Alhamdulillah sampai juga kita di tahun 2017. Tahun dimana kita harus menjadi lebih baik lagi, lebih soleh, lebih kerja keras nyari duit, lebih sayang sama keluarga, lebih nyari calon istri ( jangan baper ), tapi jangan lebih berat badan saja. Intinya semoga murah rezeki dan jodoh. Amiiin.
Ngebahas soal ngetrip, saya sudah menulis di catatan pribadi tentang destinasi apa saja yang akan diexplore di tahun ini. Sebagai pembuka, saya sudah merencanakan ngetrip di Pulau Lombok saja secara lagi males keluar pulau dan cuaca lagi kurang bagus. Apa itu ? Makanya baca terus tulisan saya sampai selesai ( jangan lupa dikoment di bawahnya,hehehe ngarep ).
Sebelum saya melanjutkan menulis, gak ada salahnya kalian buka dulu postingan di blog ini tentang trip ke Pantai Semeti. Kenapa saya suruh mampir di Pantai Semeti?, karena saya gak akan secara detail menulis jalur menuju ke tempat yang akan saya tulis sekarang. Biar nyambung gitu dengan postingan ini.
Apa hubungannya sama Pantai Semeti ? Makanya baca dulu, biar gak nanya-nanya lagi ( kayak orang gila, bertanya terus jawab sendiri, hahahaha ).
Lanjuuut !!! Cerita dimulai, para pembaca dipersilahkan tetap di postingan ini ( kayak upacara bendera saja ).
Tanggal 1 Januari 2017, trip prtama saya bareng my genk "Crew Patrick" yaitu ke sebuah pantai yang eksotis. Ini adalah trip pertama kami "Crew Patrick" di pembuka tahun 2017. Cukup lama kami gak ngetrip breng lagi karena kesibukan mencari rezeki. Ada juga yang sibuk menyiapkan pernikahan dan sibuk masih milih-milih pasangan hidup ( kayak saya ). Kesibukan tersebut membuat kami jarang ngumpul apalagi ngetrip bareng. No Problem..!!!
Kembali ke laptop !!!
Gimana, kalian sudah baca tentang Pantai Semeti di blog ini ? Kalo sudah, saya lanjut menulis perjalanan kami mengexplore Pantai Telawas. Pantai Telawas berada di Lombok Tengah. Bertetangga dengan Pantai Semeti, bahkan jalurnya pun sama menuju ke pantai yang terkenal dengan bebatuan yang unik seperti Batu Kripton di film Superman.
Berangkat sekitar jam delapan pagi dari Kota Mataram menggunakan motor matic ( touring ). Cuaca saat itu cukup cerah berawan dan terkadang mendung. Perjalanan bisa dibilang cukup lancar, hampir gak pernah kena macet kecuali ada yang nyongkolan ( arak-arakan pengantin menurut adat Suku Sasak ).
Perjalanan memakan waktu tempuh satu setengah jam hingga sampai di pintu masuk menuju Pantai Semeti. Setelah membayar tiket masuk 5 ribu per motor, kami segera melanjutkan perjalanan. Jalan yang tadinya mulus, lama kelamaan menjadi tanah. Kondisi jalan juga cukup membuat motor kami kewalahan, kotor-kotoran akhirnya. Jarak dari pintu masuk sekitar dua kilo hingga sampai di rumah penduduk yang menjadi pemberhentian terakhir kami. Sekaligus tempat memarkirkan kendaraan.
Cukup membayar 5 ribu per motor, kita sudah bisa menitipkan kendaraan disini. Sampai di parkiran, yang terlihat hanya rombongan kami saja pertama sampai. Maklum saja, waktu masih pagi. Mungkin pengunjung lainnya masih tidur manis gara-gara kecapean malam tahun baruan ( gak penting ).
Terik matahari semakin panas dan angin pantai yang sepoi-sepoi sudah mulai terasa. Setelah memarkirkan motor, perjalanan belum selesai. Kami harus berjalan kaki sejauh seratus meter menuju bukit yang ada di belakang rumah warga. Jalan setapak mulai terlihat di antara dua bukit. Gak lama berjalan, kami akhirnya berjumpa dengan Pantai Telawas yang mulai terkenal di Instagram ( korban instagram ).
"Apa bener ini Pantai Telawas ?", Salah satu anggota genk yang bertanya kepada saya.
"Iya, kenapa emangnya?". Tanya saya.
"Gilaa, keren mas". Iya emang kerenlah. Yang namanya ngetrip jauh dan siap capek itu pasti tempatnya kece. Sekece dirimu yang tersenyum kepadaku ( abaikan..... :( ).
