Friday, 8 August 2025

Kalau Belum Coba Gak Bakalan Tahu : LRT Dukuh Atas - Halim


Sejak pertama kali dioperasikan (28 Agustus 2023) oleh Bapak Jokowi, saya pun antusias dengan adanya transportasi publik terbaru di Jakarta. Meskipun gak tinggal di Jakarta, saya ikut senang karena mau kemanapun, sudah terkoneksi oleh beberapa moda transportasi umum dan biaya yang kita keluarkan pastinya gak semahal naik taxi. 

Kebetulan sedang di Jakarta, tiba-tiba saya ingin naik LRT yang kata netizen, kondisi penumpang LRT lebih sepi dibandingkan kakaknya yaitu MRT yang terlebih dahulu ada di ibukota. Ada yang bilang juga, naik LRT itu gak seaman MRT. 

Ada juga yang berkomentar positif, yang nyaman dan suka naik LRT. Apapun komentar netizen, itu semua hak mereka. Kita boleh berpendapat, yang penting tetap menjaga suasana yang kondusif. 

Mungkin kalau saya sendiri, lebih percaya kalau sudah merasakan langsung. Kalau belum mencoba, mana kita tau rasanya. Pengalaman berharga itu akan kita dapatkan setelah kita merasakannya langsung. Betul gak ?. 

LRT yang akan saya coba kali ini yaitu LRT Jabodebek. LRT itu apa sih ?. Mungkin kalian sudah pernah melihat kereta listrik yang memiliki jalur khusus berupa rel yang melayang di medsos atau berita di tv. Dulu sempat viral karena terjadi insiden kecelakaan disaat uji coba. 

LRT (Light Rail Transit) adalah kereta ringan yang digunakan sebagai moda transportasi publik perkotaan. LRT dirancang untuk mengangkut penumpang dalam jumlah sedang hingga besar, terutama di kota-kota dengan lalu lintas padat.

LRT merupakan produk dari karya asli anak bangsa yaitu PT.INKA yang berada di Madiun, Jawa Timur.  Kereta ini dilengkapi dengan sistem otomatis tanpa masinis menggunakan teknologi CBTC (Communication-Based Train Control) dengan otomatisasi tingkat GoA-3.

Kereta ini seluruhnya berjalan di rel layang atau permukaan dan membawa sekitar tiga rangkaian kereta saja. Digerakkan tanpa masinis tetapi tetap diawasi oleh petugas. Horor juga ya naik kereta yang digerakkan oleh sistem komputer alias tanpa masinis. Hehehehe. 

Mari kita coba ! 




Hari itu, Jumat pagi setelah sarapan di penginapan, saya ijin ke teman-teman untuk jalan-jalan sebentar. Jadwal pagi itu ada beberapa materi tapi saya gak ngikutin. Rencananya ngikut materi yang siang sampai sore saja. 

Karena sudah sering jalan sendiri kalau bepergian ke luar kota, saya sih enjoy saja muter-muter Jakarta sendirian tanpa khawatir jika bertemu sama orang jahat. Yang penting bawa diri pede saja. Jangan sampai terlihat sama orang kita kebingungan di jalan. O

Dari penginapan, saya memesan ojek online via aplikasi hijau. Rencana akan naik LRT dari Stasiun Dukuh Atas BNI Jalan Setia Budi karena jarak dari penginapan gak terlalu jauh. Siapin uang receh biar gak ribet nunggu kembalian. 

Buat kalian yang akan bepergian melalui Stasiun Dukuh Atas, apabila naik MRT bisa turun di Stasiun MRT Dukuh Atas. Atau yang dari Bandara Soeta, bisa menggunakan Kereta Bandara turunnya di Stasiun Sudirman Baru lalu jalan kaki kurang lebih seratus meter menuju Stasiun LRT Dukuh Atas BNI. Buat naik KRL juga bisa diakses oleh stasiun ini. 

Setelah si abang ojek datang. Saya pun berangkat menuju stasiun. Waktu tempuh hanya sepuluh menit saja melewati jalan pintas untuk menghindari macet. Untungnya hari itu hari libur nasional alias tanggal merah. Saya lupa hari besar apa itu. Jadinya di jalan gak begitu ramai kendaraan. Mungkin masih pada tidur di rumah masing-masing. 

Sesampainya di pintu masuk Stasiun Dukuh Atas BNI. Saya pun berjalan menaiki anak tangga menuju stasiun yang berada di atas jalan raya. Suasana stasiun Dukuh Atas BNI masih sepi. Mungkin hari libur dan saya datangnya terlalu pagi. 

Hanya beberapa calon penumpang saja yang terlihat. Sempat ragu jadi apa gak mau naik LRT. Sempat berubah pikiran untuk naik MRT saja ke Blok M. Tinggal nyeberang jalan ke Stasiun MRTnya. 

Tapi karena LRT belum sama sekali saya cobain. Sedangkan MRT sudah pernah beberapa kali. So, tetap pilihan jatuh kepada LRT. 

Pikir saya, enak lah naik kereta dalam keadaan sepi. Gak perlu rebutan kursi dan berdiri di dalam kereta. Tinggal duduk manis, bebas pilih kursi dan bebas buat konten pastinya. Hehehe. 




Suasana stasiunnya nyaman. Penampakannya keren dan mirip seperti Stasiun MRT. Hanya saja kalau MRT ada stasiun bawah tanahnya karena jalurnya ada lewat terowongan bawah tanah. Sedangkan MRT full rel layang di atas permukaan jalan. 

Fasilitas di dalam stasiun sangat baik. Ada toiletnya yang bersih. Dibedakan toilet laki-laki dan perempuan. Ada juga toilet khusus disabilitas. Petunjuk informasi sangat membantu. Gak perlu bingung melihat beberapa arah petunjuk. 

Layar lebar digital yang menunjukkan jadwal keberangkatan kereta dan beberapa informasi yang sangat membantu kita yang baru pertama kali mencoba layanan transportasi keren ini. 

