Sunday, 6 April 2025

Mengexplore Pohon Berumur Ratusan Tahun : Pohon Purba (Lian) Lombok Timur


Libur lebaran tahun ini seperti biasa saya dan keluarga besar pergi silaturahmi ke rumah nenek di Desa Batuyang, Lombok Timur. Desa yang masuk dalam Kecamatan Pringgabaya yang berada di ujung timur Pulau Lombok. 


Kalau namanya desa itu pastinya rumah-rumah disana sangat asri dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Bisa melihat perkebunan, persawahan dan main di sungai. Di rumah nenek bisa dibilang cukup nyaman. Banyak pepohonan yang rindang. Apalagi kalau bangun pagi, kita masih bisa menghirup udara pagi yang sejuk.


Menginap semalam di rumah nenek karena keesokan paginya kami akan pergi jalan-jalan tapi belum diputuskan mau kemana alias lihat kondisi keesokan paginya. Semoga saja hari esok gak banyak keluarga jauh yang bertamu. Biasanya kalau sudah datang, lupa waktu sama obrolannya karena sudah lama gak berjumpa.


Ada beberapa destinasi wisata alam yang aksesnya cukup dekat untuk dikunjungi. Sebut saja ; Desa Sembalun, Kebun Raya Lemor, Gili Kondo, Bukit Kayangan, Pohon Purba (Lian) dan masih banyak lainnya.


Berhubung keesokan paginya, belum ada tamu yang datang. Kami segera memutuskan untuk pergi ke salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal pada kisaran tahun 2015 di media sosial. Namanya, Pohon Purba (Lian) yang berada di Kecamatan Pringgabaya. 


Untuk menuju kesana, dibutuhkan waktu sekitar setengah jam perjalanan menggunakan motor atau mobil. Sedangkan dari Kota Mataram,dibutuhkan waktu dua hingga tiga jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Karena sudah gak ada angkutan umum menuju kesana. Hanya tersisa angkutan desa saja yang masih beroperasi. Itupun untuk mengangkut sayur-sayuran dan kebutuhan pokok lainnya. 


Saya dan lainnya sudah bersiap untuk berangkat. Gak banyak yang perlu dibawa. Terpenting handphone dan makanan yang gak boleh ketinggalan. Anak-anak sudah gak sabar untuk pergi jalan-jalan. Mereka sangat suka diajak bepergian baik ke pantai, sungai atau danau.


Cuaca pagi itu sangat cerah meskipun beberapa hari terakhir, Pulau Lombok diguyur hujan terus menerus dari pagi hingga malam hari. Bahkan di malam Idul Fitri hingga subuh pun langit mendung dan masih gerimis. Angin juga dalam keadaan baik-baik saja. 


Kami menggunakan satu mobil yang berisikan saya, bapak, mama, istri, anak-anak, nenek dan bibi. Sedangkan kedua sepupu saya menggunakan motor karena ada urusan lainnya nanti setelah pulang. Biasa gadis mah sekalian cuci mata. Siapa tau ada cowok yang mau kenalan gitu. Paham sendiri urusan anak muda.





Untuk menuju lokasi, kita bisa mengambil arah ke Desa Labuan Lombok. Tepatnya menuju ke Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur. Setelah bertemu pertigaan Terminal/Pasar Labuan Lombok, kita mengambil jalur lurus menuju Desa Sambelia, sedangkan belok kanan kita menuju penyeberangan kapal ferry, Pelabuhan Kayangan.


Melewati pemukiman nelayan di Labuan Lombok dengan kondisi alam yang cukup mulus. Setelah itu melewati SPBU Labuan Lombok dan kurang lebih satu kilometer lagi, kita sudah sampai di Pohon Purba yang berada persis di pinggir jalan raya antara Kec.Pringgabaya - Kec.Sambelia. 


Di depan Pohon Purba juga terdapat wisata pantai bernama Pantai Pengayoman atau orang setempat menyebutnya dengan nama Pantai Pidana/Lembaga karena di sekitar pantai ada Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas. Serem gak ?. 


Bisa baca ini juga : rekomendasi travel di lombok


"Sekali mendayung, dua tiga pulau terlewati". Begitulah ungkapan yang bisa diucap karena dalam satu kawasan terdapat beberapa destinasi wisata yang bisa dikunjungi sekaligus. 


Saat itu kami memilih untuk ke Pohon Purba terlebih dahulu untuk berfoto-foto. Kebetulan juga anak-anak belum pernah kami ajak kesini. Sekalian memperkenalkan kepada anak-anak tentang Pohon Purba atau dikenal dengan nama Pohon Lian. 


Dikarenakan kondisi jalan masuk menuju kawasan Pohon Purba cukup becek karena masih jalan tanah agak berlumpur karena hujan semalam, kami memutuskan parkir kendaraan di area parkir pantai saja dengan tiket parkir 10 ribu untuk mobil.





Setelah turun dari mobil. Kami berjalan kaki menuju lokasi. Tinggal menyeberang jalan saja, kita sudah sampai di depan pintu masuk kawasan Pohon Purba. Suasananya mirip seperti di De Djawatan yang berada di Banyuwangi. 


Berjalan kaki melewati jalan tanah yang masih becek. Harus ekstra hati-hati agar gak kejebak sama lumpur. Dari dekat terlihat plank bertuliskan Pohon Purba Lian. Untuk masuknya kita gak dikenakan tiket alias masih gratis. 


