Bisa dibilang Bulan Juli sampai Agustus ini, bulan yang menyibukkan. Sibuk dengan urusan negara. Urus data tabung oksigen yang sempat langka, obat untuk pasien Covid-19 dan urus ini itu. Puyeng dah pokoknya. Sampai akhir pekan saja digunakan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor yang dibawa pulang ke rumah. Dapat hari santai bersama keluarga itu sudah syukur banget.
Hari bebas sama pekerjaan kantor, saya habiskan dengan mengajak anak dan istri refreshing sejenak sambil menghirup udara segar. Bukan mall atau wahana bermain pastinya, tapi ke salah satu pantai yang lumayan ramai dikunjungi warga. Sebut saja, Pantai Cemare Lembar. Lokasinya gak jauh dari Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.
Pantai ini belum termasuk ke dalam daftar pantai-pantai kece di Pulau Lombok, tapi menurut saya sih dilihat dari kenyamanan dan viewnya, pantai ini tergolong asyik buat nongkrong sambil menikmati udara pagi dan sore hari. Letak pantai ini saya suka karena sangat strategis. Berada di pintu masuk kapal-kapal besar berlabuh di Pelabuhan Lembar dan Gili Mas seperti kapal ferry, kapal Pelni, kapal pesiar, kapal barang dan kapal tongkang. So, yang hobi spotting kapal, disinilah tempat yang cocok menghabiskan waktu untuk jepret-jepret kapal yang melintas.
Ngomong-ngomong apa sih spotting kapal itu ?. Spotting yaitu kegiatan mengamati kapal yang melintas. Cara mengamatinya bukan hanya dilihat saja tapi difoto atau dibuatkan video. Hanya orang-orang yang memiliki hobi unik ini saja yang senang dengan kegiatan satu ini. Bukan hanya spotting kapal laut saja tapi bisa bus, kereta api dan pesawat. Sudah banyak di youtube video-video hasil spotting. Untuk di blog bisa dibilang sangat jarang ya kecuali blog saya, Asyik.
Kembali ke laptop !.
Waktu yang pas datang ke pantai ini saat pagi dan sore hari. Beruntung bila datangnya pas jam sibuk kapal yang berangkat maupun yang datang. Siap-siap kamera dengan lensa tele bila ingin mendapatkan hasil jepretan yang kece.
Saya dan istri sering datang kesini karena lokasi pantai ini gak terlalu jauh dari rumah kami. Kurang lebih memakan waktu lima belas menit dari rumah, melewati jalan raya Gerung - Lembar. Saya pun sudah beberapa kali gowes kesini bareng istri dan teman kantor. Pantai ini memiliki cerita indah dan lucu buat saya dan istri. Pertama kali gowes alias kencan terselubung bareng istri (pas masih pedekate) ya ke pantai ini, hehehe.
Untuk menuju lokasi pantai terbilang gak susah. Sebelum sampai di pertigaan Pelabuhan Lembar, ada papan petunjuk di seberang kanan jalan yang bertuliskan Pantai Cemare. Kami belok kanan melewati jalan aspal yang mulus. Sesampainya di pertigaan yang banyak pohon-pohon kelapa, kami belok ke kanan lagi. Disini kondisi jalanan gak semulus sebelumnya. Gak jauh lagi kami sudah sampai di Pantai Cemare. Bila kurang jelas, bisa cek di google maps.
Eits, ada satu rintangan lagi sebelum sampai di lokasi. Kami harus melintasi jembatan kayu yang umurnya sudah lebih dari sepuluh tahun. Bener-bener menguji adrenalin nih. Kami harus bergantian dengan kendaraan lain melewati jembatan karena susah sekali kalau harus dipaksakan berpapasan.
Jujur, kami sempat khawatir bila melewati jembatan kayu ini. Sungainya lumayan dalam kalau terjatuh. Syukurnya jembatannya masih kuat menahan beban kendaraan yang melintas. Dari informasi warga setempat, Jembatan Cemara ini sempat akan direnovasi tapi sampai sekarang masih belum terealisasi. Kita doakan semoga bisa direnovasi sehingga warga yang melintas gak khawatir lagi.
Setelah melintasi jembatan kayu. Jalanan berubah menjadi jalanan berbatu, melintasi kawasan hutan mangrove Lembar. Kawasan hijau yang buat imun tambah naik. Gak jauh dari kawasan mangrove, terlihat dari gapura bertuliskan Selamat Datang di Sunset Point Pantai Cemare Memasuki perkampungan nelayan dengan jalanan sempit menuju kawasan pantai. Sekitar seratus meter menyusuri jalanan sempit dan tanah bercampur pasir, kami sudah sampai di area parkir. Disini area pakirnya sangat luas. Bisa untuk motor dan mobil. Apalagi tukang parkirnya sangat ramah terhadap pengunjung. So, kami merasa aman memarkirkan motor disini.
Setelah memarkirkan motor, kami berjalan menuju pantai. Pengunjung sudah lumayan ramai. Sudah banyak warung dan cafe yang buka. Semuanya dikelola langsung warga setempat. Lumayan buat pemasukan warga. Menu-menu juga sangat beragam. Ada ikan bakar, cumi bakar, nasi goreng, mie goreng, kelapa muda dan lain sebagainya. Tinggal pilih mau duduk bersantai dimana sambil menikmati menu yang ada.
