Friday, 28 July 2017

Menikmati Sore di Pulau Bungin : Resto Apung


Pulau Bungin ?

Mungkin ada di antara kita yang masih asing atau yang sudah sangat familyar dengan nama pulau ini. Pulau yang menjadi settingan tempat dalam sebuah cerita novel karya Terre Liye yang berjudul Tentang Kamu. Menceritakan kehidupan masa kecil Sri Ningsih di sebuah pulau yang bernama Pulau Bungin. Menjadi anak yatim piatu dan mengalami keadaan yang memprihatinkan semenjak tinggal bersama ibu tirinya yang sangat kejam. Bagi yang sudah membaca novelnya, pasti sudah mengenal pulau ini. #BukanPromosi

Pulau Bungin berasal dari kata Bubungin yang artinya tumpukan pasir. Pulau ini terletak di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Seiring dengan berjalannya waktu, pulau ini sudah menjelma menjadi pulau terpadat di dunia. Untuk menempuh perjalanan dari Pelabuhan Pototano, Sumbawa Barat, kita hanya membutuhkan waktu kurang lebih tiga puluh menit. Sedangkan bagi yang dari Kota Sumbawa Besar, dibutuhkan waktu sekitar satu jam dengan jarak tempuh kurang lebih tujuh puluh kilometer.

foto instgaram : @jelajahsumbawa

Menurut sejarah yang pernah saya baca, dulunya pulau ini adalah sebuah pulau berpasir yang masih kosong dan hanya ditumbuhi tanaman bakau. Semenjak Suku Bajo dari Sulawesi Selatan datang dan menetap disini, pulau ini berubah menjadi pulau yang berpenghuni dan mendapatkan julukan pulau terpadat di dunia. Bahkan untuk membangun rumah, warga yang sudah siap menikah harus mencari tumpukan batu karang yang sudah mati sebagai pondasi rumah panggung yang akan mereka bangun. 

Ada lagi yang menjadi perhatian saya saat datang kesini. Kambing disini memiliki kebiasaan makan kertas dan koran dikarenakan di pulau ini gak ada rumput atau tanaman lain yang tumbuh. Untuk diperhatikan, bila kita berniat memberikan makanan kepada si kambing, jangan pernah beri mereka tissue karena serat tissue gak bisa diserap oleh sistem pencernaan si kambing. Ingaaa Ingaaa Tinggg !!!. Unik bukan ? 



Di akhir Bulan Juni 2017, saya bersama teman-teman "Crew Patrick" berkesempatan untuk datang ke Pulau Bungin. Untuk menuju pulau yang penduduknya sebagian besar dari Suku Bajo, Sulawesi Selatan ini, kami gak perlu susah payah bertanya sana-sini. Sudah ada jalan tanah yang menghubungkan Pulau Bungin dengan Pulau Sumbawa. Beda saat beberapa tahun yang lalu, kita bisa menuju pulau ini menggunakan perahu kayu dari Kota Alas, Kabupaten Sumbawa.

Saat kami melintas di jalanan sempit dikiri-kanan deretan rumah-rumah panggung dengan keramaian penduduk yang lagi berkumpul di sore itu, senyum mereka sangat ramah dan welcome kepada kami yang sedang melintasi rumah-rumah mereka. Saya pun sempat berinteraksi dengan mereka. Saat berada di persimpangan jalanan sempit, saya mencoba untuk mendekati seorang ibu yang sedang menjaga warung kecil. Saya menanyakan letak dermaga yang menuju Resto Apung, Bungin.

Dengan ramah penuh senyum, si ibu menjelaskan jalan menuju ke dermaga menggunakan logat bahasa yang gak asing di telinga saya, yaitu bahasa Bajo. Gak lupa salam hangat dan ucapan terimakasi kami untuk si ibu. Gak jauh dari warung si ibu, kamipun sampai juga di dermaga yang dimana banyak perahu boat berwarna kuning biru yang siap membawa kami menuju Resto Apung. Asyiikkkk !!! hehehehe.




Gak terlalu lama menunggu, kami pun segera menuju ke tepi dermaga dan menaiki sebuah perahu boat yang akan mengantarkan kami menuju Resto Apung. Waktu menunjukkan jam tiga sore, agak telat dari waktu makan siang memang. Cuaca sangat bersahabat, langit biru dan tumpukan awan putih menaungi kami dari teriknya matahari sore itu.

Lagi-lagi, warga Pulau Bungin sangat ramah terhadap pengunjung yang akan menuju Resto Apung. Senyum dan keramahan mereka membuat saya tersenyum saat menyapa salah satu warga yang sedang asyik berenang di sekitaran dermaga yang memiliki air yang sangat jernih ini. Untuk harga sewa perahu boatnya sudah satu paket sama masakan yang kita pesan di Resto Apung. Jadi tinggal naik saja dan menikmati pemandangan sekitaran Pulau Bungin.





Kurang lebih lima menit menyeberang dengan jarak satu kilometer dari dermaga, akhirnya perahu yang membawa kami sampai juga di Resto Apung. Rumah makannya terlihat sederhana, gak banyak hiasan-hiasan yang mencolok. Yang membuat saya terkesan dengan rumah makan ini, tempat duduknya gak ada kursi atau meja, semuanya serba lesehan. 

Meskipun berada di tengah laut, antara Pulau Sumbawa dan Pulau Bungin, gak ada ombak sedikitpun. Sangat tenang dan angin laut yang sepoi-sepoi menyapa kami saat tiba di Resto Apung. Nyari tempat bersantai yang nyaman dan dapat melihat pemandangan Pulau Bungin sore itu. 

