Thursday, 7 November 2024

Beef Alfredo Pizza di Hari Ulang Tahun Istri Tercinta : Blusky Pizza


Nyari tempat jual pizza di Kota Mataram sekarang ini banyak sekali pilihan. Apalagi trend makan pizza bagi anak milenial sampai Gen Z pun sedang ramai-ramainya. 

Siapa sih anak jaman sekarang yang gak doyan makan pizza?. Kebanyakan pada doyan makan pizza. Makanan yang berasal dari Eropa ini, tepatnya dari Italia menjadi pilihan menu saat berkumpul dengan keluarga, teman dan sebagai peganti kue ulang tahun pada umumnya. 

Saya ingat dulu saat pertama kali makan pizza, rasanya sangat aneh di lidah. Beberapa saat gak bisa makan pizza. Lama kelamaan jadi doyan karena pizza itu banyak sekali jenisnya. 

Gak heran, yang awalnya gak doyan makan pizza yang rasanya cukup aneh di lidah orang Indonesia, jadi makanan yang cukup laris saat ini. 



Berhubung di Kota Mataram ada salah satu kedai pizza yang cukup unik. Tempatnya gak seperti kedai pizza atau cafe pada umumnya. Sebut saja, Blusky Pizza. Lokasinya di Jalan Teratai no.12, Gomong Timur, Kota Mataram. Tepatnya berada di belakang SMP 15 dan SMP 1 Mataram. Jalannya agak masuk ke dalam perumahan dan agak sempit. 

Dulunya pas jaman saya masih SMP, tempat ini masih lahan kosong alias lahan untuk parkir kendaraan. Persis berada di pinggir jalan sempit tersebut. 

Sekarang disulap menjadi kedai pizza yang cukup sederhana. Gak ada ruang indoor, semuanya semi outdoor gitu. Cukup unik menurut saya karena bangunannya semi permanen dan terbuat dari bambu dan kayu. Dimana atapnya ditutupi oleh baja baja ringan. Tiang penopang bangunan dari bambu. 



Meja kursi dari kayu dengan taplak meja bercorak garis merah dan putih ala kedai tropis yang sering kita lihat di Gili Trawangan atau daerah Senggigi sana. Dihiasi lampu bercahayakan kuning ketika malam. Dipasang juga bendera dari beberapa negara gitu. 

Jumlah meja kursinya disini sangat terbatas ya. Kalau mau makan pizza disini sambil nongkrong sih lihat kondisi. Kalau sedang ramai, sepertinya sulit mendapatkan tempat. Karena kedai pizza ini cukup ramai pelanggannya. Gak heran kalau mau kesana, sudah pada ngantri saja tuh orang-orang. 

Bukanya juga beda dari yang lainnya. Bukanya setiap hari dari jam dua siang sampai sepuluh malam. 



Uniknya lagi disini, kita bisa melihat live cooking pizza yang dipanggang di dalam oven berukuran besar. Kalau berdiri di depan ovennya, suhunya panas ya. 

Pelayanannya cukup ramah dan cepat. Saya memilih pizza buat anak-anak dan istri tercinta di rumah. Kata bapaknya yang melayani pelanggan yang rekommended buat anak-anak itu "Beef Alfredo Pizza". Gak pake saus tomato. Hanya pake susu, mushroom dan beef. Saya memesan yang ukuran besar dengan harga 65 ribuan. 

Sambilan menunggu pesanan, saya pun melihat atraksi si bapak yang memanggang pizza di dalam oven panas. Ovennya unik ya, berupa lubang besar dan di dalamnya sudah ada api yang membara. Cara sederhana untuk membuat pizza yang enak.


Sore itu, pelanggan cukup ramai. Saya pun bertanya sama bapak bertopi putih dengan jenggot khasnya, "pelanggannya ramai juga ya!". Bapaknya pun tersenyum dan berkata "setiap hari begini mas". Ternyata kedai pizza ini laris manis. Sudah gak sabar rasanya pengen cepet-cepet sampai rumah buat makan pizza bareng keluarga.  

Selain pizza, menu disini juga ada spagheti, pasta dan salad. Untuk minumannya juga beragam ya. Menu pizzanya saja cukup banyak. Pizzanya juga disesuaikan dengan lidah orang Indonesia pada umumnya. 

Selain orang lokal, pelanggan disini juga ada dari luar negeri alias bule. Beberapa bule juga sedang asyik makan pizza disini. Gak heran kedai ini cukup ramai juga ya. 


Gak menunggu lama, akhirnya pesanan Beef Alfredo Pizza saya sudah dibungkus. Pengemasannya juga sangat safety ya. Dikemas dalam wadah kotak kardus khusus pizza bertuliskan Blusky Pizza. 

Masukan pizza ke dalam jok motor dan kita pulang ke rumah bawa pizza. Sesampainya di rumah, saya disambut oleh anak-anak dan istri. Mereka kaget saya bawa pizza. Istri tercinta yang hari itu berulang tahun pun bahagia banget. Anak-anak pun sangat senang dibawakan pizza. 



