Wednesday, 18 December 2019

Warna-Warni Kemeriahan Acara Puncak HUT NTB ke 61


Ciaahhh... !!!

Gak terasa kampung halaman kita "Nusa Tenggara Barat" sudah berumur 61 tahun. Kalau umur manusia, sudah punya cucu sebelas nih, hehehe. Sudah tua juga ya umurnya provinsi yang kita cintai ini. Umur boleh tua, tapi semangat harus tetap membara demi menuju NTB Gemilang.

Sebagai warga Nusa Tenggara Barat (NTB), rasanya sangat bangga menjadi bagian dalam memajukan daerah yang terkenal dengan wisatanya, seperti Pantai Senggigi, Gili Trawangan, Gunung Rinjani, Pantai Kuta Mandalika, Gunung Tambora, Pulau Moyo dan masih banyak lagi tersebar dari ujung timur Pulau Sumbawa sampai ujung barat Pulau Lombok. 

Pariwisata merupakan bagian yang paling sentral dari provinsi ini. Siapa yang gak mengenal Pulau Lombok yang namanya sudah terkenal hingga mancanegara. Suapa juga yang menyangka, Pulau Sumbawa semakin hari semakin eksis dengan beberapa destinasi wisata alam dan tradisi budayanya yang kece. 

Tepat pada tanggal 17 Desember 2019, dimana jatuh pada Hari Selasa, kita semua warga NTB bersuka cita memeriahkan HUT NTB ke-61. Banyak sekali rangkaian kegiatan yang diagendakan selama beberapa hari. Salah satunya upacara HUT NTB ke-61 dan Karnaval Kaleidoskop Kepemimpinan NTB. Agak sedikit berbeda dengan HUT NTB yang sebelumnya. 





Puncak acara HUT NTB ke-61 dilaksanakan di lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur Provinsi NTB. Acara dimulai tepat jam setengah delapan pagi. Para peserta upacara dari para ASN Provinsi NTB, kepolisian, TNI dan para pelajar berbaris dengan tertib. Ada yang menarik dalam rangkaian acara kali ini. Dari gubernur, wakil gubernur, para pejabat, ASN dan para pelajar yang hadir, semuanya menggunakan pakaian adat dari Suku Sasak, Samawa dan Mbojo. Karena Provinsi NTB memiliki tiga suku yang sangat kental dengan adat dan budayanya, yaitu Sasak di Pulau Lombok, Samawa di Sumbawa Barat dan Sumbawa, dan Mbojo di Dompu dan Bima. 

Gak hanya menggunakan pakaian adat dari NTB saja, tapi ada juga yang menggunakan pakaian adat Bali, Jawa dan Sulawesi. Ini mencerminkan warga Provinsi NTB walaupun berbeda suku, tetap memiliki semangat yang sama untuk memajukan provinsi kita tercinta ini. 

Dalam kesempatan kali ini, saya menggunakan pakaian Suku Sasak karena saya lahir dan besar di tengah-tengah Suku Sasak. Kemeja hitam, lengkap dengan sapuk yang diikat di kepala dan kain songket. 









Acara dibuka dengan tarian kreasi daerah NTB yang dipertunjukkan oleh para pelajar tingkat sekolam menengah atas di Kota Mataram. Tariannya sungguh menakjubkan, kelincahan para penari baik perempuan maupun laki-laki seimbang. Apalagi didukung dengan musik kreasi yang menambah semangat dan membuat tarian semakin keren.

Yang menjadi perhatian yaitu para penari perempuannya. Manis-manis broo, apalagi menggunakan pakaian khas dari Tana Samawa (Tanah Sumbawa) dan Gumi Sasak (Tanah Lombok). Senyumannya saat menari, bisa buat para lelaki kelepek-kelepek (woooiii inget istri di rumah! ).

Tarian dibawakan dengan memukau dan kece hingga akhir. Tarian dan musik yang sangat pas membuka acara puncak HUT NTB ke-61 ini. Selamat !!!.

