"Ayo serang, tembaaaakk !!!".
Sudah cocok belum gaya saya seperti foto di atas ?,hehehe.. (jawabnya di kolom komentar). Foto di atas hanya adegan saja. Gak beneran dan hanya rekayasa semata, mirip pencitraan gitu lah. Lagian kalau beneran nembak, sasarannya paling mbaknya yang manis berdiri di pagar pembatas anjungan,hehehe #Abaikan.
Sudah cocok belum gaya saya seperti foto di atas ?,hehehe.. (jawabnya di kolom komentar). Foto di atas hanya adegan saja. Gak beneran dan hanya rekayasa semata, mirip pencitraan gitu lah. Lagian kalau beneran nembak, sasarannya paling mbaknya yang manis berdiri di pagar pembatas anjungan,hehehe #Abaikan.
Langit cerah dan teriknya matahari mengiringi langkah kaki menuju sebuah tempat yang bisa dibilang sangat luar biasa di catatan traveling saya selama ini. Hari Minggu yang lalu, tanggal 6 Mei 2018, saya bersama rombongan rumah sakit tempat saya bertugas, melaksanakan pengabdian masyarakat di wilayah Lombok Utara. Kami satu tim mendapat tugas melakukan operasi katarak gratis. Kegiatan ini merupakan salah satu agenda dari MNEK 2018. Ada yang bertanya, apa itu MNEK 2018 ?. MNEK 2018 memiliki kepanjangan yaitu Multilateral Naval Exercise Komodo 2018. Berhubung kepanjangan kalau dieja, jadi sebut saja MNEK 2018, Sepakat !.
Di tahun ini, Pulau Lombok mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah di event internasional dua tahunan ini. Sejak tanggal 29 April 2018 lalu, puluhan kapal perang dari berbagai macam negara sudah tiba di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat. MNEK 2018 resmi dibuka Hari Jumat, tanggal 4 Mei 2018. Dalam acara pembukaan MNEK 2018, turut hadir Bapak Gubernur Provinsi NTB "Bapak TGB Muh.Zainul Majdi, Lc" dan Bapak Menteri Komunikasi dan Informastika "Bapak Rudiantara". Acara pembukaan MNEK 2018 sangat meriah dan sayangnya, saya gak dapat menyaksikan acara tersebut.
Dengan mengambil tema "Cooperation to Respond to Disaster and Humanitarian Issues" yang artinya kerja sama untuk menanggapi bencana dan permasalahan kemanusiaan. Mengapa mengambil tema tersebut ?. Alasannya, disesuaikan dengan letak geologis Indonesia yang sangat rawan bencana karena terletak pada cincin api yang berpotensi terjadi bencana gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan tanah longsor (sumber:indomiliter.com).
Dengan kata lain MNEK 2018 merupakan latihan militer laut gabungan yang terprogram dua tahunan. Diadakan secara rutin oleh TNI Angkatan Laut Republik Indonesia dan didukung oleh negara-negara asing. Event MNEK 2018 diikuti oleh Angkatan Laut dari 37 negara. Keren kan ?
sumber picture :www.portalkata.id
Gak hanya di Pelabuhan Lembar saja kegiatan MNEK 2018 berlangsung. Tapi di beberapa lokasi di Pulau Lombok juga ambil bagian dalam event internasional ini. Sesuai dengan tema "Cooperation to Respond to Disaster and Humanitarian Issues", MNEK 2018 memiliki berbagai macam kegiatan. Diantaranya, ada pameran maritim, kirab kota, fun run 5K and 10K, berbagai macam lomba, pelayaran kebangsaan, kemah pesisir, festival budaya dan pengobatan gratis. Dimana seluruh kegiatan berlangsung mulai tanggal 4 Mei sampai dengan 8 Mei 2018.
Khusus untuk kegiatan pengobatan, dipusatkan di Pelabuhan Carik, Lombok Utara. Kurang lebih dua jam perjalanan dari Kota Mataram menyusuri jalur Pusuk, Kota Tanjung dan berakhir di Bayan, Lombok Utara.
Seluruh dokter dan tim medis lainnya dari berbagai macam negara berkumpul di Pelabuhan Carik, Lombok Utara. Berbagai macam pengobatan yang dilakukan. Diantaranya ada cek tensi darah, konsultasi kesehatan, penyuluhan kesehatan, operasi katarak gratis dan operasi bedah gratis. Khusus rumah sakit tempat saya bertugas mendapat kesempatan untuk melaksanakan Operasi Katarak Gratis. Berkolaborasi dengan tim dari rumah sakit daerah di Lombok Utara, kegiatan operasi difokuskan dilaksanakan di atas kapal KRI dr.Soeharso 990.
