Minggu pagi, ketika bangun dari tidur si istri merayu-rayu saya untuk nemanin dia jalan. Pengennya lihat yang hijau-hijau. Saya pun mengiyakan dengan mata masih mengantuk. Maklum istri saat ini lagi ngidam. Mungkin saja ini permintaan si bayi yang masih di dalam kandungan. Semoga sehat selalu nak sama bunda sampai lahiran nanti, Amiin.
Sempat bingung mau kemana. "Kita ke pasar yuuk !", candaan saya. "Lhoo, ngapain ke pasar?", tanya si doi. "Kan, lihat yang hijau-hijau alias liat sayuran", hahaha. Si doi pun langsung pasang muka cemberut sambil menyuruh saya cepat-cepat mandi.
Di kamar mandi, saya bawa handphone. Untung di dalam kamar mandi, sinyalnya cukup kenceng. Googling sambil menikmati surga dunia (belum lulus sensor), akhirnya saya ada rencana ngajak si doi jalan-jalan ke sebuah desa wisata yang cukup menarik buat dikunjungi.
Setelah mandi dan sarapan, kami berdua pun berangkat. Jalanan pagi cukup ramai dengan banyak orang yang berolahraga. Melewati pasar yang membuat macet. Maklum emak-emak ramai berbelanja ke pasar. Melihat aktivitas warga yang sedang pergi berbelanja. Begitulah suasana pagi dengan udaranya yang sejuk namun sudah beberapa bulan ini gak turun hujan.
Btw, setiap menulis tentang sebuah desa, dibayangan saya melihat yang hijau-hijau, udaranya yang sejuk jauh dari polusi, warganya yang sangat ramah dan hidup sederhana. Sudah lama saya gak jalan-jalan ke sebuah desa yang memiliki panorama alam yang kece. Kebetulan istri mengajak, why not menghabiskan waktu bertiga sama si kecil di dalam kandungan.
Meskipun beberapa bulan ini jarang turun hujan, tapi jalur yang kami lalui cukup sejuk dan indah dipandang. Melalui perbukitan yang hijau, berbeda dengan bukit-bukit lainnya yang menguning dan kering karena gak pernah mendapatkan air hujan.
Gak memakan waktu perjalanan yang lama, akhirnya kami berdua sampai di pintu gerbang desa yang berada di sebelah kanan jalan. Sebut saja Desa Kerujuk. Desa ini memiliki pesona alam yang sangat
indah. Dikelilingi oleh perbukitan hijau, persawahan dan sungai yang airnya cukup deras.
Sedikit mengenang kejadian tahun lalu, Desa Kerujuk termasuk desa yang menjadi korban keganasan Gempa Lombok di tahun 2018. Tepat setahun yang lalu, desa ini porak-poranda dilanda gempa dengan kekuatan terbesar 6,9 SR. Untungnya setahun kemudian, Desa Kerujuk kembali bangkit dan pulih dari kelamnya masa lalu. Secara perlahan, Desa Kerujuk kembali lagi menjadi salah satu destinasi desa wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi.
Menariknya lagi setiap Hari Minggu di Desa Kerujuk ada pasar
tradisional yang sangat unik. Sebut saja, Pasar Minggu Ekowisata Kerujuk atau
biasa orang menyebutnya Pasar Kerujuk.
Pasar tradisional ini menawarkan aneka jenis kuliner tradisional dan
suasana alam hijau pedesaan buat para pengunjung.
Pasar Kerujuk merupakan pasar kuliner lokal. Bukanya hanya
setiap Hari Minggu dari jam sembilan pagi sampai jam empat sore. Untuk menuju lokasinya,
para travelers tidak perlu bingung. Pasar Kerujuk tepatnya berada di Kerujuk, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Bila dari Kota Mataram, kita bisa menggunakan jalur Pusuk, Lombok Utara.
Sedangkan dari Senggigi, kita bisa melalui jalur Bangsal, kemudian berbelok ke
arah Pusuk.