Banyak hal yang dapat kita lakukan saat berada di resto ini, antara lain; berfoto di keramba bersama hewan laut, bermain kano yang sudah disediakan oleh pihak pengelola resto, serta bercengkrama sambil menunggu hidangan yang telah dipesan datang









Tentang Resto Apung. Resto Apung atau Rumah Makan Terapung memiliki cerita awal dibangun. Ada warga Pulau Bungin yang kreatif membangun sampai mengembangkan resto apung ini. Disamping membuat resto apung, bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, pengelola membangun budi daya ikan dan keramba sekaligus menjadikan tempat ini sebagai konservasi keanekaragaman laut.

Resto Apung ini dibuat dari beberapa tabung plastik yang disambung satu persatu menjadi sebuah keramba. Khusus untuk rumah makannya dipasang papan kayu di atas tabung plastik dan diberikan atap agar terhindar dari hujan dan terik matahari yang menyengat, sehingga bisa untuk tempat duduk, tempat masak, tempat makan layaknya rumah makan lesehan.

Khusus di bagian keramba, dibawahnya dipasang jaring-jaring dan ditebarkan bibit ikan dan hewan laut lainnya seperti kura-kura dan kepiting karena sekali lagi selain rumah makan, tempat ini dijadikan tempat konservasi keanekaragaman laut. Jadi selain kulineran, kita bisa juga belajar mengenal dan mempelajari keanekaragaman hewan laut disini.

Ada juga tempat untuk berfoto eksis, dimana ada sebuah papan kayu bertuliskan Resto Apung, Pulau Bungin. Disitulah setiap pengunjung yang datang kesini mengambil foto, dari gaya biasa aja sampai gaya alay ala-ala Syahrono.

Di bagian timur resto, ada dua bangunan yang sudah jadi. Informasi dari pelayan resto, bangunan tersebut adalah penginapan yang khusus dibangun untuk para pengunjung yang ingin menginap disini. Kulineran sambil menginap, sepertinya asyik. Bolehlah kita coba di lain kesempatan hehehehehe...


Ikan Sepat khas masakan Suku Bajo dan Bugis Sumbawa 


Pelecingan Ikan Kerapu

Ikan Pelumara ( Ikan Kerapu Bumbu Kuning )

Kepiting Bumbu Asem Manis

Tujuan utama kesini yaitu kulineran sambil menikmati alam Pulau Bungin. Jujur, ini pengalaman saya pribadi datang ke Bungin dan mencoba mencicipi aneka masakan khas Suku Bajo. Masakan yang kami pesan antara lain ; Ikan Bakar Kerapu, Pelecingan Ikan Kerapu, Pelumara ( Ikan Bumbu Kuning ), Sepat Ikan Kerapu ( Masakan khas Suku Bajo dan Suku Bugis ), dan Kepiting Bumbu Asem Manis. Banyak juga ya, soalnya selain hobi traveling, kami juga hobi kulineran. Diet woiii dieet !!!

Secara pribadi saya suka sama masakan disini. Soal cita rasa gak perlu diragukan lagi kelezatannya. Bukan karena kami lapar, tapi memang masakan disini enak sekali. Untuk masakan favorit, saya suka Pelumara ( Ikan Kerapu Bumbu Kuning ) dan Kepiting Saos Tiram, selain dagingnya yang pas dimasak, bumbunya juga lezat. Tukang masaknya kece... Thanks atas kelezatan masakannya.

Soal harga setiap menunya gak perlu khawatir. Harga masih standar dan gak jauh beda dengan rumah makan lainnya. Semua kalangan terjangkau, termasuk kami yang hanya punya modal pas-pasan saat traveling hehehehe. Makan bareng dengan kondisi terapung bersama para sahabat merupakan pengalaman baru yang super kece. 


Foto-foto sudah, makan sampai kenyang sudah. Berhubung matahari sudah mau tenggelam, saatnya kami kembali ke Pulau Bungin dan melanjutkan perjalanan lagi menuju Kota Taliwang untuk bermalam dan keesokan harinya, kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi berikutnya. Apa itu ?, ditunggu saja di cerita saya selanjutnya di Pulau Sumbawa. Oke....

Kembali ke Pulau Bungin sambil menikmati sore dari atas perahu bersama para sahabat yang super kece. Salam Hangat kami " Crew Patrick " dari Pulau Bungin. 

Resto Apung, Pulau Bungin KECE...!!!


google.com

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

11 comments:

  1. sepertinya seru, bgmn dengan harga makanan d resto apungnya? Mahalkah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dijamin seru... Hargany mirip sperti lesahan2 d Lombok... Dijamin terjangkau :) harga makanan udh satu paket sama harga perahu boat PP.. :) Murah kok

      Delete
  2. sepertinya seru, bgmn dengan harga makanan d resto apungnya? Mahalkah?

    ReplyDelete
  3. Mantappp, keren bget bhro bisa jalan2 tiap minggu ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jalan2ny sebulan skali, nulisnya yg tiap minggu hehehehe

      Delete
  4. Beanr2 keren. Kemarin saya juga sempat kesini. Sepat disini rasanya tiada duanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masakan buatan warga lokal Pulau Bungin emang toop... Kapan2 Blogger Lombok rame2 ksini yook !!! Hehehe

      Delete
    2. Siaaap.. Sekalian k tmpat laennya jg hehehe

      Delete
  5. parkir mobil dan dermaga ke pulau apung deket dengan musium nelayan kah?

    ReplyDelete