Berawal request dari temen lama yang ada di jauh sana. Malam sebelum saya tulis cerita ini, bbm dia masuk yang isinya memberitahukan bahwa dia mau ke Lombok. Dia penasaran sama yang namanya Batu Payung. Dia bilang kalau Batu Payung seperti Grand Canyon di Amerika sana. Tambahannya, dia menyuruh saya menulis lengkap dengan foto-foto keren ala fotografer profesional. Saya bukan fotografer tetapi tukang ngebolang dengan bawa kamera dslr kesayangan, malah curhat. Yaudah, saya mulai ceritanya saja. Kebetulan beberapa hari sebelumnya saya ngetrip kesana.
Sebenarnya ini cerita lanjutan dari perjalanan ke Goa Kotak ( baca post Goa Kotak ). Setelah dari Goa Kotak, saya melanjutkan perjalanan menuju Batu Payung. Bisa dibilang Batu Payung ini sebuah tanjung yang di ujungnya berdiri sebuah batu raksasa yang bentuknya bila dilihat dari segala sudut berbeda-beda dan unik. Batu yang bentuknya mirip seperti payung, sehingga diberi nama Batu Payung karena selain bentuknya yang kece, batu ini juga bisa untuk dijadikan berteduh dari panasnya sinar matahari.
Batu Payung terletak di sebelah timur Pantai Tanjung Aan. Ada dua alternatif jalur menuju tempat ini Bisa dengan menyewa perahu dari Tanjung Aan dengan mengeluarkan sejumlah uang per perahunya, sedangkan bila kita mau capek sedikit, bisa melewati Pantai Batu Payung yang berada di sebelah timur Tanjung Aan dengan berjalan kaki sejauh lima ratus meter.
Kami memilih berjalan kaki karena lebih sehat dan efektif. Setelah memarkirkan kendaraan di tempat yang telah disediakan, kami melanjutkan perjalanan melalui pinggiran perbukitan yang sangat eksotis menurut saya. Benar-benar seperti di Grand Canyon Amerika yang sangat indah dengan aliran sungai . Sedangkan di Batu Payung, bukan aliran sungai melainkan lautan sejauh mata memandang.
Lumayan juga berjalan kaki, capeknya itu bukan karena jauhnya tetapi karena panas sinar matahari yang sangat terik. Cuaca sangat cerah tanpa ada awan, jadinya bisa dibayangkan panasnya saat sudah siang hari. Untungnya, saat itu air laut lagi surut, sehingga kami bisa melewati pinggiran pantai menuju Batu Payung yang terletak di balik balik bukit bebatuan.
Capek kami terbayarkan setelah sampai di tempat tujuan. Jujur, saya sudah beberapa kali kesini, tapi kali ini moment yang terbaik menurut saya. Cuaca cerah, panas, dan yang paling buat saya bahagia adalah masih sepi dari pengunjung. Entah kenapa saat itu masih sepi padahal sudah siang hari ?. Mungkin panasnya yang buat orang-orang pada enggan kesini. Keuntungan buat kami kalo gitu, he...he..he..
Disisi sebelah selatan dari Batu Payung, ada sebuah gili yang masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Gili Anakanjang. Saya sempat berpikir ini gili sepertinya bisa diseberangi, tapi saya lihat belum pernah ada orang yang kesana. Entah kenapa, padahal lumayan deket. Apa mungkin karena ombak di sekitar gili lumayan besar sepanjang hari, sehingga orang enggan kesana. Saya yakin suatu saat nanti pasti ada yang mengexplore Gili Anakanjang.
Dari sisi manapun dilihat, batu raksasa ini sangat indah dan kece. Perlu diketahui, banyak fotografer profesional dari berbagai daerah bahkan dunia yang datang kesini untuk mengambil foto terbaik. Beberapa tahun yang lalu, ada sebuah iklan rokok di televisi yang pertama kali memperkenalkan tempat ini sehingga terkenal sampai sekarang. Saya berterima kasih kepada yang telah mempopulerkan tempat ini sehingga menjadi salah satu destinasi terbaik yang dimiliki Pulau Lombok. Buat pemerintah setempat, saya rasa harus selalu memperhatikan destinasi ini dan juga destinasi sekitarnya agar selalu terjaga kebersihan dan keamanannya.
Gimana, bila masih penasaran silahkan datang langsung ke Batu Payung ? Dijamin betah dan gak mau pulang.
Catatan :
- Rute menuju Batu Payung : Kota Mataram - Bandara Internasional Lombok - Desa Sade - Pantai Kuta Mandalika - Tanjung Aan - Pantai Batu Payung.
- Biaya masuk Rp.10.000 per motor ( tiket parkir sekaligus tiket masuk )
- Dianjurkan membawa air minum
- Tidak dianjurkan mandi di sekitar Batu Payung karena ombaknya yang besar dan hampir seluruhnya adalah batu karang, jadi berbahaya.
- Paling pas datang kesini saat siang hari sampai sunset tiba.
- Bagi yang ingin menggunakan perahu dari Tanjung Aan untuk ke Batu Payung bisa mengeluarkan biaya sebesar Rp.250.000 per perahu ( pulang pergi )... catatan : bisa ditawar
Penulis : Lazwardy Perdana Putra
google.com
mas.. bisa tanya.. berapa jauh ya dari pakir mobil ke pantai batu payung kiranya berjalan kaki.
ReplyDeleteMaaf bru sempet blz... dri parkiran mobil kurang lebih 10 menit berjalan kaki sampai di Pantai Batu Payungnya... klo sampainya siang jngn lupa membawa payung soalnya panas.. Terimakasi
Delete