Untuk alat transportasinya, kita bisa menaiki angkutan umum
dari Terminal Mandalika, Kota Mataram (jalur Kota Mataram – Tanjung, Lombok
Utara). Bus Damri juga melayani trayek ini. Selain itu bisa menggunakan
kendaraan pribadi atau sewa.
Kita pasti sudah tau betul saat ini banyak retail-retail
modern menjamur dimana-mana khususnya di Pulau Lombok. Gak sedikit juga yang
sudah gulung tikar karena persaingan produk. Belum lagi semakin berkurangnya
diantara kita yang cinta pada produk lokal. Sehingga secara perlahan, produk
lokal semakin berkurang dilirik bahkan gak lama kemudian ditinggalkan. Oleh sebab itu, Pokdarwis Desa Kerujuk menghadirkan pasar
minggu Kerujuk yang menawarkan beberapa kuliner lokal asli buatan warga desa
sendiri.
Pasar Kerujuk sendiri dikelola oleh kelompok sadar wisata
(pokdarwis) Kerujuk Lestari. Pasar Kerujuk dibuka dengan tujuan mengupayakan
pembukaan ruang usaha bagi warga desa, terutama kelompok usaha kecil. Sehingga bisa meningkatkan dan menguatkan
peran serta masyarakat dalam bidang budaya, sosial dan ekonomi.
Peran lainnya dari pasar kuliner ini yaitu diharapkan
sebagai media pengenalan pada warga akan potensi lokal serta menumbuh
kembangkan kecintaan terhadap produk lokal. Terpenting dengan adanya pasar kuliner ini, mampu menarik minat masyarakat
baik lokal maupun dari luar Pulau Lombok untuk datang kesini, menikmati alam
desa dan berkuliner ria pastinya.
Ada apa saja sih di Pasar Kerujuk ? (masih kepo)
Di Pasar Kerujuk kita bisa menemukan berbagai macam kuliner
tradisional seperti Pelecing Kangkung, Pecel Kangkung, Sate Ikan, Pepes Ikan,
Kue Serabi, dan aneka jajanan pasar khas dari Pulau Lombok. Soal rasa dijamin
enak dan harganya murah meriah.
Keunikan dari Pasar Kerujuk, bila ingin berbelanja disini,
kita harus menukarkan uang asli yang kita keluarkan dari dompet dengan uang
koin. Uang koinnya sangat unik dan lucu. Terbuat dari kayu dan dituliskan nilai
nominalnya. Ada tiga nominal dari uang koin disini, antara lain 10, 5 dan 2,5.
Untuk koin 10 itu artinya 10 ribu sedangkan koin 5 (5 ribu ) dan koin 2,5 (2
ribu 5 ratus). Hampir sama dengan Pasar
Pancingan yang ada di Desa Bilebante. Bawa uang banyak ke Pasar Kerujuk, kita
bisa makan sepuasnya. Tapi harus ingat, berat badan dijaga ya !
Selain kuliner, kita bisa berkeliling desa dengan bersepeda
dan jalan kaki, mengkuti jalan setapak dan pematang sawah yang hijau. Bagi yang
lagi galau dan putus cinta, bisa datang kesini untuk menemukan kebahagiaan.
Siapa tau, dapat jodoh disini.
Ada lagi kegiatan memancing. Bagi kalian yang hobi
memancing, bisa datang ke Pasar Kerujuk dan mencoba sensasi memancing disini.
Lokasi pemancingannya gak jauh dari lokasi pasar kulinernya. Siapa tahu
kalian bisa bawa banyak ikan dan jodoh, hahaha. Selain itu kita juga bisa beli gantungan kunci yang dibuat dari kayu dan baberglass, asli buatan anak muda Desa Kerujuk lhoo.
