Gema Takbir sudah terdengar dimana-mana. Pulau Lombok khususnya Kota Mataram sedang berbahagia menyambut datangnya hari kemenangan yang ditunggu-tunggu yaitu Hari Raya Idul Fitri.
So... Cerita saya kali ini tentang suasana malam takbiran di Kota Mataram, Pulau Lombok. Di tahun ini Pemprov. NTB menyelenggarakan sebuah tontonan yang sangat menarik dan kece untuk disaksikan yaitu Semarak Takbir 1000 Beduk.
Semarak Takbir 1000 Beduk merupakan acara terakhir dari puluhan rangkaian acara Pesona Khazanah Ramadhan yang diselenggarakan selama Bulan Ramadhan 1439 H oleh Pemprov NTB yang berpusat di masjid kebanggaan masyarakat Pulau Lombok dan Sumbawa yaitu Masjid Hubbul Wathan (Islamic Center NTB).
Saya sendiri menunggu-nunggu moment ini. Sebelumnya, di tahun lalu Pemprov NTB sudah memecahkan rekor MURI juga yaitu "Peserta Pawai Takbiran Terbanyak", dengan jumlah kurang lebih sepuluh ribu peserta. Tapi sayang, saya gak sempat menyaksikan karena lagi di luar kota. Dan sekarang Provinsi NTB mengulang sejarah baru lagi yaitu Pemukulan Beduk dengan Peserta Terbanyak. Rekor MURI gak ? Pastinya ini menjadi rekor MURI buat Provinsi NTB.
Untuk di tahun ini, saya sengaja mengosongkan jadwal traveling demi dapat menyaksikan event bersejarah sekaligus menarik dan kece ini. Acara Semarak Takbir 1000 Beduk dilaksanakan pada malam Idul Fitri yaitu Hari Kamis, tanggal 14 Juni 2018.
Sehabis buka puasa bersama keluarga di rumah, saya langsung bersiap-siap berangkat ke lokasi. Awalnya sih mau buka puasa di luar, tapi berhubung ini buka puasa hari terakhir di Bulan Ramadhan, kami memutuskan berbuka puasa di rumah saja. Alasan lainnya, lagi masak besar (ngerti sendiri) dan memang lagi beres-beres rumah menyambut hari raya esok hari.
Lanjut.... !!!
Kamera dslr, lensa, tas dan perlengkapan lainnya sudah siap. Biar gak kena macet, saya berangkatnya lebih awal menuju lokasi event yaitu di halaman depan Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB. Sepanjang Jalan Langko sampai Pejanggik sudah dipenuhi oleh masyarakat Kota Mataram dan Pulau Lombok yang datang untuk menyaksikan acara ini.
Sesampai di lokasi, saya pun langsung berbaur dengan para penonton dan para fotografer yang sudah siap dengan kamera masing-masing. Ada dari kalangan wartawan, jurnalis, GenPI dan travel blogger. Kami semua berbaur dan menunggu acara dimulai. Begitu juga dengan para penonton, dari anak kecil, Kids Jaman Now, Emak Jaman Now dan Bapak Jaman apa ya ?, semuanya sudah menunggu di sepanjang Jalan Langko sampai Jalan Pejanggik. Para pedagang kaki lima juga sudah berada di lokasi dengan aneka makanan dan minuman yang mereka jual. Haus dan Laper dapat teratasi pastinya.
Disisi lain, para panitia terlihat tengah sibuk menyiapkan segala sesuatu dan perlengkapan agar proses acara berjalan dengan lancar dan sukses. Semua pihak bekerjasama dan saling mendukung agar semuanya berjalan dengan lancar dan aman.
Ada dua acara di Semarak Takbir 1000 Beduk yaitu Lomba Pukul 1000 Beduk dan Pawai Takbiran yang akan dimulai sekitar jam delapan malam dari depan Islamic Center NTB, sepanjang Jalan Langko sampai Jalan Pejanggik (depan Lapangan Sangkareang), Kota Mataram.
Panggung pun sudah siap dengan sorotan lampu berwarna-warni dan beberapa buah beduk yang nantinya akan dipukul oleh bapak Gubernur Provinsi NTB beserta tamu undangan lainnya secara berirama.
Selain itu, jejeran beduk yang berada di sebelah kiri dan kanan sepanjang jalan dari Islamic Center sampai Lapangan Sangkareang yang nantinya dipukul oleh para peserta pun sudah siap. Begitu juga dengan para khafilah peserta pawai takbiran, semuanya sudah siap juga.
