Saturday, 21 September 2019

Menenangkan diri di Pantai Pangsing : Buwun Mass, Sekotong


Happy Weekend !!!

Penat rasanya sudah sebulan gak traveling. Dari Hari Senin sampai Jumat bolak balik kantor. Sedangkan Sabtu Minggu melakukan kesibukan yang lainnya. Menyibukkan diri dengan hal lain, sampai lupa yang namanya traveling. Apalagi istri lagi hamil muda, lebih baik di rumah saja daripada keluar tapi bingung mau kemana. Intinya, lagi kangen-kangennya sama istri. Gak tega ninggalin lama-lama (curhat dikit).

Beberapa hari yang lalu, tepatnya Hari Sabtu pagi saya bersama tim Genpi Lombok Sumbawa melakukan touring kecil-kecilan ke wilayah Sekotong, Lombok Barat. Tujuan kegiatan ini untuk mensurvei lokasi yang kabarnya akan dijadikan lokasi merayakan Ulang Tahun Genpi LS yang ketiga. Bentar lagi Genpi LS berumur tiga tahun. Sambil menyelam minum air. Sambil survei, sekalian jalan-jalan gitu, hahaha.

Waaah Sekotong !!!

Kalian tahu gak Sekotong memiliki banyak destinasi wisata yang kece. Hanya saja, dulunya Sekotong kalah eksis dengan Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah. Gunung Rinjani dengan Danau Segara Anak di Lombok Timur dan Gili Trawangan di Lombok Utara. Tapi sekarang Sekotong menjadi wilayah yang diimpi-impikan oleh para travelers yang liburan ke Pulau Lombok. Gak hanya satu atau dua destinasi kece yang ada di wilayah Sekotong, tapi hampir puluhan banyaknya. Apalagi di Sekotong ada hotel bintang lima lhoo. Apa namanya ?. Jawabannya ada di tulisan selanjutnya. 

Sekotong merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Lombok Tengah pada bagian timur. Sekotong terbagi menjadi tiga wilayah, antara lain; Sekotong Barat, Sekotong Tengah dan Sekotong Timur.

Bisa ditempuh satu jam perjalanan dari Kota Mataram, tiga puluh menit dari Pelabuhan Lembar dan satu setengah jam dari Bandara Internasional Lombok. Alat transportasi yang bisa gunakan yaitu Bus Damri dari Pool Damri yang berada di Sweta, Kota Mataram. Bus Damri ini melayani rute Kota Mataram menuju Bangko-Bangko, wilayah paling ujung barat dari Kecamatan Sekotong. Untuk jam keberangkatan, bisa cek langsung ke kantor Damrinya. Selain itu kalian bisa menggunakan kendaraan pribadi atau sewa.

Untuk kondisi jalannya, kalian gak perlu khawatir. Jalur dari Kota Mataram sampai di wilayah Sekotong hampir semuanya aspal mulus. Memiliki jalur yang cocok sekali untuk touring atau gowes. Ingin mencoba, monggo dicoba suatu saat nanti. 

Untuk menuju Sekotong bisa menggunakan dua jalur. Jalur Sekotong Bawah dan Sekotong Atas. Apabila menggunakan jalur Sekotong Bawah, kalian akan dimanjakan dengan keindahan teluk Lembar. Melihat Pelabuhan Lembar yang melayani penyeberangan ferry rute Lombok - Bali dan Lombok - Surabaya. Belum lagi melewati Pelabuhan Gili Mas, pelabuhan yang digadang-gadang akan menjadi pelabuhan terbesar di Asia Tenggara yang melayani kapal pesiar dunia.

Sedangkan jalur Sekotong Atas, kalian akan memotong jalur dengan waktu yang lebih cepat dibandingkan jalur Sekotong Bawah. Melalui jalur perbukitan dan berkelok-kelok. Harap berhati-hati, jalur ini lebih ramai dibandingkan dengan jalur Sekotong Bawah.

Pakai jalur laut juga bisa, tapi jalannya dari Pelabuhan Lembar dengan menggunakan perahu warga. Tujuannya kemana ?. Ada yang ke Gili Nanggu, Kedis dan sekitar wilayah Sekotong. Soal harga, bisa dinego saat transaksi. 

