Lagi-lagi saya menemukan satu surga dunia baru yang berada di Pulau Lombok. Tepatnya di daerah Gangga, Lombok Utara. Salah satu air terjun di penutup tahun 2017 berhasil saya jelajahi bersama para sahabat tercinta.
Berawal dari kehilangan sebuah tas yang berisi handphone, lensa tele dan duit sehari sebelum hari raya Natal. Saya menyadari tas saya sudah gak ada saat di dalam mobil kantor yang sedang melaju kembali ke Kota Mataram. Setelah melakukan kegiatan bakti sosial operasi katarak gratis di daerah Lombok Utara, kami menghabiskan waktu untuk mengunjungi salah satu spot kece di wilayah Gangga, sebut saja Tiu Pituq.
Saya sudah mengikhlaskan jika tas gak kembali lagi, tapi keajaiban itu datang keesokan harinya. Disaat sudah selesai menunaikan ibadah shalat subuh, suara dering telpon dari handphone satunya terdengar. Sempat bingung ada nomor asing menelpon masih pagi. Saya memutuskan untuk mengangkatnya. Ternyata telpon dari seseorang yang mengaku telah menemukan tas saya yang hilang. Tanpa ragu saya pun langsung menuju rumah orang yang sangat baik hati sudah mengamankan tas saya. Gangga.. ya Gangga, saya pun kembali lagi ke Dusun Penjor, Kecamatan Gangga.
Namanya masih rezeki, tas yang sempat hilang sehari, akhirnya ditemukan juga. Gak ada barang yang kurang satu pun, semuanya lengkap. Desma, namanya Desma. Warga dari Desa Penjor dimana lokasi Tiu Pituq berada. Seseorang yang sudah baik hati dan sekarang menjadi sahabat saya. Punya hobi sama yaitu traveling,hehehehe.
Saat berada di rumahnya, saya pun bertanya air terjun yang bagus disini dimana ? Desma mengajak saya untuk mengexplore air terjun yang baru dua bulan dibuka untuk umum. Kami yang baru kenal hari itu langsung akrab karena hobi kami sama, suka traveling dan fotografi (sama-sama masih amatiran),hehehe.
Wah, ini bukan kebetulan namanya tapi memang rezeki banget. Bertemu dengan warga desa yang baik hati dan sangat ramah, kemudian diajak untuk mengexplore air terjun baru. Akhirnya kami sepakat untuk minggu depan mengexplore air terjun yang dimaksud. Hari Minggu tanggal 31 Desember 2017 merupakan hari yang kami pilih untuk menuju ke tempat yang menjadi kado penutup tahun 2017.
***
Hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Saya bersama Ocha dan Eza berangkat dari Kota Mataram menggunakan sepeda motor. Kok cuma bertiga ?. Ya cuma bertiga karena yang lainnya berhalangan ikut karena kesibukan masing-masing. Dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat ( gerimis ), kami bertiga nekat melanjutkan perjalanan menuju Dusun Penjor.
Kurang lebih satu jam perjalanan dari Kota Mataram, kami pun tiba di rumahnya Desma. Kami bertiga disambut hangat oleh keluarganya. Kami bertiga beristirahat sejenak sambil menunggu teman-teman baru lainnya yang akan ikut bersama kami.
Gak sabar rasanya ingin segera menuju lokasi yang kata mereka ini tempat adalah destinasi terindah dan terekstrem. Ekstrem ? Wah, ini tantangan buat kami yang baru pertama kali menuju air terjun yang akan diexplore. Sekitar setengah jam lamanya beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju lokasi. Bertemu dan berkenalan dengan teman-teman baru yang super asyik.
Air Terjun Frendo, bukan Perindo lhoo yaak ! hehehe. Ya namanya Air Terjun Frendo, sebuah nama air terjun yang menurut saya seperti nama yang berasal dari bahasa Belanda. Ternyata ini bukan nama yang berasal dari bahasa Belanda tapi memang nama daerah tersebut bernama Frendo dulunya ( menurut teman-teman warga dusun sana ).
Gimana keseruan saya bersama teman-teman baru mengexplore Air Terjun Frendo ? Dibaca sampai habis dan jangan lupa dikomen di akhir postingan yaak !,hehehehe #Modus
Singkat cerita,
Dari Dusun Penjor, kami harus menuju dusun berikutnya. Kurang lebih setengah jam perjalanan waktu ditempuh. Tujuan kami yaitu Dusun Batu Ringgit, Desa Selelos, Gangga. Jalur yang menanjak, berkelok-kelok melewati hutan yang masih sangat alami. Deretan perbukitan hijau yang masih berkabut, udara yang sangat dingin, dan perasaan senang yang menemani kami di sepanjang perjalanan, cieeeee.
Banyak persimpangan yang kami jumpai, tapi jangan khawatir. Papan petunjuk menuju Air Terjun Frendo sudah terpasang di setiap persimpangan. Kurang lebih ada lima persimpangan yang kami jumpai. Melewati kebun cokelat, warung-warung yang menjual buah durian yang aromanya menyengat dan menggoda bagi siapa saja yang melintas. Sempat tergoda untuk berhenti sejenak untuk menawar durian yang harganya selangit, mahal amat. Durian Kane adalah jenis durian yang sangat terkenal di wilayah ini. Ukuran buahnya yang super besar mengalahkan besarnya kepala saya. Rasanya menurut warga sini sangat lezat. Jujur, saya belum pernah mencoba mencicipi Durian Kane.
