Kalian pasti sering berhadapan dengan pertanyaan dari teman atau orang terdekat "Kamu pilih siapa?". "Siapa capres cawapres kamu?" atau "Kamu Si Joko/Bowo yaa ?". "Saya Didik pak, bukan Joko atau Bowo". Bener juga ya, terkadang lucu juga mendapatkan pertanyaan seperti itu.
Bisa dibilang setiap orang sering sekali ditanya demikian. Paling parahnya lagi, bila kita pakai pakaian yang warnanya identik dengan warna pakaian salah satu capres dan cawapres, pasti mengira pendukung mereka. Itu bukti terlalu sensitifnya para pendukung yang fanatik di negeri ini.
Bahkan setiap sudut kota, dari warung hingga ruang kantor pun selalu membicarakan perkembangan menjelang Pemilu 2019 bergulir. Ada juga saya mendengar kabar, ada suami yang bertengkar dengan istrinya gara-gara berbeda pilihan dan masih banyak lagi kejadian lainnya yang gak perlu kita contoh. Berbeda pilihan boleh-boleh saja, tapi harus selalu damai dan saling menghargai.
Di dalam tulisan kali ini, saya bukannya mau berpolitik atau menjatuhkan salah satu pihak. Tapi di dalam tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman saya ikut berpartisipasi dalam memeriahkan Pemilu 2019 yang bisa dibilang Pemilu paling unik di dunia saat ini. Kenapa bisa unik ?. Yuuk, ikutin terus cerita ini yang terkadang banyak curhatnya,hahahaha.
Jujur saja, selama empat kali calon pemimpin negara ini dipilih secara langsung oleh rakyat. Ini kedua kalinya saya ikut memilih. Pertama, saat jamannya Pak SBY terpilih sebagai presiden Indonesia di periode kedua. Dan kedua, di Pemilu 2019 ini. Sisanya Golput karena masih belum yakin dengan calon pemimpin yang akan dipilih.
Untuk di Pemilu tahun 2019 ini, saya gak Golput lagi. Golput itu dilarang karena saya rasa kita gak boleh gak memilih. Jangankan calon pemimpin, calon pasangan saja harus kita pilih. Ya kan ?. Masak Golput saat memilih pasangan hidup, nanti gak laku-laku lagi (ngomong apa sih ?),hahaha. Jadi, jangan Golput !. Memilih dengan cerdas dan terpenting memilih dari hati, Asyiik.
Hari Rabu, tanggal 17 April 2019, seluruh warga Indonesia dimana pun berada, berbondong-bondong menuju Tempat Pemilihan Suara (TPS) masing-masing. Begitupun warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri, mereka juga ikut memilih meski jadwal pemilihan dimajukan lebih awal sebelum hari pemilihan di Indonesia. Di media online kita bisa melihat begitu antusiasnya mereka disana untuk memilih. Ada yang di Amerika, China, Rusia, Malaysia dan beberapa negara lainnya. Mereka rela mengantri panjang untuk menunggu giliran untuk mencoblos. Hal tersebut menjadi perhatian media asing dan warga negara lainnya salut dengan warga Indonesia yang semangat untuk mencoblos. Semuanya berpesta demokrasi untuk satu tujuan, memilih pemimpin yang terbaik di mata Allah SWT dan warga negara Indonesia, Amin.
Gak hanya kemeriahan terjadi di luar Indonesia saja, tapi di dalam negeri juga gak kalah meriahnya. Dari anak kecil sampai orang tua kalau ditanya, "pilih siapa?". Pasti mereka sudah memiliki jawaban masing-masing. Kemajuan teknologi di negeri ini juga sangat mempengaruhi jalannya proses Pemilu yang bisa dikatakan cukup menarik untuk diikuti. Menyalakan televisi, isi beritanya tentang Pemilu. Buka twitter, facebook atau instagram, isinya Pemilu. Chat-chatan sama si doi, ujung-ujungnya bahas Pemilu. Makan bareng dengan keluarga besar, bahas Pemilu. Ketemu teman lama, bahas Pemilu. Kita yang tadinya gak paham politik, jadi ikut keseret untuk membahas hal-hal tersebut. Pokoknya gak jauh-jauh dari obrolan seputaran Pemilu dah.
