Menikah, satu kata yang paling indah diinginkan oleh setiap
insan di dunia ini. Membangun keluarga kecil dan sederhana bersama pasangan.
Memiliki anak yang banyak. Tinggal di sebuah rumah sederhana dimana memiliki
taman bunga warna-warna, pohon-pohon hijau, suasana rumah yang sejuk dan buat
betah tinggal di dalamnya. Dalam sisi agama menikah sangat dianjurkan dan
bernilai ibadah. Siapa yang menikah, maka pahala akan berdatangan dengan
sendirinya. Orang tua kita dulu memberi nasihat bila menikah maka
akan dimurahkan rezeki. Menikah juga menjauhkan kita dari
berbuat zina, baik zina mata maupun zina besar lainnya. Maka segeralah menikah !
Disamping keindahan menikah yang sangat luar biasa, banyak
juga yang enggan menikah cepat atau parahnya gak mau menikah seumur hidup
dengan berbagai macam alasan. Ada yang beralasan ribet, masih ingin berkarier,
masih muda, ada yang masih ingin didapatkan sebelum menikah dan masih
belum siap menikah. Apapun itu, harus kita hargai karena itu adalah sebuah
pilihan hidup.
Sudah hampir enam tahun lamanya saya menulis sebagai seorang
blogger. Cerita perjalanan traveling dari satu destinasi ke destinasi lainnya,
cerita kehebohan mencicipi berbagai macam kuliner di Indonesia dan beberapa
cerita yang bagi saya perlu untuk ditulis. Masih banyak tempat-tempat indah
baik di Indonesia maupun di Asia yang ingin saya datangi. Semoga saja terwujud
beberapa diantaranya, Amin.
Cerita traveling atau kuliner mungkin sudah biasa kalian
baca di blog ini. Di tahun ini, ada sebuah perjalanan hidup yang wajib saya
tulis. Bukan sombong atau apa, ini merupakan rasa syukur saya
yang gak ternilai. Saya ingin berbagi kebahagiaan bersama para pembaca setia
blog ini.
Tepat di Hari Sabtu, 20 April 2019, saya mempersunting
seorang wanita manis bernama Risky Gustina Sandika Ayu Masri (bagi yang punya
nama pasti tersenyum kalau membacanya,hehehe). Akad nikah yang begitu sakral
dengan dihadiri keluarga besar dan para tamu undangan. Waktu mundur kebelakang,
banyak cerita yang kami berdua lalui baik suka maupun duka. Ini bukan curhatan,
tapi saya ingin menulis cerita indah ini untuk pertama dan terakhir kalinya. So… bagi yang suka dan penasaran sama
kelanjutannya, Yuuk dibaca sampai selesai !.
Pertama kali saya bertemu dengan dia di sebuah event salah
satu komunitas yang sedang ngehits saat ini yaitu Generasi Pesona Indonesia
Lombok Sumbawa atau disingkat Genpi LS. Sudah dua tahun pertemuan kami berdua.
Saat itu saya kebetulan memenangi sebuah lomba blog yang diselenggarakan oleh
Genpi LS dalam event Pesona Khasanah Ramadhan 2017 yang diadakan sebulan penuh
di Bulan Puasa. Sore itu, saya berangkat menuju Masjid Hubbul Wathan (Islamic
Center), Kota Mataram menggunakan sepeda motor. Tujuan saya yaitu mengambil
hadiah lomba. Saya telat mengambil hadiahnya karena di malam sebelumnya,
pemenang lomba sudah diumumkan. Di malam itu juga, Mbak Mala selaku koordinator
lomba menginformasikan melalui whatsapp kalau saya keluar jadi salah satu juara
lomba. Senangnya bukan main, selama menjadi penulis blog, ini pertama kalinya
saya ikut lomba dan menang, Alhamdulillah.
Keesokan harinya saya datang mengambil hadiah di stand Genpi
Lombok Sumbawa yang berada di halaman depan Masjid Hubbul Wathan. Di sore itu,
banyak warga yang ngabuburit sambil menunggu waktu berbuka puasa. Ada yang
sekedar foto-foto selfie berlatarbelakang Masjid Hubbul Wathan. Ada juga yang sekedar
duduk-duduk di teras masjid. Para penjual takjil juga gak mau kalah. Di sebelah
barat masjid juga terdapat bazar Ramadahan. Banyak penjual takjil dari es
cendol, es campur, aneka jajanan pasar dan masakan Nusantara juga ada disini.
