Saturday, 5 October 2019

Diantara Penjahat dan Pahlawan : Review Film Joker



Bulan ini menjadi bulan yang cukup mengasyikkan buat saya pribadi. Pertama, di Kota Mataram telah dibuka bioskop baru lagi. Jadi untuk saat ini sudah ada tiga bioksop kece telah hadir di Pulau Lombok. Kedua, ada film yang sejak lama saya tunggu kehadirannya yaitu Joker.

Bagi kalian penggemar film Batman atau DC, sudah gak asing lagi dengan namanya tokoh antagonis satu ini. Tokoh yang menjadi musuh bebuyutannya Batman ini berhasil membuat kita geram di film Batman sebelumnya “The Dark Knight”. Seorang Joker yang sangat licik dan jahat, mampu membuat isi Kota Gotham porak-poranda dan diambang kehancuran.

Sejak kecil, saya selalu menonton film kartunnya. Disana yang menjadi musuh utama Batman yaitu Joker. Lagi-lagi di film selanjutnya sampai sekarang, hanya Joker yang susah dikalahkan oleh Batman. Memiliki anak buah yang sangat banyak dan dapat mempengaruhi semua orang yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah Kota Gotham.

Jujur, bagi kalian Joker itu jahat atau baik ?. Tergantung dari sisi mana kalian melihatnya. Mungkin sebelum menonton film Joker, kalian masih membenci tokoh Si Joker karena dia licik, jahat, sadis, dan sukanya membunuh. Gimana reaksi kalian kalau sudah menonton film Joker yang diperankan oleh Joaquin Phoniex ini ?. Apakah kalian masih benci Si Joker atau merasa prihatin atas nasibnya sejak kecil ?.

Disini saya akan mengulas apa yang saya rasakan setelah menonton film ini. Mungkin agak banyak spoilernya. Bagi kalian yang belum  menonton film Joker, saya harap jangan membaca tulisan saya ini !.

Mungkin ada pertanyaan, “Kapan Joker itu lahir?”. Jawabannya ada di dalam film ini. Sejak Joker belum menjadi Joker sampai muncul Joker yang begitu jahat,licik, dan sadis membunuh orang-orang yang dia benci dan orang-orang yang membuat masalah sama dirinya.

***





Sepulang dari kantor, saya mengajak istri untuk nonton film di bioskop yang baru launching beberapa hari yang lalu. Kebetulan kami berdua memiliki hobi yang sama yaitu nonton film. Hanya saja, si doi gak suka diajak nonton film horor. Sedangkan saya, lumayan suka nonton film horor meskipun banyak adegan kaget-kagetnya.

Sehabis shalat magrib, kami berangkat ke Cinepolis. Cinepolis merupakan sebuah bioskop yang berpatner dengan Cinemaxx. Asal Cinepolis sendiri dari Mexico dan kabar gembiranya, Cinepolis Lombok baru satu-satunya cabang Cinepolis di Indonesia. Cukup membanggakan Lombok dipilih menjadi cabang bioskop yang sangat keren ini.

Dari penampilan bioksopnya sangat keren dan elegan. Memiliki ruangan dari lobi hingga ruang tunggu penonton bergaya Eropa dan cukup klasik. Didominasi dengan warna putih biru, membuat Cinepolis berbeda dengan bioksop-bioksop lainnya.

Cinepolis Lombok berada di Mataram Mall lantai 4. Dibandingkan para pesaingnya, Cinepolis memiliki lokasi yang cukup strategis diantara pusat pertokoan dan keramaian Kota Mataram. Untuk tiketnya sendiri lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya. Kalau soal penayangan film, Cinepolis memiliki empat studio dengan layar yang sangat besar dan kursi yang empuk. Dijamin nonton kalian akan nyaman dan tenang.  Bukannya ngendorse, tapi ini komentar saya tentang bioksop yang baru hadir di tengah-tengah warga Kota Mataram.

Setelah membeli tiket nonton seharga 30 ribu per tiket untuk kelas premium di jam sembilan malam, kami berdua menunggu di lorong ruang tunggu. Gak ketinggalan berkeliling dalam bioskopnya. Cukup bersih dan adem. Untuk toiletnya sangat bersih, tapi ada yang kurang. Aroma pewanginya kurang tercium.

Sebelum melanjutkan membaca review ini, bisa tonton trailernya di bawah ini :



***



Kembali ke dalam film !