Yang perlu diingat, di Stasiun Dukuh Atas ini ada dua jalur LRTnya yaitu dari Dukuh Atas menuju stasiun pemberhentian Stasiun Jati Mulya Bekasi via Stasiun Halim (Bekasi Line). Sedangkan ada juga jalur dari Dukuh Atas hingga pemberhentian terakhir di Stasiun Cibubur via TMII (Cibubur Line). 

Apabila buat kalian yang akan menuju arah Cibubur, kalian bisa turun di Stasiun Cawang untuk transit lalu lanjut LRT ke arah Stasiun Harjamukti. Bila masih bingung, kalian bisa bertanya kepada petugas yang ada di dalam kereta atau stasiun. 

Sebelum berangkat ke stasiun, saya mencoba mencari informasi cara pembelian tiket LRT lewat aplikasi KAI Accees. Tapi kebetulan aplikasi saya sedang trouble. Jadinya pakai cara lain yaitu lewat kartu e-money saja. 

Karena e-money belum diisi, saya pun mencoba membayar dengan kartu lain. Menggunakan kartu MRT ternyata gak bisa. Jadinya, beli kartu KRL yang bisa digunakan untuk LRT seharga 30 ribu. Ditambah top up 20 ribu. Jadi totalnya 50 ribu. Hitung-hitung nambah kartu perjalanan gitu. 

Jadwal keberangkatan LRT Jabodebek setiap sepuluh menit (koreksi bila keliru). Rencananya saya akan menuju Stasiun Halim. Alasan pertama, ingin melihat Stasiun KCIC Halim yang sedang viral dengan Kereta Woosh Jakarta - Bandungnya. Katrok amat yaa ! Hahaha. 

Setelah membeli kartu KRL Multi Trip di loket. Saya pun memasuki area tunggu penumpang dengan masuk melalui gate otomatis. Kartu tadi tinggal di tap di mesin scan otomatis. Lalu gatenya terbuka setelah tap kartu. 





Selanjutnya saya berjalan menuju area tunggu di peron. Terlihat hanya saya dan beberapa penumpang saja yang menunggu kedatangan kereta dengan arah yang sama. 

Waktu menunjukkan jam sembilan pagi. Kereta saya pun akhirnya datang. Dari kejauhan terlihat kereta berwarna dominan merah dengan ukuran lebih kecil dibandingkan kakaknya (MRT). 

Saya berdiri di depan pintu otomatisnya. Berdiri mengikuti tanda panah di lantai. Setelah kereta berhenti dengan sempurna. Pintu kereta dan pintu pembatas terbuka otomatis secara bersamaan. 

Setelah terbuka, saya pun langsung masuk ke dalam kereta. Karena gak ada penumpang turun, jadinya kita diperbolehkan langsung masuk. Tetapi kalau ada penumpang turun, kita dahulukan penumpang yang turun dulu. Setelah itu baru kita masuk. 

Suasana di dalam kereta dingin banget. Kaca kereta kinclong. Maklum saja, baru dua tahun kereta ini beroperasi. Kursi berwarna merahnya sangat empuk. Tapi jumlahnya gak sebanyak di MRT. Fasilitas di dalam kereta cukup lengkap.

Ada kursi empuk, pegangan tangan untuk penumpang yang berdiri. Ada alat pemadam kebakaran. Ada alat pemecah kaca yang digunakan disaat kondisi tertentu. Ada petugas keamanannya sehingga kita di dalam kereta merasa tenang. 





Papan informasi cukup lengkap dari jalur, stasiun pemberhentian hingga aturan gak boleh merokok dan makan minum selama di dalam kereta. Pastinya gak ada toilet di dalam kereta. 

Setelah duduk, saya melihat sekitar dalam kereta. Vibesnya seperti kereta kota di Jepang gitu meskipun belum pernah naik kereta di Jepang. 

Gak menunggu lama, LRT pun berangkat. Pintu otomatis sudah tertutup. Kereta pun bergerak secara perlahan lalu melaju dengan kencang sekitar 80 km/jam. Gak ada goncangan berarti. Jalan keretanya mulus sekali. Benar-benar dibuat nyaman. 

View yang kita lihat di perjalanan sungguh keren. Melewati gedung-gedung pencakar langit ibukota Jakarta. Cuaca juga cukup cerah. Jadi teringat film Spiderman. Dimana saat bang Spider sedang berantem di kereta dengan Prof.Octopus, hehehe.

Beberapa stasiun yang akan dilewati hingga ke Halim antara lain Stasiun Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran Bank BJB, Cikoko, Ciliwung, Cawang dan sampai di Stasiun Halim. 

Perjalanan diperkirakan sekitar lima belas menit saja. Jarak antar stasiun juga gak terlalu jauh, setiap lima menit kereta sudah sampai di stasiun pemberhentian. 

Gak banyak saya lakukan di dalam kereta. Hanya duduk sambil menikmati perjalanan. Buka handphone untuk mengambil beberapa foto. Sisanya benar-benar menikmati view yang ada di depan mata. 





Sudah melewati Stasiun Cawang, saatnya saya dan beberapa penumpang lainnya bersiap-siap turun di Stasiun Halim. Dari kejauhan sudah terlihat Stasiun Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Halim dengan bangunan yang super megah dan cat dominan putih. 

Sempat melihat Kereta Whoosh di detik-detik keberangkatan menuju Stasiun Tegaluar, Kab.Bandung disaat LRT sampai di Stasiun Halim. 

Setelah berhenti dengan sempurna dan pintu otomatis LRT terbuka. Saya dan penumpang lainnya turun. Suasana masih sepi di stasiun padahal stasiun ini merupakan stasiun penghubung ke Stasiun KCIC Whoosh. Apa mungkin kebetulan pas saya kesini, stasiun masih sepi. 

Setelah keluar dari LRT, saya berjalan menuju pintu keluar. Untuk keluar stasiun masih menggunakan tap kartu. Jadi kartu yang kita pegang, jangan sampai hilang atau tertinggal. Kalau gak ada, kita gak bisa keluar stasiun. 

Pas saya tap, ternyata di layar mesin scan kartu tertera tarif yang saya sudah tempuh. Jadi dari Stasiun Dukuh Atas ke Halim, hanya 8,5 ribu saja dengan durasi lima belas menit. Cukup murah banget. 

