Sudah lama gak bepergian menggunakan pesawat. Dibilang kangen sih, pasti kangen. Apalagi punya hobi sebagai penikmat moda transportasi, rasanya sudah kangen berat naik bus, kapal laut, kereta api dan paling berat itu kangen naik pesawat.
Tahun lalu bisa dibilang sering banget bepergian menggunakan pesawat. Bahkan moda transportasi canggih seperti MRT (kereta listrik cepat Jakarta) tahun lalu sudah saya coba saat ada tugas dinas ke Bekasi, Jawa Barat pada waktu itu.
Semenjak pandemi Covid-19 melanda, gak bisa kemana-mana. Hanya bisa buka chanel youtube, tontonin pesawat sampai ketiduran. Hanya itu yang bisa saya lakukan saat ini (curhat pak?).
Untuk mengobati rasa kangen yang begitu berat, saya coba buka foto-foto lama saat bepergian menggunakan pesawat. Tiba-tiba saya menemukan beberapa foto saat terbang ke Makassar beberapa tahun yang lalu. Ke Makassar dalam rangka studi banding ke salah satu rumah sakit pemerintah yang ada di Kota Makasaar.
Kebetulan juga belum sempat saya tulis di blog. Biar rasa kangen ini terobati, saya menulisnya dengan penuh semangat. Semoga para pembaca setia blog ini gak bosen baca cerita saya yang katanya suka curhat dan kemana-mana hahahaha.
Hello Makassar !
Gak nyangka bisa ikut ke Makassar saat itu. Dua hari sebelum berangkat, saya diinfokan oleh pimpinan kalau saya juga harus ikut ke Makassar. Mau nanya naik apa, tapi pasti jawabannya naik pesawatlah. Masa mau naik odong-odong, kapan nyampenya.
Beralih ke pertanyaan kedua, "Naik pesawat merk apa?". Hahaha merk, emangnya shampo pake merk. Karena penasaran, saya iseng-iseng buka aplikasi traveloka, pesawat yang langsung dari Lombok ke Makassar apa saja?. Ternyata, hanya Lion Air. Merk lainnya harus transit dulu di rumah mantan, eh di Denpasar atau Surabaya.
Sudah lama juga gak naik Lion Air, biasanya naik merk lain. Denger-denger juga pesawat yang ada gambar singa terbang di buntutnya ini punya pesawat baru-baru seperti Boeing 737-900D dan 737 Max kalau gak salah. Apalagi ada penerbangan langsung ke Makassar, jadi penasaran dong.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Dapat refreshing tiga hari sambil kerja pastinya. Harus ninggalin kerjaan dan mendampingi para bos-bos untuk studi banding. Oh ya, waktu itu saya masih singgle lho (gak perlu diceritain).
Kesan pertama terbang bersama Lion Air ke Makassar seru sekali. Ini pertama kalinya juga saya menginjakkan kaki di tempat kelahiran Sultan Hasannudin, salah satu pahlawan nasional. Berangkat dari Bandara Internasional Lombok sekitar jam empat sore WITA. Berhubung waktu Lombok dan Makassar masih dalam satu wilayah (WITA) jadi gak ada perbedaan waktu. Hampir dua jam penerbangan waktu itu. Cuaca cukup baik dan agak sedikit ada turbulance ketika akan mendarat di Bandara Internasional Hasannudin, Makassar.
Sampai di Makassar sekitar jam enam sore. Kami langsung menuju hotel yang memakan waktu setengah jam dari bandara. Hotelnya bagus banget dan saya lupa nama hotelnya dan gak sempat direview. Untuk cerita jalan-jalan di Makassarnya, nanti saya kasi linknya di akhir cerita ya. Wajib dibaca, nanti dapat hadiah dari saya, hahaha... #ngarepdotcom
Tiga hari di Kota Makassar, waktunya pulang ke Lombok. Bisa dibilang ke Makassar waktu itu gak membosankan. Hotel tempat menginap juga sangat nyaman. Proses studi banding juga berjalan dengan lancar. Dan paling kecenya itu saya menyempatkan berkunjung ke Sumba Opu, tempat beli oleh-oleh. Ke Benteng Fort Roterdam, Pantai Losari dan kulineran pastinya.
Jadwal penerbangan ke Lombok sekitar jam dua siang waktu Makassar. Masih menggunakan maskapai penerbangan yang sama, Lion Air. Kali ini kondisi pesawat yang saya naiki cukup baru yaitu Boeing 737-900D. Siapa bilang naik Lion Air itu gak menyenangkan karena terkenal dengan delay dan suka tergelincir. Buktinya beberapa kali saya terbang bersama Lion Air, masih dibilang aman dan nyaman. Meskipun ada delay, tapi saya selalu siasati dengan tetap menikmati setiap perjalanan. Anggap saja itu suatu yang wajar.