Tim medis yang bertugas, berangkat dari Kota Mataram sekitar jam tujuh pagi dan sampai di lokasi sekitar jam sembilan pagi. Sesampai di pintu gerbang Pelabuhan Carik, dari kejauhan terlihat kapal yang berukuran sangat besar sedang bersandar di dermaga. Suasana di sekitar dermaga juga sudah ramai oleh para tim medis yang saat itu bertugas juga. Dilihat dari seragamnya, mereka semua adalah tim medis militer dari berbagai macam negara yang saat itu berkumpul dan bersiap-siap melaksanakan tugas negara. Selain tim medis, masyarakat juga terlihat memandang benda besi terapung yang sangat besar ukurannya. Gak sedikit juga ada yang berselfie ria mengagumi kerennya kapal perang ini.
Gimana dengan saya ?, yang jelas saya juga gak mau ketinggalan untuk mendokumentasikan moment-moment yang ada. Kalau boleh jujur, ini kapal terbesar yang pernah saya naiki, keliatan katroknya,hehehe.
Kapal ini bernama KRI dr.Soeharso 990. Diambil dari nama dokter ortopedi atau bedah tulang bernama dr.Soeharso. Sekilas profil dari kapal ini, KRI dr.Soeharso 990 merupakan kapal rumah sakit satu-satunya yang dimiliki oleh Indonesia. Sebelum berubah nama menjadi KRI dr.Soeharso, kapal ini dulunya bernama Tanjung Dalpele 972. Kapal buatan dari Daesun Shipbuildings & Engineering Cp.Ltd, Korea Selatan merupakan kapal jenis bantu rumah sakit atau disingkat BRS. Jadi selain menjadi kapal perang, KRI dr.Soeharso 990 berfungsi menjadi rumah sakit jika dibutuhkan.
Sejarahnya, kapal ini dulunya berfungsi sebagai Bantu Angkut Personal (BAP) bernama KRI Tanjung Dalpele 972. Dikarenakan perubahan fungsi, pada tanggal 17 Desember 2008 di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, dikukuhkan oleh KASAL saat itu Laksamana TNI Slamet Soebijanto (sumber:wikipedia.org).
Kapal ini memiliki bobot 11.394 ton kosong dan 16.000 ton terisi penuh. Kapal sepanjang 122 meter, lebar 22 meter dan draft 6,7 meter ini mempunyai geladak yang panjang dan luas. Oleh sebab itu, mampu mengoperasikan dua buah helikopter sekelas Super Puma. Berada di tengah-tengah geladak, jadi pengen main bola nih.
KRI dr.Soeharso 990 sudah memiliki beberapa penugasan antara lain; operasi bhakti sosial kesehatan setiap tahun di pulau-pulau terpencil dan terdepan, operasi bantuan bencana tsunami Aceh tahun 2004 dan operasi bantuan bencana gempa bumi Sumatera Barat tahun 2009.
Dalam kondisi sebagai kapal angkut, KRI dr.Soeharso 990 mampu mengangkut 14 truk atau tank dengan bobot per truk atau tank 8 ton, 3 helikopter Super Puma, 2 Landing Craft Unit tipe 23 M dan 1 hovecraft. Persenjataan di kapal dilengkapi dengan 2 pucuk meriam penangkis serangan udara bernama Rheinmetall 20mm.
Menurut informasi yang ada, kapal ini memiliki kurang lebih 75 anak buah kapal, 65 staf medis dan mampu menampung 40 pasien rawat inap. Dalam kondisi darurat, KRI dr.Soeharso 990 juga dapat menampung 400 pasukan dan 3000 penumpang sipil.
Sesampai di atas kapal, perasaan senang dan terharu bercampur menjadi satu. Suatu keberuntungan dapat kesempatan mengenal secara langsung KRI dr.Soeharso 990 sekaligus melakukan kegiatan kemanusiaan.
Kapal yang berlambang palang merah ini, memiliki lima lantai. Dimana lantai paling atas merupakan ruang kemudi, lantai keempat merupakan ruang atau kamar VIP dan VVIP, sedangkan lantai ketiga merupakan rumah sakit. Sayangnya saya gak sempat menyusuri lantai paling bawah dan kedua dikarenakan waktu yang gak mencukupi.
Sebagai kapal rumah sakit , di kapal ini terdapat 1 ruang UGD, 3 ruang bedah, 6 ruang poliklinik, 1 ruang Apotek, 14 ruang P-jang klinik dan 2 ruang perawatan berkapasitas masing-masing 20 tempat tidur. Kerennya lagi, ini kapal sudah berstatus rumah sakit kelas B. Tau sendiri kan fasilitas dan sumber daya manusia rumah sakit kelas B. Dimana dokter spesialisnya merupakan dokter-dokter wajib militer dari Rumah Sakit Ramelan Surabaya yang ditugaskan untuk mengabdi di KRI dr.Soeharso 990 sesuai dengan masa penugasan.