Alunan ayat-ayat suci Al-Quran yang menggema dari penjuru sudut masjid menambah suasana
menjadi syahdu.
Masjid Hubbul Wathan saat itu baru saja selesai
pengerjaannya. Masjid termegah di Nusa Tenggara Barat ini sukses membuat siapa
saja yang datang ke Pulau Lombok, pasti akan mampir kesini. Beberapa ulasan
mengenai masjid ini sudah saya tulis di blog. Jadi bisa dicari di kolom
artikel.
Setelah memarkirkan kendaraan, saya pun bergegas menuju
stand tempat pengambilan hadiah. Senyum manis dari wanita menyapa saya. Kebetulan ada dua wanita yang menjaga stand. Satunya bernama Mbak Mala,
orang yang menghubungi saya saat itu. Dan si dia yang memiliki panggilan Kiki.
Gak banyak obrolan kami. Saya duduk terdiam di sebuah kursi, menunggu
hadiah yang masih diambilkan di rumah salah satu panitia.
Yang paling saya
ingat saat itu, dia bertanya kepada saya. “Masnya yang juara lomba blog ya?”.
Saya pun mengiyakan. Dan dia pun menjawab lagi “Selamat ya mas, blognya keren”.
Hanya itu saja obrolan kami berdua. Sedangkan Mbak Mala mengajak saya berfoto
untuk dokumentasi pemberian hadiah. Setelah hadiah sebuah handphone diberikan, saya
pun pamit pulang.
Bukit Tembere, Lombok Barat
Pasar Pancingan edisi pertama
Seiring berjalannya waktu, kami pun bertemu kembali di
tempat kece bernama Pasar Pancingan. Pasar Pancingan merupakan pasar destinasi
digital yang dipelopori oleh teman-teman Genpi Lombok Sumbawa. Dari kuliner,
hiburan, mancing ikan, sepedaan dan tempatnya yang instagrammable banget. Cerita tentang Pasar Pancingan sudah
pernah saya tulis di blog, bisa dicari di kolom artikel.
Sejak pertemuan di Pasar Pancingan, komunikasi kami semakin
lancar, bahkan hampir tiap hari kami menanyakan kabar. Saya pun akhirnya
bergabung di Genpi Lombok Sumbawa menjadi salah satu tim online di media
sosial. Dengan bergabungnya saya di komunitas yang sama dengan dia, komunikasi
kami semakin lancar. Setelah setahun berlalu, hubungan kami berdua semakin
dekat. Saya pun mengajak dia untuk jalan-jalan ke sebuah destinasi baru bernama
Bukit Tembere, Lombok Barat
Bisa buka link ini : Sunday Morning di Pasar Pancingan
Bisa buka link ini : Cerita di Bukit Tembere
Dari situlah timbul rasa cinta kami berdua. Semenjak itu,
hubungan kami semakin dekat dan lebih dekat lagi. Saya merasakan jatuh cinta. Sempat
berpikir, apakah dia juga merasakan hal yang sama dengan apa yang saya rasa.
Akhirnya munculnya beberapa pertanyaan lainnya. Apakah dia suka sama saya ?.
Apakah saya tipe cowok yang dia inginkan?. Apakah saya cocok dengan dia ?.
Banyak sekali pertanyaan yang muncul. Tapi dengan melihat responnya, bisa saya
menyimpulkan kalau dia suka dengan saya. Entah suka sebagai teman yang asyik
diajak ngobrol atau suka melebihi teman, Entahlah. Kesimpulan sementara saya
saat itu.
Suatu ketika, ada masalah yang membuat hubungan kami agak
renggang. Saya yang sudah buat dia sedih, sehingga dia gak mau dekat dengan saya lagi. Hampir sebulan kami gak pernah berkomunikasi. Dan suatu
ketika, saya mencoba untuk menghubunginya via whatsapp. Saya meminta maaf
atas apa yang pernah saya lakukan ke dia. Perasaan saya saat itu, rindu dan gak
bisa jauh dari dirinya. Pelan-pelan dia pun menerima maaf dari saya. Dari
sinilah perjuangan cinta saya ke dia dimulai.
