Saturday 19 October 2024

Balik ke Lombok dengan KMP Munic I : Tidur Sepuasnya


Di hari terakhir di Bedugul dalam edisi Touring Bedugul 2024. Cerita kali ini menjadi tulisan part 5 atau terakhir dalam perjalanan kami touring ke Bedugul. Gak banyak tempat yang kami kunjungi. Memang kami ingin menghabiskan waktu stay di satu tempat saja sampai balik ke Lombok lagi. 


Jadinya kami mencari penginapan yang dimana bisa dinikmati dalam waktu tiga hari dua malam. Beruntungnya dapat penginapan yang bisa dibilang hampir lengkap alias bikin betah berlama-lama disini. 


Berada tepat di pinggir Danau Beratan, Bedugul dengan view yang kece habis. Udara dingin, bebas dari polusi, tempatnya nyaman, fasilitas sangat baik, pelayanannya ramah. Gak susah nyari makanan dan minuman. Dan pastinya dengan harga yang terjangkau. 


Gak terasa sudah tiga hari disini. Saatnya balik ke Lombok. Packing-packing dulu sebelum berangkat. Cek semua barang bawaan, jangan sampai ada yang tertinggal. Biarkan jejak dan cerita saja yang tertinggal disini, Asyiik. Hehehe




Sebelum berangkat, kami sarapan dulu. Anak-anak dipesankan nasi goreng dan saya pesen Kopi Bali hangat. Upacara minum kopi dulu biar gak ngantuk bawa motor di jalan nanti. Enak bener, minum yang hangat-hangat di tengah udara yang dingin. 


Sekitar jam sebelas siang, kami berangkat menuju Pelabuhan Padangbai. Sebelumnya sudah beli tiket kapal ferry secara online melalui aplikasi Ferizy. Caranya mudah dan dijamin cepat. 


Kami memesan tiket kapal ferry yang jam enam sore. Itupun disesuaikan dengan kapal yang ingin dinaiki yaitu KMP Munic I. Alasannya kenapa memilih kapal ini karena belum pernah naik sebelumnya, kapalnya besar, ada banyak tempat tidurnya dan gratis tanpa dipungut biaya lagi. 


Kurang lebih memakan waktu empat jam perjalanan. Jalur yang digunakan sedikit berbeda dari jalur pas perginya. Hanya saja masih menghindari jalur menuju Kota Denpasar yang super duper macet. 


Melalui jalur Bedugul ke Mengwi, kemudian ambil jalur pusat Kota Gianyar, tepatnya melalui Stadion Kapten I Wayan Dipta. Kemudian berjalan menuju arah timur ke Kota Semarapura (Kota Kabupaten Klungkung). 





Sempat mampir untuk beristirahat sejenak di Pantai Goa Lawah. Disini banyak berugaq (gazebo) untuk beristirahat. Banyak warung-warung klontong yang menjajakan snack dan minuman dingin dan kelapa muda. Ada juga jual sate Bab I (non halal). 


View pantainya lumayan cakep. Tampak Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan dari kejauhan. Pasirnya berwarna putih dan cokelat. Sore itu pengunjung cukup ramai menghabiskan waktu di pantai ini. Kami pun cukup lama beristirahat disini sambil menunggu jadwal kapal yang akan kami naiki. 


Sekitar lima belas menit dari Pantai Goa Lawah menuju Pelabuhan Padangbai. Kami melanjutkan perjalanan lagi ke pelabuhan. Situasi lalu lintas sore itu ramai lancar. Setibanya di pelabuhan, saya pun mengeluarkan smartphone untuk cetak tiket fisik di counter tiket. 





Setelah tiket fisik sudah ditangan. Kami menuju antrian sepeda motor. Sedangkan istri dan anak-anak menuju masjid yang berada di area pelabuhan untuk bersih-bersih dan lanjut membeli nasi bungkus di Warung Jawa buat dimakan di atas kapal nantinya. 


Suasana di Pelabuhan Padangbai sore itu gak begitu ramai. Biasanya sih para penumpang lebih banyak nyeberang malam hari. Enak tuh dari Padangbai nyeberang jam malam, sampai di Lombok subuh atau pagi hari. Begitu juga sebaliknya. 


Saya sebenarnya sering nyeberang ke Bali pada malam hari dan sampai di Padangbai ketika sudah subuh atau menjelang pagi tiba. Tapi berhubung bawa anak-anak kecil untuk pertama kalinya, lebih aman nyeberang pagi hari atau sore hari. 





Setengah jam menunggu untuk masuk ke dalam kapal dikarenakan lagi proses bongkar kendaraan yang akan turun. Setelah proses bongkar selesai, kami memasuki lambung kapal. Ukuran kapalnya beneran cukup besar. Untuk area parkirnya saja ada dua lantai. Lantai pertama untuk kendaraan ukuran besar seperti puso dan bus, sedangkan mobil dan sepeda motor parkirnya di lantai dua. 


