19.30 WITA.

Meskipun cuaca lagi kurang bersahabat, para peserta pawai takbiran tetap semangat mengikuti jalannya acara hingga selesai. Beberapa miniatur masjid sudah berjejer di sepanjang jalan. Lebih dari ribuan kafilah dari berbagai kampung, kelurahan sampai kecamatan tumpah ruah di jalan.

Gak hanya para kafilah saja, tapi ribuan penonton juga sangat antusias untuk menonton jalannya pawai takbiran. 

Ada yang membawa anak kecil meskipun hujan turun cukup lebat. Ada juga yang nonton sendirian alias ngejomblo. Berharap di malam itu bertemu dengan sosok bidadari atau pangeran tampan yang bisa jatuh ke dalam pelukan si doi (ngomong apaan sih). 

Malam yang penuh dengan suka cita. Saya malam itu ingin mengajak anak-anak untuk menonton jalannya pawai. Kebetulan di depan perumahan merupakan titik kumpul para peserta. Tapi kondisi saat itu masih hujan. 

Kebetulan malam itu saya dimintain tolong oleh istri untuk mengantarkan bingkisan ke rumah orang tua di Ampenan. 

Sekitar jam sepuluh malam saya berangkat dari rumah. Kurang lebih lima belas menit perjalanan ke Ampenan. 

Menghindari titik-titik kemacetan, tapi nasib berkata lain. Mulai dari sepanjang jalan menuju perbatasan kota, saya bertemu dengan barisan pawai takbiran. Disini gak terlalu macet karena gak terlalu ramai kendaraan yang lewat sini. 




Kemacetan selanjutnya saat bertemu dengan barisan pawai takbiran dari kelurahan lainnya yang melewati sepanjang Jalan Sriwijaya. Disini yang benar-benar macet parah. 

Karena macet, akhirnya saya putuskan untuk menonton sebentar. Mengambil beberapa foto tapi harap dimaklumi karena hanya kualitas kamera smartphone Oppo A54 saja. 

Ikut gabung dalam kemeriahan takbiran malam itu meskipun hanya sebagai penonton dadakan saja. Hahahaha. Sayang sekali gak ajak anak-anak. Kalau mereka ikut, pasti senang sekali. 

Miniatur masjid dengan hiasan lampu warna-warni, lampion-lampion mini bertuliskan "Allahu Akbar" dan "Muhammad" dalam bahasa Al-Quran yang dibawa oleh ratusan kafilah berbaris rapi berjalan menuju jalur yang sudah ditentukan oleh panitia. 



Diiringi oleh gema takbir dan suara petasan menambah suasana menjadi meriah. Udara malam di tengah kota pun membuat suasana menjadi syahdu. 

Para pedagang kaki lima pun ikut ketiban rezeki. Dari jualan minuman dingin, cilok, bakso, kopi dan cemilan lainnya. Gak hanya itu saja, penjual balon, mainan dan kembang api pun ikut mendapat rezeki. 

Itulah indahnya Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Semuanya mendapatkan rezeki. Berapapun yang didapat, harus selalu disyukuri. 

Setelah nonton pawai takbiran di sekitar jalan Sriwijaya, saya lanjutkan perjalanan menuju rumah orang tua dalam keadaan lumayan macet. 



Penuh kesabaran, akhirnya bisa keluar dari kemacetan dan segera menuju rumah. Nasib berkata lain. Di sekitar Kota Tua Ampenan dapat macet lagi. Padahal ini jalan satu-satunya menuju rumah. 

Mau lewat jalan lain sudah gak bisa puter balik. Yasudah, kita nikmatin macetnya dulu. Malam semakin larut, tapi acara pawai takbiran semakin meriah. 

Para petugas keamanan diantaranya ada polisi yang masih mengatur arus lalu lintas hingga selesai acara. 

Sepanjang jalan Yos Sudarso, depan Lapangan Malomba, Ampenan merupakan pusat titik kemacetan. Ada pengalihan arus lalu lintas disini yaitu tadinya dua jalur menjadi satu jalur. Itupun digunakan untuk area parkir kendaraan bagi yang menonton.