Mendapatkan hatinya lagi suatu hal yang gak mudah buat saya.
Perasaan dulu yang pernah muncul, seakan-akan sulit untuk didapatkan lagi. Saya
pun bersabar dan saya yakin, kalau memang jodoh pasti akan dipertemukan. Di
saat itu saya berada di posisi yang kurang nyaman. Waktu itu dia lagi dekat
dengan seseorang. Berusaha untuk gak peduli dan lanjut terus dalam berjuang
adalah senjata yang bisa saya pakai saat itu.
Saya berusaha untuk bersabar dan positif thingking.
Perlahan-lahan saya mencoba untuk mengajak dia ngobrol di salah satu café di
Kota Mataram. Dia pun mau diajak
ketemuan. Hubungan kami pun kembali membaik. Saya sadar, bukan hanya saya saja
yang berusaha mendapatkan hatinya, tapi ada orang lain juga. Saya sadar, dia sedang mencari siapa yang terbaik.
Di awal Bulan Agustus, Pulau Lombok diguncang gempa yang
sangat dahsyat. Hampir sebulan penuh warga Pulau Lombok dihantui oleh gempa.
Perekonomian sempat lumpuh, sekolah-sekolah juga banyak yang diliburkan. Semua
mata tertuju ke Gempa Lombok. Banyak bantuan dari luar Pulau Lombok dan dunia
yang berdatangan. Tenaga medis pun semuanya dikerahkan. Para relawan juga gak
tinggal diam. Pulau Lombok sedang berduka saat itu. Banyak rumah-rumah yang
runtuh. Korban banyak yang berjatuhan. Waktu mencekam yang kami rasakan saat
itu.
Kebetulan saya dan dia menjadi relawan. Saya menjadi petugas
paramedis dan logistik dari tempat saya bertugas, sedangkan dia menjadi relawan
di Genpi Lombok Sumbawa. Selama sebulan, kami berdua jarang bertemu. Hanya ada
rasa rindu yang sangat mendalam yang saya rasakan. Mungkin sampai tulisan ini
selesai, saya masih bisa merasakan rasa rindu saya ke dia saat itu.
Di pertengahan Bulan Agustus, saya menyempatkan diri untuk
mencari hadiah ulang tahun buat dirinya. Ketika itu dia sedang berulang tahun.
Sebuah sweater halus berwarna abu dengan garis merah horizontal di tengahnya
akhirnya saya dapatkan. Mencari waktu yang pas untuk memberikan dia kado. Kebetulan dia baru pulang dari Lombok Utara selesai bertugas. Saat itu pula saya mengajak
dia bertemu. Dia pun mengiyakan dan kami pun bertemu di salah satu café favorit
saya. Sekitar jam sembilan malam, kami bertemu. Duduk berhadapan di sebuah meja berwarna putih, ngobrol ngalor ngidul dan akhirnya saya memberikan hadiah itu. Sempat
khawatir kalau hadiah yang saya berikan, dia gak terlalu suka. Syukurnya dia
menyukai sweater yang saya pilihkan buat dia.
Dari sana hubungan kami semakin membaik dan sangat dekat.
Rasa cemburu pun pasti ada ketika kita sudah cinta dan sayang. Saya pun belum
bertanya, apakah dia juga merasakan hal yang sama dengan apa yang saya rasa
saat itu. Belum bertanya atau takut bertanya ?, entahlah. Saya gak mau bertanya
dan gak akan bertanya. Biarlah rasa sayang itu tumbuh dengan sendirinya di hati
dia. Berharap itu penting, tapi jangan membuat harapan itu menjadi sebuah
obsesi yang belum tentu kita dapatkan.
Sekitar Bulan September dia pergi ke
Pulau Bali untuk mengikuti kegiatan Pramuka. Di waktu yang sama, saya juga ada
rencana datang ke Pulau Bali untuk menonton tim sepakbola favorit, Bali United tanding. Kebetulan tanggal merah
dan saya libur bertugas. Di Pulau Bali kami bertemu. Dia sudah selesai dengan
kegiatannya selama seminggu. Saya pun datang ke Pulau Bali di hari pertandingan
Bali United melawan Persela Lamongan. Sampai di Kota Denpasar sekitar jam satu
pagi waktu Bali. Saya menuju tempat dia menginap. Kebetulan dia menginap
bersama teman-teman lainnya.