Kami makan pizza bareng di teras rumah. Sebelumnya ambil lilin ulang tahun dan berdoa bersama. Selamat Ulang Tahun bunda. Semoga sehat dan lancar rezekinya. Selalu menjadi istri sekaligus bunda terbaik buat keluarga. Amin 

Setelah selesai berdoa bersama, kami menikmati pizza sambil bercanda gurau. Gak lupa mengabadikan moment dengan ber-selfie. 

Untuk rasa Beef Alfredo Pizzanya bener-bener enak banget. Rasa bumbu rempahnya terasa banget dilidah. Potongan dagingnya pun cukup empuk. Mozarella dan susunya juga sangat gurih. 

Yang paling saya suka,roti pizzanya juga empuk dan lembut. Ukuran pizzanya yang dapat nilai plus nih, besar dan mengenyangkan. Buat kami berempat, sangat cukup sekali. Anak-anak pun senang. 

Berhubung anak-anak gak suka pedas, mereka sangat lahap makan pizza ini. Saya dan istri pun sangat menyukainya. 

Oh ya, sekedar informasi saja, selain bisa pesan berbagai jenis pizza. Disini juga kita bisa pesan calzone ya. Kata bapaknya, semua pizza bisa dibuat calzone. Calzone itu mirip seperti kebab. 

Bedanya sama pizza, kalau pizza taburan topingnya di atas rotinya. Kalau calzone itu rotinya dibungkus dengan isian topingnya. Lebih kurang begitu maksudnya, hehehe. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra



Saturday, 2 November 2024

Nongkrong Berdua Bareng Anak : Wowcheese Cafe & Bakery


Sebenarnya ini agendanya dadakan banget. Istri minta ditemenin ke salon. Ajak anak-anak juga sambilan jalan-jalan. Kebetulan lagi ambil cuti, bundanya anak-anak ngajakin perginya pagi karena katanya biar gak ngantri kalau datangnya kesiangan.

Tau sendiri kan kalau salon cewek itu, pasti ramai dan ngantri. Apalagi yang didatangi ini punya pelanggan tetap. So, ngantri lama. 

Apesnya lagi, sesampainya di salonnya. Para laki-laki dilarang masuk dan menunggu di luar karena aturan dari salonnya seperti itu. Sempat bingung dong mau nungguin istri dimana. Salonnya gak punya tempat duduk luar. Mau nungguin di parkiran gak mungkin. 

Untungnya ada sebuah cafe yang baru buka gak jauh dari lokasi salon. Tepatnya kurang lebih jarak dua toko dari salonnya. Jadinya gak terlalu jauh.

Motor saya parkir di depan salon. Kemudian saya dan Kakak Kenzi jalan kaki menuju cafe yang dimaksud. Sedangkan Adeq Nala ikutan bareng bundanya masuk ke dalam salon.




Cafe ini bisa dibilang tergolong baru. Baru buka beberapa bulan yang lalu. Sebut saja namanya "Wowcheese Cafe & Bakery". Namanya sangat menarik sama seperti penampakan cafenya. 

Lokasinya sangat strategis sekali. Terletak di area perumahan. Tepatnya di Jalan Panji Tilar Negara no 142, Tanjung Karang Permai, Kec. Sukarbela, Kota Mataram. Persis berada di depan Gedung Grand Imperal Ballroom. 

Dari penampakannya saja, cafe ini sangat menarik buat didatangi. Saya pun tertarik dengan warna catnya yaitu perpaduan hijau daun dan putih. Ala-ala vintage gitu. Apalagi melihat meja kursinya dari kayu gitu. Lampu-lampu ruang bercahaya kuning serta beberapa lukisan dinding yang menambah kesan klasik. 




Disini ada dua ruang yaitu indoor dan outdoor. Kalau datangnya siang gene paling enak duduk santainya di ruang ber-AC. Sedangkan kalau malam hari, enaknya duduk di luar saja. 

Di dalam ruang indoornya juga ada ruang khusus untuk meeting. Bisa digunakan buat kalian yang lagi kerja kelompok atau bosen rapat di kantor, boleh nih disini. Atau yang sedang ngedate bareng pasangan biar gak ketauan sama calon mertua, bisa juga kali ya. 

Selain ada cafenya, disini juga ada barbershop yang bersebelahan dengan cafenya. Keliatannya sih menarik buat potong rambut disini. Kapan-kapan pengen coba.

Ohya, disini pelayanannya cukup ramah. Saya dan Kakak Kenzi memasuki dalam cafe. Kami disambut hangat oleh mbak yang sebagai karyawan disini. Langsung saja saya memilih menu sebelum memilih tempat bersantai. 

Kebetulan pagi menjelang siang itu belum banyak yang datang. Hanya ada beberapa orang saja. Kursi dan meja pun masih banyak yang kosong. 



Untungnya tempat yang menurut saya paling enak buat duduk itu masih kosong. Saya mengajak Kakak Kenzi buat bersantai disini saja sambil menunggu bunda dan Adeq Nala selesai nyalon. 

Saya memesan satu gelas Es Coffee Rempah. Kakak Kenzi pesan Strawberry Smothies. Untuk cemilannya saya pesan Kentang Goreng Cheese. Berhubung rencananya setelah selesai nyalon, kami mau makan siang di tempat lain. Jadinya gak pesan makanan berat. Alasan lainnya juga ngirit budget, hehehe. 