Pawai takbiran di Ampenan dimulai dari perlimaan Kota Tua Ampenan hingga jalan Langko. Selain menonton takbiran, kita juga bisa berwisata malam di Kota Tua Ampenan.  Dimana Kota Tua Ampenan merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Pulau Lombok.

Meskipun sempat terjebak macet, tapi saya senang bisa menonton pawai takbiran dalam kondisi gerimis yang menambah suasana menjadi syahdu. 

Kegiatan pawai takbiran di Kota Tua Ampenan khususnya berjalan dengan lancar dan tertib. Terimakasi kepada para petugas keamanan yang sudah bertugas di malam itu. 

Acara pawai takbiran selesai sekitar pukul 00.00 WITA, dan saatnya kita beranjak pulang untuk beristirahat agar esok paginya gak terlambat melaksanakan shalat eid. 

Minal Aidin Walfaidzin. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Happy Eid Mubarak Idul Fitri 1446 H

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Thursday, 27 March 2025

Keseruan Acara BloggerDay 2025 : Dapat Ilmu dan Hadiahnya


Memiliki background sebagai tenaga kesehatan yang bertugas di salah satu rumah sakit pemerintah daerah di kampung halaman, sering kali di luar jam kerja saya menyempatkan diri untuk refreshing biar gak stress. 

Refreshingnya apa ?, salah satunya yaitu menyalurkan hobi menulis. Cerita yang menarik buat ditulis yaitu pengalaman diri sendiri. Selain bercerita, saya juga suka dengan dunia traveling meskipun mainnya di dalam negeri dulu. Belum ada rezeki buat main ke luar negeri, hehehe. 

Bakat terpendam suka menulis saya sadari sejak masih status mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Merantau jauh ke Yogya untuk sekolah selama enam tahun lamanya. Banyak cerita yang saya dapatkan hingga akhirnya balik ke kampung halaman membawa selembar ijasah kebanggaan orang tua. 

Berawal dari suka membaca dan nonton film. Hingga akhirnya saya mencoba untuk menulis cerita pengalaman diri sendiri sampai detik ini. Dari menulis di buku diary yang gak tau keberadaannya dimana skrg, sampai menulis di media sosial. Itupun menulis status alay gitu (pas masih jadi mahasiswa). 

Gak sampai menulis status di media sosial saja, saya mencoba menulis cerita sejak mengenal platform "blogger". Biasanya menulis cerita di dalam word saja. Tapi semenjak menulis di blog, tulisan saya bisa dibaca orang banyak dari berbagai belahan kampung sampai dunia. 

Awal pertama kali menulis di blog, ada rasa ragu dan malu sama tulisan diri sendiri. Beberapa kali kalau mengulang membaca tulisan pertama kalinya di blog, agak geli-geli gimana gitu. Banyak kata-kata yang gak sesuai tempatnya dan terkesan monoton.

Seiring berjalannya waktu, semangat menulis tetap gak surut. Sampai saya pun membagi waktu untuk menulis yaitu di akhir pekan dimana waktu saya libur kerja.

Gak hanya menulis cerita traveling saja. Tapi saya pun mencoba mereview tempat makan atau cafe yang pernah saya datangi sebagai rekomendasi buat orang lain untuk datang ke tempat tersebut. 

Ada yang ngendorse, ada juga dengan biaya sendiri. Kebanyakan atas biaya sendiri. Mau ngopi, bayar sendiri. Pernah juga modus ngajakin temen buat ngopi, ujung-ujungnya dibayarin,hehehe. 

Gak terasa, sudah sepuluh tahun lamanya saya berada di dunia perblogkan. Gak ada rasa bosan untuk menulis. Bahkan kalau gak menulis di blog setiap minggunya, rasanya ada yang kurang. Ibarat makan sayur tanpa nasi, ayam goreng dan sambal terasi. 

Tantangan menjadi blogger yang pernah saya alami yaitu gak langsung apa yang ditulis, disukai orang. Bahkan untuk mengejar target page view saja harus kerja keras men-share link blog ke akun media sosial pribadi.

Ada juga beberapa kritikan mengenai apa yang sudah ditulis. Tapi semuanya saya jadikan pelajaran untuk lebih baik lagi.