Sebuah keberuntungan juga para dokter spesialis mata dan tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Mata Nusa Tenggara Barat dan RSUD Tanjung diberi tugas dalam kegiatan Operasi Katarak Gratis. Dengan dibantu oleh dokter spesialis mata lainnya dari KRI dr.Soeharso 990 yaitu dr. Amri, Sp.M dan tim, kegiatan operasi berjalan dengan lancar.
Kegiatan operasi dimulai jam sembilan pagi sampai selesai. Suasana di ruang operasi sangat sibuk. Para dokter spesialis mata bersama para perawat terlihat sangat fokus meskipun kapal mulai goyang dihantam gelombang laut yang semakin siang semakin besar dan diantara kami ada yang mabuk laut (curhat colongan).
Di dalam catatan, jumlah pasien yang berhasil dioperasi berjumlah 31 orang dimana seluruhnya berasal dari beberapa desa di Lombok Utara. Dimana seluruh pasien yang akan dioperasi, sehari sebelumnya diinapkan di atas kapal. Keesokan harinya dilakukan operasi. Setelah operasi berjalan dengan lancar, seluruh pasien diinapkan kembali di ruang rawat inap KRI dr.Soeharso 990. Selanjutnya, di hari berikutnya dilakukan pengontrolan dan boleh dipulangkan ke rumah masing-masing.
Gak terasa, waktu sudah beranjak siang hari. Suasana di atas kapal mulai ramai oleh keluarga pasien yang menunggu keluarga mereka yang selesai di operasi. Gak hanya Operasi Katarak saja yang dilakukan saat itu, tapi ada beberapa operasi lainnya juga. Salah satunya yaitu Operasi Bedah Mulut dan Khitan yang dilakukan oleh dokter yang berkompeten di bidangnya.
Di bawah kapal, tepatnya di sebelah utara dari dermaga, dilakukan juga bhakti sosial oleh tim medis dari berbagai negara. Suasana di Pelabuhan Carik sungguh luar biasa. Kekaguman saya melihat masyarakat yang sudah mulai sadar akan pentingnya kesehatan diri sendiri. Mereka bersemangat untuk datang berobat dalam kegiatan pengobatan MNEK 2018. Harapan saya semoga masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat semakin sadar akan pentingnya kesehatan diri sendiri karena sehat itu mahal. Lebih mahal berobat daripada beli pakaian di mall atau pergi liburan ke luar negeri. Jadi mulai dari sekarang, "Hidup Sehat dan Jauhi Sakit".
Kegiatan Operasi Katarak berjalan dengan lancar dan mendapat apresiasi yang sangat luar biasa dari masyarakat. Dengan berakhirnya kegiatan operasi, berakhir pula jalan-jalan kami di KRI dr. Soeharso 990. Liburan rasa bertugas atau bertugas rasa liburan ya? (jawab sendiri).
Sebelum meninggalkan lokasi, kami semua berfoto bersama dengan para dokter baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Sebenarnya mau posting semua foto yang kece-kece, tapi itu gak mungkin,hehehe.
Sebelum meninggalkan lokasi, kami semua berfoto bersama dengan para dokter baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Sebenarnya mau posting semua foto yang kece-kece, tapi itu gak mungkin,hehehe.
Cerita apa lagi ya ?. Sepertinya saya cukupkan dulu menulis tentang KRI dr.Soeharso 990. Nantikan tulisan-tulisan saya selanjutnya yang lebih kece lagi. Bagi yang ingin beri saran atau masukan, bisa di kolom komentar.
*Bila ada kesalahan informasi dari nama atau tempat, saya mohon maaf*
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
Kereeennn...aplg fto yg pertama dik��������
ReplyDeleteKlo beneran itu, bisa2 berubah jd Captain America hehe
DeletePengalaman yg sgt berkesan ya kak.. 😊
ReplyDeleteYa deq. Hight Class :)
DeleteWuah, keren banget! Aku cuma pernah masuk ke kapal kayak gini di Museum Kapal Surabaya. Itu pun karena ospeknya di asrama AAL 😅
ReplyDeleteKlo ini kapal yg masih beroperasi.. Seru dnger suara mesinnya hehehe
DeletePengalaman berkesan,mas .. dapat kesempatan naik kapal KRI.
ReplyDeleteKapalnya gagah dan bersih ya.
Gagah dan bersih :)
DeleteMantaps :)
ReplyDeleteThanks udh mampir. Salam kenal hehehe
DeleteThis was loveely to read
ReplyDelete