Kok Jadi Bahas Durian sih ? Kan lagi ngebahas Air Terjun Frendo, Adeeeehh
Oke...Oke... Kembali ke cerita !!!
Waktu menunjukkan jam sepuluh pagi. kami pun sudah sampai di wilayah Desa Selelos. Tepatnya di persimpangan jalur menuju Air Terjun Frendo yang ditandai dengan papan petunjuk yang berupa foto Air Terjun Frendo. Dari keterangan teman-teman yang menemani kami bertiga, jaraknya 4 kilometer lagi, tapi di papan petunjuk 3 kilometer. Kok beda yaa ? Ternyata 3 kilometer itu sampai di area parkiran kendaraan saja, kemudian dilanjutkan berjalan kaki sejauh 1 kilometer. Oh ternyata begitu. Sejauh ini perjalanan kami Kece meskipun gerimis selalu menemani.
Jalan yang tadinya beraspal mulus, berubah menjadi jalanan tanah yang berlumpur. Medan yang kami lalui gak semudah yang dibayangkan. Harus ekstra hati-hati, karena jalanannya berlumpur dan licin. Mungkin bagi mereka yang sudah sering ke lokasi ini, sudah biasa dan mahir membawa kendaraan. Tapi bagi saya, Ocha dan Eza ini adalah tantangan baru yang harus kita taklukkan. Kondisi jalur seperti ini sudah beberapa kali kami hadapi disaat ngetrip ke tempat lainnya yang kondisi jalurnya hampir sama.
Menuju Air Terjun Frendo gak semudah yang kita bayangkan, jadi bagi yang belum pernah kesini atau belum punya pengalaman jalan-jalan ekstrem, jangan coba-coba meremehkan tempat manapun. Harus hati-hati dan berdoa sebelum jalan yang penting.
Melewati jalan tanah berlumpur yang lebarnya kurang lebih 2 meter, melewati hutan belantara, kebun warga, jalanan sempit yang berkelok-kelok, jalan yang menanjak, kemudian menurun tajam. Kondisi kendaraan harus baik, rem depan dan belakang dalam kondisi terbaik. Terpenting bagi si pembawa kendaraan, harus dalam kondisi sehat dan fokus. Dengan jarak 3 kilometer kami menikmati perjalanan dengan kondisi jalur yang super ekstrem.
Sengaja saya gak menampilkan foto-foto kondisi jalannya biar kalian yang belum kesini pada penasaran, hehehehe.
Kurang lebih setengah jam kami berjuang menuju tempat parkir kendaraan Air Terjun Frendo yang berada di tengah hutan Gangga. Kami sudah berada di wilayah perbukitan, perjalanan masih Kece sejauh ini.
Agak sedikit lebay sih gaya penulisan saya menggambarkan kondisi jalur tanah menuju Air Terjun Frendo, tapi memang begitu kenyataannya. Perlu bukti, cobain langsung saja deh kalau gak percaya,hehehe. Apapun itu semuanya akan terbayarkan setelah kita melihat langsung keindahan Air Terjun Frendo. Duh...Semakin gak sabaran rasanya segera tiba di lokasi. Sabar Dik Sabar... Jodoh Gak Kemana Kok. Lhoo, Kok bahas itu ? #Lupakan
Akhirnya kami tiba di tempat parkir yang menjadi post pertama Air Terjun Frendo. Setelah beristirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri perbukitan dimana lokasi Air Terjun Frendo berada. Sebelumnya kami harus melapor dulu di tempat tiket sekalian bayar uang masuk sebesar 5 ribu per orang. Setelah bayar, kami melanjutkan perjalanan.
Menyusuri jalan setapak, naik turun bukit, menyeberangi sungai kecil yang airnya jernih. Pengen rasanya langsung mandi disini. Setelah menyeberangi sungai, kami dihadapkan oleh tangga yang terbuat dari akar-akar pohon sehingga memberikan kesan seperti tangga alami, padahal ini buatan manusia. Medan terakhir yang kami harus lalui yaitu tangga yang sangat curam. Kami harus menuruni tangga demi tangga hingga sampai di titik terakhir lokasi air terjun. Air Terjun Frendo sudah terlihat dari sini. Rasa lelah terbayarkan setelah melihat secara langsung keindahan Air Terjun Frendo. Sejauh ini perjalanan sengat Kece, hehehe.
Istirahat sejenak di salah satu spot yang menurut saya sangat pas untuk mengambil foto. Sambil mengatur nafas dan mengembalikan tenaga yang sempat terkuras dari perjalanan cukup panjang tadi, saya mengeluarkan kamera dslr untuk mengambil beberapa view menarik.