Setelah selesai bayar, kami duduk santai sambil menunggu orderan datang. Kakak Kenzi duduk sambil belajar membaca di smartphone. Saya jalan-jalan sebentar melihat sudut ruang dari cafe ini. 




Ruangannya sih gak terlalu luas. Mirip seperti ruang dalam sebuah rumah gitu. Bisa dibilang ini rumah yang disulap menjadi sebuah cafe yang bergaya klasik. 

Selama di dalam cafenya, kami diputerin musik klasik gitu. Jadinya gak boring. Sambil bersantai ngobrol bareng keluarga atau teman sepertinya asyik disini. Buat kerja di laptop juga sangat recommended banget karena banyak colokan dan wifi-nya kenceng. 

Kakak Kenzi juga terlihat sangat nyaman. Saya pun merasakan ketenangan disini. Gak banyak pengunjung, mendengar alunan musik klasik, ruangannya wangi dan saya suka sama warna cat temboknya yaitu perpaduaan hijau daun dan putih. 

Ohya, ada tambahan menu yang kami pesan yaitu Japanese Chiken Katsu Toast dan Es Manggo Green Tea. Menu ini buat si ibunya anak-anak. Kebetulan penasaran juga dengan menu satu ini. Oke, mari kita review satu per satu menunya.


Es Coffee Rempah 

Minuman ini sih favorit saya banget. Kalau pergi nongkrong, pasti nyarinya antara dua kopi. Kalau gak kopi susu gula aren atau kopi rempah. 

Disini kopi rempahnya menggunakan kayu manis. Perpaduan kopi arabica, ada espressonya juga dengan kayu manis dan susu. Pakai gula aren gak ?. Kalau melihat dari keterangan menunya sih gak pake ya. 

Disajikan dengan gelas yang bentuknya unik. Biasanya bentuk gelas itu dari atas ke bawah besar ke kecil. Nah ini bentuk gelasnya kecil ke besar.

Ditambah dengan es batu, terasa seger di tenggorokan. Cocok banget menikmati kopi ini selagi cuaca panas seperti sekarang ini. 

Harganya juga standar seperti coffee shoop lainnya yaitu 20K saja. Recommended buat dicoba. 


Strawberry Smoothies

Minuman ini cocok banget buat Kakak Kenzi dan Adeq Nala. Manisnya pas. Perpaduan antara susu UHT strawberry. Rasanya mirip seperti jus strawberry, tapi ini lebih fresh dan creamy

Gelas yang digunakan juga sama dengan Coffee Rempah. Ukurannya juga besar, jadinya bisa diminum berdua. 

Untuk harganya juga sama yaitu 20K saja. Menurut saya buat anak-anak sangat cocok sekali. Apalagi yang namanya anak-anak paling suka sama rasa manis. Aman buat tenggorokan si anak juga karena gak mengandung sari manis. 


Manggo Green Tea

Minuman perpaduan antara teh hijau dengan rasa mangga segar. Menurut saya sih ini sirup mangganya kental banget ya. Jadinya terlalu manis di lidah. 

Harganya juga lumayan terjangkau yaitu 18K saja. Cukup standar menurut saya. Buat yang lagi bad mood, pas banget minum ini. 

Minuman manis dan segar bisa buat mata melek dan mood kembali baik. Dicobain saja sensasinya. 


Japanese Chiken Katsu Toast

Untuk cemilannya saya pesan Japanese Chiken Katsu Toast karena menu ini menarik buat dicoba. 

Semenjak cafe ini buka, saya tertarik dengan menu ini di daftar menu di akun instagramnya. 

Penampakannya sih seperti sandwich gitu. Tapi biar gak penasaran, mari kita coba makan. 

Menu ini merupakan perpaduan roti dengan tingkat kelembutan yang kerenyahan sesuai dengan lidah orang Indonesia. 

Di dalam rotinya ada ayam katsu khas Jepang dengan daging ayamnya yang tebal dan empuk banget. Ukuran potongan ayam katsunya juga cukup besar. 

Dilumuri dengan keju dan saus sambal khas Wowcheese. Bener-bener lumer dimulut. Ini mah bukan namanya cemilan. Tapi makanan mengenyangkan. 

Untuk harga lumayan sih yaitu 25K. Tapi untuk rasa dan ukuran, sesuai lah. Sekali-kali boleh lah dicoba biar gak penasaran.


Kentang Goreng Cheese

Untuk cemilan satu ini buat anak-anak. Rasanya enak banget karena ada taburan kejunya. Kentang gorengnya renyah banget. Mana potongan kentang gorengnya juga banyak. 

Dicocol dengan saus cheese, waw enak banget. Pantesan saja namanya wowcheese, hahahaha gak ada hubungannya ya teman-teman. 

Untuk harga cukup lumayan mahal yaitu 20K. Tapi soal rasa cukup enak. Apalagi ditambah dengan saus cheese yang enak banget. 

Cemilan yang cocok buat anak-anak biar mereka betah ikutan nongkrong sambil nungguin bundanya di salon. 

Over all, saya suka sama penampakan cafe ini. Bener-bener nyaman banget meskipun ruangannya gak begitu luas. Ruangan indoornya juga sangat adem. Begitu juga dengan outdoornya, nyaman juga disini. Mungkin kalau outdoor enaknya duduknya pas sore atau malam ya. 

