Hari Senin, tanggal 11 Juni 2018
Adzan Subuh sudah menggema dan kita pun sudah gak boleh makan dan minum lagi. Sehabis makan sahur dan Shalat Subuh, saya menyiapkan perlengkapan dan kebutuhan selama ngetrip hari itu. Mesin sepeda motor pun sudah dipanaskan. Oke, perjalanan kali ini cukup panjang, stamina harus selalu terjaga apalagi perginya saat berpuasa.
Dalam cerita kali ini saya gak sendirian. Saya ditemani oleh si doi. Setelah berpamitan sama keluarga, kami berdua langsung berangkat lebih pagi biar gak kena macet di jalan.
So.. Tulisan ini adalah cerita trip saya di Bulan Ramadhan tahun ini (2018). Kalau boleh nanya, "ngetrip saat berpuasa, asyik gak sih? ". Kira-kira menurut kalian asyik gak?.
Mungkin banyak yang berpendapat kurang kerjaan ngetrip saat berpuasa. Ada juga yang sebaliknya, ngetrip saat berpuasa itu asyik-asyik saja. Gak sedikit juga yang khawatir kalau ngetrip nanti puasanya bisa batal. Macam-macam pendapat, tapi gak apa-apa. Namanya juga beda-beda kepala di setiap orangnya.
Oleh karena itu saya ingin mencoba ngetrip saat berpuasa itu rasanya gimana. Kalau boleh jujur, ini trip pertama saya saat berpuasa. Biasanya dulu hanya pulang mudik dari Yogya ke Lombok dan gak mampir dimana-mana. Jadi ini kesempatan untuk trip kece. Untung si doi juga mau ikut. Asyiik, ada yang nemenin.
Berangkat dari Kota Mataram sekitar jam tujuh pagi menuju Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur menggunakan sepeda motor. Saya lebih suka pergi ngetrip menggunakan sepeda motor. Alasannya, ngirit di bahan bakar dan gak ribet kalau bertemu dengan jalur dengan kondisi jelek sekalipun.
Di jalur lintas Kota Mataram - Lombok Timur, kendaraan sudah ramai lalu lalang. Maklum saja, arus mudik sudah mulai padat-padatnya. Memakan waktu dua jam perjalanan, kami berdua sudah sampai di Pelabuhan Kayangan. Untungnya kami gak perlu mengantri lama. Kurang lebih lima belas menit, kami sudah masuk ke dalam kapal ferry.
Cuaca di Selat Alas cukup cerah dan arus laut gak begitu deras. Kapal ferry yang kami tumpangi juga cukup bagus dan cepat. Pelayaran menggunakan KMP Garda Maritim sangat lancar. Saya menikmati pelayaran menuju Pelabuhan Poto Tano, Pulau Sumbawa. Melewati pulau-pulau kecil, ada Pulau Paserang, Pulau Kenawa dan lainnya. Deretan perbukitan Pulau Sumbawa yang sangat gersang pun menambah keeksotisan alam dari Tanah Samawa.
Gak memakan waktu lama, hanya satu setengah jam pelayaran. Kapal kami sudah merapat di dermaga Pelabuhan Poto Tano.
Welcome to Sumbawa Island !!!
Disinilah perjalanan kami berdua dimulai. Kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Taliwang. Jarak Kota Taliwang dari Poto Tano sekitar 31 km. Hanya membutuhkan waktu setengah jam, kami sudah sampai di Kota Taliwang. Suasana dalam kota siang itu cukup lengang. Gak ada aktivitas yang berarti karena sedang berpuasa dan seluruh kantor pemerintah sudah libur panjang lebaran.
Setelah muter-muter kota, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pantai Maluk, Sumbawa Barat. Cuaca cerah dan terik matahari sangat menyengat siang itu. Meskipun panasnya Pulau Sumbawa, gak membuat kami berdua mengeluh. Justru yang ada kami menikmati setiap perjalanan saat itu.
Perjalanan dari Kota Taliwang menuju Pantai Maluk sekitar 34 km lagi dan memakan waktu hampir satu jam. Buat kami ini masih dekat namanya karena gak memakan waktu berjam-jam. Kondisi jalannya pun sudah bagus meskipun kami berdua melewati perbukitan yang sangat gersang, jalanan menanjak dan berkelok-kelok. Sebelum sampai di Pantai Maluk, kami melewati Pelabuhan yang cukup terkenal yaitu Pelabuhan Benete. Pelabuhan Benete merupakan pintu gerbang menuju perusahaan tambang terbesar di Indonesia yaitu PT.Aman Mineral (dulunya PT.Newmont). Aktivitas para karyawan cukup sibuk siang itu. Meskipun sedang berpuasa, aktivitas pertambangan gak boleh berhenti, Salut !!!.
Gak lama kemudian, kami sudah sampai di Desa Maluk. Sempat kebingungan letak pantainya dimana. Sepeda motor menepi di sebuah warung makan yang sudah buka meskipun warungnya ditutupi oleh gorden biar gak mengganggu warga yang berpuasa. Kami bertanya ke seorang ibu paruh baya yang sedang duduk santai di depan warung dengan ibu-ibu lainnya.
Si doi : "Jalan menuju Pantai Maluk lewat mana ya bu ?". Si ibu pun tersenyum kepada kami berdua dan menjawab "Pantai Maluk sudah lewat mas, ada di Desa Maluk"
Saya : "Lah terus ini desa apa ?". Ternyata kami berdua sudah berada di daerah Sekongkang, wah sudah lewat jauh nih.