Kesan terindah yang pernah saya dapatkan sebagai seorang blogger yaitu karena blog saya banyak bertemu dengan para blogger lainnya. Ada yang sudah senior, ada juga yang pemula. Selanjutnya, di beberapa kesempatan, saya pernah mengikuti lomba blog dan beberapa kali juga pernah keluar menjadi juara. 

Yang paling spesial menjadi seorang blogger, saya akhirnya bertemu dengan istri tercinta. Ceritanya saat itu menang lomba blog dan ditawari ikut gabung dalam sebuah komunitas pariwisata di daerah asal saya. Disanalah saya pertama kali mengenal istri dan sampai sekarang kami sudah dikaruniai dua anak yang lucu-lucu. 

Kalau boleh jujur, ingin menjadi seorang blogger itu agar bisa dikenal banyak orang melalui tulisan-tulisan diri sendiri. Merasa bangga ketika ada orang yang suka dengan cerita yang kita tulis dan menjadi pembaca setia. Terlebih lagi bisa menjadi teman baik.

Untuk urusan penghasilan menurut saya akan berjalan dengan sendirinya. Seperti ungkapan, "Usaha gak akan mengkhianati hasil". Jadi, berharap dari blog bisa mendapatkan apa yang kita mau terlebih lagi mendapatkan materi sebagai penyemangat untuk terus menulis. 

Selain gak ketinggalan mengikuti beberapa kompetisi blog, sudah lumayan banyak tawaran untuk ikutan gabung di salah satu event komunitas dimana diantaranya tugasnya mereview jalannya acara di blog sesuai aturan yang diberikan. 

Ada juga ikutan bantu bisnis travel temen dengan membantu mempromosikan bisnisnya melalui media sosial terutama dari blog hingga sekarang.

Btw, tinggal di Pulau Lombok menjadi keuntungan buat diri saya pribadi. Banyak hal yang bisa diexplore. Dari destinasi wisata alamnya, religinya, kulinernya sampai budayanya bisa menjadi ratusan tulisan yang bisa diceritakan ke banyak orang melalui blog.

Kurang lebih sudah lima ratusan tulisan yang sudah saya posting di blog pribadi. Sebagian besar mengangkat wisata Pulau Lombok untuk lebih dikenal oleh dunia agar mereka dengan senang hati berlibur atau berbisnis di pulau yang terkenal dengan sebutan "Pulau Seribu Masjid". Gak hanya Lombok saja,  perjalanan ke beberapa kota di Indonesia pun saya tulis di blog. 

Gak sampai di dunia penulisan saja. Saya pun ingin mengembangkan lagi potensi diri agar gak kalah saing dengan content creator lainnya. Apalagi sekarang media promosi sudah beralih ke dunia videograpi. Sudah banyak para blogger yang banting setir menjadi seorang vlogger atau youtuber. Gak ada yang salah memang. Sah-sah saja mereka mau jadi apa.

Saya saja pengen belajar dunia tersebut untuk mengembangkan karir sebagai seorang blogger. Meskipun menulis blog adalah sudah rutinitas saya sehari-hari. Saya pun ikutan gabung di beberapa grup whatsapp blogger dan banyak mendapatkan ilmu-ilmu di dunia perblogkan. 

Hingga pada akhirnya saya menemukan salah satu Komunitas Blogger Indonesia sebagai wadah untuk belajar menjadi seorang blogger yang lebih baik lagi. Mendapatkan banyak ilmu karena di dalamnya banyak sekali para suhu yang sudah lama berkecimpung di dunia perblogkan. Komunitas blogger yang saya maksud yaitu Bloggercrony. 


Apa itu Bloggercrony ?

Bloggercrony Community (BCC) merupakan komunitas blogger Indonesia, multiplatform yang terbentuk pada tanggal 24 Februari 2015 berpusat di Jakarta Selatan dengan jumlah anggota terdaftar lebih dari 2.500 dari berbagai kota di Indonesia dan lebih dari 500 blogger aktif berkomunikasi secara online melalui grup percakapan. 

Komunitas blogger terbesar di Indonesia ini sudah berbadan hukum dan terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM RI dengan nama Komunitas Bloggercrony Indonesia sejak tahun 2018. Ada beberapa program yang ada di dalam Bloggercrony sebagai bentuk merespon dinamika, perkembangan blogging dan pertumbuhan blogger sebagai fasilitator literasi digital antara lain BloggerView, BloggerHangout, BloggerCare dan BloggerPreneur. 

