Explore Pulau Bali ?? Eheeemmm...
Pasti di pikiran kita sudah membayangkan keindahan Pulau Bali, surganya pecinta traveling. Dari presiden seluruh dunia, artis dunia, travel blogger, food blogger, sampe cabe-cabean pun kalo ditanya Bali itu dimana, pasti semuanya tau. Jadi jangan heran Pulau Bali sudah terkenal di seluruh dunia dari saya masih belum jadi janin, bahkan sebelum bapak dan ibunya Cristiano Ronaldo belum bertemu, Bali sudah dikenal oleh banyak orang ( agak sedikit ngelantur ngomonnya ).
Kali ini saya akan membuktikan kepada kalian bahwa Pulau Bali itu sangat kece seperti Pulau Lombok. Hari pertama mengexplore Pulau Bali, saya bareng Si Wawan,berangkat tengah malam dari Pulau Lombok. Kebetulan saat itu lagi musim liburan, kami berdua memutuskan jalan malam biar gak kena ngantri di Pelabuhan Lembar, Lombok. Menggunakan motor biar sedikit berhemat.
Kita menggunakan jalur darat dan laut dengan rute Pelabuhan Lembar ke Padangbai menggunakan kapal ferry. Cuaca malam itu lumayan bersahabat walaupun gelombang laut agak besar, waktu air pasang soalnya. Menggunakan kapal ferry yang bagus dan besar adalah keuntungan buat kami.
Berangkat sekitar jam 1 pagi. Jadwal yang sudah kami duga sebelumnya. Kami ingin melihat sunrise dari atas kapal. Ternyata kesampaian juga kami melihat warna orange kekuningan dari ufuk timur Selat Lombok.
Sekitar jam tujuh pagi kapal kami segera merapat di dermaga Pelabuhan Padangbai. Agak sedikit terlambat memang, seharusnya pelayaran bisa ditempuh hanya empat sampai lima jam. Tapi ini molor sampe enam jam. Mungkin kapalnya yang agak sedikit lambat.
Setelah turun dari kapal, kami beristirahat dulu di Pelabuhan Padangbai. Di area pelabuhan terdapat sebuah warung makan Jawa Timur ( 100 % halal ) dan disamping warung makan berdiri sebuah masjid ( lupa nama masjidnya ). Kurang lebih lima belas menit kami sarapan dulu sekaligus bersih-bersih badan ( mandi pagi dulu coooy ) di kamar mandi masjid. Alhamdulillah perjalanan yang cukup lancar.
Cukup panjang juga cerita awal perjalanan dari Lombok ke Balinya yaak ? ( ngomong sama laptop ).
Okeh, cerita utamanya kita mulai. Tujuan pertama kita sebenarnya ada dua tempat yaitu Air Terjun Tegenungan yang ada di Gianyar ( comming soon ) dan Desa Penglipuran, Bangli. Jadi kami memutuskan untuk pergi ke tempat yang agak jauh dulu yaitu Desa Penglipuran. Perjalanan dari Pelabuhan Padangbai ke Desa Penglipuran sekitar satu setengah jam ke arah Kabupaten Bangli.
Desa Penglipuran merupakan sebuah desa yang terletak di Kubu, Kabupaten Bangli. Desa yang sangat rapi, bersih, dan nyaman. Desa ini merupakan desa wisata, jadi destinasi tujuan liburan baik tourist domestik ( kayak saya ) maupun mancanegara ( kayak akang C. Ronaldo dkk ).
Perjalanan yang lumayan cukup jauh dari pelabuhan ke desa ini, apalagi pake acara tersesat segala di sebuah pasar di Kota Bangli. Semuanya terbayarkan setelah kami memasuki pintu masuk desa. Saat itu kawasan Desa Penglipuran sudah ramai didatangi oleh para pengunjung.
Anehnya kami gak menemukan pos tiket untuk membayar tiket masuk, yang ada kami langsung menemukan area parkir kendaraan. Langsung saja kami memarkirkan motor.
Ternyata kami salah, tiket masuk ke desa ini sebenarnya skitar 7,5 ribu sdangkn tourist mancanegara nambah 2,5 ribu lagi. Untuk motor dikenakan biaya parkir 5 ribu, sedangkan mobil 10 ribu. Jadinya kami dapat gratis masuk kesini, sorry bapak penjaga !!! ( jangan ditiru ).
Lupakan !!! Lanjuuuut.....
Kerennya, saya melihat lingkungan Desa Penglipuran sungguh asri, bersih dan rapi. Penduduk desa juga sangat ramah kepada tamunya. Uniknya bentuk rumah disini semuanya hampir sama, tembok depan juga sama. Seperti bukan desa saja yang ada di pikiran saya. Ternyata desa ini berpenghuni, jadi jangan heran bila disini interaksi antara pengunjung dan penduduk sangat erat. Mereka gak merasa terganggu dengan keberadaan kita dan kita pun gak merasa canggung untuk eksis fotoan di desa mereka.