Dari menu yang kami pesan, semuanya gak mengecewakan. Minumannya juga enak. Cemilannya apalagi. Recommended buat Japanese Chiken Katsu Toast dan Coffee Rempahnya. Wajib kalian coba kalau nongkrong disini. 

Selain menu di atas, disini juga tersedia beberapa jenis cake. Tapi saya gak sempat pesan karena agak kurang suka makan cake karena lagi program ngurangi gula, hehehe. 

Lebih jelasnya kalian bisa kepoin akun ignya @wowcheese.indonesia karena ini bukan ngendorse ya. Hanya review dari saya tentang pengalaman nongkrong disini. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 19 October 2024

Balik ke Lombok dengan KMP Munic I : Tidur Sepuasnya


Di hari terakhir di Bedugul dalam edisi Touring Bedugul 2024. Cerita kali ini menjadi tulisan part 5 atau terakhir dalam perjalanan kami touring ke Bedugul. Gak banyak tempat yang kami kunjungi. Memang kami ingin menghabiskan waktu stay di satu tempat saja sampai balik ke Lombok lagi. 


Jadinya kami mencari penginapan yang dimana bisa dinikmati dalam waktu tiga hari dua malam. Beruntungnya dapat penginapan yang bisa dibilang hampir lengkap alias bikin betah berlama-lama disini. 


Berada tepat di pinggir Danau Beratan, Bedugul dengan view yang kece habis. Udara dingin, bebas dari polusi, tempatnya nyaman, fasilitas sangat baik, pelayanannya ramah. Gak susah nyari makanan dan minuman. Dan pastinya dengan harga yang terjangkau. 


Gak terasa sudah tiga hari disini. Saatnya balik ke Lombok. Packing-packing dulu sebelum berangkat. Cek semua barang bawaan, jangan sampai ada yang tertinggal. Biarkan jejak dan cerita saja yang tertinggal disini, Asyiik. Hehehe




Sebelum berangkat, kami sarapan dulu. Anak-anak dipesankan nasi goreng dan saya pesen Kopi Bali hangat. Upacara minum kopi dulu biar gak ngantuk bawa motor di jalan nanti. Enak bener, minum yang hangat-hangat di tengah udara yang dingin. 


Sekitar jam sebelas siang, kami berangkat menuju Pelabuhan Padangbai. Sebelumnya sudah beli tiket kapal ferry secara online melalui aplikasi Ferizy. Caranya mudah dan dijamin cepat. 


Kami memesan tiket kapal ferry yang jam enam sore. Itupun disesuaikan dengan kapal yang ingin dinaiki yaitu KMP Munic I. Alasannya kenapa memilih kapal ini karena belum pernah naik sebelumnya, kapalnya besar, ada banyak tempat tidurnya dan gratis tanpa dipungut biaya lagi. 


Kurang lebih memakan waktu empat jam perjalanan. Jalur yang digunakan sedikit berbeda dari jalur pas perginya. Hanya saja masih menghindari jalur menuju Kota Denpasar yang super duper macet. 


Melalui jalur Bedugul ke Mengwi, kemudian ambil jalur pusat Kota Gianyar, tepatnya melalui Stadion Kapten I Wayan Dipta. Kemudian berjalan menuju arah timur ke Kota Semarapura (Kota Kabupaten Klungkung). 





Sempat mampir untuk beristirahat sejenak di Pantai Goa Lawah. Disini banyak berugaq (gazebo) untuk beristirahat. Banyak warung-warung klontong yang menjajakan snack dan minuman dingin dan kelapa muda. Ada juga jual sate Bab I (non halal). 


View pantainya lumayan cakep. Tampak Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan dari kejauhan. Pasirnya berwarna putih dan cokelat. Sore itu pengunjung cukup ramai menghabiskan waktu di pantai ini. Kami pun cukup lama beristirahat disini sambil menunggu jadwal kapal yang akan kami naiki. 


Sekitar lima belas menit dari Pantai Goa Lawah menuju Pelabuhan Padangbai. Kami melanjutkan perjalanan lagi ke pelabuhan. Situasi lalu lintas sore itu ramai lancar. Setibanya di pelabuhan, saya pun mengeluarkan smartphone untuk cetak tiket fisik di counter tiket. 





Setelah tiket fisik sudah ditangan. Kami menuju antrian sepeda motor. Sedangkan istri dan anak-anak menuju masjid yang berada di area pelabuhan untuk bersih-bersih dan lanjut membeli nasi bungkus di Warung Jawa buat dimakan di atas kapal nantinya. 


Suasana di Pelabuhan Padangbai sore itu gak begitu ramai. Biasanya sih para penumpang lebih banyak nyeberang malam hari. Enak tuh dari Padangbai nyeberang jam malam, sampai di Lombok subuh atau pagi hari. Begitu juga sebaliknya. 


Saya sebenarnya sering nyeberang ke Bali pada malam hari dan sampai di Padangbai ketika sudah subuh atau menjelang pagi tiba. Tapi berhubung bawa anak-anak kecil untuk pertama kalinya, lebih aman nyeberang pagi hari atau sore hari. 