Begitupun yang saya rasakan di lingkungan kerja dan di rumah. Bertemu pasien, ujung-ujungnya bahas Pemilu. Lagi rapat, kalau gak gosip bareng emak-emak, bahas Pemilu juga. Biasanya sih yang emak-emak yang pada heboh soal Pemilu. Ngebahas tentang harga sembako naik, harga apa-apa naik dan rempong kalau mendengar para emak-emak curhat saat sudah pada ngumpul. Terpenting buat saya bukan soal sembako naik atau apa-apa naik, tapi gimana caranya kita sebagai warga negara Indonesia melaksanakan Pemilu 2019 ini dengan damai, gak pakai acara ribut-ribut segala. Alhamdulillah sampai tulisan ini selesai, gak ada keributan yang terjadi di negara ini. Pemilu 2019 berjalan dengan damai.
Sekitar jam sembilan pagi, saya bareng keluarga menuju TPS dimana nama kami terdaftar. Hari itu kami semua libur karena tanggal merah. Kebetulan kami memilih di TPS nomor 9, Kelurahan Ampenan Tengah, Kota Mataram, Lombok. Jarak TPS dari rumah gak cukup jauh. Hanya sekitar seratus meter sudah sampai dengan berjalan kaki. Suasana Pemilu kali ini bisa saya rasakan sangat meriah sekali. Seperti kita merayakan hari kemenangan atau Idul Fitri. Melihat keramaian warga yang berbondong-bondong menuju TPS dengan senyum ikhlas dan semangat. Seneng melihat mereka semua. Berbeda jauh dengan Pemilu sebelumnya. Pemilu yang sekarang gak hanya memilih presiden dan wakil presiden saja, tapi kita juga memilih calon legislatif DPR-RI, DPRD Provinsi, DPRD Kota/Kabupaten dan DPD. Jadi, yang akan kita coblos berjumlah lima buah surat suara. Gak heran bila Pemilu kali ini adalah Pemilu yang paling unik dari sebelumnya.
Gak hanya kemeriahan terjadi di luar Indonesia saja, tapi di dalam negeri juga gak kalah meriahnya. Dari anak kecil sampai orang tua kalau ditanya, "pilih siapa?". Pasti mereka sudah memiliki jawaban masing-masing. Kemajuan teknologi di negeri ini juga sangat mempengaruhi jalannya proses Pemilu yang bisa dikatakan cukup menarik untuk diikuti. Menyalakan televisi, isi beritanya tentang Pemilu. Buka twitter, facebook atau instagram, isinya Pemilu. Chat-chatan sama si doi, ujung-ujungnya bahas Pemilu. Makan bareng dengan keluarga besar, bahas Pemilu. Ketemu teman lama, bahas Pemilu. Kita yang tadinya gak paham politik, jadi ikut keseret untuk membahas hal-hal tersebut. Pokoknya gak jauh-jauh dari obrolan seputaran Pemilu dah.
Begitupun yang saya rasakan di lingkungan kerja dan di rumah. Bertemu pasien, ujung-ujungnya bahas Pemilu. Lagi rapat, kalau gak gosip bareng emak-emak, bahas Pemilu juga. Biasanya sih yang emak-emak yang pada heboh soal Pemilu. Ngebahas tentang harga sembako naik, harga apa-apa naik dan rempong kalau mendengar para emak-emak curhat saat sudah pada ngumpul. Terpenting buat saya bukan soal sembako naik atau apa-apa naik, tapi gimana caranya kita sebagai warga negara Indonesia melaksanakan Pemilu 2019 ini dengan damai, gak pakai acara ribut-ribut segala. Alhamdulillah sampai tulisan ini selesai, gak ada keributan yang terjadi di negara ini. Pemilu 2019 berjalan dengan damai.