Permainan terbaru yang ditawarkan dari Pasar Kerujuk yaitu
Flying fox . Cukup membayar uang koin senilai 30 saja. Panjang flying foxnya
sendiri sekitar 200 meter. Melewati persawahan khas Desa Kerujuk. Pokoknya seru
deh berkuliner dan bermain di alam Desa Kerujuk.
Over all, kami berdua cukup puas datang kesini. Disambut sangat ramah dengan warga desa. Makanannya juga enak-enak, terutama serabinya yang sangat gurih dan bikin ketagihan. Harganya pun cukup murah. Sudah murah, sehat pula.
Tapi yang buat saya agak bingung disini, antara penjual dengan harga makanannya gak sesuai dengan besar nominal koin kayunya. Kita ambil contoh, seperti saya kemarin beli serabi harganya 6 ribu. Tapi yang ada nominal koinnya, 2,5 5 dan 10. Terus kalau kembaliannya berapaan dong ?. Mau gak mau saya sesuaikan dengan harga serabinya. Biar pas, saya pun membeli pecel kangkung seharga 6,5 ribu. Total belanja saya jadi 12,5. Pakai koin 10 dan 2,5. Jadi begitu guys.
Mungkin, pihak pengelola memberikan sosialisasi kepada para emak-emak yang berjualan disana. Biar pembeli gak bingung, harga makanan harus disesuaikan dengan koin kayunya. Bukannya membandingkan, kita ambil contoh bagusnya yaitu di Pasar Pancingan. Disana manajemen belanjanya sudah terkontrol dan sesuai.
Bentar lagi Hari Minggu. Kalian yang kebetulan sedang berada di Pulau Lombok, gak ada salahnya datang kesini. Sambil berolahraga, kulineran dan berkeliling desa. Dijamin gak nyesel deh. Para artis saja, sudah banyak kesini.
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Tapi yang buat saya agak bingung disini, antara penjual dengan harga makanannya gak sesuai dengan besar nominal koin kayunya. Kita ambil contoh, seperti saya kemarin beli serabi harganya 6 ribu. Tapi yang ada nominal koinnya, 2,5 5 dan 10. Terus kalau kembaliannya berapaan dong ?. Mau gak mau saya sesuaikan dengan harga serabinya. Biar pas, saya pun membeli pecel kangkung seharga 6,5 ribu. Total belanja saya jadi 12,5. Pakai koin 10 dan 2,5. Jadi begitu guys.
Mungkin, pihak pengelola memberikan sosialisasi kepada para emak-emak yang berjualan disana. Biar pembeli gak bingung, harga makanan harus disesuaikan dengan koin kayunya. Bukannya membandingkan, kita ambil contoh bagusnya yaitu di Pasar Pancingan. Disana manajemen belanjanya sudah terkontrol dan sesuai.
Bentar lagi Hari Minggu. Kalian yang kebetulan sedang berada di Pulau Lombok, gak ada salahnya datang kesini. Sambil berolahraga, kulineran dan berkeliling desa. Dijamin gak nyesel deh. Para artis saja, sudah banyak kesini.
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Mungkin harus dilengkapi nominal koinnya ya :)
ReplyDeleteharus ada sosialisasi dan kesepakatan bersama
DeleteAku baru pertama kali dengar soal Desa Wisata Kerujuk dan ternyata seru banget ya, aktivitasnya yang dilakukan juga banyak, jadi gak ngebosenin. :D
ReplyDeleteSudah kesana ??
Deleteoh mirip mirip ama pasar pancingan ya? tapi ini enggak melibatkan Genpi ya?
ReplyDeleteGak melibatkan Genpi bang :)
DeleteWahhh event-event seperti ini nih yang mesti dipertahankan hingga saat ini mas bro
ReplyDeleteMemaksimalkan kreatifitas dri anak2 mudanya
Deletehai kak, untuk penyewaan alat pancing apakah disana tersedia? terima kasih
ReplyDeleteAda disediakan. Tp buat smentara ditutup karena Corona :(
Delete