Wednesday, 13 December 2017

Sunday Morning di Pasar Pancingan, Desa Bilebante


Saya : Halloo !!!, dek lagi ngapain ?
Eci : Lagi tidur-tiduran di kamar, habis shalat subuh.
Saya : Kita ke Pasar Pancingan yuuk !!!
Eci : Dimana itu kak ?, Eci baru denger.
Saya : Yaelaaah, itu lhoo tempat baru yang lagi ngehits di instagram. Tempat mancing ikan dan banyak hiburannya, seperti gowes, live musik, kuliner tradisional Lombok Sumbawa dan masih banyak lagi yang lain.
Eci : Ayodah, eci siap-siap dulu.
Saya : Okee... Tunggu sepuluh menit, kakak jemput ke kosnya. Tuut tuut tuut #TelponMati

Begitulah percakapan saya sama adek sepupu dua minggu yang lalu ( adegan foto di atas ), hanya ilustrasi saja,hehehehe. Berhubung lagi ngehits, kami berdua gak mau ketinggalan sama temen-temen lainnya yang terlebih dulu eksis di instagram #Iri.com.

Berangkat dari Kota Mataram sekitar jam enam pagi. Kurang lebih setengah jam perjalanan dari rumah ke lokasi Pasar Pancingan. Cuaca Minggu pagi saat itu mendung dan habis turun hujan. Untungnya saat kami berdua jalan, hujan telah berhenti. Harumnya tanah dan kesejukan embun pagi terasa sekali. Suasana pagi hari yang sejuk di sepanjang perjalanan.




Pasar Pancingan itu dimana sih lokasinya ?, Pasar Pancingan memiliki konsep berbelanja layaknya pasar tradisional yang isinya serba kuliner Lombok Sumbawa. Selain berbelanja, kita juga dimanjakan dengan live musik dan disediakan kolam pemancingan untuk mancing ikan. Keseruan lainnya, kita juga bisa mengexplore alam desa dengan bersepeda.

Eeh, lupa jawab lokasi Pasar Pancingan itu dimana,hehehe. Pasar Pancingan berada di Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah. Diantara kalian pasti masih asing mendengar Desa Bilebante. Saya saja baru mendengar keberadaan desa ini. Desa yang menurut informasi sekarang ini sudah menjadi desa wisata dan sedang dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi NTB, penggeraknya yaitu temen-temen dari komunitas Genpi Lombok Sumbawa dengan warga desa setempat.

Pasar Pancingan sendiri baru berjalan tiga minggu. Pertama dibuka tanggal 26 November 2017 oleh Kemenpar Indonesia. Sayangnya saya gak bisa datang saat itu karena ada tugas dinas yang gak bisa ditinggalkan. Di acara peresmian Pasar Pancingan, ada artis ibu kota juga yang hadir untuk memeriahkan jalannya acara yaitu Gracia Indri. Kereen kan ?, Tapi lagi-lagi sayang sekali saya gak bisa datang untuk fotoan bareng Gracia Indri.

Jalur yang dapat kita lalui yaitu Kota Mataram kemudian menuju arah Kota Kediri ( Kota Santri ), Lombok Barat. Selanjutnya, mengarah ke Desa Montong Are dan sampai di Desa Bilebante. Lokasi gak terlalu sulit ditemukan, apalagi jaman sekarang semuanya serba Google Maps. Pasar Pancingan sudah ada di Google Maps, jadi sangat mudah bukan?,hehehe.



Keunikan yang kami jumpai di lokasi yaitu uang yang kita bawa gak berlaku untuk berbelanja atau menyewa sepeda atau alat pancing. Jadi, duit asli kita tukarkan dengan Kepeng ( bahasa Sasak, Lombok ). Kepeng bahasa Indonesianya yaitu uang. Jadi Kepeng disini bukan uang asli, tapi alat tukar yang bisa kita pakai untuk berbelanja apapun di Pasar Pancingan. Kepeng hanya berlaku di area Pasar Pancingan saja lhoo ya, gak berlaku dipakai berbelanja di Mall, hehehehe.

Dari bentuknya saja unik banget. Bentuk persegi dengan pecahan 2,5, 5 dan 10 Kepeng. Penyebutannya juga Kepeng, bukan Rupiah. Tempat penukaran Kepeng juga sudah disediakan ( Money Changer ). Money Changer ada dua tempat, pertama di pintu masuk dan kedua di area kolam pemancingan ikan.

Sekitar jam tujuh pagi, kami berdua sudah tiba di lokasi. Langsung saja kami berdua masuk ke area Pasar Pancingan. Temen-temen Genpi Lombok Sumbawa menyambut kami berdua. Saya pun langsung menukarkan uang asli dengan Kepeng. Kalau gak salah uang 50 ribu rupiah saya tukarkan dengan 50 Kepeng. Jadi 2,5 Kepeng itu artinya 2 ribu 5 ratus, kalau 10 ribu ya dapat 10 Kepeng. Kece bukan ?, hehehe.