Bila dilihat, di desa ini gak ada satupun kami melihat sampah berserakan. Rumpu-rumput di depan rumah sungguh rapi, penduduk sangat rajin memotong rumput disini.
Kembali ke soal sampah, saya pribadi merinding ketika melihat tempat sampah yang diletakkan di setiap sudut rumah. Tujuannya untuk para penduduk atau pengunjung yang apabila ingin membuang sampah, bisa membuangnya di tempat yang sudah disediakan oleh penduduk disini. Kereen desa ini !!!
Desa yang memiliki ketinggian antara 600 - 700 mdpl ini, memiliki kurang lebih sekitar 76 kepala keluarga yang ada di Desa Penglipuran menurut beberapa artikel yang saya baca. Dimana desa ini memiliki bagian wilayah yang baru saya ketahui. Dimana di wilayah hilir merupakan tempat para penduduk bekerja, sedangkan wilayah tengah adalah rumah penduduk, sedangkan wilayah bagian atas atau hulu adalah tempat persembahyangan atau Pura utama. Jadi bila dilihat, desa ini gak datar alias menurun ( kayak aliran sungai gitu ).
Menurut informasi yang saya dengar dari salah satu tour guide yang sedang menjelaskan ke rombongannya ( ikut nimbrung mendengarkan alias gratis ), bahwa desa ini merupakan desa terbersih ketiga di dunia. Dua diantaranya ada di luar Indonesia, jadi bisa disimpulkan Desa Penglipuran merupakan desa terbersih di Indonesia. Informasi selanjutnya, mata pencaharian utama penduduk desa adalah petani dan sisanya adalah pedagang seni. Jadi jangan heran bila ke desa ini kita ditawarkan beberapa hasil kerajinan penduduk yang memiliki nilai seni tinggi. Ada topeng barong, patung wajah, topi tani dan kerajinan yang terbuat dari anyaman bambu.
Bila kita merasa haus dan lapar, ada beberapa warung tempat kita beristirahat sejenak setelah berjalan dari hulu dan hilir Desa Penglipuran. Jujur lumayan capek juga berjalan di desa ini, tapi kesejukan dan keindahan desa ini cepat menghilangkan rasa capek kami, apalagi disambut hangat oleh penduduk desa. Luar biasa !!!
Gak henti-hentinya saya merasa kagum dengan desa ini. Bila saya disuruh menilai, saya kasi nilai 100 dari 100 point untuk Desa Penglipuran. Alasannya desa bersih, rapi, sejuk, fasilitas super baik, kenyamanan terjamin, dan keramahan penduduk desa yang membuat saya berat meninggalkan desa.
Insyaallah nanti kalo traveling ke Pulau Bali lagi, saya akan datang kesini bareng keluarga dengan cerita yang lebih seru lagi. Sekitar dua jam kami berkeliling desa, kami berdua segera melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya yang ada di Pulau Bali. Jadi, ditunggu cerita trip saya bareng sahabat saya Si Wawan mengexplore Pulau Bali di tahun 2016 ini. Cekidooott !!!
Kesimpulan :
Desa Penglipuran, Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, 45 km dari Kota Denpasar, berada di daerah dataran tinggi Gunung Batur, memiliki ketinggian 600-700 mdpl, panorama desa yang indah, sejuk, rapi ( gak ada sampah berserakan ), bersih, penduduk desa ramah, dan desa yang unik. Keceee !!!.
- Dilarang merokok di lingkungan Desa Penglipuran
- Waktu yang paling datang ke desa ini yaitu saat Hari Raya Galungan yang diadakan setiap 6 bulan sekali.
- Dilarang membawa kendaraan bermotor mengelilingi desa.
- Selalu menjaga sopan santun selama di desa.
Penulis: Lazwardy Perdana Putra
Photografer : Lazwardy dan Wawan
google.com
heuheuheu enak nih masuk gratisan
ReplyDeletewah next time harus kesini nih
Hahaha.. Iya mas,tak kirain gratis soalny gak trlihat pos masuknya gara2 bnyak kendaraan yg ngantri masuk. Pas balik, ada yg bayar masuk..hahahaha.. Rezeki gak kmana
DeleteUdah rame banget yaa penglipuran, dulu gw kesana masih sepi jadi enak buat poto2
ReplyDeleteRame klo musim liburan.. Enakny pas sepi sih klo fotoan biar org laen gak numpang fotoan kece kyak gue..hehehe
Delete