Setengah jam menunggu untuk masuk ke dalam kapal dikarenakan lagi proses bongkar kendaraan yang akan turun. Setelah proses bongkar selesai, kami memasuki lambung kapal. Ukuran kapalnya beneran cukup besar. Untuk area parkirnya saja ada dua lantai. Lantai pertama untuk kendaraan ukuran besar seperti puso dan bus, sedangkan mobil dan sepeda motor parkirnya di lantai dua. 


Untuk menuju lantai dua, membawa kendaraan harus ekstra hati-hati. Butuh keseimbangan karena treknya menanjak dan agak licin. Agak serem juga ya, bawa motor sambil boncengan. Ngegasnya harus diatur dan seimbang. Jangan terlalu kencang dan jangan terlalu pelan. 


Untungnya para ABK kapal sigap dan cekatan mengatur kendaraan yang masuk. Keramahan mereka juga buat para penumpang senang dan gak bingung mau parkir kendaraan dimana. Mereka sigap membantu penumpang apabila dibutuhkan. Good Job buat para awak KMP Munic I !. 


Setelah memarkirkan motor di dek lantai dua, kami segera mencari tempat beristirahat. Alasan paling penting pilih kapal ini karena ada ruang lesehan tidurnya. Jadinya anak-anak bisa beristirahat dengan nyaman. Apalagi gratis tanpa dipungut biasa sewa seperti kapal pas perginya, hehehe. 





Sedikit membahas profil kapal ini agar bisa menjadi referensi buat teman-teman yang akan bepergian ke Bali atau Lombok menggunakan kapal ferry. 


KMP Munic I merupakan kapal ferry jenis roro yang mengangkut penumpang dan kendaraan. Kapal ini merupakan milik dari PT. Munic Line. Memiliki panjang keseluruhan 67,15 meter dan lebar 14,53 meter. Mampu memuat 400 penumpang dan 60 kendaraan baik kendaraan besar dan kecil. 


Usia kapal lebih tua dari usia saya yaitu 37 tahun. Dibangun pada tahun 1987 di negeri Sakura alias Jepang. Ini kapal merupakan salah satu kapal favorit di lintas penyeberangan Padangbai dan Lembar. (www.youtube.com)


Sebelum melayani penyeberangan Selat Lombok, KMP Munic I melayani penyeberangan Merak dan Bakauheni. Hampir lama juga kapal ini gak beroperasi alias dokking di galangan kapal Cirebon (kalau gak salah) untuk menjalani beberapa perbaikan dan renovasi besar-besaran. 


Ruang Bisnis

Ruang Ekonomi

Ruang Lesehan


Apa saja sih fasilitas dari kapal ini ?. Saya pun penasaran apa saja yang ada di kapal ini. Mari kita tour sebentar !. 


Setelah memarkirkan motor, kami menuju ruang lesehan penumpang. Disini banyak sekali tempat tidur bersusun lengkap dengan matras empuknya. Matrasnya didesain untuk kenyamanan penumpang buat beristirahat. Kita juga bisa memilih, mau tidur di bawah atau di atas. 


Selain ruang lesehan tidur, ada juga ruang bisnis dengan kursi pesawatnya yang super empuk. Baik bisnis maupun lesehan penumpang, keduanya dilengkapi dengan AC. So, pastinya sangat nyaman. 


Selain itu ada juga ruang ekonomi duduk yang berada di bagian belakang. Disini tempatnya para ahli hisap dan kita bisa menikmati view Selat Lombok sambil duduk santai dan minum kopi. 


Buat para sopir juga disediakan ruang tidur khusus. Tempatnya sangat nyaman dan pastinya enak buat tidur sehabis membawa kendaraan berat atau mobil dalam perjalanan yang panjang. 


Fasilitas lainnya ada mushola yang cukup nyaman, toilet yang bersih, ruang ibu menyusui, ruang medis dan kursi malas untuk menikmati sunset atau sunrise selama perjalanan. 


Kapal ini terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama itu tempat kendaraan berat. Lantai kedua parkiran kendaraan roda empat dan dua seperti mobil dan sepeda motor. Di lantai dua juga terdapat ruang supir. Sedangkan untuk lantai ketiga adalah ruang penumpang dan anjungan kapal. 




Setelah kami dapatkan tempat beristirahat di ruang lesehan, saya ngajak anak-anak untuk jalan-jalan keliling kapal.Kebetulan kapalnya belum jalan, kami sempatkan menikmati suasana sore hari di Pelabuhan Padangbai dari atas kapal.


View dari Pelabuhan Padangbai ini kece banget. Mau pagi ataupun sore, sama-sama cakep. Pelabuhan ini berada di teluk kecil gitu. Air lautnya hijau toska. Apalagi disini banyak hotel-hotel dan penyeberangan kapal cepat ke Nusa Penida, Gili Trawangan dan sekitarnnya. Nyaman banget nongkrong dari atas kapal sambil melihat view sekitar.


Kapal diberangkatkan sekitar jam setengah tujuh malam. Terlambat tiga puluh menit dari jadwal semestinya. Banyak faktor kenapa bisa terlambat. Salah satunya proses bongkar muat barang yang agak lama. Dan menunggu antrian masuk di dermaga juga alasan yang paling sering terjadi. 


Kondisi ruang penumpang gak begitu ramai. Begitu juga kendaraan didominasi dengan puso dan mobil. Bus penumpang ada satu saja. Sisanya motor yang ada di dek lantai dua. 