Acara pun dimulai, pembawa acara membuka jalannya acara dengan mengucapkan salam. Selanjutnya, Bapak Gubernur Prov.NTB beserta jajaran dipersilahkan menaiki panggung.
Bapak Gubernur Prov.NTB "Bapak Muhammad Zainul Majdi" memberikan sambutan sekaligus membuka acara "Semarak Takbir 1000 Beduk".
Para penonton dan media berebut posisi agar bisa berfoto bersama Bapak TGB sapaan beliau. Saya pun gak mau kalah, mencari posisi yang pas untuk mengambil foto.
Beduk pun berbunyi dengan penuh meriah. Bapak Gubernur Prov.NTB dan tamu lainnya berdiri di posisi masing-masing sambil memukul beduk yang sudah disiapkan oleh panitia. Ratusan peserta lainnya dengan serentak memukul beduk dengan penuh semangat berirama. Gak lupa juga mengucapkan takbir, tasbih dan tahmid secara berirama mengikuti suara alunan suara beduk. Ada energi yang saya rasakan saat mendengar pukulan beduk tersebut. Energi yang membuat saya terharu. Terharu masih diberikan kesempatan menyaksikan secara langsung moment-moment malam kemenangan kita umat muslim setelah berjuang menahan lapar dan nafsu selama sebulan penuh.
Next... Beduk yang digunakan sendiri disini yaitu Gendang Beleq. Kalian tau Gendang Beleq itu apa ?
Gendang Beleq merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Lombok. Alat musik tradisional ini digunakan saat upacara nyongkolan atau arak-arakan keliling kampung ketika ada pasangan pengantin yang baru menikah. Gendang Beleq juga sering digunakan saat upacara tertentu dan event-event nasional maupun internasional.
Berhubung bentuk Gendang Beleq dan Beduk pada umumnya sangatlah mirip, makanya digunakan Gendang Beleq dalam acara ini. Hanya saja ukuran Gendang Beleq agak sedikit lebih kecil dari ukuran Beduk yang sering kita lihat di masjid-masjid. Cara memukulnya pun sangatlah berbeda ketika berfungsi sebagai Gendang Beleq. Ada dua sisi yang dapat dipukul saat berfungsi sebagai Gendang Beleq. Sedangkan ketika berfungsi sebagai Beduk, hanya satu bagian saja yang dipukul layaknya beduk pada umumnya.
Gendang Beleq yang dipakai juga berasal dari beberapa sanggar seni dan sekolah-sekolah yang ada di Kota Mataram dan kabupaten lainnya seperti Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Barat.
Untuk peserta Lomba Pukul 1000 Beduk sendiri, berasal dari seluruh remaja masjid Kota Mataram, sedangkan peserta Pawai Takbiran berasal dari para remaja masjid di Kecamatan Kota Mataram dan Selaparang yang berjalan dari depan Islamic Center NTB (Jalan Langko) sampai depan Lapangan Sangkareang (Jalan Pejanggik).
Dengan kerjasama dari semua pihak, Pemprov NTB berhasil menyabet Rekor MURI yaitu Memukul Beduk dengan Jumlah Peserta Terbanyak. Meskipun jumlah beduknya gak sampai 1000 unit, tapi acara malam takbiran sungguh sangat meriah dan kece. So...1000 Beduk hanya istilah saja.
Semakin malam suasana semakin hangat. Para penonton pun semakin banyak yang datang. Mereka semua gak mau ketinggalan menonton moment yang bisa dilihat setahun sekali ini. Lagi-lagi Pulau Lombok mempertontonkan wisata religi yang sayang dilewatkan. Saya pun sempat bertemu dengan beberapa pengunjung dari luar Pulau Lombok. Ada dari Jakarta, Surabaya bahkan dari Malaysia. Mereka berlibur ke Pulau Lombok untuk bisa berlebaran di surganya Indonesia ini. Mereka sangat senang dapat menyaksikan acara ini.
Semoga di tahun depan Provinsi NTB kembali lagi memecahkan rekor MURI lebih kece lagi. Semoga kita juga diberikan umur panjang dan kesempatan bertemu dengan Bulan Ramadhan lagi. Amin
Saya dan keluarga besar mengucapkan "Selamat Idul Fitri 1439 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin".
Wah, ada my fave person M. Zainul Majdi...
ReplyDeleteSelamat berlebaran mas Lawardy
Terimakasi bang Doel... Hehehe Mohon Maaf Lahir dan Bathin bang
DeleteSy terjebak lalin yg padat makanya ga jd ke lokasi 😢
ReplyDeleteGak kpagian sih brangkatny...hehehe
Delete