Di awal film, Si Arthur berada di dalam ruang khusus dengan pakaian serba putih bersama seorang wanita muda. Mereka duduk saling berhadapan. Seorang wanita muda tersebut melayangkan beberapa pertanyaan kepada Si Arthur, namun dia gak menjawab apa-apa. Hanya gelak tawa yang cukup menyeramkan dan sampai tersedak di kerongkongan.  Tawa yang berasal dari suatu penyakit psikis.

Di adegan selanjutnya, Si Arthur berpenampilan menjadi badut jalanan yang siap menghibur warga Gotham. Berasal dari keluarga kelas tiga, membuat kehidupan Si Arthur cukup memprihatinkan. Tinggal bersama ibunya tanpa adanya seorang bapak, gak menikah dan bekerja menjadi badut di sebuah jasa panggilan badut.

Si Arhur hidup serba keterbatasan. Dia mengidap penyakit depresi kronis dan khayalan tingkat tinggi. Saat dia menjadi badut, selalu diganggu oleh lingkungan di sekitarnya. Apalagi saat insiden pengeroyokan yang dilakukan oleh anak-anak brandal terhadap dirinya.

Pemecatan yang dialaminya dari tempat dia bekerja yang disebabkan oleh ulah temannya sendiri. Dia diberikan sebuah pistol oleh temannya. Gak disangka disaat menghibur anak-anak di sebuah rumah sakit, pistol itu terjatuh dan pihak rumah sakit melaporkan kejadian tersebut kepada bos Arthur. Awalnya Arthur gak terlalu peduli dengan pistol tersebut, tapi dia baru sadar pistol tersebut membuat dia merasa dipermainkan oleh temannya.

Di sebuah kereta saat Arthur pulang ke rumah masih berpenampilan seorang badut. Dia melihat ada seorang wanita mencoba dilecehkan oleh ketiga pemuda berpenampilan rapi. Terlihat mereka dari keluarga orang kaya. Melihat insiden tersebut, penyakitnya kambuh lagi. Tawanya gak bisa dihentikan sampai ketiga pemuda tersebut merasa tersinggung.

Si Arthur yang duduk gak jauh dari mereka, tertawa terbahak-bahak sampai tersedak. Mencoba untuk menghentikan tawanya, Si Arthur dikeroyok oleh ketiga pemuda tersebut. Gak lama, Si Arthur mengeluarkan pistol yang diberikan temannya tadi. Satu per satu dia menembaki ketiga pemuda tersebut hingga tewas.

Hari itu revolusi dimulai di Kota Gotham. Polisi memburu badut tersangka pembunuhan ketiga pemuda tersebut. Sementara warga Gotham yang muak dengan pemerintah, segera menjadikan topeng dan dandanan badut sebagai simbol protes.

Dari sini awal Arthur sudah gak takut sama siapa-siapa lagi. Pembunuhan untuk pertama kalinya yang dilakukan Arthur membuat dia merasa puas. Belum sampai disini, teman yang memberikan pistolpun dibunuh oleh dia karena ternyata temannya tersebut biang kladi pemecatan terhadap dirinya. Temannya tersebut mencoba memfitnah Arthur agar dia segera dipecat oleh bosnya.

Kejiwaan Arthur mulai parah ketika dia mengetahui kebenaran akan sosok dirinya. Ibu yang selama ini dia sayang dan rawat, ternyata dulunya sangat jahat kepada dirinya. Ibunya memiliki kelainan psikis sama seperti yang diderita Arthur saat ini.  Kekerasan demi kekerasan yang dilakukan oleh ibunya kepada Arthur membuat dia menjadi seperti sekarang. Memiliki penyakit depresi atau trauma di masa lalu.

Mengetahui hal tersebut dari data sebuah rumah sakit tempat ibunya dulu dirawat. Arthur telah mengetahui yang sebenarnya bahwa dia memiliki seorang bapak yang bernama Dr.Thomas Wayne. Kemarahan Arthur mulai memuncak. Dia marah dan membunuh ibunya.


Dia mulai mencari cara untuk bisa bertemu dengan bapaknya. Suatu ketika di dalam film, Arthur bertemu dengan Bruce Wayne masih kecil. Dia adalah anak dari Thomas Wayne. Seorang terpandang dan kaya raya di Kota Gotham.  Sosok anak kecil ini nantinya adalah Batman. Disini Arthur gak berhasil bertemu dengan bapaknya. Hanya bertemu dengan Si Batman kecil. Arthur sangat baik kepada Bruce. Jadi kesimpulan sementara yang saya ambil, Joker dan Batman bisa dibilang saudara.