Oh ya, saya menjadi anggota komunitas blogger ini terhitung belum cukup lama. Kalau gak salah satu dua tahun belakangan ini saya selalu aktif menshare link tulisan di beranda grup facebook. Bisa dibilang hampir tiap minggu update tulisan. 


Saung Kampung Sawah, Parung, Bogor,
Jawab Barat
sumber : Horego.com

Sabtu, 22 Februari 2025 bertempat di Bogor,Prov.Jawa Barat, Bloggercrony mengadakan event tahunan BloggerDay 2025 sekaligus HUT Bloggercrony yang ke-10.

Sudah sepuluh tahun komunitas ini mengadakan kegiatan BloggerDay, ini pertama kalinya saya bisa mengikuti kegiatan yang diagendakan setiap tahun. Sebelumnya kegiatan ini diadakan secara offline dan bertempat di Pulau Jawa. Seperti saya yang tinggal jauh dari Pulau Jawa, sangat kecil kemungkinan ikut gabung bila dilakukan secara offline. Alasannya, sulit ijin kerjanya, lebih-lebih sulit di isi dompetnya, hehehe. 

Spesial di tahun ini Bloggercrony untuk pertama kalinya mengadakan kegiatan tahunan secara hybrid  dengan jumlah peserta offline sebanyak 38 orang dan online sebanyak 70 orang dari berbagai kota di Indonesia antara lain Palembang, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Kediri, Lombok dan Manado. 

Kegiatan ini juga merupakan #LastAnnualBloggerDay atau terakhir kalinya perayaan hari jadi organisasi berlangsung tahunan. Selanjutnya akan diagendakan setiap tiga tahun sekali sesuai masa periode kepengurusan organisasi. Jadi, BloggerDay berikutnya akan diselenggarakan pada tahun 2028 dengan konsep yang sama yaitu kegiatan di kota berbeda dari sebelumnya. 

Bagi kita-kita yang tinggal jauh dari Kota Jakarta dan sekitarnya, sangat bahagia sekali bisa ikutan via zoom meskipun sebenarnya pengen sekali terbang dari Lombok. Tapi waktu dan rezeki belum mengijinkan. Semoga di BloggerDay tahun berikutnya bisa ikutan secara offline. (colek panitia satu per satu, hehehe).

Acara pembukaan dimulai pukul 13.00 WIB. Kalau di Lombok sudah pukul 14.00 WITA (jam-jam ngantuk). Lebih cepat satu jam dengan Bogor, Jawa Barat. Saya pun sudah siap di depan layar laptop lima belas menit sebelum acara dimulai. 

Dengan mengangkat tema Meneguhkan AKAR (Aktif, Kreatif, Adaptif, dan Relevan), Mengukir Jejak Digital. Dimana seiring berjalannya waktu dan dunia digital terus berkembang, blogger diharapkan selalu berakar pada kejujuran, integritas, dan keinginan untuk berbagi tulisan yang menarik sesuai dengan keahlian masing-masing dan sesuai dengan fakta atau dari sumber terpercaya. 




Acara hari itu dipandu oleh host bernama Kak Febria Silaen. Acara pembukaan dirangkai sambutan dari Ketua Panitia BloggerDay 2025 dan Direktur Eksekutif Komunitas Bloggercrony Indonesia serta welcome speech dari Ade Subagyo, Ketua Yayasan Indah Berbagi (YIB). 

Yayasan Indah Berbagi adalah Lembaga non profit yang mempunyai misi menjadi yayasan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Yayasan Indah Berbagi bertujuan melahirkan ekosistem yang memberdayakan masyarakat pedesaan melalui program-program di bidang keagamaan, ekonomi, sosial dan budaya, pendidikan, dan lingkungan. 

Yayasan Indah Berbagi sebagai Yayasan Sosial di Kabupaten Bogor , Kecamatan Parung, mempunyai beberapa unit usaha ekonomi mandiri yang semuanya dikelola oleh relawan dan sebagian keuntungan usaha ini untuk mendukung kegiatan sosial yayasan. 