Setelah pertunjukkan tarian kreasi, dilanjutkan dengan upacara HUT NTB ke-61. Sama seperti upacara pada umumnya, tapi gak pakai pengibaran bendera dan lain sebagainya. Dalam upacara HUT NTB kali ini yang menjadi pembina upacara yaitu Bapak Gubernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah, SE atau disapa Bang Zul. Beliau dalam kesempatan kali ini memakai pakaian Sasak. Dari segi penampilan Bang Zul sangat cakep sama seperti saya, hahahaha. 

Dalam sambutannya, beliau mengatakan peringatan HUT NTB ke-61 merupakan momentum untuk memperkuat kebersamaan, semangat dan sinergi membangun daerah. Dengan usia 61 tahun, sebuah perjalanan yang cukup panjang. Mereka para pendahulu kita telah berjuang dan saatnya kita bersama berjuang. Hadir juga mantan Gubernur NTB, H. Lalu Serinata beserta istri, anggota Forkompimda NTB , para anggota DPRD NTB dan undangan lainnya. 




Bang Zul ingin agar seluruh capaian pembangunan yang diwariskan saat ini, menjadi modal berharga untuk mencapai visi pembangunan yang lebih baik di masa yang akan datang. Beliau juga mengajak seluruh elemen di daerah ini menjadikan HUT ke-61 ini, sebagai momentum untuk menyatukan langkah secara bersama-sama memulihkan alam NTB. Bang Zul meminta semua bupati/walikota agar gak mengabaikan alam dalam membangun NTB.

Pemerintah Provinsi NTB menyerukan kepada kita semua untuk mari menyatukan langkah dan memulihkan alam dan lingkungan kita,’’ ajaknya. Seperti apa yang telah disaksikan saat ini, kerusakan hutan di wilayah NTB terbilang cukup parah. Untuk itu, beliau berharap di NTB ini agar intensifikasi dan eksploitasi alam agar dilakukan secara wajar.

Untuk itu, peringatan HUT NTB kali ini, dapat dijadikan sebagai momentum menyatukan langkah bersama untuk memulihkan alam. Ia mengatakan bahwa saat ini, semua kabupaten/kota lagi berjuang keras untuk mencari kehidupan yang lebih baik secara bersama.


Pemerintah Provinsi NTB terus membangun sinergi untuk mendorong agar semua pihak mencapai titik kemajuan yang membanggakan secara bersama-sama.’’Mari kita sama-sama memelihara mimpi besar itu, dan menghidupkan dengan kerja keras !’’ ujarnya.











Setelah upacara HUT dilaksanakan, dilanjutkan dengan kunjungan pak gubernur dan jajaran ke stand pameran yang berada di sebelah timur kantor Gubernur NTB. Kemudian acara yang ditunggu-tunggu yaitu pawai karnaval segera dimulai. Karnaval yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat ini juga diramaikan oleh parade TNI, Polri, ASN hingga mahasiswa dan Praja IPDN.

Bang Zul melepas langsung agenda karnaval dengan tema ‘’Kaleidoskop Kepemimpinan NTB’’. Gak seperti tahun-tahun sebelumnya, karnaval kali ini menampilkan kaleidoskop dan capaian para Gubernur NTB selama 61 tahun NTB berdiri. Mulai dari kepemimpinan Gubernur Ruslan Tjakraningrat yang menjabat di tahun 1958 – 1968 hingga Gubernur Dr. H.Zulkieflimansyah saat ini.

Karnaval Kaleidoskop ini, dimulai dari depan Kantor Walikota Mataram dan berakhir di halam depan Islamic Center Lombok. Kemeriahan karnaval pun terasa dengan antusiasnya masyarakat umum yang menyaksikan jalannya karnaval dari mulai hingga selesai. Karnaval kali ini diikuti oleh utusan sepuluh kabupaten/kota yang ada di Provinsi NTB.