Memiliki pemandangan yang indah dan alami. Apalagi melihat deretan perbukitan dan garis pantai cantik khas Pulau Lombok. Berpasir putih dengan ratusan pohon kelapa, membawa kita ke surga dunia.  Belum lagi penampakan bawah lautnya juga mempesona. Berbagai jenis terumbu karang dan biota laut bisa kita temukan disini.

Sekitar jam sembilan pagi dengan beranggotakan tujuh personil. Saya bersama istri, Mbak Jhe, Bang Jack, Zar, Bang Toni dan Arasy. Cuaca saat itu cukup cerah meskipun panas sangat menyengat. Angin cukup kencang dan kering. Memakai masker dan kacamata adalah pilihan yang tepat untuk menghindari debu-debu di jalan masuk ke mata. Apapaun, kemanapun dan sama siapapun, tetap utamakan keselamatan dan kesehatan.






Tujuan kami kali ini menuju sebuah destinasi baru yang katanya memiliki pemandangan yang kece dan belum banyak yang mengexplore.  Jika pada trip sebelumnya tim Genpi LS sudah mengexplore beberapa gili di Sekotong Barat, untuk kali ini Buwun Mas menjadi opsi buat kami explore. Tapi sebelum sampai, singgah dulu di Loezawa Tourist Information Center. Pemiliknya bernama Kak Loezawa. Beliau adalah penggiat pariwisata yang termasuk member Genpi LS juga. Kak Loezawa ini pentolan pejuang pariwisata  Sekotong yang saat ini menjabat sebagai Anggota Dewan Kabupaten Lombok Barat.

Disana kami beristirahat sejenak, berbincang-bincang dengan beliau dan menikmati secangkir kopi Lombok yang menggoda keharumannya.  Beberapa hal yang asyik kami perbincangkan, salah satunya mencari ramuan jitu untuk memperkenalkan Genpi LS ke masyarakat Sekotong khususnya masyarakat yang tinggal di dusun-dusun pelosok.

Waktu sudah semakin siang, kami bergegas menuju lokasi tujuan kami. Lokasi pertama yaitu Pantai Nambung. Berada di paling ujung timur wilayah Sekotong. Pantai Nambung ini sangat ikonik dengan air terjun asinnya. Dan garis pantainya merupakan perbatasan Kabupaten Lombok Barat dengan Lombok Tengah. Gak banyak yang bisa diceritakan tentang pantai ini. Pantai Nambung menjadi destinasi pilihan kedua apabila lokasi pertama gak memungkinkan.

Selesai mengeksplorasi Pantai Nambung, kami bergeser ke pantai lainnya. Jalannya cukup bagus dan ada beberapa ruas jalan baru yang sedang dibangun. Menghubungkan jalan utama dengan destinasi pantai.





Cuaca cerah siang itu membuat kami terpacu untuk semakin mengeksplore keindahan beberapa pantai yang kami lewati. Gak begitu jauh dari Pantai Nambung, kami sudah tiba pertigaan menuju Pantai Pangsing. Jalurnya masih tanah berdebu dan tampaknya sedang ada pengerjaan. Kita doakan saja, beberapa bulan kedepan jalurnya sudah bagus.

Setelah melalui jalan tanah, kami sampai di sebuah perkampungan nelayan. Gak jauh dari perkampungan nelayan, kami melihat sebuah pantai yang cukup tenang. Beneran tenang tanpa ada deburan ombak.  Inilah yang dinamakan Pantai Pangsing. Pantai ini sangat tenang karena berada di teluk yang sepi. Air laut disini sangat jernih airnya, bewarna hijau ke biru-biruan. Dengan panorama mangrove di ujung sebelah timur pantai.

Cocok sekali buat kalian yang sedang mencari tempat untuk menenangkan diri dan ingin menjauh dari hingar bingarnya ibukota. Untuk sinyal handphone, hanya beberapa sinyal operator saja yang kencang disini. Jadi harap bersabar buat kalian yang datang kesini dan ingin eksis di dunia medsos, tapi sinyal gak ada.