Langit sudah gelap. Terlihat dari kejauhan lampu-lampu rumah warga yang ada di sekitar Pelabuhan Padangbai. Kapal sudah menjauhi pelabuhan dan berlayar ke Pulau Lombok. 


Kondisi cuaca saat itu cukup bersahabat. Hanya saja ketika posisi kapal sudah berada di tengah perjalanan, kapal agak sedikit oleng kanan kiri. Saya pun sempat keluar sejenak melihat situasi. Benar saja, terlihat gelombang laut yang cukup besar disertai angin laut yang kencang dari arah selatan. 


Saya pun memutuskan untuk tidur saja. Anak-anak dan istri juga sudah tertidur pulas. Capek sekali kelihatannya menempuh empat jam perjalanan dari Bedugul hingga ke Padangbai. 


Mata sudah mulai mengantuk dan waktunya kita tidur sejenak. Lumayan bisa tidur empat jam hingga sampai nanti di Pelabuhan Lembar. Perkiraan sampai di Pelabuhan Lembar sekitar jam sebelas malam nanti. 


A few moment letter


Sekitar jam sepuluh malam, saya pun terbangun dari tidur dikarenakan kapal semakin oleng kanan kiri. Keluar ke kamar mandi untuk buang air kecil. Terasa sekali angin lautnya kencang.


Setelah itu, sempatkan untuk berkeliling kapal sejenak sambil nyari tempat untuk nongkrong. Para penumpang kebanyakan pada tidur semua. Suasana hening dari setiap ruang penumpang. Hanya terdengar suara mesin kapal dan buih-buih air laut. 


Gak banyak yang terlihat kalau pelayaran malam gini. Hanya terlihat lampu-lampu perahu nelayan yang sedang memancing ikan di tengah laut. Terlihat juga lampu rumah-rumah penduduk dari pulau seberang. 


Posisi kapal sekarang sudah memasuki perairan Lombok. Sebentar lagi kita akan sampai di Pelabuhan Lembar. Gelombang laut sudah gak terasa. Angin lautpun sudah bersahabat dengan kami.


Melihat jam sudah menunjukkan jam sebelas malam. Saya pun memutuskan untuk kembali ke tempat tidur. Tidur sejenak sambil menunggu kapal bersandar di dermaga. Lumayan masih banyak waktu buat tidur. Anak-anak dan istripun masih terlelap. Mata pun sudah gak kuat lagi. Akhirnya saya pun tertidur. 


Terbangun karena suara pengumuman dari awak kapal bahwa kapal sebentar lagi akan bersandar di dermaga. Kami dan penumpang lainnya terbangun dan bersiap-siap turun kapal. 


Sambil menunggu kapal sandar, saya makan malam dulu. Kebetulan masih ada sisa nasi bungkus, hehehe. Anak-anak juga ikutan makan nasi telur. 


Sekitar jam setengah dua belas malam, kapalpun bersandar dengan sempurna di dermaga satu. Kami pun satu per satu turun dari kapal. Alhamdulillah, kami sampai dengan selamat di Pulau Lombok lagi. 


Perjalanan dari pelabuhan ke rumah kurang lebih setengah jam saja. Sudah tengah malam, jalan pun sudah sepi. Tapi tenang saja, di Lombok aman kok. Terpenting tetap tenang dan jangan panik. 


Kami pun sampai rumah dengan kondisi sehat semua. Anak-anak pun sangat senang. Terimakasi untuk tiga harinya touring ke Bedugul, Bali. Semuanya berjalan dengan lancar. 


Over all, ternyata bawa anak-anak touring itu harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Dari kesehatan, perlengkapan selama di perjalanan dan terpenting harus pintar ngatur waktu. 


Kapan berangkatnya, kapan istirahatnya. Jangan terlalu diporsis di perjalanan. Kalau anak-anak minta makan atau minum, itu tandanya mereka kecapean atau bosenan di jalan. Disitulah kesabaran sebagai orang tua diuji. 


Harus utamakan makanan dan minuman mereka. Pakaian dibawa juga harus lengkap. Dari baju kaos, jaket, sepatu, topi dan terpenting membawa vitamin buat mereka. 


Kondisi motor juga diperhatikan. Dari ban, mesin, oli, lampu sorot, dan jangan sampai kehabisan bensin. 


Pengeluaran selama diperjalanan paling banyak untuk makan. Jadi harus bawa uang tambahan untuk jaga-jaga di jalan. Paling penting bawa uang cash. 


Biar lebih lengkap baca ceritanya, kalian bisa baca dari part pertama ya saat kami berangkat dari Lombok agar nyambung gitu ceritanya.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra




Friday, 11 October 2024

Kabur Dulu ke Obyek Wisata Pura Ulun Danu Danau Beratan, Bedugul


Di hari pertama tiba di Bedugul. Semua anggota badan terasa pegal sekali. Sudah lama gak touring jauh. Sekali touring jauh, bawa anak-anak dan tujuannya ke Bedugul Bali. Usia gak bisa bohong, hahaha. 