Stasiun LRT Halim sangat modern. Apalagi stasiun ini nyambung dengan Stasiun KCIC Whoosh. Saya cukup berjalan kaki kurang lebih lima menit saja melewati lorong penghubung menuju stasiun Whoosh. 





Sesampainya di Stasiun Whoosh, suasana sangat ramai oleh calon penumpang yang akan menuju ke Bandung. Bisa jadi karena hari libur alias long weekends. Jadinya banyak warga Jakarta yang keluar kota. Tujuannya paling terdekat kalau gak ke Bandung ya ke Bogor. 

Sayangnya, saya belum sempat mencoba kereta Whoosh dikarenakan waktu yang gak memungkinkan. Besok pagi sudah balik ke Lombok. Next time kalau ke Jakarta lagi, diusahakan cobain Whoosh. 

Setelah berkeliling sebentar di dalam stasiun Whoosh yang super super ramai oleh para penumpang. Saya pun balik ke Stasiun LRT untuk balik ke Stasiun Duluh Atas lagi. 

Nah pas baliknya, saya mendapatkan LRT dengan kondisi penumpang ramai. Sampai-sampai gak kebagian tempat duduk alias berdiri di lorong kereta. 

Kesimpulan awal saya terbantahkan setelah melihat kondisi penumpang LRT dari Stasiun Jati Mulya Bekasi yang ramai sekali. Sebelumnya saya berpikir, kalau mau naik kereta sepi, bisa naik LRT. Ternyata baik MRT, KRL maupun LRT sama-sama menjadi favorit warga Jabodebek. 

Ini juga menjadi solusi tepat untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, Bekasi dan ke arah Bogor. Dengar-dengar juga, Jakarta sekarang ini sudah mulai gak terlalu macet. Sudah banyak warga yang sadar akan pentingnya naik moda transportasi umum. Bahkan pegawai pemerintahan di Jakarta, setiap hari Rabu harus menggunakan transportasi umum menuju ke kantor. Keren kan !. 

Kurang lebih satu jam waktu jalan-jalan saya menggunakan LRT. Perasaan saya senang sekali akhirnya bisa nyobain kereta ini. Bagi saya, LRT memiliki kelebihan dibandingkan moda transportasi lainnya yang ada di Jakarta. Salah satunya, setiap stasiun LRT memiliki akses ke Trans Jakarta, MRT, KRL dan KCIC. Jadi kita gak perlu bingung mau naik apa. Tinggal sesuaikan dengan waktu perjalanan kalian saja. 

Gak rugi naik LRT ! 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 2 August 2025

Pengalaman Pertama ke Jakarta Fair : Cobain Makan Kerak Telor


Kebetulan di Bulan Juni lalu, saya datang ke Jakarta untuk mengikuti acara PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025  yang lokasinya di Raffles Hotel Kuningan, Jakarta.


Di bulan yang sama sedang ada event sale terbesar di Jakarta yaitu Jakarta Fair atau bahasa kerennya itu Pekan Raya Jakarta (PRJ). Lokasinya berada di JIExpo Kemayoran atau di eks lahan Bandara Kemayoran. 


Festival ini berlangsung dari tanggal 19 Juni hingga 13 Juli 2025 lalu. Buka setiap hari dari jam tiga sore hingga sebelas malam kecuali di Hari Sabtu Minggu, buka dari jam sepuluh pagi. 


Pas banget datang ke Jakarta di minggu akhir Bulan Juni, setelah seharian berada di hotel mengikuti seminar dan workshop, saatnya mencari oleh-oleh pakaian buat anak-anak di rumah. 


Sekitar jam empat sore, saya menghubungi teman yang kerja di Jakarta untuk menjemput kami bertiga di hotel. Kurang lebih sepuluh menit menunggu, jemputan pun sudah berada di depan lobi hotel. 


Namanya Bang Juan asli orang Jakarta. Pertama kali bertemu karena Bang Jaka kebetulan gak bisa menjemput kami dikarenakan ada urusan lain yang mendesak. 


Kebetulan Bang Jaka dan Juan merupakan staf yang bekerja di salah satu distributor alat kesehatan di rumah sakit yang berada di Jakarta. 


Sore itu seperti biasa Jakarta pasti macet. Tapi untungnya, Bang Juan memilih menggunakan jalur alternatif untuk menghindari titik-titik kemacetan. 


Pasukan Orange siap borong di Jakarta Fair 


Menyusuri jalanan ibukota dengan gedung-gedung pencakar langitnya. Meskipun hanya beberapa hari saja di Jakarta, tapi kota ini buat saya pribadi bikin betah karena suasananya yang ramah transportasi umum. Mau kemanapun, kita gak bingung. 


Sebenarnya awalnya pengen naik TransJakarta dari depan hotel tapi berhubung mau kejer waktu biar gak kena macet dan kesorean, jadinya minta tolong teman buat nganter ke lokasi. 


Untuk transportasi umum yang bisa kalian gunakan menuju Jakarta Fair sangat banyak pilihan. Dari MRT kalian harus turun di Stasiun Bundaran HI lalu lanjut menggunakan TransJakarta sampai di Kemayoran. Bisa juga menggunakan LRT dan turun di Stasiun Cawang, lalu lanjut menggunakan TransJakarta dan Jaklingko. 


Bisa juga menggunakan TransJakarta langsung dengan beberapa koridor tertentu (gak hafal). Semua moda transportasi bisa kalian gunakan karena semuanya terakses. Lebih jelasnya, bisa kalian cek di situs resmi TransJakarta atau Jaklingko (koreksi bila salah). 


Dari Hotel Raffles di daerah Kuningan, kami langsung menuju Kemayoran tanpa ganti pakaian dulu di penginapan dengan alasan kalau mampir di penginapan takutnya tambah kesorean lagi sampai di PRJ. 


Estimasi waktu tempuh dari Kuningan ke Kemayoran sekitar setengah jam (sudah termasuk macet di jalan) dengan jarak sekitar lima belas kilometer menggunakan mobil. 