Unit usaha ekonomi mandiri yang mendukung kegiatan BloggerDay 2025 adalah Saung Kampung Sawah dan Warkop Boy. Selain menyediakan berbagai menu makanan dan minuman, Saung Kampung Sawah juga, menyediakan fasilitas menginap dan meeting room, baik yang bernuansa pedesaan ataupun ruangan berpendingin dengan fasilitas meeting room pada umumnya. 

Termasuk tempat kegiatan BloggerDay 2025 saat ini di Saung Kampung Sawah. Bertempat di ruang meeting room, seluruh peserta baik offline dan online sudah gak sabar mengikuti dari awal acara sampai selesai. 

Acara siang itu berjalan selama empat jam dengan sangat meriah. Semakin meriah lagi disaat panitia menginfokan beberapa hadiah yang sangat menarik. Dimana hadiah-hadiah tersebut berasal dari 
BloggerPreneur.

BloggerPreneur pendukung hadiah acara BloggerDay 2025 diantaranya, Zindo Mart Toko aneka kurma, madu, dan oleh-oleh haji & umroh, Bukufaridapane koleksi novel berbagai genre, spray deodoran tawas kalium Milla Vanilla Hand Made Product, produk dekorasi dinding, tote bag, tumbler, gelas, dan pernak-pernik menarik dari Kamiya Project. 



Nah yang membuat saya kaget, ternyata panitia mengumumkan informasi penting,  dimana saya sendiri memenangkan penghargaan Most Wanted Blogg Award 2025. Ini merupakan sebuah penghargaan utama dalam rangkaian acara BloggerDay. Terimakasi untuk panitia penyelenggara, khusus untuk istri tercinta dan semua pihak yang selama ini mendukung blog saya sampai saat ini. 

Setelah selesai kegiatan, bagi peserta offline masih melanjutkan kegiatan di malam hari antara lain konseling graphology, coaching canva, mentoring bersama Youth Skills Foundation bertempat di Saung Kampung Sawah. 

Gak hanya sampai larut malam, kegiatan dilanjutkan di hari kedua dengan berbagai macam kegiatan lainnya. Pastinya lebih seru. Lagi-lagi sayang banget gak bisa ikutan gabung secara offline. 

Semoga di BloggerDay 2028, kegiatan bisa dilaksanakan secara hybrid lagi dan saya bisa ikutan secara offline di kota berikutnya. Dimanakah kota selanjutnya ?. Ditunggu saja di tahun 2028 ya. 




Kesimpulan : 

Tantangan sebagai penulis blog akhir-akhir di saat ini cukup besar. Apalagi jaman sekarang yang namanya budaya membaca seakan-akan sudah tergerus oleh kecanggihan teknologi. 

Anak jaman sekarang lebih baik menonton video tiktok/youtube atau main game di gadget mereka masing-masing dibandingkan dengan membaca artikel atau blog.  

Seakan-akan dunia blogging perlahan-lahan semakin ditinggalkan. Ini tugas kita sebagai para penulis baik media cetak, website atau blog bagaimana caranya agar budaya membaca muncuk lagi. Menemukan ide-ide tulisan yang menarik buat dibaca.

Perlu adanya solusi yang jitu bagaimana kita sebagai blogger, gak hanya menyampaikan informasi atau cerita melalui tulisan saja. Tapi bisa melalui video dengan caption yang informatif, kreatif dan menarik. 

Mengikuti kegiatan BloggerDay 2025 yang diadakan oleh Komunitas Bloggercrony Indonesia buat saya sangat menyenangkan. Mengikuti secara online saya rasa belum cukup puas. Apalagi terkendala dengan urusan kerjaan dadakan dari kantor yang mengharuskan saya untuk keluar sejenak dari ruang zoom. 

Saat diinfokan oleh salah satu panitia acara, bahwa saya memenangkan MWBA 2025, rasanya gak percaya dan sangat bangga sekali bisa meraih penghargaan tersebut di tahun ini. Sayang sekali saat itu saya lagi melakukan pekerjaan lainnya, jadinya belum bisa menyampaikan sepatah dua patah kata di ruang zoom. 

Meskipun secara pribadi ingin ikutan kegiatan ini secara offline biar bisa mengenal lebih dekat dengan pengurus Komunitas Bloggercrony Indonesia dan peserta BloggerDay. Tapi tetap disyukuri bisa ikutan secara online. 

