Gak terasa sudah memasuki minggu pertama Bulan Ramadhan. Pastinya yang namanya puasa di hari-hari pertama agak terasa berat. Nungguin buka puasa masih lama. Lihat jam, masih jam 10 pagi,hahaha.
Biar gak terasa lama waktu buka puasa, gak ada salahnya kita melakukan kegiatan yang positif seperti bekerja, tadarusan, mendengar pengajian, nonton film kesukaan, membaca, atau ngabuburit.
Sebelum melanjutnya cerita, saya mohon maaf kalau foto-foto yang saya tampilkan kualitasnya kurang kece. Soalnya gak bawa kamera dslr. So, hanya menggunakan kamera Oppo A54 yang kalau malam kurang begitu bagus. Sorry ya !
Ngomonong-ngomong soal ngabuburit, saya mau bercerita salah satu tempat ngabuburit sambil nongkrong menunggu waktu berbuka puasa yang kece habis. Kenapa saya bilang kece ?. Soalnya lokasinya berada di atas bukit dengan panorama laut, perbukitan dan view sunsetnya yang kece habis.
Tepatnya di Kota Sumbawa Besar, Pulau Sumbawa. Sekitar Bulan Juli tahun lalu, saya berkesempatan mengunjungi Kota Sumbawa Besar dalam hal melaksanakan tugas negara sambil nonton event MXGP Samota 2022. Di sela-sela bertugas, kita healing sejenak sambil menikmati suasana Kota Sumbawa Besar menjelang senja tiba.
Bisa baca disini : Gara Gara MXGP Samota Jadi Tambah Suka Motorcross
Berawal dari ajakan sahabat saya yang kebetulan menetap di Sumbawa Besar untuk kumpul bareng. Bisa dibilang reunian karena sudah lama gak jumpa.Pas itu juga saya dan Mas Anwar sudah selesai bertugas. Daripada bengong di penginapan, kita cari tempat buat nongkrong sambil ngopi.
Sore itu cuaca di Kota Sumbawa Besar cukup cerah. Kami sudah janjian bertemu di parkiran Pantai Selipir, salah satu pantai favorit warga Sumbawa Besar.
Mas Amin bersama istrinya sudah terlebih dahulu sampai di lokasi. Setelah bertemu, kami menuju ke sebuah tempat ya bisa dikatakan cafe gitu di daerah Samota sana. Jalurnya sama dengan jalur ke arah Sirkuit MXGP Samota (Rocket Motor Circuit Samota).
Dari Pantai Selipir, kami menuju arah Labuan Sumbawa. Gak jauh dari Labuan Sumbawa kami berbelok ke kiri mengarah ke Jembatan Samota yang sempat nge-hits di awal peresmiannya dulu. Kurang lebih sepuluh meter dari jembatan, kami mengambil jalur tanah perbukitan di sebelah kanan.
Note, untuk lebih jelas rute menuju lokasinya, nanti saya share di google maps di akhir tulisan ini.
Busyet, ini beneran jalurnya ya ?. Kok ekstrem gitu ya. Tapi kami pede bisa nanjak menggunakan sepeda motor pinjeman jenis matic. Jalur tanah kering berdebu dan bercampur bebatuan. Luar biasa perjuangan kita nih. Semoga kedepannya jalur ini lebih baik lagi alias diaspal gitu biar enak nanjaknya.
Saya gak tau nama bukitnya apa. Yang jelas ini bukit kece banget. Kurang lebih tingginya 100 meter dari permukaan laut. Dari sini kita bisa melihat view Pantai Labuan Sumbawa, rumah-rumah di pusat kota, Jembatan Samota dan di kejauhan sana kita bisa melihat Pelabuhan Badas, Sumbawa.
Btw, di Pulau Sumbawa banyak sekali destinasi wisata yang gak kalah kece dengan yang ada di Pulau Lombok. Salah satu yang terkenal yaitu Pulau Moyo, Air Terjun Mata Jitu, Teluk Saleh dan masih banyak lainnya. Khusus di Sumbawa Besar, destinasi wisata yang bisa kalian kunjungi yaitu Istana Dalam Loka Samawa, Jembatan Samota, Pantai Kencana, Pantai Selipir dan Sirkuit MXGP Samota.
Kembali lagi ke tujuan awal. Kurang lebih dua menit menarik gas motor menanjak melewati jalur tanah berbatu, sampailah kami di sebuah cafe bernama The Hill Cafe. Penampakannya sangat sederhana. Semua bangunan terbuat dari bahan kayu seperti rumah panggung khas Sumbawa gitu. Meja kursi juga dari kayu semua.
Dari namanya saja sudah jelas kalau cafe ini berada di atas perbukitan di Kota Sumbawa Besar. Ini baru pertama kalinya saya datang kesini dan dibuat jatuh cinta sama keindahan panoramanya.
Menurut info yang saya dapat dari penjaga cafenya, The Hill Cafe buka di akhir tahun 2021 pada saat masih pandemi Covid-19. Dulunya tempat ini hanya bukit biasa tempat para sapi mencari makan. Karena di Sumbawa sendiri, hewan ternak khususnya sapi dibiarkan pergi makan sendirian oleh pemiliknya. Gak ada kata khawatir hewan ternaknya diambil orang. Kece kan !.