Pagi pun
datang, kami berdua berencana jalan-jalan ke daerah Bedugul. Kebetulan jarak
antara Bedugul dengan stadion tempat pertandingan bola gak begitu jauh. Hanya
memakan waktu satu jam perjalanan. Di daerah Bedugul kami mengexplore Danau Beratan
yang terkenal dengan landscapenya yang kece. Saya sudah tiga kali datang ke
tempat ini. Dia pun sangat senang ketika saya mengajaknya kesini. Banyak hal
yang kami bicarakan. Perhatian dia ke saya pun agak sedikit membuat wajah dan
hati saya bisa tersenyum. Dalam perjalanan dari Bedugul menuju stadion bola di
Gianyar, kami berdua bercanda gurau sambil melempar pujian dari atas motor.
Suasana yang sangat hangat dan syahdu. Gak ada yang bisa saya ucapkan saat itu
kecuali rasa bahagia bisa bersama dengan dirinya.
Kami berdua akhirnya memasuki stadion untuk nonton
pertandingan Bali United melawan Persela Lamongan. Sempat khawatir apakah dia
risih dengan suasana di dalam stadion yang penuh dengan para penonton dan
supporter dari kedua tim. Ternyata kekhawatiran saya gak menjadi kenyataan. Dia
suka dengan suasana yang ada dan saya pun merasa bahagia bisa nonton bareng
dengan dia. Pertandingan bola pun selesai dengan kemenangan Bali United. Dia
pun mengungkapkan kalau dia senang dengan pertandingan tadi. Saya sangat lega dan melemparkan senyuman ke dia.
Setelah selesai pertandingan, kami berdua kembali ke Kota
Denpasar untuk mengantarkan dia menuju tempat menginap. Sedangkan saya harus
balik malam itu ke Pulau Lombok. Sedangkan keesokan harinya, dia berangkat ke Banyuwangi untuk menjenguk neneknya disana. Sebelum kami berpisah, dia mengajak saya untuk
ngobrol sebentar. Disanalah dia mengungkapkan perasaan dia ke saya. Dia
menerima cinta dan sayang saya. Mimpi apa saya semalam. Saya pun berangkat ke
Pulau Lombok dengan perasaan campur aduk. Ada rasa bahagia, terharu, sedih,
rindu. Entahlah, perasaan saat itu seperti es campur yang gak lupa dikasi buah
durian (kenapa lari ke minuman).
Berawal dari sudah sama-sama cinta dan sayang, kami berdua akhirnya berkomitmen untuk melanjutkan hubungan ke tahap selanjutnya. Saya melamar
dia dengan niat ibadah dengan mengucapkan Bismillah. Kedua orang tua kami pun
sangat setuju. Kami menentukan hari dan tanggal pernikahan yang baik.
Diputuskanlah Hari Sabtu, 20 April 2019 jam delapan pagi untuk melangsungkan
pernikahan.
Segala macam persiapan kami kerjakan. Menentukan hari acara
lamaran sampai urusan pemilihan weeding organizer, catering, tempat pernikahan,
gedung resepsi dan lain sebagainya. Prosesi lamaran berjalan dengan lancar. Pertemuan kami berdua dengan keluarga masing-masing berlangsung dengan
lancar tanpa ada kendala apapun. Segala hal dibahas saat lamaran. Menentukan
hari dan tanggal pernikahan, tempatnya dimana dan hal-hal penting lainnya. Yang
terpenting yaitu menyiapkan beberapa dokumen untuk membuat Surat Ijin Menikah
di Kantor Urusan Agama tempat kami tinggal.
Ada waktu empat bulan kami mempersiapkan semuanya. Kendala
?. Pasti ada, baik dari faktor luar maupun dari keluarga kami sendiri.
Contohnya saja, dalam menentukan jumlah undangan. Ada lagi dalam memilih gedung
dan pakaian yang akan dikenakan saat hari akad nikah dan resepsi. Parahnya
lagi, kami berdua sempat sakit dikarenakan kelelahan. Wajar gak sih kalau
sampai sakit ?. Kata teman kami yang sudah pengalaman menikah, pasti ada salah
satu yang sakit bahkan dua-duanya juga ikut sakit. Apapun itu kami berdua
sangat menikmati prosesnya. Proses menuju halal itu gak mudah seperti orang
lain pikirkan. Gangguan pasti ada, tapi gimana caranya gangguan tersebut bisa
berteman baik dengan kita.