Terpenting tali silaturahmi tetap terjaga. Mendapatkan ilmu tentang dunia blogging dan ilmu digital lainnya. Bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam latar belakang. Memiliki satu semangat dalam dunia penulisan. 

Bagi saya kegiatan seperti ini harus tetap diadakan sebagai wadah bagi para blogger dimana saja berada untuk saling sharing dan belajar menjadi seorang blogger yang memiliki attitude yang lebih baik lagi dan berprestasi. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 15 March 2025

Buka Puasa Bersama (Bukber) di Karambia Resto Sambil Menikmati Suasana Persawahan


Di minggu kedua Bulan Ramadhan, biasanya sudah banyak undangan bukber alias buka bersama dari keluarga, sahabat maupun teman kantor. Awalnya saya sama istri sudah berniat di tahun ini gak mengagendakan buat bukber di luar. Tapi hal itu gak bisa dihindari. Mau gak mau, suka gak suka, pastinya akan bertemu dengan bukber di luar (godaan besar). 

Kali ini saya menerima ajakan teman-teman kantor yang isinya semuanya bapak-bapak. Mereka menyebut dengan sebutan Bapak-Bapak Soleh (BBS). Saya disini adalah bintang tamu yang tumben banget ngumpul bareng mereka. 

Katanya sih susah masuk geng mereka. Ada persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya ada bekas cambukan istri di punggung, hahaha. Ada-ada saja syaratnya. Tapi terlepas itu, mereka semuanya asyik dan saya pun bisa berbaur dengan mereka meskipun obrolannya kesana kemari. 

Begitu diajakin bukber di luar. Sinyal blogger saya pun kembali kencang. Kalau diajakin bukber di tempat makan yang belum pernah didatangi sebelumnya, gak mikir dua kali untuk mengiyakan.




Kebetulan juga tempat bukbernya cukup menarik buat direview. Pilihan bukber kali ini yaitu di salah satu lesehan yang cukup asri bernama Karambia Resto. Lokasinya di Jalan Ahmad Yani, Sayang-Sayang, Kota Mataram. Tepatnya berada di sebelah timurnya Green Asri Resto dan Ayam Taliwang Nada. Lebih jelasnya bisa kalian lihat di google maps. 

Dulunya lesehan ini bernama Lesehan Warisan. Sudah sempat saya tulis pengalaman makan disini di blog pribadi. Sekitar pertengahan tahun 2024, lesehan ini berganti nama menjadi Karambia Resto dengan suasana baru dari sebelumnya. 

Baca juga disini : rekomendasi travel di lombok

H-4 kami sudah booking tempat dan menu agar gak kehabisan tempat. Maklum saja, fenomena bukber di luar saat ini sedang menjamur. So, dimana-mana semua tempat bakalan ramai oleh para pemburu bukber. Bahkan baru minggu pertama Bulan Ramadhan saja, sudah ada resto atau lesehan yang sold out. Luar biasa bukan !.

Btw, syukurnya kami dapat tempat duduk. Apalagi tempat duduknya cukup instagrammable yaitu di pondokan/lesehan putih. Pondokannya bisa memuat untuk sepuluh sampai lima belas orang dewasa. Jadi gak sabaran pengen cepat-cepat datang. 




Sore itu, saya berangkat dari kantor. Kebetulan sudah ijin sama istri pulang kerja langsung ke lokasi bukber karena mempertimbangkan jarak dari rumah ke lokasi yang jauh dibandingkan jarak dari kantor ke lokasi yang cukup dekat. 

Kurang lebih sepuluh menitan, saya sudah tiba di area parkir lesehannya. Parkirannya gak begitu luas. Posisi lesehan gak di pinggiran jalan besar, tapi agak masuk sedikit di jalan pedesaan yang di kiri-kanannya area persawahan. 

Beberapa pengunjung lainnya sudah terlebih dahulu tiba di lokasi. Teman-teman sudah ada beberapa yang datang termasuk bendahara sekaligus koordinator bukber dadakan. hehehe. 

Ada bang Ozil, bang Nas, Ust.Mahpudz, Pak Toni yang terlebih dahulu tiba. Selain itu masih dalam proses ijin sama istri di rumah, hehehe. 

