Hari kedua di Pulau Paserang merupakan hari yang paling terindah yang saya rasakan. Saat itu saya bersama crew lainnya beruntung bisa menikmati indahnya pagi. Matahari yang sudah terbangun dari peraduannya, kembali menyapa dengan pancaran sinarnya yang menghangatkan tubuh kami. Cuaca saat itu mengerti bahwa kami sangat menginginkan moment-moment tersebut. Ini yang sebenarnya kami cari. Gagal melihat sunset dikala senja, akhirnya kami dapat melihat dan menjadi saksi bahwa sunrise di Pulau Paserang indah sekali. Seindah dia yang selalu tersenyum disaat saya menatap mesra ( alaahh lebaay ).
Saat terbangun dari tidur lelap sepanjang malam, saya melihat handphone kesayangan yang selalu saya bawa. Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 05.00 WITA ( waktu Pulau Paserang ). Setelah selesai melaksanakan shalat subuh, saya langsung bergegas mengambil kamera DSLR EOS Cannon 600D yang menjadi andalan saya bila ngetrip. Setelah memeriksa seluruh perlengkapan foto memfoto, saya menuju ke sebuah dermaga di sebelah timur pulau. Saat itu suasana masih sedikit gelap, saya duduk di ujung dermaga sambil menatap Pulau Sumbawa yang semakin lama tampak jelas dengan landscape siluet yang sungguh indah mempesona.
Gak terlalu lama saya duduk termenung sendiri di ujung dermaga, tampak sebuah sinar mentari yang memberikan salam seolah-olah mengucapkan " Selamat Pagi Crew Patrick di Pulau Paserang ". Sebuah ucapan salam terindah yang saya rasa ini menjadi kado terindah kami dalam trip Pulau Paserang. Tiba-tiba datanglah seorang sahabat saya bernama Nazam yang ingin difoto bersama sunrise ( nasib seorang fotografer amatiran ).
Satu hal yang saya rindukan saat berada di Pulau Paserang yaitu terumbu karangnya yang berada di bawah dermaga. Disaat pasang maupun surut, terumbu karangnya bisa terlihat dengan mata telanjang. Rombongan ikan-ikan hias yang berwarna warni selalu menemani kami saat menikmati indahnya pagi itu. Beberapa perahu nelayan yang melintas di perairan Pulau Paserang. Para nelayan tersebut bukannya baru pulang dari menangkap ikan, tapi akan pergi melaut dan akan pulang saat sore hari.
Semakin lama, dermaga sudah diramaikan oleh para crew ( Odi, Eza, Elga, Nova, Mbak Nufus, Nazam, Mbak Nisa dan Mas Junk ) yang berdatangan menuju dermaga. Gak hanya kami saja yang duduk bersantai di atas dermaga, tetapi bapak-bapak penjaga pulau bersama adik Anu juga menemani kami sambil bercanda gurau. Suasana persaudaraan semakin terasa. Bapak pejaga banyak sekali menceritakan kepada kami suka duka beliau selama menjadi penjaga pulau.
Si bapak memiliki harapan bila suatu saat nanti Pulau Paserang semakin terkenal dan banyak para pencinta alam yang datang kesini. Kini saatnya pariwisata Sumbawa bangkit dan pemerintah setempat harus betul-betul serius dalam menjaga dan mengelola destinasi-destinasi indah agar dikenal oleh dunia dan memperbaiki perekonomian masyarakat di sekitarnya seperti si bapak penjaga Pulau Paserang.
Gak terasa hari semakin siang. Kini saatnya kami segera angkat kaki dari pulau ini. Setelah menelpon si bapak pemilik perahu yang telah kami sewa menuju Pulau Paserang untuk menjeput kami balik ke Desa Pototano, Sumbawa Barat. Kami segera berkemas-kemas dan memperhatikan barang-barang bawaan kami agar gak satu pun barang yang tertinggal.
Perahu kami pun datang, kami berpamitan ke si bapak penjaga untuk mohon ijin meninggalkan pulau ini. Senyuman si bapak melengkapi perjalanan trip kami ke Pulau Paserang menjadi sempurna. Setelah berpamitan, kami segera menaiki perahu yang sudah menunggu kami di ujung dermaga.
Not Bad...!!! Paserang Island is Best Beautiful. Kesimpulan saya pribadi tentang Pulau Paserang. Pulau yang masih alami dan eksotis. Pengelolaan sampahnya yang sudah lumayan baik menjadikan pulau ini bersih dari sampah. Jangan Buang Sampah Sembarangan Geng !!!
Good Bye Paserang !!! Sampai berjumpa lagi di lain kesempatan.
Terimakasih sudah menjadi tuan rumah yang baik buat kami.
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
0 comments:
Post a Comment