Syukurnya dari Hotel Raffles sampai di Jalan Benyamin Suaib salah satu tokoh pelawak legend di Indonesia, kami gak terkena macet. Untungnya juga waktu masih jam empat sore dan belum banyak yang pulang kerja, jadinya sepanjang jalan Benyamin Suaib masih ramai lancar 


Dari jalan tersebut, lokasi JIExpo Kemayoran sudah dekat. Terlihat antrian kendaraan roda empat sudah banyak yang mengantri untuk masuk ke dalam area parkir. 


Berhubung Bang Juan gak ikutan masuk, jadinya kami bertiga turun dari mobil di luar saja. Tepatnya persis di samping pintu masuk bagian timur atau pintu 2B. Kami sudah janjian sama Bang Juan kalau dijemput nanti, saya akan menelpon beliau. 




Setelah turun dari mobil, kami berjalan menuju pintu masuk. Untungnya kami sudah beli tiket online via website resmi di Jakarta Fair. Kami membeli tiket seharga 50 ribu per orang untuk di hari itu (Rabu).


Untuk yang membeli tiket online, gak perlu berlama-lama mengantri. Cukup menunjukkan barcode di handphone masing-masing untuk di scan oleh petugas. Sedangkan yang membeli tiket langsung atau manual, harus rela ngantri panjang. 


Setelah melewati petugas tiket, saya dan teman lainnya jalan menuju area PRJ. Sore itu masih belum ramai. Terlihat beberapa toko pakaian bermerk sudah dibanjiri oleh pembeli. 


Ada juga area permainan anak-anak seperti komedi putar, odong-odong dan permainan lainnya seperti di pasar malam pada umumnya. 


Saya, Mbak Zahra dan Mas Erwin sudah punya tujuan masing-masing. Kami bertiga berpisah untuk mencari barang yang kami cari. Dan akan bertemu setelah selesai membeli barang yang dicari. 


Yang menarik bagi saya yaitu ada toko pakaian yang bertuliskan serba 50 ribu per pcs. Saya pun tergoda untuk masuk ke dalam tokonya. Pilih-pilih baju kaos untuk anak-anak. Kualitas kaosnya cukup bagus. Saya pun mendapatkan empat kaos untuk anak-anak. 


Keluar dari toko, saya pun berjalan menuju toko lainnya. Satu per satu toko pakaian saya masuki. Bagus-bagus dan godaan terbesar pun datang. Tantangan terbesar menahan diri untuk gak belanja berlebihan. Waktu masih panjang di Jakarta, hehehe. 


Selain toko pakaian, disini juga ada perlengkapan anak sekolah, alat tulis, buku, barang elektronik, sepeda listrik, otomotif, motor, perabotan rumah tangga dan makanan yang unik-unik. Apapun yang dicari, hampir semua ada disini. Mau cari cewek manis dan modis, ada banyak terlihat disini (semoga gak dibaca sama istri) hehehe. 


Sejarah Jakarta Fair Kemayoran 


Event  ini berawal dari tradisi Pasar Gambir di Batavia (sekarang Jakarta) sekitar tahun 1898 yang diadakan untuk merayakan penobatan Ratu Wilhelmina. Sempat dihentikan pada masa penjajahan Jepang sekitar tahun 1942. 


Di tahun 1967, Gubernur DKI Jakarta pada masa itu, Bapak Ali Sadikin menginisiasi acara terpusat yang memadukan pasar malam, budaya, dan perdagangan dengan nama Pekan Raya Jakarta. Dan resmi digelar sejak tahun 1968 di Lapangan IKADA (sekarang bernama Monas) dan diresmikan oleh Presiden Soeharto sekaligus menjadi edisi pertama. 


Pada tahun 1992, lokasi berpindah ke Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran. Sejak saat itu, event ini dikenal sebagai Jakarta Fair Kemayoran (JFK). Itulah sejarah singkat dari awal mulanya Jakarta Fair ini diselenggarakan hingga sekarang. Sudah cukup tua juga ya umurnya. 


Festival ini diselenggarakan untuk menyambut HUT DKI Jakarta. Di tahun 2025, merupakan helatan yang ke-56 sejak tahun 1968. Dan di tahun 2025 umur Provinsi DK Jakarta sekarang yaitu 498 tahun. Gak usah kaget sama umur Jakarta, hehehe. 


Tema yang diangkat di tahun 2025 yaitu "Jakarta Fair Kemayoran Mendukung Indonesia Maju Melalui Inovasi dan Karya Bangsa Berkelanjutan". 


Jakarta Fair bukan sekadar pameran dagang, melainkan juga festival rakyat yang menggabungkan ekonomi, budaya, dan hiburan dalam skala besar. Kira-kira seperti itulah yang saya tangkap dari beberapa media yang sudah mengulas tentang festival ini. 





Berkeliling ke beberapa tenant yang menjual pakaian, pernak pernik khas Jakarta, jajanan viral dengan harga promonya dan makanan tradisional. Gak terasa kaki pun teras pegal. Kelihatan jarang olahraga rupanya.


Perut pun sudah keroncongan. Tandanya harus diisi. Lihat-lihat tenant yang menjual makanan, mata pun jatuh kepada salah satu abang penjual Kerak Telor khas dengan gerobaknya. Kerak Telor merupakan salah satu jajanan khas Jakarta. Biasanya jajanan ini ada saat perayaan hari besar Betawi seperti Pekan Raya Jakarta.


Sebelumnya saya hanya tau saja ada jenis makanan seperti ini. Saya pun belum pernah nyobain seumur hidup. Hanya sering mendengar dan membaca cerita teman tentang review makan Kerak Telor. Penasaran juga rasanya seperti apa. Mari kita coba !. 


Di dalam area Jakarta Fair dengan luas sekitar 44 hektar ini, banyak sekali bejejeran pedagang Kerak Telor. Yang saya lihat kalau gak salah lebih dari dua puluh penjual yang berjejer rapi di sepanjang jalan di dalam area festival. 


