Saturday, 26 March 2022

Menikmati Sunset dari Masjid Terapung Amahami : Pantai Amahami Kota Bima


Lokasi pertama yang saya kunjungi di Kota Bima yakni Masjid Terapung Amahami. Letaknya berada di pinggir Pantai Amahami, Kota Bima. Kenapa dinamakan masjid terapung ?. Karena masjid ini dibangun di atas air seperti masjid yang terapung di permukaan air. 


Hari kedua berada di Kota Bima saya berpikir, "mau kemana jalan-jalan ya sore gene ?". Buka google maps, ada beberapa tempat yang asyik buat dikunjungi. Tapi saya lebih tertarik untuk mengunjungi salah satu pantai yang bernama Pantai Amahami yang lokasinya gak jauh dari penginapan.


Sore itu kebetulan sudah gak ada kerjaan. Jadi agak santai dan bisa jalan-jalan. Kali ini saya pengen jalan sendiri dulu biar lebih maksimal menikmati Kota Bima di sore hari. Setelah mandi dan menyiapkan kamera kesayangan, saya langsung memesan Grab via aplikasi. Di Kota Bima sudah ada ojek online lhoo tapi baru Grab saja. Yang lainnya belum ada. Dapetin drivernya juga gak lama. Buka aplikasi, ketik mau kemana dan dijemput dimana, langsung ada drivernya. Kali ini saya pake yang bike alias motoran saja biar lebih murah. 





Setelah dijemput sama bapak ojol, kami langsung tancap gas ke Pantai Amahami. Sambil duduk di belakang bapak ojol, saya melihat-lihat suasana sore hari di pusat Kota Bima. Ramai juga ya di kota yang terkenal dengan sebutan Kota Tepian Air ini. Banyak lalu lalang kendaraan bermotor, banyak persimpangan jalan, pertokoan, melewati taman mirip seperti alun-alun, melewati Terminal Dara yang merupakan terminal besar tempat berkumpulnya bus-bus dengan tujuan Bima-Mataram. Kapan-kapan kita spoting bus di terminal ini.


Kota Bima merupakan kota terbesar kedua setelah Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Yang paling saya suka dari kota ini yaitu kotanya berada di pinggiran teluk lhoo. Makanya disebut Kota Tepian Air. Jadi kalau ke Kota Bima, kalian gak bakalan bingung mau kemana. Salah satu spot terbaik buat menikmati sunset ya di kota ini.


Kurang lebih lima menitan, saya sudah sampai di depan sebuah taman yang cukup tertata rapi. Banyak pengunjung dan pedagang kaki lima disini yang saya lihat. Btw, saya sudah berada di Pantai Amahami, duh senang sekaleee !. Setelah turun dari motor dan bayar ojol sebesar sepuluh ribu saja, saya berjalan kaki sambil cuci mata di pantai ini. Gak seperti pantai-pantai yang memiliki deburan ombak dan pasir putih yang pernah saya kunjungi. Tapi Pantai Amahami seperti sebuah taman yang memiliki panorama teluk dengan view yang kece. 


Nongkrong dulu sambil memesan kopi hangat dan duduk menghadap ke Teluk Bima. Disini saya sangat terkesan dengan Masjid Terapung Amahami Bima. Tepat di depan saya duduk, berdiri sebuah masjid terapung yang bisa dibilang sangat menarik buat dibahas. Melihat Masjid Terapung Amahami ini, saya jadi teringat dengan salah satu pantai yang pernah saya kunjungi beberapa tahun yang lalu bernama Pantai Losari, Makassar. Dari landmarknya sangat mirip sekali dengan yang ada di Pantai Losari. Apa ada hubungannya masjid ini dibangun mirip seperti yang ada di Pantai Losari, Kota Makassar ?. 


Biar lebih jelas dan gak kepo lagi. Yuuk kita cerita sedikit tentang asa-muasal Masjid Terapung Amahami Bima dibangun !.