***
Sekitar jam sembilan pagi, saya bareng keluarga menuju TPS dimana nama kami terdaftar. Hari itu kami semua libur karena tanggal merah. Kebetulan kami memilih di TPS nomor 9, Kelurahan Ampenan Tengah, Kota Mataram, Lombok. Jarak TPS dari rumah gak cukup jauh. Hanya sekitar seratus meter sudah sampai dengan berjalan kaki. Suasana Pemilu kali ini bisa saya rasakan sangat meriah sekali. Seperti kita merayakan hari kemenangan atau Idul Fitri. Melihat keramaian warga yang berbondong-bondong menuju TPS dengan senyum ikhlas dan semangat. Seneng melihat mereka semua. Berbeda jauh dengan Pemilu sebelumnya. Pemilu yang sekarang gak hanya memilih presiden dan wakil presiden saja, tapi kita juga memilih calon legislatif DPR-RI, DPRD Provinsi, DPRD Kota/Kabupaten dan DPD. Jadi, yang akan kita coblos berjumlah lima buah surat suara. Gak heran bila Pemilu kali ini adalah Pemilu yang paling unik dari sebelumnya.
Sesampainya kami di lokasi, antrian sudah panjang saja. Ini membuktikan antusias warga untuk memilih sangat tinggi. Setelah mendaftar, kami menunggu nama kami dipanggil satu per satu oleh petugas. Papa mama dan adik-adik sibuk melihat kertas suara yang berisi nama-nama caleg yang tertempel di dinding TPS. Saya pun juga ikut melihat-lihat siapa saja yang akan saya pilih. Sempat bingung mau pilih siapa terutama nama-nama calon wakil rakyat atau istilah kecenya "caleg". Gak ada yang terlalu saya kenal. Kalian yang membaca cerita ini begitu juga kan ?. Kalau sama seperti yang saya alami, bisa ikut komentar di bawah ya.
Untung saja cuaca pagi itu cukup cerah. Lokasi TPS juga sangat nyaman dan kondusif. Para warga juga tertib untuk menunggu dan mengikuti jalannya pemilihan. Dari panitia, keamanan dan pengawas jalannya Pemilu juga bekerja dengan baik. Saya melihat para pemilih juga gak ada yang mengeluh lama menunggu dan komplain hal lainnya. Semuanya berjalan dengan baik dan sukses. Salut dengan para petugas keamanan dari Polda NTB yang selalu menjaga proses Pemilu 2019 dari awal hingga akhir dengan aman dan kece pastinya.
Sambil menunggu nama dipanggil, saya berbincang-bincang dengan para warga di lokasi yang sedang mengantri juga. Bukannya kepo atau apa, tapi saya ingin menanyakan gimana pendapat mereka tentang Pemilu kali ini. Jujur saja, dari sekian warga yang saya tanyakan, kebanyakan dari mereka menjawab hal yang sama yaitu bingung mau pilih caleg dari partai yang mana. Jujur saja, saya juga merasakan begitu.
Disamping kita memilih presiden dan wakil presiden, kita juga memilih caleg secara bersamaan. Dimana dari masa kampanye baik di media cetak maupun media elektronik/online, yang paling banyak disorot yaitu capres dan cawapres saja. Apalagi bila dilihat dari surat suara, daftar nama-nama caleg di setiap partai gak hanya satu dua nama, tapi lebih dari itu. Kalau saya sih kurang efektif bila dijadikan satu dengan Pilpres-cawapres. Hanya pendapat saja, bukan menjatuhkan salah satu pihak lhoo ya.
Gak menunggu lama, nama saya bersamaan dengan keluarga dipanggil satu per satu. Meyakinkan keputusan untuk memilih siapa, sudah ada di dalam hati. Memantapkan langkah kaki untuk mengambil lima surat suara kemudian dengan wajah senyum harap-harap cemas berjalan menuju bilik suara yang diarahkan oleh petugas. Uniknya lagi, bilik suaranya terbuat dari kardus bekas dengan ukuran gak terlalu besar. Saya memilih bilik suara yang sudah kosong dan saya rasa nyaman. Pertama surat suara yang saya buka yaitu surat suara capres dan cawapres. Ukuran surat suara gak terlalu besar dan hanya berisi empat wajah dan nama disana. Dengan ucapkan Bismillah, saya memantapkan hati untuk mencoblos salah satu paslon. Siapa dia ?, Rahasia donk.