Kepeng sudah dikantong, saatnya mengexplore Pasar Pancingan. Saya melihat semua bangunan disini gak permanen. Semua bangunan terbuat dari bambu. Dari panggung hiburan sampai tempat berjualan semuanya serba berbahan bambu. Gak ada plastik yang dipakai untuk berjualan disini alias ramah lingkungan. Ketersediaan tempat sampah juga sudah melebihi dari cukup. Setiap sudut, saya melihat tempat sampah. Para pengunjung juga saya perhatikan sadar dengan sampah yang mereka bawa. Membuang sampah pada tempatnya, pemandangan indah yang saya lihat saat itu di Pasar Pancingan.

Sambil mengexplore Pasar Pancingan, kita dihibur dengan berbagai macam musik dan lagu yang dinyanyikan. Dari lagu barat sampai lagu Indonesia, lengkap disini. Apalagi saat Abang Rizky bernyanyi lagu Reggae, suara keren and body pun keren,hehehehe.. peace bang.

Ada juga atraksi temen-temen dari Komunitas Example atau Exotic Mataram Pet Lovers. Mereka membawa beberapa binatang yang menyeramkan seperti berbagai jenis ular, kadal, iguana dan lain-lain. Rencananya setiap minggu, akan didatangkan bintang tamu dari berbagai macam komunitas. So.. ditunggu saja.






Habis jalan kesana-kemari, perut sudah mulai bersuara, pertanda perlu diisi. Sebenarnya sebelum berangkat, saya sudah sarapan di rumah. Berhubung disini banyak sekali makanan. Iman yang tadinya kokoh, runtuh seketika melihat indahnya parutan kelapa dengan kue lupis dan serabi dengan campuran gula merah, sedapnya ( alaay banget loe Dik ),hehehe. Satu porsi jajanan tradisional ini hanya 5 Kepeng.

Itu baru makanan pembuka, selanjutnya beralih ke menu yang lebih berat lagi yaitu nasi campur. Nasi campurnya enak sekali. Ada pelecingan jamur, sambel belut dan kedelai goreng. Ini baru nasi campur terenak yang pernah saya makan. Harga seporsi Nasi Campur hanya 10 Kepeng.

Uniknya disini semua tempat makan dan sendoknya terbuat dari daun pisang. Para pedagang yang hampir semuanya mayoritas emak-emak, memakai cating atau topi petani dan duduk di atas dipan yang terbuat dari bambu dan rotan. 

Saya sempat menanyakan salah satu pedagang disini, kalau gak salah namanya Mbak Eka. Pertanyaan saya, apa kesannya dengan adanya Pasar Pancingan yang dibuka setiap hari Minggu. Beliau menjawab, sangat senang berjualan disini. Dengan adanya Pasar Pancingan, pemasukan juga bertambah. Senyum sapa dan keramahan para pedagang disini membuat saya senang. Sejauh ini lumayan memuaskan.

Sate Bulayak

Bebetok


Kelakuan Kids Jaman Now

Selain ada Nasi Campur dan segala jenis jajanan pasar, di Pasar Pancingan kita bisa menjumpai yang namanya Sate Bulayak dan Sate Lontong. Sate yang terdiri dari daging sapi dan ayam dengan bumbu pilihan. Dinikmati dengan Bulayak ( sejenis ketupat ) atau Lontong, membuat saya ketagihan. Rasa bumbunya terasa dan gurih. 

Nah ada satu masakan nih, mungkin nama ini sangat asing di telinga kalian. Ada sebuah sayur yang bernama Bebetok. Saat saya menanyakan ini apa, si pedagang menyebut Bebetok. Nama yang baru saja saya dengar. Berhubung saya Kids Jaman Now, mungkin kurang tahu keberadaan jenis masakan ini. Kalau Kids Jaman Old, pasti sangat familiar dengan Bebetok ini.

Bebetok itu adalah sejenis sayuran yang terdiri dari daun talas dan cabe hijau yang rasanya mirip dengan sayur asem. Saya kurang begitu bisa menjelaskan. dicobain langsung saja deh. Harus datang ke Pasar Pancingan setiap hari Minggu kalau penasaran sama Bebetok,hehehe. Harganya sekitar 5 Kepeng. Murah meriah tapi mengenyangkan.

Kopi Sasak





Setelah perut kenyang, saatnya kita mancing mania dulu. Dengan menyewa alat pancing dengan umpan seharga 2,5 Kepeng saja, kita sudah bisa mancing sepuasnya. Suasana di kolam pemancingan sudah sangat ramai oleh bapak-bapak yang duduk jongkong sambil menunggu umpan disambar ikan.

Setelah mendapat alat pancing beserta umpannya, saya bareng adeq langsung mencari posisi untuk mancing. Gak lupa membeli dua gelas kopi hangat dulu "Kopi Sasak" untuk menemani kami memancing. Mancing merupakan olahraga untuk melatih kesabaran. Saya sudah lama gak mancing. Terakhir mancing ikan itu saat masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar. Sudah lama juga yaak.