Kaliedoskop diawali suasana di tahun 1958 - 1968 di bawah kepemimpinan Gubernur Ruslan Tjakraningrat. Saat itu suasana digambarkan dengan kehidupan tradisional dan kemiskinan yang melanda warga NTB. Di bawah kepimpinan Gubernur Ruslan Tjakraningrat, provinsi ini digambarkan saat pasca proklamasi, gejolak politik nasional dan daerah-daerah yang masih dinamis. Beliau pertama dikala itu baru mulai melakukan konsolidasi politik dan pemerintahan Provinsi NTB untuk bersatu mempertahankan dan mulai mengisi kemerdekaan. 

Setelah itu, pada Tahun 1968 ,Gubernur HR. Wasita Kusumah menggantikan Ruslan Tjakraningrat. Gubernur Wasita mulai menggulirkan program pembangunan lima tahun tahap pertama (Pelita I) sebagai langkah perbaikan ekonomi, sosial, politik di NTB. Rombongan karnaval berikutnya menggambarkan suasana kepemimpinan Gubernur ketiga, Brigjen (TNI)  H.Gatot Soeherman. Keberhasilan program Gora ( Gogo Rancah ) saat itu, sukses membuat NTB sebagai daerah rawan pangan berubah menjadi daerah swasembada dan lumbung padi nasional.

Selanjutnya pada masa pemerintahan Gubernur Mayjen (TNI) Dr.Warsito, geliat pariwisata mulai dikembangkan. Destinasi wisata alam seperti Pantai Senggigi mulai minat para wisatawan lokal dan asing berlibur ke Provinsi NTB. 

Masa pemerintahan gubernur selanjutnya, yaitu Gubernur Drs.H. Harun Al Rasyid. Di masa beliau memerintah, program yang diluncurkan adalah Gerakan Mengubah Perilaku Masyarakat (Gema Prima) yang cukup fantastik. Setelah itu era pemerintahan Gubernur Drs.H.Lalu Serinata yang memiliki program terkenal yaitu program gerbang emasnya. 

Berlanjut pada masa pemerintahan Dr. TGH M.Zainul Majdi yaitu pada tahun 2008-2018. Pak TGB mengusung NTB yang Beriman dan Berdaya Saing. Di masa Pak TGB sapaan beliau, pembangunan Masjid Hubbul Wathan atau dikenal dengan nama Islamic Center direalisasikan serta diresmikannya KEK Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah. 

Dan yang terakhir saat ini, pada masa pemerintahan Gubernur Dr. Zulkieflimansyah, SE dan Ibu Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd. Kedua pasangan pemimpin daerah kece ini, terus berjuang mengembangkan inovasi-inovasi pembangunan seperti NTB Ramah investasi, pengiriman beasiswa ke luar negeri, program industrialisasi. Dan ada dua program unggulan yang dicanangkan saat itu yaitu Revitalisasi Posyandu dan Zero Waste. 

Itu dia, sedikit cerita sejarah yang saya cari melalui beberapa referensi tentang Provinsi NTB kita tercinta ini. Kalau ada salah cerita sejarahnya atau nama tokohnya, bisa dikomentari yaa. Namanya manusia, terkadang juga lupa dan khilaf.

sebelum motoin orang, para fotografernya eksis dulu

Di penghujung tulisan saya kali ini, ada satu harapan saya untuk Provinsi NTB yaitu bisa buat jalur kereta api, MRT dan jalan tol Lombok - Sumbawa nantinya. Amiiin (lebih dari satu tuh). 

Dirgahayu Provinsi NTB yang ke-61. "Jayalah Selalu Menuju NTB Gemilang". 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

6 comments:

  1. Replies
    1. Tetap semangat memajukan Provinsi Nusa Tenggara Barat

      Delete
  2. Happy Belated Birthday 61st NTB, semoga semakin maju dan makmur rakyatnya.
    Bener-bener colorful.

    ReplyDelete