Gak butuh waktu lama, kami sudah berada disekeliling Pohon Purba yang ukurannya sangat besar dan menjulang tinggi melebihi tingginya Pohon Beringin. Jadi itu sebabnya disebut dengan nama Pohon Purba karena menyerupai pohon raksasa mirip seperti pepohonan yang kita lihat dalam film Jurasic Park atau film fantasi lainnya.


Nama sebenarnya dari pohon ini yaitu Pohon Lian yang sudah hidup ratusan tahun yang lalu. Ada beberapa sumber yang menyebut pohon ini sudah berumur 350 tahun. Lokasi dari pohon ini berada di Dusun Permata, Desa Gunung Malang, Kec.Pringgabaya, Kab.Lombok Timur (dikutip dari laman facebook BPPD Lombok Timur).


Menurut wi**pedia, Pohon Lian memiliki nama latin Ficus albipila yang merupakan pohon endemik di hutan-hutan New Zealand, India dan kepulauan Indonesia. Salah satunya tumbuh hingga sekarang di Pulau Lombok ini. 


Tumbuh subur di atas lahan seluas 1,5 hektar dengan ketinggian rata-rata mencapai 40 hingga 50 meter, dengan diameter kurang lebih 5 kali pelukan orang dewasa (sumber:wi***edia). Boleh dicoba memeluk pohon ini saat datang mengexplore pohon langka ini. 


Selain penampakannya yang menarik buat dikunjungi, pohon ini juga memiliki manfaat yang gak banyak orang mengetahuinya. Pohon Lian ini mampu menyerap air dan menampung air dalam jumlah besar. Selain itu dapat menjaga ekosistem lingkungan di sekitar. 


Karena lokasinya persis di pinggir jalan utama, banyak para pelancong baik domestik maupun mancanegara yang kebetulan melintas di kawasan ini sehabis atau akan menuju Gili Kondo dan sekitarnya untuk mampir sekedar berfoto dan beristirahat sejenak. 





Saya dan keluarga cukup takjub dengan pohon ini. Hampir lima tahun saya gak kesini lagi. Tapi saat datang kesini kemarin, pohon-pohonnya masih kokoh berdiri. Beberapa gazebo (berugaq) dibangun untuk tempat wisatawan beristirahat. Ada juga ban-ban yang dicat warna-warni sebagai pembatas jalan menuju pintu masuk kawasan Pohon Purba ini.


Sayangnya menurut saya, area destinasi ini kurang dipelihara. Masih banyak semak-semak yang gak dibersihkan. Beberapa fasilitas lainnya seperti gazebo juga belum ada perawatan. Mungkin saja pemerintah setempat sengaja membuat area destinasi ini menjadi alami saja. 


Saran saya kedepannya, destinasi wisata alam seperti ini harus tetap dijaga dan pengembangannya jangan hanya jalan di tempat saja agar para wisatawan banyak dan mau datang kesini. Kalau melihat fasilitasnnya oke dan area sekitar dirawat, pastinya kita semua nyaman dan aman datang kesini. 


Bonus view yang dapat dilihat dari destinasi ini yaitu kita bisa melihat megahnya puncak Gunung Rinjani dari belakang kawasan Pohon Purba (Lian). Itupun kalau cuaca sedang bagus-bagusnya. 


Waktu yang paling cocok datang kesini yaitu di pagi dan sore hari. Kita bisa melihat sinar matahari yang masuk dari celah-celah pepohonan. Udara pagi disini sangat sejuk dan pastinya bebas polusi. 





Setelah foto-foto di bawah Pohon Lian. kami menuju Pantai Pengayoman atau Pantai Pidana. Suasana di pantai ini sangat ramai sekali oleh pengunjung. Biasanya sehari setelah Idul Fitri, warga setempat  berbondong-bondong pergi liburan bareng keluarga.


Salah satu tempat yang dituju yaitu Pantai Pengayoman. Mereka datang kesini ada yang menggunakan mini bus, mobil pick up bak terbuka, mobil pribadi, malah ada yang naik truk dan paling banyak rombongan menggunakan motor.


Mereka kesini sambil membawa makanan minuman dalam jumlah besar. Biasanya isinya lauk pauk dan nasi buat makan siang. Membawa tikar, duduk manis sambil jagain anak-anak yang asyik berenang di pantai. Ada juga yang membawa pasangan, duduk berdua di pinggir pantai sampai gak terasa sinar matahari menyengat di kulit. Serasa dunia milik berdua. 


Untungnya kami mendapatkan tempat duduk disini yaitu berupa gazebo atau berugaq. Sayangnya kondisi berugaq yang kami dapat sudah berumur. Ditengahnya berlubang dan hanya bisa diduduki oleh beberapa orang saja.


Disini kami hanya menikmati view Selat Alas. Di pantai ini viewnya keren. Kita bisa melihat kapal-kapal ferry yang hilir mudik. Di sebelah barat, bisa melihat puncak Gunung Rinjani sedangkan sebelah timur, bisa melihat perbukitan Pulau Sumbawa dari kejauhan.


Buat kalian yang sedang melintas di destinasi wisata ini baik di Pohon Purba Lian atau Pantai Pengayoman, gak ada salahnya buat berhenti disini menikmati view alam nan indah dari Pulau Lombok bagian timur. 


Ini salah satu cerita libur lebaran saya di rumah nenek. Kalau kalian punya cerita libur lebaran kemana ?. Boleh ditulis di kolom komentar. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


0 comments:

Post a Comment