Masjid Amahami atau biasa disebut Masjid Terapung Amahami beralamatkan di Jalan Sultan Muhamad Salahuddin, Kota Bima. Kurang lebih lima belas menit dari Bandara Sultan Muhamad Salahuddin Bima dan lima ratus meter dari Terminal Dara, Kota Bima.


Masjid Terapung Amahami selesai dibangun pada akhir tahun 2017 lalu dan diresmikan pada tanggal 10 April 2018 oleh Walikota Bima; Bapak M. Qurais H.Abidin. Karena bentuk bangunannya yang unik dan menarik perhatian dari kejauhan. Dari informasi yang dipercaya, desain bangunannya merupakan hasil karya dari tim Universitas Petra Surabaya yang mendapat kepercayaan langsung dari Pemda Kota Bima. 


Desain Masjid Amahami ternyata juga mengandung makna khusus. Masyarakat Bima memiliki filosofi kepemimpinan yang dinamakan Nggusu Waru dan Uma Lengge. Dua unsur ini menjadi desain dasar masjid terapung dan dipadukan dengan desain bintang Al-Quds, simbol terkenal dalam ajaran Islam.


Di bagian kisi-kisi masjid diberi detail ornamen khas Bima yaitu Bunga Satako yang memiliki arti bunga setangkai. Filosofinya, seseorang harus bisa memberi kebaikan di keluarga maupun di masyarakat sekitar seperti bunga yang menyebarkan aroma harum di sekelilingnya. So, harapannya Masjid Amahami mampu menarik minat masyarakat dari Sabang sampai ke hatimu 'eh salah', ke Merauke maksudnya untuk datang ke Bima. 


Daya tarik bangunan dan lokasi yang strategis dari Masjid Amahami ini memang menjadi destinasi wisata favorit yang ada di Bima. Di medsos sudah banyak sekali berjamuran foto-foto kece masjid terapung satu ini. Yang saya suka dari desain masjid ini yaitu terkesan futuristik karena bagian atapnya berujung tajam. 






Yang buat saya selalu kangen sama Masjid Terapung Amahami yaitu moment sunsetnya. Disinilah tempat terbaik untuk menikmati sunset di Kota Bima. Apalagi masjid ini berada dalam satu kawasan dengan Pantai Amahami dengan view Teluk Bima dan perbukitan nan indah yang memanjakan mata. Bagi siapa saja yang datang ke Kota Bima dan menikmati senja disini, bakalan dibuat jatuh cinta dan pengen balik lagi ke Kota Bima. 


Gak terasa waktu sudah beranjak ke magrib. Adzan terdengar dari sela-sela toa masjid. Waktunya kami untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu Shalat Magrib berjamaah. Segera saya berjalan menuju masjid untuk mengambil air wudhu dan bersiap untuk shalat. Selesai wudhu, saya berjalan ke dalam masjid. Masjidnya terbilang cukup luas. Suasananya juga sangat tenang dan nyaman. Dari dalam masjid saya masih dapat menikmati indahnya langit yang berwarna kemerahan. Pengalaman pertama shalat di Masjid Terapung Amahami. Btw, selesai melaksanakan shalat magrib berjamaah, saya kembali ke penginapan untuk bergabung dengan teman lainnya untuk makan malam bersama.


Cerita dari Kota Bima episode Masjid Terapung Amahami saya cukupkan sampai disini dulu. Tapi jangan kecewa dulu karena ceritanya pendek. Next ada episode selanjutnya masih tentang Kota Bima yang dalam waktu dekat ini saya selesai tulis. Jaga kesehatan dan paket internet untuk mampir di blog yang gak jelas ini. hehehe. See You !.


6 comments:

  1. Masjidnyaaa baguuussss... Masyaallah baru tahu lhoo kalau ada masjid terapung di Bima

    ReplyDelete
  2. abis nongkrong di pantai menikmati senja
    bisa langsung maghriban di masjid terapung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulilah surga dunia n akhirat qta dapat mas broo. Amin

      Delete
  3. momentnya dapat kalipun, ada pantai ada sunset, ada masjid pula, healing sesungguhnya ni :)

    ReplyDelete