Friday, 30 August 2024

Menginap Rasa Camping di Taman Danu Glamping & Camping : Bedugul, Bali


Cuaca cerah disertai hembusan angin laut membuat saya sudah gak sabar menginjakkan kaki di pulau yang terkenal dengan keindahan wisata dunianya ini. Siapa yang gak kenal dengan Pulau Bali. Pulau dengan sejuta cerita bagi siapapun yang datang kesini.


Waktu menunjukkan jam setengah dua siang. Kapal ferry yang membawa kami dari Pelabuhan Lembar, Lombok sudah bersandar di Pelabuhan Padangbai, Bali. 


Libur cuti kali ini saya pergunakan untuk membawa istri dan anak-anak mengexplore salah satu destinasi wisata di Bali. Sebut saja, Danau Bratan,Bedugul. Tapi bukan hanya danaunya saja yang akan saya ceritakan. Melainkan penginapan yang sudah kami booking jauh-jauh hari yang lokasinya berada tepat di tepi Danau Beratan.


Sebut saja namanya, Taman Danu Glamping & Camping Bedugul. Alamatnya di Jalan Dajan Danu Puncak Sangkur, Temple, Candikuning, Kec.Baturiti, Kab.Tabanan, Bali.


Perjalanan dari Pelabunan Padangbai menuju lokasi kurang lebih memakan waktu tempuh tiga jam menggunakan motor kesayangan "Si Blue Nmax". Untuk rute perjalanannya, saya memilih melalui pusat kota Gianyar karena memangkas waktu lebih cepat dibandingkan melalui Kota Denpasar. 


Berhubung bawa anak-anak yang masih kecil, jadi waktu dan lokasi istirahat di jalan juga jadi pertimbangan. Dari Pelabuhan Padangbai, anak-anak sangat antusias. Sepanjang perjalanan selalu bertanya "ini sudah sampai mana ayah ?". Saya pun menjawab lokasi yang kami lewati.


Bisa dibilang saya dan istri sudah cukup sering ke Bali baik motoran maupun hanya transit. Ini ketiga kalinya saya touring bareng istri ke Bali dan kali ini bawa anak-anak. Antara seneng dan was-was juga, khawatir anak-anak mabuk di jalan atau masuk angin. Tapi sejauh ini kondisi mereka baik-baik saja. 


Setelah keluar dari Pelabuhan Padangbai. Saya memacu kendaraan dengan kecepatan normal antara 40-50 km/jam. Apalagi kondisi lalu lintas antara Padangbai ke Denpasar cukup ramai. 


Baca juga disini : Touring ke Bedugul Part 1


Di beberapa titik seperti di kawasan Pura Goa Lawah juga cukup macet karena ada upacara agama. Kendaraan berjalan sangat pelan. Untungnya langit agak mendung, jadinya gak terlalu terik. 


Di perempatan mau menuju Kota Semarapura (ibukota Kab.Klungkung), kami belok kanan melewati Kota Semarapura untuk menghindari kendaraan berat seperti truk dan puso di By Pass Jalan Prof. Dr. Ida  Bagus Mantra.


Dari Kota Semarapura, kami menuju arah Kota Gianyar untuk mencari tempat istirahat sambil membeli beberapa kebutuhan selama bermalam di Bedugul nanti. 


Sekitar jam tiga siang, kami sudah berada di sekitaran daerah Ubud. Salah satu destinasi favorit touris saat berlibur ke Pulau Bali. Kami terjebak macet yang cukup parah siang itu. Untungnya polisi lalu lintas dan pecalang desa ikut mengatur kendaraan yang terjebak. Enaknya lagi kami bawa motor, jadinya bisa nyelip-nyelip, hehehe.





Singkat cerita, sekitar jam lima sore kami sudah tiba di kawasan wisata Danau Beratan, Bedugul. Jarak penginapan sudah dekat. Melewati obyek wisata Pura Ulun Danu Bedugul. 


Lokasi Glamping Taman Danu cukup jauh dari jalan raya. Dari jalan utama, kami belok kiri kemudian melalui jalan desa dengan kondisi aspal yang gak begitu baik. Tapi masih aman dilewati motor dan mobil. Harap hati-hati jika melintas karena banyak krikil yang bisa buat ban motor slip. 


Menurut informasi yang saya dapatkan saat bertanya ke karyawannya, penginapan ini baru dibuka sekitar tahun 2020 dimana saat itu dunia dilanda wabah Covid-19. Dan sampai sekarang penginapan ini ramai dikunjungi tamu dan kesan mereka pada bagus semua di salah satu platform. 


Di sekitar Danau Bratan banyak sekali penginapan dengan harga permalam yang bervariasi, salah satunya Taman Danu Glamping ini. 


Kami akhirnya sudah sampai di area parkir Taman Danu Glamping. Udara yang dingin menyambut kami. Suasana desa yang sangat asri. Sepanjang perjalanan menuju penginapan,kami dimanjakan oleh sejuknya udara disini. Perbukitan dan perkebunan yang hijau. Disini banyak sekali kami lihat perkebunan sayur-sayuran dan strawberry.

 





Welcome Taman Danu Glamping & Camping !


Setelah turun dari motor, kami berjalan menuju meja resepsionis. Kami disambut hangat oleh salah satu karyawan penginapan. Mbaknya berpenampilan sederhana, rapi dengan seragam kerja dan murah senyum. 


Setelah menyelesaikan administrasi, kami diantar menuju tenda/glamping yang sudah kami pesan. Suasana di area glamping sore itu cukup sepi. Tapi sebenarnya hampir semua kamar atau tenda sudah ada penghuninya masing-masing. 


Saat berjalan menuju tenda, saya melihat betapa indahnya Danau Bratan dengan kabut yang menutup sebagian danau. Glamping putih tempat kami menginap dua hari kedepan langsung menghadap ke danau. 


Disini gak hanya Glamping Putih saja tapi ada beberapa tipe kamar yang bisa dipesan. Ada Glamping Toska yang berupa rumah mini dari kayu. Ada juga tipe Pondok Kayu, Lumbung Single dan Lumbung Twin dengan harga berbeda-beda. 






Khusus Glamping Putih dan Tosca memiliki fasilitas single bed untuk dua orang dewasa dan satu anak kecil, wfi, sarapan pagi, dan kamar mandi luar. Sedangkan tipe yang lainnya ada kamar mandi dalamnya. 


Kembali lagi ke selera dan kondisi dompet masing-masing ya. Kalau kami sengaja memilih Glamping putih karena ingin merasakan camping di pinggir danau bersama anak-anak. Pastinya seru dan menyenangkan. 


Hanya tipe Glamping Putih yang menggunakan tenda berbentuk persegi berwarna putih. Dimana atapnya berbentuk Piramida. Pintu masuk berada di bagian depan dengan jendela transparan di bagian kiri dan kanan. Kita bisa melihat kondisi luar dari jendela transparan tersebut. 


Di dalamnya ada bed dengan kasur yang empuk dan wangi. Cukup buat kami berempat. Ada laci kayu juga untuk menyimpan barang bawaan. Ada lampu dan colokan listrik. Jadi gak khawatir mati handphone alias bisa ngecas di dalam tenda. Disediakan juga handuk yang cukup besar dan wangi. Tau gitu gak bawa handuk dari rumah,hahaha. Lantai kamarnya juga bersih. 


Kalian juga bisa memasang tenda sendiri dengan harga sewa yang sudah ditentukan oleh pemilik. Bisa juga sewa tenda bila gak mau repot bawa tenda sendiri. Disini juga bisa bersantai sambil refreshing di pinggir danau tanpa harus menginap. 


Udara sore itu cukup dingin. Mengundang kami untuk melepas lelah. Melalui jalur yang berkelok-kelok dan menanjak. Bawa motor dengan beban cukup berat membuat pinggang terasa pegal. Memejamkan mata sejenak sambil tiduran. Sedangkan anak-anak masih seger bugar. Istri pun gak mau melepas moment sore itu dengan hanya tiduran.


Tadinya mau tidur, eh malah diajak keluar tenda sambil berjalan-jalan mengelilingi penginapan. Taman Danu Glamping cukup luas juga. Kurang lebih sekitar 1 hektar lebih (koreksi bila keliru). 






Tanaman hias dan taman sekitar penginapan juga terawat baik. Ada kolam ikan di depan penginapan juga cukup terawat. Hanya saja kolamnya sedang dikuras. Disini juga ada beberapa gazebo untuk bersantai, resto yang estetik tempat untuk sarapan dan makan bagi para pengunjung. Ada kamar mandi luar yang cukup bersih dan taman bermain anak dengan perosotan, ayunan dan lainnya. 


Berjalan ke pinggiran danau, terdapat sebuah jembatan kayu dengan spot foto berupa sayap menyerupai sayap malaikat. Tapi sayangnya, kondisi jembatan kayu sudah lapuk dan gak terawat. Ragu rasanya untuk berjalan ke ujung jembatan. Khawatir jembatannya roboh. Lucu kan jauh-jauh dari Lombok kesini, eh ujung-ujungnya kecebur ke danau. Hahahaha. 


Setelah foto-foto dan menikmati view yang ada di depan mata, anak-anak pengen main di ayunan yang berada persis di sebelah resto. Main ayunan, perosotan dan gak terasa waktu sudah menunjukkan jam enam sore.


Udara semakin dingin, kami pun bergegas untuk masuk ke dalam tenda. Menggunakan pakaian hangat dan gak lupa menggunakan topi kupluk. Langit semakin gelap dan kabut semakin tebal. Syahdu bener !. 


Karena udara dingin banget, perut pun jadi laper. Enaknya makan yang hangat-hangat. Pengen makan nasi telur dan teh hangat. Kami belinya di resto. Harganya pun cukup terjangkau. Anak-anakpun ikutan makan. 


Berhubung badan sudah lelah banget. Kami gak keluar tenda malam hari untuk melihat suasana. Kami memutuskan untuk tidur saja biar besok pagi cepat bangun untuk melihat sunrise. Malam itu hanya terdengar suara jangkrik dan gelak tawa tamu lainnya yang mengadakan gathering sambil menyalakan api unggun. 






Udara malam semakin dingin. Suhu pun pas saya cek sekitar 16 sampai 20 derajat. Pakaian hangat pun gak cukup menangkal dinginnya udara malam. Selimut tebal pun hanya bisa mengurangi udara dingin saja. Lumayan buat tidur nyenyak. 


Untungnya anak-anak gak kedinginan meskipun tangan dan kaki terasa dingin. Mereka tidur pules sampai pagi. Terpenting kondisi mereka baik-baik saja dan gak menggigil. 


Malam yang indah dan syahdu. Tidur ditemani suara serangga malam dan sinar bulan. Cuaca malam itu sangat cerah. Keluar sebentar ke kamar mandi karena sudah kebelet. Melihat suasana malam ternyata di area penginapan sangat terang oleh lampu-lampu taman. Jadi gak khawatir jalan ke kamar mandi sendirian. 


Balik dari kamar mandi untuk buang air kecil, saatnya tidur lagi. Udara semakin dingin. Terlihat tenda bagian luar sudah basah oleh embun. Tutup tenda rapat-rapat dan kemudian lanjut tidur. 


Sekitar jam enam pagi, kami pun terbangun. Saya bangun duluan, kemudian istri dan anak-anak paling lama bangunnya. Enak sekali mereka tidur tanpa ada yang mengeluh kedinginan semalaman. 


Saya keluar tenda sedangkan yang lainnya masih enggan beranjak dari tempat tidur. Langit sudah agak terang. Danau Bratan pun terlihat menenangkan. Tamu-tamu yang lain ada yang sebagian sudah bangun.








Biar badan gak menggigil, saya manfaatkan untuk berjalan-jalan mengelilingi area penginapan. Berdiri sejenak di pinggiran danau untuk menghirup udara bersih. Sangat syahdu sekali. Ditambah melihat burung-burung yang saya gak tau namanya, bermain di sekitaran danau sambil mengeluarkan suara khas mereka. 


Di sisi belakang penginapan terlihat dengan kokohnya perbukitan yang cukup tinggi. Terdengar dari kejauhan suara alunan gamelan khas Bali. Ini bener-bener kita lagi di Pulau Dewata. 


Setelah berkeliling penginapan, saya balik ke tenda. Ternyata anak-anak sudah bangun. Kakak Kenzi dan Adeq Nala sudah gak sabar pengen keluar tenda. Mereka sangat antusias untuk jalan-jalan. Jaket tebal, topi kupluk dan pakaian hangat lainnya sudah menempel di badan. 


Bersantai di tepian danau sambil menunggu sunrise tiba. Gak lupa kita mengabadikan setiap moment untuk nantinya akan dikenang sampai mereka besar kelak. 


Melihat jam tangan, waktu sudah menunjukkan jam tujuh pagi. Waktunya sarapan yang sudah include sama biaya menginap. Kami berjalan menuju resto. Duduk di meja besar dan panjang sambil menunggu karyawannya menyiapkan menu yang sudah dipesan. 


Kami memesan seporsi pancake, roti bakar, dan nasi goreng sebagai menu utama. Untuk minumnya ada teh hangat dan kopi. 


Soal rasa sih seperti nasi goreng pada umumnya. Tapi yang paling saya suka dari ketiga menu yang disajikan yaitu roti bakarnya. Enak banget. Rotinya pakai roti gandum dan selai strawberry. Gurih, masih hangat dan manis. Wajib dicoba kalau kalian datang kesini. 


Over all, sejauh ini menginap di Taman Danu Glamping & Camping pelayanannya sangat memuaskan. Cepat dan tanggap apapun yang dibutuhkan tamu yang menginap. 


Ohya, untuk tarif kami menginap di tipe Glamping Putih kalau weekdaynya sebesar 275K sudah sama sarapan. Sedangkan untuk weekendsnya 325K termasuk sarapan juga. Tapi tarif bisa berubah sewaktu-waktu. 


Untuk lebih lengkapnya, kalian bisa berkunjung ke akun ignya di Taman Danu Glamping Ground. Untuk pemesanan kamarnya masih melalui whatsapp ya. Belum ada di aplikasi travel lainnya.


Untuk nomor whatsApp yang bisa dihubungi yaitu (+62 877-8291-1269)


Setelah sarapan, kami balik ke tenda untuk bersiap-siap menuju destinasi selanjutnya. Habis mandi meskipun airnya sangat dingin sekali, kami jalan-jalan sebentar ke salah satu destinasi wisata yang ada di sekitaran Bedugul. 


Ceritanya saya lanjutkan di episode berikutnya ya. Jangan bosen membaca cerita saya kali ini. Masih ada beberapa tulisan tentang touring kami ke Bali. Ditunggu saja !

 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra


8 comments:

  1. wah aku dulu pernah ke bedugul tapi gatau bisa buat camping dan glamping gini
    asyik banget mana bersih tempat glampingnya
    bisa buat toodler juga
    kapan kapan ngajak anak istri ke sini deh klo pas ke bali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya di sekitar penginapannya jg banyak penginapan yg lain dgn tarif per malam yg bervariasi.

      Delete
  2. Replies
    1. Berharap k depannya ada di Lombok penginapan seperti ini. Sudah murah meriah dan view-nya cantik

      Delete
  3. Muraaah bangetttt 😍😍😍. Lombok bali ga jauh2 amat ya mas, masih bisa pake motor nyebrang ferry. Aku ama suami udh plan pengen ke Bali, tp kalo dr jkt naik mobil palingan. Kalo naik motor, tepar kami berdua 🤣🤣🤣.

    Kalo aku stay di sini, pastilah yg glamping pinggir danau jd pilihan jugaaaa. Paling unik soalnya. Bisa liat danau langsung 😍😍😍

    Untuk sarapan juga walau simple, tp dengan view begitu, dah pasti terasa nikmat 🤤🤤

    ReplyDelete
  4. suka sama model glamping kayak gini, unik aja, terus disana juga tersedia tipe kamar yang lain, tinggal disesuaikan sama kemauan diri aja. Dan nggak nyangka harganya ini termasuk murah. Biasanya 500 ke atas nih.
    viewnya kalau pagi asik juga, seger gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kebetulan dapat di bawah harga 300 ribuan weekday. Klo weekend beda lagi harganya.

      Delete