Tiba di penginapan sekitar jam lima sore. Kami habiskan waktu hingga senja dengan berjalan kaki sekitar penginapan. Melihat view Danau Bratan disertai kabut yang menyelimuti danau jelang senja tiba. Kondisi sore itu habis turun hujan. Burung-burung danau terlihat terbang  untuk pulang ke sarangnya. Syahdu bener !. 


Setelah itu, balik ke glamping untuk rebahan di kasur yang empuk. Udara sudah mulai dingin. Gak lupa pakai jaket tebal dan topi kupluk. Saya urungkan untuk mandi sore saat itu. Kami semua hanya berganti pakaian saja biar gak masuk angin. 


Untuk cerita perjalanan dari Lombok ke Bedugul, sudah saya tulis di postingan sebelumnya. Kalian bisa baca dulu biar nyambung dengan cerita ini. 


Bisa baca disini ---> Pelayaran Pertama Bersama KMP Gemilang VIII


Semalaman kami tertidur sangat lelap. Hanya bangun tengah malam untuk buang air kecil di kamar mandi yang letaknya gak jauh dari kamar kami. Udara semakin dingin dan menusuk kulit. Untungnya ada selimut hangat yang disiapkan oleh penginapan.


Sedangkan anak-anak sangat lelap tidurnya. Sampai udara dinginpun gak dirasakan. Tapi saya dan istri tetap waspada. Khawatirnya mereka berdua terkena hipotermia. Maklum saja ini kedua kalinya saya dan istri ajak anak-anak menginap di tempat yang dingin. Sebelumnya kami pernah menginap di Desa Sembalun, Lombok Timur. 




Sekitar jam enam pagi, saya pun terbangun karena dinginnya. Istri pun sempat menggigil kedinginan. Cek suhu di handphone, ternyata suhu saat itu sekitar 10 -16 derajat. Terasa tidur di dalam kulkas yang suhunya sekitar 2-8 derajat Celcius.


Untuk mengurangi rasa dingin, saya pun keluar glamping. Olahraga sejenak dengan lari-lari kecil sekitar penginapan. Lumayan berkeringat. 


Setelah itu gerak-gerakan badan sambil memandang view Danau Bratan pagi itu. Menghirup udara pagi sangat menyejukkan di saluran pernapasan. Ini baru namanya udara bersih dan bebas dari polusi. 


Sungguh indah dan kece. Fajar pun sudah terlihat di ufuk timur. Lampu-lampu rumah warga masih terlihat menyala. Suara rombongan burung yang habitatnya di Danau Bratan terdengar nyaring. 


Gak lama, anak-anak pun terbangun dan istri juga ikutan bangun dan mereka keluar dari glamping menyusul saya yang sejak tadi nongkrong di pinggir danau. 


Kami menikmati pagi itu dengan senyuman dan rasa bahagia. Bahagianya bisa kesini lagi bareng anak-anak. Curhat sedikit, dulu touring pertama saya dan istri sesudah menikah ya ke Danau Bratan. Jadi tempat ini punya kisah cinta kami berdua. Asyiik. 


Setelah kami duduk di pinggiran danau. Kami menuju resto untuk sarapan. Untuk cerita penginapan dan menu sarapannya sudah saya tulis di postingan sebelumnya.


Bisa baca disini ---> Menginap Rasa Camping di Glamping Taman Danu Bedugul




Singkat cerita, Setelah sarapan, kami bersiap-siap untuk menuju ke lokasi pertama yang dituju yaitu Obyek Wisata Pura Luhur Ulun Danu. Lokasinya gak jauh dari penginapan. 


Beberapa postingan tentang Pura Ulun Danu sudah pernah saya tulis beberapa tahun yang lalu. Jadi ini pengulangan saja dengan alur cerita yang berbeda. Dulu datang kesini bareng teman, kemudian berdua bareng istri dan sekarang berempat bareng anak-anak. Pastinya punya cerita yang berbeda. Fotonya saja beda, ya kan ? Hehehe. 


Obyek Wisata Pura Ulun Danu ini merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat terkenal di Bali. Ratusan pengunjung baik domestik maupun mancanegara datang kesini setiap harinya. 


Terletak di Danau Bratan yang merupakan salah satu danau terbesar yang ada di Bali selain Danau Batur, Buyan dan Tamblingan.




Danau Bratan disebut juga dengan sebutan Danau Gunung Suci. Danau ini memiliki luas sekitar 1.607,5 Ha. Danau ini juga dijadikan sebagai sumber mata air untuk irigasi persawahan di area danau. 


Agak ketengah danau, dibangunkan sebuah pura suci oleh para petani setempat. Tujuannya agar selalu diberikan kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan. 


Oleh warga desa setempat yang sebagian besar mata pencaharian sebagai petani ini, memberi nama pura tersebut yaitu Pura Ulun Danu (sumber : Wonderful Indonesia) 


Pura Ulun Danu merupakan pura terbesar kedua di Pulau Bali setelah Pura Besakih. Keunikan dari pura ini ketika air danau pasang, maka akan terlihat pura seolah-olah terapung. Moment inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan yang datang kesini. 


Dari sejarah yang pernah saya baca, pura ini sudah dibangun sejak tahun 1556 Masehi. Menggambarkan kehidupan jaman Hindu Buddha pada kekuasaan Raja Mengwi I Gusti Agung Putu. Kemegahan dan keunikan dari pura ini menjadi daya tarik para wisatasan domestik maupun mancanegara untuk datang kesini. 