Pantai Telawas hampir mirip dengan Pantai Semeti. Bedanya ombak disini lebih menyeramkan, hempasan gelombang laut yang menabrak karang cukup membuat kami basah kuyup. Salah satu cara lain menikmati mandi di pantai.
Contohnya saja saya sama Si Hakim yang sedang asyik mencari spot bagus buat fotoan. Ternyata gak sadar kalo di belakang kami gelombang laut yang menabrak batu karang cukup membuat basah kami berdua. Awalnya kaget, tapi setelah tau kondisi pakaian sudah basah kuyup sama air asin, kami tertawa lepas. Kebahagiaan yang lebih sederhana dibandingkan "Om Telolet Om".
Mencari spot yang bagus buat fotoan di Pantai Telawas gak semudah yang kami pikirkan. Butuh perjuangan manjat tebing bebatuan yang sangat khas seperti Batu Kripton yang terbentuk karena proses alam. Gak nanggung-nanggung, kami rela memanjat tebing bebatuan dengan terik matahari yang cukup panas. Keselamatan kami hanya doa saja. Kami lupa kalo nyawa kami sudah 50:50. Ini namanya bersatu dengan alam. Trip pembuka tahun yang paling kece menurut saya.
Personel cewek-cewek juga gak kalah semangatnya dengan kami si penjantan tangguh. Gak heran melihat mereka manjat turun tebing batu Pantai Telawas yang sangat curam, ditambah lagi hempasan ombak yang cukup besar.
Semakin siang gelombang laut semakin besar saja. Kami pun tertantang untuk mencari spot bagus untuk fotoan. Buih ombak yang sangat dahsyat, air laut hijau toska, langit yang cukup cerah, bebatuan yang indah, dan deretan perbukitan hijau. Semuanya seperti lukisan yang memiliki nilai jual tinggi. Panas terik matahari gak terasa di kulit kami. Hanya saja salah satu personel, tumbang karena kelelahan ditambah sendalnya putus. Maklum saja, medan yang kami hadapi cukup berat. Untung saja ada tempat untuk berteduh di celah-celah tebing batu. Sekalian kami semua istirahat disana. Capek juga ternyata.
Kurang lebih dua jam kami berada di Pantai Telawas yang hampir seratus persen permukaannya tebing bebatuan. Saya gak melihat pasir sedikitpun. Gila ini pantai kece sekali. Saya jadi pengen datang lagi kesini suatu saat nanti.
Setelah mendapatkan beberapa foto yang kece dan menikmati keindahan Pantai Telawas, kami segera balik ke rumah warga dimana kami menitipkan kendaraan. Dengan perasaan campur aduk, ada seneng, kaki pegel-pegel, dan hampir pingsan. Semuanya terbayarkan dengan keindahan Pantai Telawas pesaing Pantai Semeti ini. Kalian yang belum datang kesini, ayook segera datang sebelum tempat ini menjadi mainstream.
Pengunjung yang datang kesini rata-rata masih kebanyakan pengunjung lokal. Maklum saja, jalur menuju pantai ini bisa dibilang masih pelosok. Apalagi bila musim hujan tiba, harus mikir dua kali bila ingin mengexplore pantai kece ini.
Sebagai gambaran saja saat kami kesana saat itu, jelas lagi musim hujan, angin kencang, jalan tanahnya berlumpur di beberapa titik. Kami harus mencari posisi untuk melewati lumpur tersebut bila gak ingin ban motor terperosok. Apalagi yang namanya boncengan, salah satu harus siap-siap turun dari motor apabila bertemu dengan jalan berlumpur. Intinya harus nekat dan berpengalaman.
Semua kelelahan terbayarkan apabila kita semua sampai dengan selamat di Pantai Telawas. Hanya doa dan semangat kita bisa sampai di salah satu surganya Pulau Lombok. Thanks Pantai Telawas atas keramahannya kepada kami.
Catatan :
Jalur : Kota Mataram - By Pass Lombok International Airport - Bundaran Penujak - Selong Belanak - Pantai Telawas.
-Tiket masuk Rp. 5.000,- per motor plus Rp.5.000,- per motor ( parkiran )
-Menggunakan kendaraan dalam kondisi baik.
-Jangan Buang Sampah Sembarangan !!!
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com
google.com
(2 Thumbs Up buat pantainya...subhanallah...)
ReplyDeleteMbaknya berminat ksini?? Hehehhee
Deleteiyo ombak besar di tlawas
ReplyDeletepernah lagi foto foto, tiba tiba ombak nmenyerang
basah dah kamera :(
Keren mas broo.. Hehehe next Tanjung Bloam yg blum terexplore :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
Deletepemandangan pantai yang begitu indah..
ReplyDeleteYuupss.. Thanks udh mampir :)
Delete