Suasana pagi yang menyenangkan. Udara persawahan yang sangat sejuk, gak ada polusi sedikitpun. Dulu 
tempat ini merupakan sebuah lembah pertambangan **** yang terabaikan. Oleh warga setempat dengan dukungan Dinas Pariwisata Provinsi NTB mengembangkan tempat ini menjadi daerah wisata yang sangat potensial sekali. Dikelilingi oleh persawahan dan sungai kecil, membuat tempat ini sangat menarik untuk dijelajahi. 

Kembali ke cerita mancing ikan. Setelah menunggu kurang lebih setengah jam, tali pancingan bergerak pertanda ada yang menyambar umpan saya. Setelah saya tarik ternyata seekor ikan terpancing. Duh senengnya minta ampun, sempat teriak juga karena kesenengan. Tapi sedihnya, kenapa yang terpancing gak cewek manis saja ya ? ( apaan sih loe Dik ?? ). Next Time.. Semoga ada salah satu cewek manis di Pasar Pancingan yang terpancing hati saya.Amiiin,hehehehe ( Doa Jomblo Ngenes ). 



Setelah puas mancing ikan ( bukan mancing keributan lhoo yaaa ), kegiatan selanjutnya yaitu foto-foto. Saking surprisenya sama acara seperti ini, jadi lupa fotoan kece. Di Pasar Pancingan banyak sekali kita jumpai spot-spot foto seperti foto pertama di postingan ini, kursi empuk dengan telfon jaman dulu di atas meja. Ada juga beberapa spot-spot yang sengaja dibuat untuk tempat eksis Kids Jaman Now dengan konsep Instagrammable banget. 

Saking kecenya, kita dipaksa untuk ngantri menunggu giliran mengambil gambar. Karena ramenya, saya bareng adek makan yang kedua kali sambil menunggu sepi. Makan Sate Bulayak yang sangat menggoda dilidah. Dicoba saja, rasanya enak-enak,hehehe. 



Serasa artis yang dimintain foto bareng,hehehe 

Gak terasa sudah beranjak siang hari. Jam tangan sudah menunjukkan pukul 11.00 WITA, saatnya balik ke rumah. Tapi sebelum balik, ada sesuatu yang menjadi perhatian saya yaitu warung yang menjual beberapa jamu yang sangat jarang sekali kita temui.

Beras Kencur dan Kunir Asem yang merupakan jamu kesukaan saya sejak kecil. Dulu setiap sore, ada mbok jamu gendong yang selalu datang ke rumah. Saya selalu memesan satu sampe dua gelas jamu beras kencur. Gelasnya pun unik, sangat kecil dan membuat kita ketagihan untuk nambah dan nambah lagi. Beras Kencur Is The Best dah. 

Sambil minum jamu saya sempat berkenalan dengan salah satu cewek manis penjaga stand ini. Kemarin sih masih ingat namanya, tapi semenjak menulis ini di blog, saya jadi lupa beneran, hehehehe. Yang jelas ceweknya manis banget ( mulai dah loe Dik ). 

Oke.. Gak perlu banyak omong lagi ( apaan gak banyak omong, dari tadi ngomong mulu ), yang belum ke Pasar Pancingan harus wajib kesini. Liburan yang sederhana tapi menyenangkan. Gak perlu ke tempat yang jauh dan memakan biaya banyak. Ke Pasar Pancingan saja dengan biaya murah, tapi bisa membuat hati bahagia.

Thanks buat temen-temen Genpi Lombok Sumbawa yang sudah bekerja keras untuk mengadakan event setiap minggu pagi ini. Acaranya Kece.... !!! Salam Pesona Indonesia, Genpi Lombok Sumbawa.. Gasss :)

Catatan :
- Terletak di Desa Bilebante, Kec.Pringgarata, Kab. Lombok Tengah
- Jalur : Kota Mataram - Kediri - Desa Montong Are - Desa Bilebante
            Narmada - Batu Kuta - Tanaq Beak - Desa Bilebante
- Buka dari jam 7 pagi - 11 siang.
- Parkir motor 2 ribu
- Sewa Sepeda + Helm = 25 Kepeng
- Sewa Pancingan = 2,5 Kepeng
- Nasi Campur, Sate Bulayak, Olah-Olah = 10 Kepeng
- Jajanan Pasar = 5 Kepeng
- Minuman = 5 Kepeng
- Kopi = 2,5 Kepeng



Penulis : Lazwardy Perdana Putra

7 comments:

  1. Jadi pengen makan lupis. hahaha...

    ReplyDelete
  2. njrot....!
    kok Ane seperti idup di dunia lain yak? padahal sama sama di lombok tapi ane nggak tau apa-apa. Paraahh...!
    artikel dan gambarnya "BAGUS BANGET SOB!!!"
    bermanfaat banget, nambah satu lagi deh artikel yang Ane "Save" hehehe

    salam blogger dan Salam HOKI

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks mas broo.. Jngan kapok mampir d blog ane hehehe

      Delete
  3. jadi pengen kesana lagi nih....
    ketagihan lontong sate nya

    ReplyDelete