Gak hanya saya saja yang penasaran, tapi Mbak Zahra pun sama. Kami memesan satu porsi Kerak Telor dengan pilihan Telur Ayam saja seharga 30 ribu seporsi. 


Uniknya, saya bisa melihat cara buat Kerak Telor dari penjual asli dari Betawi. Kalau gak salah nama bapaknya, Babe Saffan (babe untuk sebutan bapak di Betawi). 


Bapaknya cukup ramah meskipun wajahnya lempeng gitu dan gak ada senyum. Tapi over all, bapaknya baik kok. 





Kerak Telor berbahan dasar ketan putih yang diberi telur ayam atau bebek biasanya. Kemudian ditaburi ebi (udang kering yang ditumbuk ) dan parutan kelapa sangrai. Ada bumbu halusnya juga seperti bawang merah, bawah putih, merica dan kencur. Dimasak tanpa menggunakan minyak goreng. 


Cara membuatnya cukup beras ketan putih yang sudah direndam diletakkan di atas wajan kecil. Kemudian dicampur dengan telur dan bumbu, lalu dimasak di atas tungku arang.


Setelah setengah matang, wajan dibalik langsung ke atas bara agar bagian atas kerak menjadi kering dan sedikit gosong dan ini yang memberi aroma khas.


Disajikan tanpa saus atau kuah. Ditaburi kelapa sangrai dan ebi kering di atasnya. Biasanya langsung dimakan dari wadah daun pisang atau kertas nasi. 


Setelah pesanan Kerak Telor saya jadi, saya pun menyantap dengan memotong beberapa bagian menggunakan sendok. Selagi hangat, enak banget dimakan. Rasa bumbu halus dengan ebi dan sangrai kelapanya nendang banget. Rasanya gurih dan buat cepat kenyang. 


Aroma telur ayamnya kuat banget. Tumben makan ketan putih dicampur dengan telur ayam. Rasanya seperti makan nasi rasul kalau di daerah saya di Lombok. Biasanya makan jajanan seperti ini di hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi, acara kawinan, orang naik haji dan acara di masjid-masjid kampung. 


Soal rasa karena saya baru pertama kali makan dan rasanya sudah familiar di lidah, cukup enak dan mengenyangkan. Mungkin ada beberapa orang yang gak biasa makan seperti ini apalagi yang alergi makan telur. Jangan coba-coba makan ya !. 


Cukup bahagia rasanya bisa mencicipi Kerak Telor di Jakarta Fair Kemayoran karena kata orang sini, akhir-akhir ini penjual Kerak Telor sudah jarang ditemui kecuali hari-hari besar di Jakarta, salah satunya di Pekan Raya Jakarta ini. 





Setelah mencicipi Kerak Telor, kami bertiga melanjutkan keliling ke area yang belum sempat kami sambangi. Langit sudah gelap dan lampu-lampu di area PRJ sudah dihidupkan. Suasana semakin meriah karena semakin malam, jumlah pengunjung semakin membludak. 


Ditambah lagi ada konser setiap hari selama festival ini berlangsung (di jam-jam tertentu). Yang tampil konser di festival ini dari berbagai band ibukota yang sudah terkenal. Salah satunya The Changcuters, salah satu band favorit saya pada masa itu sekitar tahun 2009-2013. Dan masih banyak lagi band-band yang hadir mengisi konser di festival ini. 


Selama berada di Jakarta Fair beberapa jam saja, rasanya kaki ini pegal sekali. Gak sanggup rasanya kalau mengelilingi area festival semuanya. Mana membludak sama ribuan pengunjung yang datang semakin malam semakin padat. 


Sedikit tips dari saya ketika kalian datang ke Jakarta Fair, antara lain : jaga baik-baik barang berharga kalian seperti handphone dan dompet. Kalau bawa tas ransel, usahakan posisi taruhnya di depan dada agar terhindar yang hal-hal yang gak diinginkan. 


Membeli tiket pada situs resmi bagi yang membeli online dan membeli di loket-loket resmi di dalam area Jakarta Fair untuk menghindari calo.


Yang membawa anak kecil, pegang terus anak kalian. Karena di dalam area festival penuh dengan ribuan pengunjung yang saling berdesakan (apalagi di akhir pekan). Kecuali yang bawa gebetan kali ya yang rawan tangannya dipegang sama orang lain, Asyiiik. 


Membawa air mineral untuk menghindari dehidrasi di dalam area festival. Di dalam banyak sekali penjual minuman. So, kalian gak bingung kalau kehausan. 


Tips yang terakhir, pintar-pintar membeli barang. Kalau sudah di dalam area festival, godaan besar itu yaitu jika menemukan barang kesukaan kita, berat untuk dilewatkan, hahahaha. 


Itu dia cerita pengalaman pertama kali saya datang ke Jakarta Fair Kemayoran. Kalau kalian ceritanya gimana ?. Tulis di kolom komentar ya !. 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra


Friday, 25 July 2025

PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025 Digelar di Raffles Hotel Jakarta : Berkelas Sultan


Sebagai seorang apoteker yang berkecimpung di fasilitas pelayanan kesehatan salah satu rumah sakit pemerintah, saya cukup bangga bisa mengikuti rangkaian acara pertemuan ilmiah tahunan dan musyawarah kerja nasional atau disingkat PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025. 


Bertempat di Raffles Hotel Jakarta di Jalan Prof.dr.Satrio Kav 3-5.  Salah satu hotel mewah bintang lima yang berada di Ciputra World I, Mega Kuningan - Jakarta Selatan.


Dari judulnya saja "Berkelas Sultan". Bisa dibilang ini merupakan hotel yang berada di Kawasan Segitiga Emas. Memiliki 52 lantai dengan ketinggian sekitar 253 meter. Menjadikan salah satu gedung pencakar langit di Jakarta. 


Cukup antusias saat melihat flyer undangan pertemuan ini. Pas lihat venue acaranya, ternyata di Raffles Hotel Jakarta. Kawasan bisnis sekaligus perkantoran. 


Awalnya sih gak mau berangkat karena lagi-lagi Jakarta. Bosan juga kalau ke tanah Betawi lagi. Pengennya sih ke kota lainnya seperti Bandung, Medan, Banjarmasin atau kota-kota di luar Pulau Jawa. 


Tapi berhubung teman-teman lainnya gak bisa berangkat karena habis lahiran. Jadinya saya, Mbak Zahra dan Mas Erwin yang berangkat. Ya hitung-hitung refreshing sejenak dari dunia pekerjaan. Sambil update ilmu, kita jalan-jalan. 


Berangkat ke Jakarta sehari sebelum acara. Tapi berhubung kami gak mengikuti kegiatan hospital tour sebelum acara pembukaan dikarenakan ada kegiatan lainnya dan menyempatkan bertemu dengan keluarga di Jakarta. 


PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025 diselenggarakan dari tanggal 24-27 Juni 2025. Dimana di tanggal 24 Juni diadakan kegiatan hospital tour, berkunjung ke beberapa rumah sakit terpilih di seputaran Jakarta. 


Untuk acara pembukaan dijadwalkan pada tanggal 25 Juni 2025 di ballroom yang terletak di lantai 11, Raffles Hotel Jakarta. 


Apa itu Hisfarsi ?


Sebelum melanjutkan cerita saat menghadiri acara tahunan apoteker seluruh Indonesia, kita mengenal terlebih dahulu dengan Hisfarsi. Mungkin diantar kalian ada yang belum tau Hisfarsi ?. 


Hisfarsi kepanjangan dari Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia merupakan wadah resmi bagi apoteker yang bekerja di rumah sakit di seluruh Indonesia dan berada di bawah naungan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).


Organisasi ini menjadi tempat bertukar ilmu dan pengalaman, mengembangkan kompetensi apoteker rumah sakit, menyusun standar pelayanan kefarmasian, dan berkolaborasi dalam pengembangan kebijakan nasional bidang farmasi rumah sakit.


Adapun beberapa peran dari Hisfarsi sendiri antara lain memberikan masukan kepada pemerintah terkait regulasi farmasi rumah sakit, memperjuangkan peran apoteker rumah sakit dalam sistem pelayanan kesehatan, berkolaborasi dengan (rumah sakit, perguruan tinggi, industri farmasi, Kemenkes dan BPOM) dan mengadakan kegiatan semacam pertemuan ilmiah tahunan untuk update ilmu, pelatihan kompetensi dan workshop. 


Anggotanya yaitu para apoteker yang berpraktek di rumah sakit. Dan di setiap tahunnya, Hisfarsi mengadakan PIT yang diadakan di kota yang berbeda di setiap tahunnya.


Seingat saya di tahun-tahun sebelumnya PIT dan Muskernas Hisfarsi pernah diselenggarakan di Kota Batam, Denpasar, Palembang, Semarang dan di tahun ini sukses digelar di Daerah Khusus Jakarta. 


Adapun di tahun 2025, PIT dan Muskernas Hisfarsi mengangkat tema "Advancing Hospital Pharmacy Practice: Ensuring Medication Safety and Optimizing Efficiency”. Mendukung penguatan keamanan penggunaan obat dan efisiensi pelayanan kefarmasian rumah sakit. 


Kegiatan dimulai dengan hospital tour sehari. Di keesokan harinya dimulai acara pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan seminar dan workshop. Untuk kegiatan Muskernasnya hanya pengurus-pengurus saja yang hadir. Dan di malam terakhir dilaksanakan gala dinner dan diakhiri dengan penutupan. Pastinya seru dong !. 






Mengikuti Kegiatan PIT Hisfarsi Hari Pertama Sampai Hari Terakhir ! 


Di hari pertama, pukul 06.00 WIB, saya terbangun dari tidur. Rasanya seger sekali sudah tidur cukup lama tidur semalam. Siap-siap shalat subuh, habis itu lanjut olahraga sejenak di lantai dua hotel tempat kami menginap. 


Agar tubuh lebih fresh sebelum berkegiatan seharian nanti, saya berenang sejenak di kolam renang hotel yang ukurannya gak terlalu besar. Setelah berenang, saya kembali ke kamar dan siap-siap untuk mandi. 


Setelah mandi, naik ke lantai tujuh untuk sarapan. Lumayan padat juga ya kegiatan di pagi itu, hehehe. Untuk review hotel dari hari pertama sampai hari terakhir, di tulisan selanjutnya ya. 


Singkat cerita, kami bertiga bersiap-siap menuju tempat acara. Berhubung jarak penginapan ke Hotel Raffles sangat dekat, kami memutuskan untuk berjalan kaki saja. Kurang lebih sepuluh menit berjalan kaki, kami sudah sampai di depan hotel. 


Melewati super mall bintang lima, Ciputra World 1 Mall. Sempat masuk sebentar di lantai pertama dan isinya tempat makan semua. Tepat di sebelah mall, gedung Raffles Hotel-nya.


Gila, hotelnya mewah dan tinggi sekali. Di depan lobinya hanya mobil saja yang boleh menurunkan penumpang. Kelihatan katrok rasanya lihat hotel mewah bintang lima di kawasan bisnis-Mega Kuningan. 


Baru melihat pemandangan langsung, dimana setiap mobil berhenti di depan pintu lobi, petugas hotel membantu membuka pintu mobil. Wih, rasanya seperti tamu terpandang gitu. Tapi ada juga sih yang buka pintu sendiri karena terlalu lama kalau menunggu dibukain sama mas-mas petugasnya. 


Suasana pagi menjelang siang, sudah ramai sekali dengan para peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Wajah-wajahnya belum ada yang saya kenal. 


Berpakaian batik rapi dengan motif batik khas dari daerah masing-masing. Gak ada ketentuan harus pakai pakaian khusus. Tapi kami dari NTB sudah sepakat pakai seragam batik berwarna orange agar terlihat kompak dan mudah dikenali.





Sekitar jam sepuluh pagi, saya dan teman-teman lainnya naik ke lantai sebelas. Sebelumnya, kami harus melewati area pemeriksaan barang bawaan. Cukup ketat juga hotel ini. 


Setelah itu, berjalan melewati lobinya yang begitu klasik. Sofa, meja, lampu gantung dan beberapa prabotan hotel yang mewah dan klasik. Lantainya saja marmer dengan karpet merah bermotif yang tebal sekali. 


Setelah keluar dari lift, kami sudah berada di lantai sebelas. Disini suasana sudah ramai sekali. Kami pun bergegas berjalan menuju meja registrasi. Terlihat antrian sudah panjang sekali. Lirik sana-sini, belum ada wajah peserta lainnya yang saya kenal juga.


Akhirnya, sekian lama mengantri, ada rombongan teman-teman dari NTB juga yang sudah datang. Btw, kami dari NTB yang ikut kegiatan ini kurang lebih ada tiga puluh orang. Ada yang berangkat di hari yang sama dengan kami. Ada juga yang berangkat di hari berikutnya alias di hari pembukaan acara. 


Next, setelah registrasi, saya mendapatkan tas dengan isi alat tulis. Dan uniknya, semua peserta mendapatkan kartu e-money yang sudah tertulis nama masing-masing di kartunya. Tapi masih kosongan ya alias top up sendiri. 


Awalnya setelah registrasi, kami mau menuju tempat lainnya. Karena di kawasan Raffles Hotel, ada beberapa tempat yang jaraknya cukup dekat seperti Ciputra mall, Kuningan Mall, Pasar Tanah Abang, Tamrin City, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, dan beberapa pusat perbelanjaan lainnya. 


Tapi niat itu saya urungkan karena males sekali turun ke lobi lagi dan berpanas-panasan jalan ke luar hotel. So, saya putuskan untuk keliling pameran saja sambil cari gimik bareng Mbak Zahra dan Mas Erwin.hehehe. 





Sumber foto dari panitia


Di pameran PIT Hisfarsi banyak sekali yang ikut terlibat. Terlihat stand-stand beberapa brand besar seperti PT. Dexa Medika, Sanbe Farma, Kalbe, Kimia Farma, Ferron Pharmaceutical, Erella dan perusahaan farmasi dan alat kesehatan lainnya ikutan semua. Hanya PT.Cendo yang gak ada ikutan (colek bos Cendo dulu). 


Berkeliling pameran sambil update informasi terkini tentang produk-produk obat best seller mereka. Saya dan teman-teman lainnya juga ikutan game dan kuis. Jika berhasil, dapat hadiah. Seru juga ya !. 


Gak terasa se-jam-an berkeliling di pameran. Barang bawaan yang isinya goody bag lengkap dengan gimik di dalamnya. Ada juga saya lihat ibu-ibu peserta yang bawa goody bag hampir lima kilo lebih sepertinya. Tangan kanan dan kirinya nenteng tas besar dan berat. Niat banget tuh ibu-ibu, hehehe.


Waktu shalat dzuhur dan makan siang sudah tiba. Sebelum acara pembukaan dimulai, kami makan siang terlebih dahulu dengan menu-menu hotel yang super enak. Beneran enak, apalagi rendang dagingnya yang super empuk. 


Pertama kalinya makan rendang daging di hotel bintang lima (kelihatan katroknya). Belum lagi lauk lainnya. Ada daging lada hitam dengan toping potongan kentang. Untuk cemilannya, ada berbagai macam kue-kue yang lumer di mulut. 





Antrian mengambil makan siang panjang bener. Untungnya, tempat pengambilan makan siang dibagi beberapa tempat agar gak menumpuk di satu tempat saja. Konsep makan siangnya ala standing party


Banyak diantara peserta yang komplain masalah tempat makannya. Gak ada kursi dan meja makan. Gak ada pula ruang resto untuk menikmati makanan yang dihidangkan. Tapi namanya juga di Jakarta, mungkin hobit makan di acara-acara formal seperti ini. Beda daerah, beda juga culture nya. Kalau saya bisa maklumi. 


Biar gak tulisan ini panjang lebar, kita masuk saja ke dalam acara pembukaan PIT Hisfarsi yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. 


Setelah makan siang dan shalat dzuhur, saya dan peserta lainnya dikumpulkan pada satu ballroom yang besar dan infonya bisa memuat sampai tiga ribu orang. 


Sorotan lampu, layar LED di depan dan kursi-kursi putih berjejer rapi. Seluruh tim panitia sudah bersiap. Host cantik berpakaian kebaya betawi membuka acara dengan sebuah pantun. Saya lupa kalimat pantunnya karena gak dicatat. 





Acara pembukaan siang itu sangat meriah. Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne IAI. Dua lagu yang buat saya bangga menjadi apoteker Indonesia. 


Setelah selesai menyanyi bersama, acara dilanjutkan dengan pertunjukkan selamat datang buat seluruh peserta dan tamu undangan. Tarian modern yang dibawakan oleh adik-adik kita yang diiringi dengan musik khas Betawi. Merinding juga nonton tariannya. Terharu karena begitu kayanya Indonesia dengan suku budaya.  


Selanjutnya, ada sambutan dari Ketua panitia PIT Hisfarsi, Ketua Umum Hisfarsi Indonesia, Ketua Umum PP IAI, Dinas Kesehatan Prov. DK Jakarta. Setelah itu dilanjutkan sambutan oleh Menteri Kesehatan RI yang diwakili oleh Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI. 


Acara pembukaan ditutup dengan doa dan foto bersama. Setelah acara pembukaan, dilanjutkan dengan sesi pemotongan pita menandakan pameran PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025 Jakarta telah dibuka dan dilanjutkan berkeliling stand pameran. 


Sedangkan seluruh peserta melanjutkan acara berikutnya yaitu keynote speaker dari Kemenkes RI dan perwakilan dari PERSI (Persatuan Rumah Sakit Indonesia). 


Seharian di acara, cukup melelahkan juga. Apalagi pas di jam-jam ngantuk. Duduk di ruang ber-AC dan kekenyangan habis makan siang, menambah godaan buat terpejam sejenak. Untungnya beberapa materi yang disampaikan cukup menarik. Jadinya ngantuk pun berkurang.  Ditambah lagi ada kopi susu gula aren gratis dari salah satu brand. Lumayan buat kepala rileks sejenak. 


Disini saya gak akan membahas materi-materi apa saja yang disampaikan karena nanti kepanjangan. Cukup beberapa materi yang menarik untuk diikuti, antara lain "Dukungan PERSI untuk Meningkatkan Peran Apoteker di Rumah Sakit". Dan "Inovasi dan Strategi untuk Apoteker dalam Pencegahan Resistenti Antimikroba". Butuh effort untuk mengikuti kedua materi di atas di hari tersebut 


Masih banyak materi-materi lainnya yang disampaikan oleh pakar-pakar yang ahli di bidangnya. Semuanya sangat menarik untuk diikuti. 


Di hari pertama, saya dan teman-teman mengikuti materi sampai sore hari. Mau ngikutin sampai materi selesai, tapi sudah janjian mau ke Jakarta Fair di Kemayoran. Mumpung di Jakarta, jadi penasaran mau kesana untuk pertama kalinya. Hehehe. 


Untuk review Jakarta Fairnya, saya buatkan tulisan terpisah biar lebih fokus. Sekarang fokusnya ke PIT dan Muskernas Hisfarsi dulu. 





Kembali ke laptop ! 


PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025 merupakan ajang ilmiah terbesar bagi apoteker rumah sakit se-Indonesia yang menghadirkan narasumber nasional dan internasional yang sudah ahli dalam bidangnya masing-masing. 


Biar lebih seru, acara ini diwarnai dengan enam kategori lomba menarik seperti poster ilmiah, got talent, hospital pharmacy of the year, olimpiade farklin, tiktok, parade pakaian daerah dan karya ilmiah. 


Acara ini sukses digelar dengan jumlah peserta lebih dari dua ribu dua ratus orang yang terdiri dari apoteker rumah sakit, praktisi farmasi klinis dan mahasiswa farmasi. 


Ketua Umum PP IAI, apt.Noffendri Roestam memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya kegiatan ini. Beliau mengajak seluruh apoteker Indonesia untuk meningkatkan kompetensi sebagai apoteker profesional dan bertanggung jawab. 


Dukungan juga datang dari Dirjen Farmalkes Kemenkes RI, apt.Rizka Andalusia dan berbagai instansi terkait termasuk dari Dinas Kesehatan DK Jakarta, drg. Ani Ruspitawati. 


PIT dan Muskernas Hisfarsi 2025 memiliki peran besar dalam pengembangan farmasi rumah sakit di Indonesia. Kegiatan ini menjadi platform utama dalam mengoptimalkan praktek farmasi demi keselamatan pasien dan efisiensi pelayanan kesehatan serta memperkuat kolaborasi dan jejaring antar apoteker. 


Spill sedikit, untuk biaya pendaftarannya saja kami membayar sejumlah Rp.3.750.000 per orangnya. Ini sudah termasuk kegiatan selama tiga hari penuh. 


Sedangkan untuk biaya penginapan dan transport, kita keluarin dari kantong pribadi. Tapi untungnya, kami mendapatkan sponsor dari beberapa rekanan dan dukungan rumah sakit tempat saya bertugas. Kalau biaya dari kantong pribadi, saya pribadi agak berat kalau ikut acara terbesar seperti ini. Hehehe


Yang sudah mendukung kami selama mengikuti kegiatan hampir seminggu di Jakarta, kami ucapkan terimakasi banyak. Dan kepada pihak-pihak yang sudah menyuseksaskan acara tahunan ini, saya ucapkan terimakasi sudah menyajikan kegiatan yang cukup spektakuler.


Kontingen Parade dari Prov.NTB


Singkat cerita, di hari terakhir kegiatan. Saya dan teman-teman lainnya mengikuti gala dinner sekaligus acara penutupan. Acara gala dinner dimulai pukul 19.00 WIB di ballroom lantai 11 Hotel Raffles Jakarta. 


Acara malam itu sangat meriah sekali. Ada beberapa penampilan yang menarik. Salah satunya mendatangkan salah satu grup band ibukota yang membawakan lagu-lagu lawas yang membuat suasana semakin meriah. Apalagi rata-rata usia peserta di atas sekitar empat puluh tahun. Pas banget tuh, hehehe.


Setiap perwakilan provinsi memakai pakaian daerah masing-masing dan melakukan parade kontingen di depan panggung. Sayangnya saya gak ikutan karena gak bawa pakaian daerah dari rumah hehehe. 


Kemudian dilanjutkan dengan penampilan got talent. Kebetulan ada tiga kontestan yang lolos ke babak grand final yaitu dari Prov. Jawa Tengah, Prov.Sumatera Selatan dan Prov.Sulawesi Selatan. Ketiga kontestan tersebut menampilkan penampilan terbaik mereka. Dan saya suka dengan kontestan dari Sumatera Selatan yang mempertunjukkan tarian kreasi yang kece benar. 


Congratulation buat kontestan dari Prov.Sulawesi Selatan yang meraih juara satu di ajang got talent Hisfarsi 2025 !. 


Malam semakin larut, saya dan beberapa peserta lainnya gak mengikuti acara penutupan sampai selesai karena besok jam enam pagi, saya dan Mbak Zahra harus ke bandara Soeta untuk balik ke Lombok. 


Sedangkan Mas Erwin masih stay di Jakarta karena ada acara keluarga di Kota Depok, Jawa Barat. 


Over all, selama mengikuti kegiatan PIT Hisfarsi 2025, saya cukup senang bisa datang lagi ke Jakarta. Banyak ilmu baru yang saya dapat. Sayangnya waktunya yang cukup singkat. Semoga di PIT dan Muskernas Hisfarsi di tahun depan lebih baik lagi. Bocorannya, tahun depan acara PIT diselenggarakan di Kota Pekanbaru, Riau. 


Pantun sedikit : 


Ke Pekanbaru naik perahu,

Menyusuri sungai nan tenang.

Senangnya hati bertemu di Riau,

Persaudaraan jadi semakin terang.


Sampai jumpa tahun depan di Kota Pekanbaru, Riau ya ! 


Penulis : Lazwardy Perdana Putra