Untuk menuju lantai dua, membawa kendaraan harus ekstra hati-hati. Butuh keseimbangan karena treknya menanjak dan agak licin. Agak serem juga ya, bawa motor sambil boncengan. Ngegasnya harus diatur dan seimbang. Jangan terlalu kencang dan jangan terlalu pelan. 


Untungnya para ABK kapal sigap dan cekatan mengatur kendaraan yang masuk. Keramahan mereka juga buat para penumpang senang dan gak bingung mau parkir kendaraan dimana. Mereka sigap membantu penumpang apabila dibutuhkan. Good Job buat para awak KMP Munic I !. 


Setelah memarkirkan motor di dek lantai dua, kami segera mencari tempat beristirahat. Alasan paling penting pilih kapal ini karena ada ruang lesehan tidurnya. Jadinya anak-anak bisa beristirahat dengan nyaman. Apalagi gratis tanpa dipungut biasa sewa seperti kapal pas perginya, hehehe. 





Sedikit membahas profil kapal ini agar bisa menjadi referensi buat teman-teman yang akan bepergian ke Bali atau Lombok menggunakan kapal ferry. 


KMP Munic I merupakan kapal ferry jenis roro yang mengangkut penumpang dan kendaraan. Kapal ini merupakan milik dari PT. Munic Line. Memiliki panjang keseluruhan 67,15 meter dan lebar 14,53 meter. Mampu memuat 400 penumpang dan 60 kendaraan baik kendaraan besar dan kecil. 


Usia kapal lebih tua dari usia saya yaitu 37 tahun. Dibangun pada tahun 1987 di negeri Sakura alias Jepang. Ini kapal merupakan salah satu kapal favorit di lintas penyeberangan Padangbai dan Lembar. (www.youtube.com)


Sebelum melayani penyeberangan Selat Lombok, KMP Munic I melayani penyeberangan Merak dan Bakauheni. Hampir lama juga kapal ini gak beroperasi alias dokking di galangan kapal Cirebon (kalau gak salah) untuk menjalani beberapa perbaikan dan renovasi besar-besaran. 


Ruang Bisnis

Ruang Ekonomi

Ruang Lesehan


Apa saja sih fasilitas dari kapal ini ?. Saya pun penasaran apa saja yang ada di kapal ini. Mari kita tour sebentar !. 


Setelah memarkirkan motor, kami menuju ruang lesehan penumpang. Disini banyak sekali tempat tidur bersusun lengkap dengan matras empuknya. Matrasnya didesain untuk kenyamanan penumpang buat beristirahat. Kita juga bisa memilih, mau tidur di bawah atau di atas. 


Selain ruang lesehan tidur, ada juga ruang bisnis dengan kursi pesawatnya yang super empuk. Baik bisnis maupun lesehan penumpang, keduanya dilengkapi dengan AC. So, pastinya sangat nyaman. 


Selain itu ada juga ruang ekonomi duduk yang berada di bagian belakang. Disini tempatnya para ahli hisap dan kita bisa menikmati view Selat Lombok sambil duduk santai dan minum kopi. 


Buat para sopir juga disediakan ruang tidur khusus. Tempatnya sangat nyaman dan pastinya enak buat tidur sehabis membawa kendaraan berat atau mobil dalam perjalanan yang panjang. 


Fasilitas lainnya ada mushola yang cukup nyaman, toilet yang bersih, ruang ibu menyusui, ruang medis dan kursi malas untuk menikmati sunset atau sunrise selama perjalanan. 


Kapal ini terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama itu tempat kendaraan berat. Lantai kedua parkiran kendaraan roda empat dan dua seperti mobil dan sepeda motor. Di lantai dua juga terdapat ruang supir. Sedangkan untuk lantai ketiga adalah ruang penumpang dan anjungan kapal. 




Setelah kami dapatkan tempat beristirahat di ruang lesehan, saya ngajak anak-anak untuk jalan-jalan keliling kapal.Kebetulan kapalnya belum jalan, kami sempatkan menikmati suasana sore hari di Pelabuhan Padangbai dari atas kapal.


View dari Pelabuhan Padangbai ini kece banget. Mau pagi ataupun sore, sama-sama cakep. Pelabuhan ini berada di teluk kecil gitu. Air lautnya hijau toska. Apalagi disini banyak hotel-hotel dan penyeberangan kapal cepat ke Nusa Penida, Gili Trawangan dan sekitarnnya. Nyaman banget nongkrong dari atas kapal sambil melihat view sekitar.


Kapal diberangkatkan sekitar jam setengah tujuh malam. Terlambat tiga puluh menit dari jadwal semestinya. Banyak faktor kenapa bisa terlambat. Salah satunya proses bongkar muat barang yang agak lama. Dan menunggu antrian masuk di dermaga juga alasan yang paling sering terjadi. 