Cukup lama kami disini. Berjalan kaki menyusuri bagian barat dari Pantai Pangsing. Terik matahari pun gak terasa karena angin pantai yang sepoi-sepoi menyentuh kulit. Disana ada sebuah villa keren lhoo. Katanya sih pemiliknya orang Jepang yang tinggal di Jepang. Setiap tiga bulan sekali, beliau datang kesini untuk melihat villanya. Villanya saat itu sedang sepi. Si pemilik kelihatannya lagi di Jepang main sama Nobita dan Doraemon. Tapi ketika kami singgah untuk berteduh, kami melihat penjaganya. Bapak penjaganya hanya tersenyum dari kejauhan saja kearah kami.

Kami minta ijin untuk masuk sebentar melihat-lihat keadaan sekitar. Lihat kiri kanan, siapa tau si pemilik tiba-tiba nongol pakai kantong ajaibnya Doraemon. Merasa bentengnya didatangi oleh orang asing. Pengen menyerbu dan menundukkan Kaisar Takhesi dan anak buahnya. Kok larinya ke Benteng Takhesi ?. Lupakan. 

Gak jauh dari villa tersebut, kami bertemu dengan anak-anak kecil yang sedang memanjat pohon kelapa untuk mengambil kepala muda. Keliatannya sangat segar, akhirnya kami mengupah mereka untuk mengambilkan kami kelapa muda. Baik banget anak-anak tersebut. Sangat ramah kepada kami.

Pantai Pangsing ini sangat cocok sekali dijadikan tempat ngecamp. Memiliki pasir berwarna putih, air lautnya yang tenang, warga desanya yang sangat ramah dan terpenting penampakan teluknya yang kece. Dari kejauhan kami melihat kapal-kapal nelayan dan perbukitan Buwun Mas.

Waktu gak terasa sudah sore saja. Kami segera meninggalkan Pantai Pangsing. Saat kami balik, ternyata kita bisa menggunakan perahu menuju dusun seberang. Tim kami dibagi dua. Ada yang menggunakan jalur darat dan ada yang menyeberang dengan perahu sambil mengeksplorasi mangrove disepanjang teluk sepi. Hanya memakan waktu lima belas menit, perahu kami sudah sampai di Dusun Sepi. Salah satu dusun di Desa Buwun Mas yang menawarkan berbagai panorama seru seperti Buwun Mas Hill.








Gak terasa mengexplore Pantai Pangsing,perut pun gak bisa dinego. Kami lapar dan segera mencari makan siang. Sajian ikan segar khas masakan warga siap untuk disantap. Oh ya pantai disepanjang Sekotong ini kaya akan berbagai jenis ikan, khususnya tuna dengan ukuran yang beragam. Tuna bakar dicolek sambel mentah khas Lombok tentu sangat menggoda.

Setelah kenyang, kami dari tim Genpi LS melanjutkan perjalanan balik ke Kota Mataram. Over all, perjalanan kali ini cukup seru. Tapi sayang, saya dan kawan-kawan gak sempat berenang dan berjemur di Pantai Pangsing. Rekommended buat datang kesini lagi. Kalau ada rencana kesini lagi, jangan lupa bawa celana renang, sun block, kacamata hitam, tikar, payung, dan bahan-bahan makanan. Mau pelesir pak ?. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

6 comments:

  1. Beberapa tahun lalu beberapa kali lewati di sini saat ke sBW dari lombok.. lautnya biru banget dari feri

    ReplyDelete
  2. wah pantai pangsing, tenang banget euy, enak buat bersantai
    belum pernah kesana nih

    ReplyDelete
  3. Hari ini dapat kunjungan dari kawan dari Lombok dan aku berencana ke Lombok, cuman ga tahu mungkin akhir tahun ini.
    tadi, sih diskusi gimana ya dapetin ide buat nge-boom-in wisata Lombok karena kan effectnya ke bisnis kita juga, hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh nih... mungkin bisa diskusi via facebook atau instagram saja.. ig : @lazwardy_perdana

      Delete