Waktu masih menunjukkan jam setengah enam sore. Masih ada waktu satu jam menunggu adzan magrib. Saya berkeliling area lesehan sambil mengambil beberapa foto dan video. Videonya sudah terlebih dahulu saya share di ig story (@lazwardy_perdana).





Posisi lesehan ini terbilang cukup kece. Berada di pinggiran sungai kecil dengan air yang mengalir cukup deras dan persawahan yang sejuk dilihat mata. 

Penampakan Karambia Resto ini terbilang cukup unik. Resto atau lesehan yang berada di Lombok ini, terasa seperti berada di lesehan di Jawa Barat. Nuansa Sundanya cukup terasa. Terdiri dari ruang makan outdoor dan indoor. Ada saung dimana ada air yang mengalir di bawahnya. 

Bangunan yang cukup sederhana dengan meja kursi yang terbuat dari kayu. Area taman dengan playground ramah anak. 

Untuk ruang indoornya berada di sebelah utara, dimana atap bangunannya berbentuk joglo khas Jawa. Benar-benar berada di alam yang asri penuh dengan kesejukan. 

Lampu-lampu penerang sekitar area taman menambah nuansa syahdu. Terasa seperti healing di area persawahan sambil menikmati suara air mengalir dan suara katak yang saling bersahutan. 

Waktu berbuka hampir tiba. Satu per satu makanan yang kami pesan sudah datang. Di Karambia Resto ini menyajikan masakan tradisional khususnya masakan khas Lombok. Ada juga beberapa menu nusantara.


Kami mengambil menu paketan yaitu Paket Begibung untuk empat orang dimana terdiri dari Nasi Putih satu bakul, Ayam Beberuk, Terong Beberok, Beberok Teri, Urap Timun, Telur Gulung,  Pelecing Kangkung, Ikan Nila Bakar, Tahun Tempe Goreng, Beberok Teri dan Kelak Manis. Untuk minuman kami pesan Es Kelapa Gula Merah. 

Untuk harga paket begibungnya yaitu 225K. Ada juga paket mesaq (sendiri), paket berayan (2 orang) dan masih ada lainnya. 

Sayangnya ada dua menu yang kami pesan tapi berhubung kondisi saat itu ramai. Jadinya kami cancel yaitu Ayam Bakar Suranadi dan Ayam Bakar Tanaq Maik masing2 dua porsi. Alasan dari karyawan resto kalau menu tersebut masih lama proses masaknya. Daripada lama nunggu, akhirnya kami batalkan. 

Gak lama berselang, waktu berbuka pun tiba. Kami yang jumlahnya empat belas orang segera berbuka. Segelas es kelapa muda gula merah yang sangat segar di tenggorokan puna terasa nikmat. 

Makan kurma beberapa biji dan es kelapa muda gula merah. Setelah itu baru kami makan besar. 


Ayam Beberok

Menu satu ini menjadi perhatian saya saat melihat di paketannya ada menu ayam beberok. Sudah lama gak bertemu dengan menu satu ini. 

Daging ayamnya lembut dan gurih. Disini ayam yang dipakai yaitu ayam kampung. Terasa ayam bakar yang dibumbui dengan sambal terong aceh. 

Penyajiannya dengan daging ayam disuir-suir kemudian di taruh di atas piring dengan bumbu rahasia. Apalagi ada perasan jeruk nipis menambah sambalnya terasa segar. 

Menurut saya ini menu rekommended buat dicoba. Bagi yang gak doyan makan terlalu pedas, menu ini cocok sekali. Gak begitu pedas di lidah. Tapi maknyus buat dicoba. 


Pelecing Kangkung 

Masakan khas Lombok ini sudah sangat terkenal baik di lidah orang Lombok sendiri maupun lidah orang luar. 

Ini menu favorit saya banget di Bulan Ramadhan. Terdiri dari sayur kangkung yang direbus terlebih dahulu. Kemudian disajikan dengan ulekan sambel tomat dan terasi. Ditambah toge sebagai pelengkap. Ibarat kangkung dan toge gak bisa terpisahkan dalam seporsi pelecing kangkung. 

Buat yang hobi makan pedas, menu ini sangat cocok buat kalian. Tapi bagi yang gak suka makan pedas, tingkat kepedasan dari pelecing kangkungnya bisa diatur. 