Kalau boleh jujur, saya sudah kesini sejak umur empat tahun. Ketika itu alm.kakek saat itu bertugas di Denpasar. Diajak liburan kesini. Ketika itu suasana masih gak seramai sekarang. Gak nyangka kesini lagi bisa bareng istri dan anak-anak. Kenikmatan yang gak ternilai harganya. 





Dari penginapan, kami motoran ke Pura Ulun Danu. Setelah memasuki area parkir, kami berjalan kaki menuju loket untuk membeli tiket masuk. Sekitar itu pukul 10.00 WITA, suasana obyek wisata sudah sangat ramai. Terlihat banyaknya bus-bus wisata yang terparkir. Belum mobil pribadi dan motor. 


Setelah membeli tiket masuk seharga 40 ribu per orang dewasa, sedangkan anak-anak gratis, kami berjalan menuju area bangunan pura utama. Menyusuri taman yang tertata rapi penuh dengan bunga. Lalu berjalan di jalan setapak pinggiran danau. Terlihat banyak perahu-perahu kayu yang disewakan. Kali ini kami belum berminat untuk menaiki perahu. 


Berjalan lagi mengitari bangunan pura utama, tibalah kami di bangunan iconik yang menjadi daya tarik wisatawan kesini. Disini kami berfoto-foto dulu. Sempat juga menggunakan jasa tukang foto yang dimana foto kami bisa dicetak dan bayar pastinya. Satu foto dikenakan biaya 20 ribu saja. Saat itu kami meminta dua buah foto saja yang dicetak. Buat jadi kenang-kenangan bila anak-anak sudah besar nanti. 


Gak jauh dari area bangunan pura, kami beristirahat sejenak di sebuah taman penuh dengan bunga berwarna-warni. Indah bener sampai Adeq Nala suka duduk disini. Mau main sama bunga-bunga katanya. 





Untungnya cuaca saat itu cerah. Meskipun sedang terik-teriknya, tapi udara disini cukup dingin. Kami habiskan waktu untuk menikmati danau saja sambil melihat beberapa wahana yang cukup baru. Dulu pas kesini, belum ada wahan ini. Penasaran pastinya. Disini juga banyak tersedia kedai dan cafe. Gak khawatir kelaperan disaat berkeliling area pura. 


Setelah berkeliling sekitaran pinggir danau, kami berjalan ke area taman. Berhubung sinar matahari sangat terik meskipun disini udaranya sejuk. Kami berteduh di bawah deretan pohon Cemara yang jumlahnya puluhan. 


Rumput area taman juga sangat terawat. Terlihat hijau dan rapi sekali. Di beberapa spot, ada tersedia kursi panjang untuk bersantai. 






Jalan setapak yang dibuat untuk pejalan kaki apabila kita ingin bersantai sejenak sambil melihat beberapa tanaman hias dan bunga-bunga indah. 


Banyak sekali jenis tanaman dan bunga yang dapat kita jumpai disini. Salah satu yang menarik buat dikunjungi yaitu area tanaman kaktus. 


Uniknya disini, kami harus memasuki mulut patung dinosaurus. Di dalam bangunan dinosaurus banyak dijumpai jenis tanaman kaktus. Dari kaktus yang sering kita jumpai di area perumahan sampai kaktus jenis langka. 


Anak-anak senang sekali disaat berada di area ini. Senangnya karena keluar masuk mulut patung dinosaurus. Area disini juga gak terlalu ramai pengunjung. Jadinya agak bebas aksesnya. Jalan keluar area tanaman kaktus melewati bagian ekor, tibalah kami di kolam ikan yang berukuran cukup besar.


Disini kami bisa melihat jenis ikan hias seperti Koki, Koi dan lainnya. Anak-anak kecil lainnya banyak juga bermain di area kolam ikan ini. 





Setelah mengelilingi Pura Ulun Danu, menikmati Danau Beratan dan berkeliling taman, tibalah waktunya kami untuk balik ke penginapan sambil mencari makan siang. 


Berjalan ke arah pintu keluar, kami menjumpai wahan bermain. Disini ada perosotan, ayunan, dan lainnya. Anak-anakpun minta main sebentar disini dulu. Emang ya anak-anak gak ada capeknya. Sudah pegel nih kaki. Mana laper juga, hehehe. 


Setelah puas bermain, kami keluar dari obyek wisata Pura Ulun Danu. Tadinya mau lanjut ke Kebun Raya Bedugul. Tapi berhubung sudah jam tidur siangnya anak-anak, kami memutuskan untuk balik ke penginapan.


Pastinya siang gene enak kali ya tidur siang di glamping sambil memandang Danau Bratan. 


Buat kalian yang ada rencana liburan ke Lombok atau Bali menggunakan jasa travel agent. Nih saya kasi akun resmi website dari Lombok Zehra Trans.


Linknya bisa kalian kunjungi disini ----> Paket Liburan Lombok Zehra Trans


Mari kita tidur siang ! Ceritanya lanjut di postingan berikutnya ya. Bocorannya, cerita tentang perjalanan balik ke Lombok. Naik kapal apa, ditunggu saja ya !.


Penulis : Lazwardy Perdana Putra