Kondisi ruang penumpang gak begitu ramai. Begitu juga kendaraan didominasi dengan puso dan mobil. Bus penumpang ada satu saja. Sisanya motor yang ada di dek lantai dua. 


Langit sudah gelap. Terlihat dari kejauhan lampu-lampu rumah warga yang ada di sekitar Pelabuhan Padangbai. Kapal sudah menjauhi pelabuhan dan berlayar ke Pulau Lombok. 


Kondisi cuaca saat itu cukup bersahabat. Hanya saja ketika posisi kapal sudah berada di tengah perjalanan, kapal agak sedikit oleng kanan kiri. Saya pun sempat keluar sejenak melihat situasi. Benar saja, terlihat gelombang laut yang cukup besar disertai angin laut yang kencang dari arah selatan. 


Saya pun memutuskan untuk tidur saja. Anak-anak dan istri juga sudah tertidur pulas. Capek sekali kelihatannya menempuh empat jam perjalanan dari Bedugul hingga ke Padangbai. 


Mata sudah mulai mengantuk dan waktunya kita tidur sejenak. Lumayan bisa tidur empat jam hingga sampai nanti di Pelabuhan Lembar. Perkiraan sampai di Pelabuhan Lembar sekitar jam sebelas malam nanti. 


A few moment letter


Sekitar jam sepuluh malam, saya pun terbangun dari tidur dikarenakan kapal semakin oleng kanan kiri. Keluar ke kamar mandi untuk buang air kecil. Terasa sekali angin lautnya kencang.


Setelah itu, sempatkan untuk berkeliling kapal sejenak sambil nyari tempat untuk nongkrong. Para penumpang kebanyakan pada tidur semua. Suasana hening dari setiap ruang penumpang. Hanya terdengar suara mesin kapal dan buih-buih air laut. 


Gak banyak yang terlihat kalau pelayaran malam gini. Hanya terlihat lampu-lampu perahu nelayan yang sedang memancing ikan di tengah laut. Terlihat juga lampu rumah-rumah penduduk dari pulau seberang. 


Posisi kapal sekarang sudah memasuki perairan Lombok. Sebentar lagi kita akan sampai di Pelabuhan Lembar. Gelombang laut sudah gak terasa. Angin lautpun sudah bersahabat dengan kami.


Melihat jam sudah menunjukkan jam sebelas malam. Saya pun memutuskan untuk kembali ke tempat tidur. Tidur sejenak sambil menunggu kapal bersandar di dermaga. Lumayan masih banyak waktu buat tidur. Anak-anak dan istripun masih terlelap. Mata pun sudah gak kuat lagi. Akhirnya saya pun tertidur. 


Terbangun karena suara pengumuman dari awak kapal bahwa kapal sebentar lagi akan bersandar di dermaga. Kami dan penumpang lainnya terbangun dan bersiap-siap turun kapal. 


Sambil menunggu kapal sandar, saya makan malam dulu. Kebetulan masih ada sisa nasi bungkus, hehehe. Anak-anak juga ikutan makan nasi telur. 


Sekitar jam setengah dua belas malam, kapalpun bersandar dengan sempurna di dermaga satu. Kami pun satu per satu turun dari kapal. Alhamdulillah, kami sampai dengan selamat di Pulau Lombok lagi. 


Perjalanan dari pelabuhan ke rumah kurang lebih setengah jam saja. Sudah tengah malam, jalan pun sudah sepi. Tapi tenang saja, di Lombok aman kok. Terpenting tetap tenang dan jangan panik. 


Kami pun sampai rumah dengan kondisi sehat semua. Anak-anak pun sangat senang. Terimakasi untuk tiga harinya touring ke Bedugul, Bali. Semuanya berjalan dengan lancar. 


Over all, ternyata bawa anak-anak touring itu harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Dari kesehatan, perlengkapan selama di perjalanan dan terpenting harus pintar ngatur waktu. 


Kapan berangkatnya, kapan istirahatnya. Jangan terlalu diporsis di perjalanan. Kalau anak-anak minta makan atau minum, itu tandanya mereka kecapean atau bosenan di jalan. Disitulah kesabaran sebagai orang tua diuji. 


Harus utamakan makanan dan minuman mereka. Pakaian dibawa juga harus lengkap. Dari baju kaos, jaket, sepatu, topi dan terpenting membawa vitamin buat mereka. 


Kondisi motor juga diperhatikan. Dari ban, mesin, oli, lampu sorot, dan jangan sampai kehabisan bensin. 


Pengeluaran selama diperjalanan paling banyak untuk makan. Jadi harus bawa uang tambahan untuk jaga-jaga di jalan. Paling penting bawa uang cash. 


Biar lebih lengkap baca ceritanya, kalian bisa baca dari part pertama ya saat kami berangkat dari Lombok agar nyambung gitu ceritanya.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra




0 comments:

Post a Comment