Terong Beberok

Nah menu satu ini juga saya suka. Terong yang dibakar terlebih dahulu kemudian disuir-suir dan disajikan bersama sambal tomat dan terasi. Ditambah perasan jeruk nipis membuat pesaing dari pelecing kangkung ini enak dimakan bersama menu lainnya. 

Terong bakar yang digunakan yaitu terong hijau. Ukurannya juga cukup besar. Sangat lembut di mulut. Apalagi sambel tomatnya yang buat nafsu makan bertambah. 


Ikan Nila Bakar Tanaq Maik

Salam satu paket menunya terdiri dari dua ekor ikan nila bakar. Dibakar menggunakan tusukan bambu kemudian dilumuri bumbu rahasia di permukaan ikannya. 

Daging ikannya enak banget. Lembut dan terasa asin garamnya enak di mulut. Ditambah bumbu pilihan membuat menu satu ini sangat cocok dinikmati bersama dengan pelecing kangkung dan ayam beberok. 


Es Kelapa Muda Gula Merah

Habis makan besar, gak lengkap rasanya kalau gak minum yang segar-segar. Apalagi di bulan puasa ini, yang namanya kelapa muda menjadi pilihan minuman banyak orang untuk melepas dahaga. 

Ditambah lagi air kelapa memiliki banyak manfaat antara lain mencegah terjadinya dehidrasi atau mengganti cairan tubuh yang hilang, sebagai penawar racun dan lain-lain. 

Tapi kalau diminum secara berlebihan juga gak baik bagi kesehatan. Salah satu gak baiknya, buat kita mabuk air kelapa, hehehe. 

Air kelapa ditambah dengan gula merah memberikan rasa manis di air kelapanya. Pas banget diminum saat berbuka. Pada umumnya air kelapa banyak dijual pada bulan puasa karena harganya terjangkau dan aman bagi semua umur. 

Mungkin itu dia beberapa review yang bisa saya bagikan kepada teman-teman pembaca setia blog ini. 




Semakin malam suasana di lesehan ini semakin syahdu. Udara semakin sejuk. Angin malam yang sepoi-sepoi sangat terasa. So, kami masih betah ngobrol disini sambil menikmati secangkir Kopi Sasak. 

Ada beberapa noted yang perlu saya share. Untuk pelayanannya saya rasa agak kurang. Alasannya karena kami sudah booking tempat bersama menunya empat hari sebelumnya. Pas di hari H, pesanan kami agak lama datang. Bahkan ada yang kami cancel karena terlalu lama menunggu. Harusnya menu yang kami pesan sudah siap pas hari H kami berbuka puasa disana. 

Padahal saya penasaran dengan rasa Ayam Bakar Suranadi dan Ayam Bakar Tanaq Maiq disini. Kami juga datangnya dua jam sebelum waktu berbuka. Harusnya bisa disiapkan sebelumnya agar pelanggan gak kecewa. 

Es kelapa mudanya juga terlalu lama datang. Padahal waktu sudah mendekati waktu berbuka. Pas kami yang menanyakan minumannya, baru pelayannya cepat menyiapkan. 

Saya kurang tau kenapa demikian. Mungkin kalau di musim bukber kali ini, saya agak maklum. Tapi dari beberapa teman yang sudah makan disini di luar bulan puasa, punya komentar yang sama dengan saya. 

Saya harap bisa diperbaiki oleh pihak management dari Karimbia Resto untuk lebih baik lagi kedepannya. Sayang sekali tempat sebagus dan semenarik Karimbia Resto tapi pelayanannya yang kurang. 

Over all, untuk kenyamanan tempat dari penilaian saya sangat bersih, banyak spot fotonya, tempatnya sangat menarik karena berada di pinggiran sawah dan sungai kecil. Untuk proses bookingnya juga gak ribet. Cepat respon saat bertanya di akun instagramnya.

Untuk rasa masakannya menurut saya enak sekali. Kalau kata alm.Pak Bondan "Maknyus".  Saya suka dengan ayam beberok dan pelecing kangkungnya. 

Semoga bisa kesini lagi untuk nyobain Ayam Bakar Suranadi dan Ayam Bakar Tanaq Maiq nya. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra