Pas banget nih disaat mau update blog, lagi ramai-ramainya orang pada mudik ke kampung halaman. Idul Fitri tinggal beberapa hari lagi. Bisa dibilang semua moda transportasi sudah full booking oleh para pemudik. Dari jalur darat, laut bahkan udara pun sudah dibanjiri pemudik. Gak peduli tiket mahal, hajar saja bang ! Hehehe.
Khusus untuk jalur udara, saya ada tulisan yang bisa jadi bermanfaat buat kalian yang akan mudik menggunakan pesawat. Atau mungkin buat kalian yang baru pertama kalinya pulang mudik pakai pesawat dikarenakan pengen cepat sampai di rumah. Semoga ini bisa membantu.
Cerita saya saat balik ke Lombok dari Jakarta naik salah satu maskapai favorit di Indonesia karena rute dan armada dengan jumlah terbanyak. Kapan lagi naik pesawat dengan armada yang rata-rata masih berumur muda tapi cukup aman, nyaman dan murah dari kompetitor lainnya, hehehe.
Saya akan terbang menggunakan maskapai Lion Air JT 0654 Boeing 737-900ER Soetta - Praya,Lombok. Salah satu pesawat langganan kalau mau terbang ke beberapa kota di Indonesia dengan kapasitas penumpang 220 seat kelas ekonomi. Kali ini saya akan menggunakan Lion Air dengan nomor registrasi PK LHJ yang berumur sekitar 12,5 tahun. Cukup senior juga ya !.
Kebetulan saat itu harga tiket pesawat sedang melambung tinggi. Biasanya seperti Lion Air yang merupakan maskapai low cost carrier ini saja,saya mendapatkan harga di atas 1 jutaan ke Lombok. Biasanya ke Lombok kalau normal sekitar 600 ribu sampai 800 ribuan saja.
Berangkat dari hotel tempat menginap yang berlokasi di daerah Senayan menggunakan ojek online menuju Stasiun BNI City Sudirman. Menuju bandara saya pakai kereta bandara yang membutuhkan waktu sekitar 45 menitan saja. Cerita lengkapnya saya kasi linknya di bawah ini.
Bisa baca disini : Naik KA Bandara Lanjut Nyobain Kalayang Bandara Soetta
Sesampainya di Stasiun Kereta Bandara Soeta, saya melanjutkan menggunakan Kalayang atau bahasa kerennya Skytrain menuju Terminal 2. Kalayang ini melayani para penumpang yang akan menuju ketiga terminal yang ada di Bandara Soeta yaitu Terminal 1, 2 dan 3 pulang pergi. Untuk jadwalnya bisa kita lihat di layar digital ada di area Stasiun Kalayang. Untuk Kalayang sendiri gak dikenakan tarif alias gratis.
Dari Stasiun Kereta Bandara ke Terminal 2 jaraknya gak jauh menggunakan Kalayang. Sekitar 5 menit saja, kita sudah sampai di pintu keberangkatan domestik Terminal 2.
Welcome to Terminal 2 Bandara Soetta Tangerang, Banten !.
Setelah melakukan check in mandiri, saya bergegas menuju ruang tunggu penumpang di Terminal 2D. Suasana pagi menjelang siang di Bandara Soetta sudah sangat ramai. Hampir seluruh kursi tunggu terisi semua.
Hmmm..... Bila dibandingkan dengan Terminal 3, Terminal 2 jauh lebih padat penumpang karena disini ada dua maskapai yang merajai yaitu Lion Air dan Batik Air dengan jadwal penerbangan yang sangat padat ke berbagai destinasi di Indonesia.
Sambil menunggu waktu boarding, saya kepikiran browsing profil dari Bandara Soetta ini. Sering bolak-balik bandara internasional terbesar di Indonesia, tapi gak tau asal muasal dibangunnya bandara ini pertama kali. Siapa yang desain dan kapan. Yuuk kita coba mengulas sedikit dari Bandara Soetta ini !
Sejarah Terminal 2 Bandara Soetta, Tangerang, Banten
Bandara Internasional terbesar di Indonesia ini dirancang oleh arsitek terkenal asal Prancis bernama Paul Andreu. Beliau juga yang merancang Bandara Internasional Charles de Gaulle Paris, Prancis. Dengan konsep yang cukup unik yaitu arsitektur lokal dengan kebun tropis diantara lounge dan tempat tunggu penumpang membuat Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi salah satu bandara terbaik di Asia bahkan pernah di dunia.
Bandara Soetta dibangun untuk menggantikan bandara internasioal komersial pertama di Indonesia yaitu Bandara Kemayoran yang dibangun pada tahun 1940 dikarenakan bandara ini begitu dekat dengan basis militer Indonesia di Bandara Halim Perdanakusuma. Lokasi bandara penumpang sebaiknya memang jauh dari basis militer. Maka dipilihlah Cengkareng, Tangerang, Banten yang jauh dari Bandara Halim Perdanakusuma sebagai lokasi penggantinya.
Tahun 1975 sampai 1981, proses pembangunan Bandara Soetta mulai dikerjakan dengan rencana pembangunan 3 runway, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik dan 1 terminal haji. Pada tahun 1985, Bandara Soetta mulai diresmikan sebagai bandara utama Indonesia setelah Bandara Kemayoran, Jakarta. Pembangunan pertama yaitu Terminal 1 kemudian dilanjutkan dengan Terminal 2. Untuk Terminal 3 baru diresmikan pada tahun 2016.
Sebelum menggunakan nama Bandara Soekarno Hatta, bandara ini diberi nama Jakarta International Airport Cengkareng (JIA-C). Kemudian nama dua tokoh proklamator besar Indonesia sekaligus bapak presiden dan wakil presiden pertama Indonesia, Soekarno Hatta dipilih sebagai nama bandara utama Indonesia.
Oke, itu dia sedikit sejarah dari Bandara Soetta yang berhasil saya himpun dari berbagai sumber. Kalau ada informasi yang keliru atau kurang, mungkin bisa ditambahkan di kolom komentar. Terimakasi.
Next, setelah kita sudah berada di terminal sebuah bandara, apa yang kita lakukan ?. Ini dia tips-tipsnya dari saya.
1. Pastikan Terminal Benar
Khusus di bandara besar seperti Bandara Soetta, Bandara Juanda dan lainnya. Kita harus pastikan tempat pesawat kita di terminal mana. Jangan sampai salah terminal. Apalagi sebesar Bandara Soetta, bisa berabe urusannya kalau salah terminal.
Sebagai contoh mau naik Lion Air tapi datang ke Terminal 3 atau 1 Bandara Soetta. Sekilas informasi saja, untuk Lion Air dan Batik Air saat ini berada di Terminal 2.
Untuk informasi terminal dimana, bisa kalian cek saat booking tiket di aplikasi online yang kalian gunakan. Disana lengkap informasinya di terminal mana.
2. Mencari counter check in
Buat kita yang pertama kali naik pesawat, apalagi terbangnya dari bandara besar seperti Bandara Soetta yang pertama dilakukan yaitu mencari informasi tempat mencetak boarding pass atau tiket kalian.
Biasanya sudah ada mesin mandiri tempat mencetak boarding pass yang berada di area terminal bandara. Kalian cek saja nama maskapai yang akan digunakan di layar mesin cetak. Selanjutkan ikuti proses sampai boarding pass tercetak. Jangan lupa E-KTP dibawa ya, jangan sampai tertinggal di rumah.
Tapi bagi kita yang pengen ke counter check in karena bawa barang banyak alias bagasi. Lebih baik cetak boarding pass di counter check in sesuai maskapai kita.
3. Pastikan Barang Bawaan Aman
Nah ini yang penting. Jika menggunakan pesawat, ada beberapa barang yang gak boleh kalian bawa selama penerbangan. Seperti senjata tajam, obat-obatan terlarang, hewan peliharaan dan sebagainya.
Pastikan semua barang bawaan kalian aman dari pemeriksaan petugas. Bila ketahuan membawa barang yang gak diperbolehkan. Siap-siap barang kalian akan disita petugas bandara.
4. Mencari Gate
Ada istilah gate yaitu pintu menuju pesawat. Setelah boarding pass sudah di tangan. Kita akan menuju ruang tunggu penumpang sesuai gate yang tertera di boarding pass.
Harus baca dengan teliti letak gate. Jangan sampai salah gate. Bisa ketinggalan pesawat nantinya. Harusnya di Gate 5, eh ternyata pesawat kita berada di Gate 10. Jauh bener yak.
5. Jadwal Penerbangan
Hal yang paling penting jika akan terbang yaitu selalu perhatikan layar informasi yang terpasang di beberapa sisi ruang di bandara.
Kita bisa melihat jadwal keberangkatan pesawat yang akan kita naiki. Bisa jadi statusnya delayed atau on schedule (sesuai dengan jadwal).
6. Pastikan Boarding Pass dan E-KTP
Nah ini point penting yang gak boleh kalian remehkan. Boarding Pass yang sudah tercetak atau yang ada d smartphone kalian jangan sampai hilang. Selain itu E-KTP kalian juga gak boleh tertinggal atau lupa taruh dimana karena saat akan boarding dan masuk pesawat, dua dokumen itu yang akan diperiksa oleh petugas bandara.
Kalau keduanya gak ada, urusannya bisa panjang dan harus dipastikan bahwa penumpang adalah kalian sendiri. Jadi harus dijaga baik-baik kedua dokumen tersebut.
7. Pastikan Keamanan Kalian
Saat mudik adalah waktunya banyak pencopet atau orang jahat yang bisa saja menghampiri kalian. Jadi jangan mudah cepat percaya sama orang asing yang baru dikenal.
Pikiran jangan kosong dan selalu pakai kacamata hitam agar terhindar dari tipu daya muslihat yang akan mencelakan kalian.
8. Bawa obat-obatan seperlunya
Buat kalian yang memiliki sakit tertentu atau yang mabuk perjalanan. Gak ada salahnya membawa obat-obatan yang kalian butuhkan.
Obat-obatan seperti obat penurun demam, pusing, diare, mual-muntah, maaf, asma, luka-luka, minyak angin dan lainnya sangat penting selalu ada di tas bawaan kalian.
Suatu saat entah kita atau orang lain pasti membutuhkan obat-obatan tersebut agar mengurangi gejala yang dirasakan selama perjalanan.
Semoga bisa bermanfaat !
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Harga tiketnya lumayan ya 😂, maklum jarang baik pesawat dengan harga tiket lebih dari 800an.
ReplyDeleteHmm, kalau pas ada perhelatan MotoGP dan WSBK jadi naik lagi gak tuh tiket?
Pastinya naik bang klo MotoGP dan WSBK nanti
Delete