Hari bahagia yang ditunggu-tunggu datang juga. Ratusan
senyuman terlihat di pagi itu. Prosesi akad nikah dilangsungkan di rumah
mempelai perempuan. Pakaian yang kami gunakan yaitu pakaian adat Jawa. Suasana
Jawa sangat terasa saat kaki melangkah menuju meja tempat saya akan mengucapkan
ijab kabul. Alunan gending Jawa menambah suasana pagi itu seperti raja Jawa
yang akan menikah dengan pujaan hatinya. Pakaian keluarga juga menggunakan
pakaian Jawa. Janur kuning berdiri dengan tegak di pintu gerbang rumah. Apakah
ini mimpi ?. Saya masih belum percaya kalau saya akan menikah di pagi itu.
Setelah ayahanda dari calon mempelai perempuan sudah duduk
di depan saya menggunakan beskap warna hitam, kain jarik berwarna cokelat lengkap
dengan blangkon khas Jawa Timuran. Saat itu saya menggunakan beskap warna putih,
gagah sekali terlihat (menurut pujian yang liat). Kami berdua duduk berhadapan.
Kemudian para saksi dari kedua calon mempelai juga duduk saling berhadapan.
Pujaan hati pun ikut duduk di samping saya dengan busana Jawa layaknya putri
keraton. Senyuman yang indah sambil wajah tertunduk malu. Inikah pujaan hati
yang akan saya persunting ?.
Ketika semuanya sudah duduk manis, ada kejadian yang bisa
dibilang lucu dan menggemaskan. Penghulu yang ditunggu-tunggu belum juga tiba.
Sempat beberapa anggota keluarga dibuat panik. Sesuai jadwal, acara pernikahan
dimulai tepat jam delapan pagi. Saya
mencoba menelpon penghulunya, ternyata yang mengangkat istrinya di rumah.
Dari
penjelasan istrinya, beliau sedang ada nikahan di masjid dekat rumah. Sempat
kaget, gimana ceritanya akad nikah di rumah bisa berubah di masjid ?. Usut
punya usut, ternyata penghulu yang akan menikahkan kami berdua bukan beliau
tapi teman beliau yang lain. Perasaan lega dan tenang ketika penghulu kami
terlihat berjalan terburu-buru dari tempat parkir kendaraan. Hal konyolnya, ternyata si penghulu bersamaan datang dengan
rombongan kami. Beliau kebingungan memarkirkan mobilnya dan akhirnya beliau
mendapatkan parkir cukup jauh dari lokasi. Gara-gara kebingungan cari tempat
parkir, semua yang hadir dibuat panik.
Akad nikah pun dimulai, suasana berubah menjadi syahdu. Yang
tadinya ada perasaan deg-degkan, berubah menjadi lebih tenang. Penghulu membuka sesi ijab kabul dengan memberikan khutbah nikah. Selanjutnya menuntun kami
untuk mengucapkan kalimat syahadat. Hal yang ditunggu-tunggu pun tiba yaitu
mengucapkan ijab kabul.
Mertua : “Ananda Lazwardy Perdana Putra, Saya nikahkan kamu
dengan anakku Risky Gustina Sandika Ayu Masri dengan mas kawin seperangkat alat
shalat dan cincin emas empat gram, dibayar tunai”
Saya : “Saya terima nikahnya, Risky Gustina Sandika Ayu
Masri dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan cincin emas empat gram
dibayar tunai” Sah Sah…
Alhamdulillah, pengucapan saat ijab kabul gak ada yang
salah. Saya sempat termenung dan tersenyum, sekarang saya sudah menjadi seorang
suami Risky Gustina Sandika Ayu Masri. Menjadi seorang suami yang sholeh dan
bertanggung jawab sama kelurga, Amin. Sekarang saya sudah memiliki keluarga
kecil. Memiliki istri yang Insyaallah sholehah dan sayang sama keluarga, Amin
lagi. Para tamu undangan dari keluarga besar dan kerabat gak ada henti-hentinya
mengucapkan selamat kepada kami berdua. Gak lupa fotoan selfiean ala-ala kids
kekinian,hahahaha. Hari yang sangat menyenangkan saat itu. Kebahagiaan
terpancarkan dari kami berdua, dua sejoli yang dipertemukan oleh rencana Allah
SWT.