Saya, Ocha dan Eza sibuk mengambil foto-foto kece, sedangkan anggota lainnya langsung menuju air terjun. Mereka sudah gak sabar untuk berenang di bawah air terjun. Dari sisi manapun mengambil foto, semua hasilnya kece. Tapi disini harus ekstra hati-hati dalam mengambil foto, tanah dan bebatuannya sangat licin apalagi saat hujan turun, harus lebih bijak dalam menentukan posisi yang aman untuk fotoan.
Disaat saya masih asyik jepret sana jepret sini. Teman-teman yang lainnya sudah pada asyik nongkrong di sebuah jembatan dari bambu yang terpasang di bawah air terjun utama. Hujan pun mulai turun, saya pun mengurungkan niat untuk melanjutkan foto-foto. Kamera dslr saya masukkan kembali ke tempat paling aman di dalam tas, selanjutnya saya mengeluarkan kamera xiaomi yi kesayangan yang selalu saya bawa kemana-mana.
Setelah ganti pakaian, saya bersama Eza turun ke bawah. Gak sabar rasanya ingin merasakan sensasi berada di bawah air terjun yang airnya deras sekali. Tinggal Ocha sendiri yang berada di atas karena dia gak mandi alias jagain barang bawaan kami semua,hehehehe.
Gimana rasanya berada di bawah air terjun sambil nongkrong santai di atas jembatan bambu ?
Jawabannya, Kece Abiisss mas broo. Ini baru namanya surga dunia di penghujung tahun 2017. Perjalanan yang melelahkan ke tempat yang sangat indah. Hujan turun pun kalah derasnya sama air terjun disini. Tetap harus hati-hati, tempat seperti ini kita gak boleh lengah. Harus selalu waspada. Kolam alaminya sangat dalam, jadi bagi yang gak pinter berenang jangan coba-coba lompat dari atas batu atau jembatan bambu untuk menghindari terjadinya hal-hal yang gak kita inginkan.
Gak puas hanya berada di atas jembatan bambu saja, saya bersama teman-teman lainnya menyeberang ke tempat yang lebih tinggi lagi. Dari sini kita bisa melihat secara jelas air terjun yang satunya. Jadi Air Terjun Tiu Frendo memiliki lebih dari dua air terjun. Dua air terjun utama yang memiliki debit air pancuran yang cukup deras. Sisanya air terjun mini. Sumber air dari Air Terjun Frendo yaitu dari akar-akar pohon. Jadi gak akan kekurangan meskipun musim kemarau tiba. Ketinggian air terjunnya rata-rata 20 meter, jadi gak terlalu tinggi
Dari sisi antara dua air terjun utama, spot untuk mengambil foto lebih kece lagi. Sebelah kanan air terjun, sebelah kiri air terjun juga. Tambahannya tebing bebatuan yang keren dengan rimbunnya pepohonan khas hutan Gangga. Sejauh ini perjalanan kami Super Kece !!! Rekommended .
Perjalanan di penghujung tahun 2017 ditutup dengan destinasi yang Super Kece. Rekommended banget buat kalian yang punya nyali untuk mengexplore tempat-tempat yang ekstrem dan indah.
Setelah puas mandi, berenang dan foto-foto, kami kembali ke tempat Ocha menjaga barang bawaan. Disini kami bercanda gurau sambil mengenal satu sama lain. Makanan dan minuman yang kami bawa habis gak bersisa karena kelaperan. Ingat sampah harus dibuang pada tempatnya !. Di lokasi air terjun, saya melihat ada beberapa tong sampah yang disediakan. Saya salut dengan pengelola disini yaitu warga dari Dusun Batu Ringgit sendiri yang sadar dengan kebersihan tempat seperti ini. Perlu dicontoh.
Mendapat teman baru sekaligus sahabat di destinasi terindah di penghujung tahun 2017 adalah kado terindah saya di awal tahun 2018.
Rasa bahagia, bangga, dan puas sudah menaklukkan Air Terjun Frendo, kami semua merasakannya. Perjalanan yang cukup menguras tenaga, terbayarkan dengan keindahan yang disajikan oleh alam Gangga berupa air terjun kece bernama Air Terjun Frendo.
Kami pun bisa menaklukkan Air Terjun Frendo, kenapa kalian gak ?. Ditunggu cerita pengalaman lainnya dari kalian tentang Air Terjun Frendo, Gangga, Lombok Utara ! :)
Welcome to Frendo Waterfall, Gangga, Nort Lombok !!!
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com
keren banget air terjun nya
ReplyDeleteitu dalam satu lokasi ada berapa air terjun ya?
Ada lebih dri 3 air terjun mas broo :)
DeleteWaahhhhh.....aku mau ke sini...mupeng deh jadinya..racun banget nih..hehe
ReplyDeleteCepetan kesini mbak mumpung masih bnyk org tau tempat kece ini hehehehe
DeleteBaaang ajakin saya kesini, jalan sendiri terus ngga pernah ngajak2. Awas ya :3
ReplyDeleteliat tahunnya bang, hehehe.. Ayok aj qta ksini skalian cari duren
DeleteSy dulu ke sini belum ada, penjualan tiket, belum ada jembatan bambu, belum ada petunjuk arah, jalan super licin
ReplyDeleteKeren bang:)
Delete