Setelah surat suara pertama selesai dicoblos, lanjut membuka surat suara yang lainnya. Ukuran ketiga surat suara tersebut seukuran kertas koran. Besar dan banyak sekali nama-nama yang tertulis. Tanpa menunggu lama-lama, saya pun mencoblos salah satu nama dan partainya. Siapapun mereka yang saya pilih dan menang nantinya, semoga mereka orang baik dan mengemban amanah yang diberikan oleh Allah SWT. Itu doa dan harapan saya saat memasukkan surat suara ke kotak suara masing-masing. Untuk kotak suaranya juga berbeda dari Pemilu sebelumnya. Kotak suara kali ini terbuat dari kardus juga. Menurut saya sih, lebih memakan biaya sedikit tapi dari segi keamanan kurang sepertinya. Gimana kalau terkena hujan atau tertimpa benda berat ?. Kotak suara yang terbuat dari kardus, rawan rusak dan rawan adanya kecurangan. Menurut pendapat saya sih.
Oke, Hak dan kewajiban sebagai warga negara sudah kami laksanakan. Selanjutnya, saya berharap apapun hasilnya nanti kita semua tetap bersatu. Gak ada yang saling bermusuhan dan rusuh. Selamat buat yang menang, sedangkan yang kalah tetap semangat dan ikhlas menerima hasil nantinya. Untuk semua tim sukses dan pihak-pihak lainnya yang sudah bekerja dengan maksimal, harus bersatu demi kemajuan negara kita yang tercinta "Indonesia".
Setelah mecoblos, kami sekeluarga mengabadikan moment yang bersejarah ini. Gak lain ya selfien ala-ala anak Milenials. Eksis sambil menunjukkan jari kelingking yang sudah tercelup tinta biru. Meskipun kami sekeluarga mempunyai pilihan yang berbeda, tapi kami saling menghargai dan menghormati pilihan masing-masing. Siapapun yang nantinya menang, merekalah pemimpin kita nanti. Yang memimpin Indonesia menuju terang benderang dan menjadi negara yang paling ditakuti di dunia nantinya. Amiiin.
Terimakasi kepada Polda NTB dan seluruh warga Indonesia khususnya warga Nusa Tenggara Barat yang telah melaksanakan Pemilu 2019 ini dengan damai dan aman. Enak kan, kalau suasana jadi aman tanpa adanya kerusuhan disana-sini. Mau ke mall tenang, mau piknik gak perlu khawatir, atau mau ke rumah mertua juga aman dan tenang, gak khawatir diajak debat sama mertua soal siapa yang menang, hahaha.
Sudah dulu yaa, panjang juga nulisnya. Ambil baiknya dan buang jauh-jauh yang gak baiknya. Siapapun yang menang nanti, merekalah pilihan Allah SWT untuk rakyat Indonesia. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Selanjutnya Allah SWT penentu semuanya. Pemilu 2019 Aman dan Kece !!!
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Pemilu Aman 2019 Bersama Polda NTB
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Terimakasi kepada Polda NTB dan seluruh warga Indonesia khususnya warga Nusa Tenggara Barat yang telah melaksanakan Pemilu 2019 ini dengan damai dan aman. Enak kan, kalau suasana jadi aman tanpa adanya kerusuhan disana-sini. Mau ke mall tenang, mau piknik gak perlu khawatir, atau mau ke rumah mertua juga aman dan tenang, gak khawatir diajak debat sama mertua soal siapa yang menang, hahaha.
Sudah dulu yaa, panjang juga nulisnya. Ambil baiknya dan buang jauh-jauh yang gak baiknya. Siapapun yang menang nanti, merekalah pilihan Allah SWT untuk rakyat Indonesia. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Selanjutnya Allah SWT penentu semuanya. Pemilu 2019 Aman dan Kece !!!
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Pemilu Aman 2019 Bersama Polda NTB
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Alhamdulillah ya, di banyak tempat, pemilu 2019 bisa berlangsung lancar, aman dan tertib.
ReplyDeleteBerkat qta smua.. 😊😊😊
DeleteAlhamdulillah lancar
ReplyDeleteIya mbak. Alhamdulillah lancar 😊😊😊
DeleteSemoga tetap aman
ReplyDeleteAmiiin... Aman sampai pengumuman dari KPU
Deletewah mantab aman dan tertib nih lokasi nyoblosnya bro
ReplyDeleteRame dan Aman 😊😊😊
Delete