Proses check-in gak ada kendala sama sekali. Pelayanan di bandara cukup sigap. Gak ada yang membuat kita mengantri lama meskipun para calon penumpang yang akan terbang juga cukup membludak waktu itu.
Bandara Internasional Hasanuddin merupakan salah satu bandara transit atau internasional terbesar di kawasan Indonesia timur. Bandara ini dibangun pada tahun 1935 oleh Pemerintahan Hindia Belanda. Dari beberapa artikel yang pernah saya baca dari bandara ini dulunya bernama Lapangan Terbang Kadieng yang letaknya sekitar 22 kilometer dari Pusat Kota Makassar.
Keunikan dari bandara ini terletak di bentuk bangunannya yang mengadaptasi dari bentuk kapal pinisi. Kapal perahu kebanggan pelaut Bugis atau Makassar. Bandara ini sangat besar sekali dan modern. Kece lah pokoknya. Bandara Internasional Hasanuddin ini juga memiliki dua runway. Area taxi juga cukup menampung lebih dari 20 pesawat sekaligus.
Ruang tunggu penumpang sangat nyaman dan luas dengan kursi tunggu yang nyaman. Sambil menunggu waktu boarding, saya menyempatkan untuk berkeliling sejenak tapi sayangnya gak banyak foto yang saya abadikan. Saat itu saya lebih menikmati pemandangan dari Bandara Internasional Hasanuddin ini.
Agak sedikit berbeda yang saya perhatikan dari bandara ini. Kebanyakan jadwal penerbangan dari Makassar yaitu ke arah timur, seperti Manado, Kendari, Palu, Ambon, Gorontalo, Kupang, Bima, Sumba dan paling jauh kawasan Papua (Manokwari, Sorong, Fak-Fak, Jayapura dan lain sebagainya). Arus lalu lintas penerbangan di bandara ini gak jauh beda dengan Jakarta atau Surabaya. Cukup sibuk dan ramai.
Setengah jam menunggu waktu keberangkatan, tibalah waktu untuk kami dipersilahkan memasuki pesawat. Setelah tiket diperiksa dan gak ada kendala, saya bersama teman-teman berjalan di lorong menuju pintu masuk pesawat.
Jadwal keberangkatan gak delay melainkan lebih cepat dari jadwal yang tercantum di e-tiket. Berjalan menuju pintu pesawat, perasaan rindu dengan rumah sudah terasa. Apalagi rindu terbang kembali. Melihat awan putih dari ketinggian, deretan gunung-gunung yang terlihat kecil dari atas pesawat, lautan biru yang sangat luas dan keindahan pulau-pulau kecil yang nantinya akan kami lewati setelah take-off dari Bandara Internasional Hasanuddin.
Seluruh kru sangat ramah. Gak ada penumpang yang tergolong ngeyel dan gak mau diatur. Semuanya berjalan dengan tertib. Semoga menjadi penerbangan yang indah, doa saya saat itu. Waktu boarding gak begitu lama. Semua penumpang sudah naik ke dalam pesawat. Terdengar suara capt.pilot yang memberikan salam sapa kepada penumpang dan memberikan informasi tujuan penerbangan dan kondisi cuaca saat itu.
Informasi dari capt.pilot cukup membahagiakan. Saya pun kembali tenang dan gak lupa berdoa, semoga seluruh rombongan selamat sampai tujuan. Persiapan sudah selesai, pesawat akhirnya bergerak maju dan bersiap-siap menuju runway.
Proses take-off berjalan dengan mulus. Pesawat sudah terbang meninggalkan Kota Makassar. Gedung-gedung semakin mengecil, lautan luas mulai tampak. Hamparan sawah dan perbukitan hijau, menambah keindahan penerbangan. Apalagi di sepanjang penerbangan, selalu ditemani dengan gumpalan awan putih dan langit biru. Indahnya negeri ini.
Pesawat akhirnya landing dengan mulus di Bandara Internasional Lombok. Alhamdulillah selamat sampai di Pulau Lombok lagi. Terimakasi buat Lion Air. Semoga kita dapat terbang bersama lagi dikemudian hari. Amin.
Satu hal yang paling saya sukai saat terbang yaitu bisa melihat keindahan alam ini. Begitu indahnya Allah SWT menciptakan surga dunia yang harus kita jaga dan pelihara. Sangat sayang sekali apabila alam ini rusak oleh tangan-tangan manusia yang gak bertanggung-jawab. Mari kita menjaga alam ini untuk masa depan anak cucu kita kelak !.
hua makassar lombok, dulu pernah, tapi transit di Bali, enggak langsung.
ReplyDeleteSkrg sudah gak da penerbangan langsung, harus transit Bali ato Surabaya yg deket. Hahaha
Deletejadi kangen makasar nih hehe
ReplyDeletewaktu pertama menginjakkan kaki di bandara Hasanudin, aku juga dibuat terpukau mas lazwardy, desain bangunannya unik
kalau k Makassar lg, saya pngen ke Toraja naik bus bareng keluarga. Amin
Delete