Bangunan dari The Hill Cafe terdiri dari dua lantai. Di lantai satu banyak terdapat meja kursi kayu tempat buat nongkrong. Di lantai dua hanya sebagai tempat untuk selfiean saja.
Di sisi sebelah barat, terdapat beberapa tenda tempat bermalam ala-ala camping ground gitu. Kalau gak salah pas saya tanya, untuk menyewa satu tenda dikenakan biaya 150 ribu selama event MXGP Samota. Artinya kita hanya bayar 150 ribu selama beberapa hari kita bermalam. Itu sudah termasuk sarapan pagi. Fasilitas ada tenda, kasur, selimut dan bantal. Keren juga ya.
Untuk jam buka dari cafe ini yang buat saya terkejut yaitu 24 jam. Beneran ?. Ternyata emang bener bukanya 24 jam setelah saya bertanya lagi untuk meyakinkan lagi. Di depan cafenya terdapat tanah lapang yang cukup luas. Terlihat juga ada mini panggung kayu yang digunakan untuk menggelar mini konser. Seru juga keliatannya.
Untuk parkir kendaraan sendiri juga gak perlu pakai acara ribet. Disini bebas mau parkir dimana. Cafe ini mengingatkan saya dengan camping ground yang ada di Desa Sembalun, Lombok.
Bangunan yang sederhana terbuat dari kayu. Gak ada pakai pendingin udara karena disini udaranya sudah cukup sejuk. Udara dari perbukitan dan laut. Apalagi kalau datangnya sekitar jam lima sore hingga malam tiba. Suasananya bisa buat betah berlama-lama disini.
Saat kami datang, belum banyak pengunjung. Jadi bebas mau duduk dimana. Infonya setiap malam Minggu disini ada live musik. Cafe ini juga sering dipakai untuk menggelar acara family gathering, acara kumpul-kumpul dan tempat menghabiskan waktu libur.
Yang paling saya suka saat datang ke cafe ini yaitu si mas karyawan cafenya sangat ramah sekali. Sempat diajak ngobrol-ngobrol sambil menikmati minum kopi. Tapi sayangnya lupa namanya, hahaha. Secara lokasinya juga sangat cocok untuk tempat nongkrong bareng keluarga, sahabat, teman dan gebetan.
Untuk harganya tergolong murah. Satu cangkir kopi desa jahe seharga 10 ribu. Tempe Mendoan seharga 18 ribu dan Pisang Bakarnya seharga 15 ribuan. Murah kok !.
Menu-menu beratnya juga ada dan beragam dari mie goreng, nasi goreng dan masih banyak lainnya kisaran harga 20 ribu - 25 ribuan. Tapi saat itu gak pesan menu berat karena kami berencana makan malam di tempat lain. Untuk lokasinya rahasia ya, hehehe.
Sayangnya, kami menunggu agak lama menu yang dipesan. Gak tau kenapa kok bisa lama ya. Alasannya pas saat itu juru masaknya sedang otw ke lokasi. Untungnya, tempatnya kece. Jadi gak terasa waktu setengah jam menunggu pesanan datang.
Next time, kalau datang kesini lagi, bakalan pengen bermalam di tendanya sambil mencoba menu-menu beratnya. Sepertinya sangat menarik bawa anak istri kesini. Terpenting siapin lotion anti nyamuk biar gak digigit nyamuk-nyamuk nakal.
Buat kalian yang sedang berada di Sumbawa Besar, cobain datang ke The Hill Cafe Sumbawa yang lokasinya kurang lebih lima kilometer dari Rocket Motor Circuit Samota dan Hotel Grand Samota.
Menikmati secangkir kopi desa jahe dengan cemilan pisang bakar dan gorengan di kala senja menggoda. Memandang pemandangan yang luar biasa dari atas bukit The Hill Cafe. Langit yang berwarna jingga. Lautan yang berubah warna menjadi gelap. Lampu-lampu rumah penduduk sudah menyala dengan gemerlap. Udara dari perbukitan yang cukup menyejukkan hati dan pikiran.
Untuk harga menu di The Hill Cafe Sumbawa sangat terjangkau. Buat yang punya budget terbatas, jangan khawatir !. Kalian bisa bawa gebetan kesini menikmati panorama alam Sumbawa sambil kulineran sederhana dengan harga mahasiswa.
Mungkin buat kalian bertipe gak sabaran, harap agak sabar sedikit kalau datang ke cafe ini. Menurut saya sih ini cafe buat untuk bersantai sambil menghabiskan waktu ngobrol bareng teman-teman sambil menikmati menu-menu disini.
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
bagus viewnya, dari ketinggian..
ReplyDeletekayaknya seru juga kalau nyobain camping nya
Rencananya pas nonton MXGP Samota tahun ini pengen nyobain camping disini. Semoga gak banyak nyamuk aja hehehe
DeleteView nya komplit ya mas, bisa liat laut, tapi juga kliatan perbukitan 👍. Iya sih harga menunya muraaaaah, kalo masih bisa di bawah 20k . Bonus pemandangan cakep pula 👍. Nyamuk ini yg agak bikin ganggu 😅.apa Krn masih banyak semak belukar, atau di Deket situ ada rawa, makanya masih banyak nyamuk di sana? Semoga aja bisa berkurang, jadi ga repot hrs pake lotion anti nyamuk ya
ReplyDeleteDisini perbukitannya masih semak belukar. Tempat sapi2 Sumbawa mencari rumput.
Delete