Suatu ketika Arthur berhasil bertemu dengan yang dianggap bapak kandungnya di sebuah gedung festival. Tapi si bapak gak mengakui bahwa Arthur adalah anak dari hubungan gelap dengan ibunya. Bahkan Thomas Wayne, memukul wajah Arthur hingga terjatuh. Arthur gak melawan sedikitpun. Dia hanya tertawa karena penyakitnya kambuh.

Arthur yang bercita-cita ingin menjadi seorang pelawak. Dia ingin menghibur banyak orang. Suatu ketika dia dundang dalam sebuah talk show televise terkenal  Live ! with Murray Franklin yang dipandu oleh Murray Franklin. Arthur menjadi dikenal oleh warga Gotham sebagai ejekan dan Franklin mengundang Arthur datang ke acara tersebut.

Disinilah Joker itu lahir. Arthur yang berganti nama menjadi Joker dengan penampilan berbeda. Wajah badut yang menyeramkan, rambut gondrong berwarna hijau dengan pakaian necisnya.  Kemarahan Joker memuncak disini.


Memiliki gaya yang khas dengan tawanya yang menyeramkan. Joker sudah lahir menjadi sosok yang jahat, licik, sadis dan gak takut lagi sama siapa-siapa. Di tengah acara, Joker gak segan-segan menembaki kepala Murray Franklin karena dia menganggap Murray mengolok-olok dia secara live.
Sontak seluruh penonton berlarian meninggalkan studio. Joker merasa puas sudah menghabisi orang-orang yang jahat kepada dirinya. 

Joker akhirnya ditangkap oleh polisi. Di dalam perjalanan, mobil yang ditumpangi Joker ditabrak oleh sebuah mobil ambulance. Joker diselamatkan oleh para warga Gotham yang pro dengan dia. Joker sadar dia sudah gak sendirian lagi. Dia berhasil menguasai kondisi. Kondisi Kota Gotham yang diambang kehancuran oleh ulah Joker membuat dia merasa puas.

Dari kisah seorang Arthur yang memiliki penyakit kejiwaan dan dikucilkan dari keluarga, teman dan lingkungannya, menjadikan Arthur lahir menjadi Joker yang begitu jahat, licik dan sadis.

Arthur adalah sosok yang sangat baik. Dia ingin selalu menghibur orang banyak. Tapi dia selalu dikucilkan, diejek dan dijauhi dari lingkungan yang semestinya membuat dia merasa nyaman. Hanya orang-orang tertentu saja yang baik kepada dirinya. Yang peduli dengan kondisinya.

Setelah menonton film ini, saya merasa prihatin akan nasib Joker dulunya. Memang kita benci dan gak membenarkan apa yang sudah dilakukan Joker selama menjadi Joker. Tapi disisi lain, dia adalah sosok yang sangat baik dan peduli kepada lingkungan. Karena banyak orang-orang yang gak peduli dengan kondisi orang seperti Arthur, yang menyebabkan dia ingin kebebasan dan gak takut sama siapa-siapa lagi.

Setelah menonton apakah kalian sedikit pro dengan Joker ?.

Todd Philips sang sutradara film Joker, sukses membuat penonton bingung. Apa benar kehidupan masa lalu Joker seperti ini ?. Banyak misteri yang diperlihatkan di dalam film ini. Mungkin buat kalian yang sudah menonton, ada beberapa hal di dalam film yang susah kita tebak akan menjadi seperti ini. Joker ternyata lahir dari orang baik yang gak dipedulikan oleh pemerintah.

Buat kalian yang belum menonton, ada beberapa adegan yang gak sempat saya tulis disini. Sengaja biar gak dibilang spoiler abis ney blogger, hahaha.

Rekommended buat kalian tonton. Ohya, buat anak kecil dan yang belum 17 tahun, saya harap jangan menonton film ini. Kalau ingin menonton, harus dalam bimbingan orang tua.

Over all, Untuk film Joker saya beri nilai 9 dari 10. Dan saya yakin kalau film ini mampu meraih Piala Oscar.

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

4 comments:

  1. Pesan tersiratnya dlam kehidupan nyata mungkin jga penulis jelaskan.. Hehe

    Mantaap Tulisannya broo,,

    ReplyDelete
  2. Hahaha senyum sendiri baca kalimat "istri" gak suka nonton horor😂😂😂 klarifikasi yaa.. film horor itu gak seru, banyak ngagetin dan lebih baik ketemu hantunya yg live 🤣😆

    ReplyDelete