Hari Minggu adalah hari paling ramai pengunjung datang kesini, baik pagi maupun sore hari. Bagi yang ingin melihat sunset, bisa datangnya sore hari. Sedangkan untuk yang suka udara pagi, bisa datangnya habis subuh,hehehe. Kalau saya dan istri lebih suka datang pagi karena angin pantai gak terlalu kencang dibandingkan sore hari. Kasihan Kenzi kalau kena angin sore.
Sayangnya masih banyak yang gak memakai masker. Untuk mengantisipasi biar gak berkerumun, kami mencari tempat duduk yang gak terlalu dekat dengan pengunjung lainnya. Jadilah kami bersantai di sebuah kedai bernama Kedai Pelangi. Kedainya cukup sederhana, hanya ada beberapa bean bag warna-warni lengkap dengan meja kayunya. Atapnya dipasangkan paranet yang dihiasi dengan mainan bola-bola ukuran kecil sehingga gak khawatir kepanasan. Kami duduk di bagian depan dan langsung menghadap ke pantai.
Cuaca sangat cerah dan angin pantai gak terlalu kencang juga. Suasana pagi yang cukup nyaman. Kenzi juga sangat senang diajak ke pantai. Melihat birunya air laut, deretan perbukitan alam Sekotong, terlihat juga beberapa gili-gili seperti Gili Kedis, Gili Nanggu dan Gili Poh. Dari kejauhan di sebelah selatan, kapal-kapal ferry yang sedang off juga terlihat dengan jelas.
Saya mengajak Kenzi jalan-jalan di pinggir pantai. Airnya tenang, pasir hitam yang landai dan udaranya bersih. Kenzi sangat senang melihat air laut dan perahu nelayan yang baru pulang melaut membawa hasil pancingan semalaman. Berbagai macam ikan yang didapatkan terutama ikan tongkol, kerapu, kepiting dan lain sebagainya. Kehidupan nelayan disini terlihat sangat sejahtera.
Saya dan Kenzi sedang asyik melihat perahu-perahu nelayan yang bersandar di pinggir pantai, istri memesan beberapa menu sarapan antara lain kentang goreng, sosis goreng dan nasi goreng. Semuanya serba digoreng lah. Gak lupa saya pesan ke istri, secangkir kopi susu hangat.
Gak lama menunggu pesanan datang, istri memanggil kami berdua untuk merapat ke tempat duduk. Pesanan kami sudah datang. Saya segera balik ke tempat duduk. Perut juga sudah mulai lapar. Menikmati sepiring nasi goreng berdua dengan istri, biar lebih romantis gitu,Asyik. Kenzi asyik makan kentang gorengnya. Kami bertiga sarapan sambil menikmati suasana pantai.
Untuk nasi gorengnya sih lumayan enak karena ditambah telur ceplok. Kurangnya ya kurang banyak dan bumbu saja. Satu lagi kurang foto nasi gorengnya karena lupa difoto,hehe. Seporsi nasi goreng seharga 20 ribu. Hmmmmm,lumayan juga ya. Kentang goreng dan sosis gorengnya juga rasanya standar. Harganya juga sekitaran 15 ribuan. Tapi gak apa-apa, namanya juga kedai di pantai. Yang penting suasananya asyik guys.
Yang saya suka di Pantai Cemara ini, saya bisa spotting kapal-kapal ferry yang hilir mudik dengan jalur yang beragam. Ada yang ke Padangbai dan Tanah Ampo (Bali), Tanjung Perak (Surabaya), Ketapang dan Tanjungwangi (Banyuwangi). Sejak kecil saya suka berlayar menggunakan kapal ferry. Apalagi melewati pulau-pulau kecil nan hijau dengan gradasi warna lautan biru toska, kece habis.
Untungnya membawa kamera dengan lensa tele kesayangan. Jadi bisa mendapatkan foto yang diharapkan. Sudah lama juga gak megang kamera dikarenakan sudah jarang explore alam Lombok dan sekitarnya lagi. Lebih banyak di rumah bersama istri dan anak bila hari libur (sedikit curhat).
wah udah ada cafe cafenya ya di cemare, dulu kesana cuma jalan jalan ke hutan bakau nya
ReplyDeleteSebenarnya Pantai Cemare nih lebih asyik dibandingkan pantai lainnya karena ada yg bisa kita tonton (tonton kapal melintas)
DeleteSemoga nanti setelah pandemi aku bisa traveling ke Lombok :D. Jujur sih bukan Krn pantainya, Krn aku ga terlalu suka pantai. Tp denger2 di Lombok itu banyak juga air terjun. Dan aku selalu suka mas wisata air terjun. Trus blm lagi makanan khas Lombok enak2 :D. Walo di JKT banyak, tapi kan lebih afdol kalo dicoba langsung di kota asalnya :D
ReplyDeletePerlu dicoba. Bisa baca jg perjalanan2 sya k Air terjun di Lombok on my blog ini hehehe
Delete