Keesokan harinya, kami melangsungkan acara resepsi di gedung
Al-Ikhsan, Ampenan. Menggunakan gaun yang sangat cantik berwarna lavender, membuat dia menjadi
tampak lebih manis. Sedangkan saya menggunakan jas berwarna abu. Layaknya pangeran
yang menggandeng seorang putri cantik jalan menuju pelaminan tempat kami menerima ucapan selamat dan doa dari seluruh tamu yang hadir.
Menjadi seorang pangeran dan putri sehari. Hampir seluruh tamu undangan hadir dan ikut merasakan kebahagiaan
kami berdua. Kalimat selamat tiada henti-hentinya diucapkan oleh tamu undangan
yang menyalami kami berdua. Papa, mama, bapak dan ibu mertua juga ikut merasakan
kebahagiaan.
Ini baru namanya surga dunia yang saya rasakan seumur hidup.
Perjalanan panjang yang saya lakukan membuahkan hasil. Saya bersyukur sudah dipertemukan dengan mbak
jodoh. Bersyukur memiliki keluarga baru yang sangat baik. Dan semoga saja kami
berdua bisa menjalani hidup sebagai sepasang suami istri yang selalu diberkahi
oleh Allah SWT.Amin.
Cerita kami berdua masih berlanjut. Menjalani kehidupan
berdua sebagai suami istri. Cerita demi cerita akan selalu menghiasi kehidupan
rumah tangga kami nanti. Gak terasa lumayan panjang juga cerita edisi anniversary
kami berdua. Bukannya sombong atau apa, saya hanya ingin berbagi cerita
perjuangan kami berdua dari pertama kali bertemu, jatuh cinta, akhirnya
menikah, memiliki anak dan hidup bahagia nantinya,Amiin. Ambil yang positfnya dan buang jauh-jauh yang negatifnya.
Semoga menjadi inspirasi buat kalian yang membaca cerita ini.
Menikah dengan orang yang kita sayang itu sangat indah. Berjuanglah atas nama
cinta yang tulus. Mencintai dengan hati adalah kunci untuk mendapatkan apa yang
kamu inginkan. Dan terpenting, jangan lupa berdoa.
Pesan buat para jomblo yang masih berjuang atas nama cinta
yang tulus, tetaplah semangat dan jangan pernah putus asa untuk mendapatkan apa
yang kamu inginkan. Tapi dengan cara yang baik lhoo ya. Insyaallah berjodoh,
Amiin.
Terimakasi saya ucapkan kepada Bu Kus Catering yang sudah memasak hidangan di acara akad nikah dan resepsi kami, semua masakan dari Bu Kus enak dan lezat semua. Sampai sempat hampir kehabisan hidangan di acara resepsi hahaha.
Terimakasi kepada Adena Weeding Organizer yang sudah membantu dalam persiapan pakaian, make up pengantin, souvenir dan lainnya. Hasil make upnya kece banget. Kami sekeluarga sangat duka dengan hasilnya.
Terimakasi buat Golden Advertising (Mbak Deta) tempat kami mencetak undangan dan tim foto dan video, dokumentasi acara kami. Foto yang sudah dikirim keren-keren semua dan ijin untuk mempostingnya di blog ini.
Terimakasi juga kepada Alfa Decoration (Kak Toyib) yang dengan sabarnya membuat dekor sesuai dengan yang kami inginkan. Maaf Kak Toyib, kmami selama proses persiapan agak sedikit cerewet. Gak lupa juga kami ucapkan kepada pihak gedung Al-Ikhsan (Pak Riyadi). Kepada seluruh tim yang gak bisa saya sebutkan satu per satu, terimakasi banyak. Kalian semua Kece !!!
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Selamat ya bang, tumben sy jd komentator pertama 😂
ReplyDeleteMakasi bang.. Amiiin doanya 😊😊😊
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSelamat mas bro,, sukses dunia akhirar
ReplyDeleteAmiiin.. Thanks mas broo 😊😊😊
DeleteCieeee �� cerita yg akan diceritakan kembali ke Kenzo ya kak.. love u
ReplyDeletePastinya yank... I love you too 😊😊😊
Delete