Kami : "Terimakasi bu atas informasinya". Untung nanya, kalo gak mungkin kami sudah keliling Pulau Sumbawa untuk mencari pantai bernama Pantai Maluk. Untung juga si doi sabar orangnya. Gak sabar lagi, tapi ketawa mulu sepanjang jalan. Ketawain saya yang gengsi bertanya sama warga gara-gara lebih mengandalkan Si Goggle Maps.
Si doi : "Masih percaya sama Google Maps atau warga sekitar"?.
Saya : "Iye iye, percaya dua-duanya. Apalagi percaya sama kamu itu seratus persen", eheeemm asyik.
Bertanya ke warga desa itu menyenangkan karena mereka ramah-ramah oleh pendatang. Gak pelit senyuman juga. Oke, berhubung Pantai Maluknya sudah terlewat jauh, kami berdua kembali melewati jalur sebelumnya. Sesampai di Desa Maluk, kami mencari pintu masuk di kiri jalan sesuai petunjuk si ibu tadi. Akhirnya jalur menuju Pantai Maluk ketemu juga. Perasaan lega dan seneng bisa menemukan pantai yang bisa dibilang sangat eksotis.
Gak jauh dari jalan raya Desa Maluk, kami akhirnya sampai juga di pantai ini. Kami berdua disambut oleh keindahan yang jarang saya temukan di pantai-pantai Pulau Sumbawa yang pernah saya datangi. Angin pantai yang sepoi-sepoi, udara segar khas pantai dan cuaca yang sangat cerah. Pasir putih yang sangat lembut membuat saya pribadi jatuh cinta dengan pantai ini. Melihat hijau birunya air laut dan perbukitan yang sangat eksotis, membuat suasana hati menjadi bahagia apalagi ditemani oleh orang yang sangat saya sayangi saat ini.
Suasana Pantai Maluk gak terlalu ramai bahkan sangat sepi di siang itu. Maklum saja, ini kan suasana puasa. Mungkin nanti sore ramainya disaat warga desa pergi ngabuburit ke pantai ini sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Pantai Maluk sangat eksotis dan sunyi. Ternyata ada juga pantai indah di Pulau Sumbawa. Terlihat bener-bener indah kalau melihat langsung bukan dari foto-foto di media sosial lhoo. Melihat warna hijau birunya laut yang sangat menggoda untuk segera menceburkan diri ke air. Ada keinginan untuk berenang tapi sayang, saya gak membawa pakaian renang. Niat untuk berenang pun saya urungkan dan kubur dalam-dalam. Next Time..Kalau datang kesini lagi, saya pasti berenang.
Berada di sebuah destinasi gak lengkap rasanya kalau gak berinteraksi dengan warga sekitar. Saya pun ikut bergabung dengan anak-anak desa yang kebetulan sedang asyik bermain di pinggir pantai. Ada namanya Daeng, Umi, Hasan dan lainnya (saya lupa namanya). Mereka pun gak malu-malu buat difoto, bahkan mereka semua eksis.
Ketika saya sedang asyik bermain dengan anak-anak desa, dari kejauhan si doi lagi asyik juga dengan pasir putih khas Pantai Maluknya. Pasir putihnya mau dibawa pulang sama dia alias dikoleksi katanya. Dia suka dengan pantai dan pasir. Di setiap pantai yang dia sudah kunjungi, pasti pasirnya dibawa pulang. Asalkan jangan dibawa pulang satu karung ya yank, bingung cara bawanya, hehehe.
Kecenya disini, pantainya bersih banget. Gak ada sedikitpun saya menemukan sampah. Meskipun berada di daerah pemukiman penduduk nelayan, pantai ini tetap terjaga kebersihannya. Saya salut dengan kesadasaran warga sekitar Pantai Maluk yang selalu mejaga pantainya tetap bersih dan indah. Begitu juga buat para pengunjung. Selalu buang sampah pada tempatnya agar pantai yang cantik ini selalu kece dan enak dipandang.
Kecenya disini, pantainya bersih banget. Gak ada sedikitpun saya menemukan sampah. Meskipun berada di daerah pemukiman penduduk nelayan, pantai ini tetap terjaga kebersihannya. Saya salut dengan kesadasaran warga sekitar Pantai Maluk yang selalu mejaga pantainya tetap bersih dan indah. Begitu juga buat para pengunjung. Selalu buang sampah pada tempatnya agar pantai yang cantik ini selalu kece dan enak dipandang.
Setelah puas menikmati Pantai Maluk, kami berdua segera melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya. Dimana itu ?. Sabar ya, ceritanya saya tulis di postingan selanjutnya. Comming Soon
***
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
di tunggu cerita selanjutnya 🤣🤣🤣
ReplyDeleteSiap neng
DeleteOke, saya tunggu ceeita selanjutnya sembari bermain pasir putih yang begitu menggoda seperti yang ada di foto pada artikel ini. Pengeeeeeeen....
ReplyDeleteSiap mengexplore Sumbawa Barat lg :)
Deletejauh jugaaa
ReplyDeleteLamanya d laut hehehe
DeleteSeperti belum terjamah ya. Pasir putih, langit biru... Luar biasa!
ReplyDeleteExplore Pulau Sumbawa, gak nyesel deh :)
DeleteWah keren! Saya belum pernah ke Pulau Sumbawa. Pengin suatu saat nanti wisata ke pantai-pantai di sana.
ReplyDeleteDtunggu ceritanya hehehhee
Delete