Saturday, 17 May 2025

Keliling Seharian di Gembira Loka Zoo : Ampun Dah !


"Bangun tidur ku terus mandi. Jangan lupa menggosok gigi. Habis mandi ku tidur lagi. Bangun-bangun sudah pagi lagi", hehehe. 

Setelah seharian di perjalanan, sampai di hotel malamnya, kami langsung tertidur karena kelelahan. Keesokan paginya waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. 

Buka pintu kamar ternyata langit sudah terang benderang. Gak lama setelah saya bangun tidur, anak-anak dan istri ikutan bangun. Hari ini agendanya kami akan pergi jalan-jalan ke kebun binatang di tengah Kota Yogyakarta.

Setelah mendengar pagi ini akan ke kebun binatang, anak-anak sudah gak sabaran pengen segera berangkat. 

Sebelum berangkat, kami mandi dan bersih-bersih dulu karena semalam gak sempat mandi alias langsung pingsan,hehehe. 




Sekitar jam delapan pagi, kami bersiap-siap berangkat. Gak lupa sebelumnya sarapan nasi kucing dulu. Sedangkan anak-anak sarapan nasi telur agar nanti diperjalanan gak kelaparan. 

Rencananya kami akan menggunakan moda transportasi umum ke kebun binatangnya. Lokasi yang akan kami tuju yaitu Gembira Loka Zoo. 

Lokasi Gembira Loka Zoo berada di tengah Kota Yogyakarta. Tepatnya di Jalan Kebun Raya no.2, Rejowinangun, Kec. Kota Gede, Kota Yogyakarta. 

Untuk menuju kesana, kami menggunakan Trans Jogya nomor 1B dari Halte Malioboro 1. Transit di Halte Taman Pintar kemudian lanjut naik Trans Jogya nomor 1A jurusan Halte Candi Prambanan, dengan pemberhentian di Halte Gembira Loka Zoo.

Ini pertama kalinya anak-anak dan istri naik Trans Jogya. Pengalaman pertama buat mereka dan kesannya sangat senang. Sudah lama juga saya gak naik Trans Jogya. Terakhir kali belasan tahun yang lalu. 

Dari hotel, kami jalan kaki menuju Halte Malioboro 1 yang lokasinya persis di depan kantor DPRD Prov.Yogyakarta. Kurang lebih lima belas menit dari hotel kami. 

Berhubung pagi itu, langit masih mendung. So, gak terasa panasnya. Jalan kaki sambil menikmati suasana Malioboro yang masih sepi. Toko-toko masih banyak yang belum buka. Terlihat banyak yang masih lari pagi di Jalan Malioboro. Asyik nih olahraga pagi-pagi. 

Perjalanan dari Malioboro ke Gembira Loka Zoo gak terlalu lama. Kurang lebih sepuluh menit dengan kondisi lalu lintas ramai lancar, kami sudah sampai di halte yang berada di seberang pintu masuk kebun binatang. 

Berhubung di hari kerja, area parkir kebun binatang gak begitu ramai. Para pengunjung di pagi itu juga masih sepi. Hanya kami berempat dan beberapa pengunjung lainnya yang dominasi keluarga kecil seperti kami. 

Sebelum masuk ke kebun binatangnya, kami membeli tiket terlebih dahulu di loket. Harga tiketnya cukup terjangkau yaitu 60 ribu saja untuk semua usia kecuali anak-anak yang tingginya kurang dari 85 cm yang gratis. 

Tinggi badan kedua anak kami di atas 85 cm. So, kena tiket semua. Gak apa-apalah, yang penting kita explore kebun binatang ini seharian. 






Setelah membeli tiket. Kami berjalan menuju pintu masuk bagian timur. Disana setiap pengunjung akan dicek kesesuaian tiket oleh petugas yang sudah berjaga di depan pintu masuk. 

Sebelum memasuki area kebun binatang. Saya membaca buku aturan dan tata tertib selama di dalam. Beberapa diantaranya, setiap pengunjung gak boleh buang sampah sembarangan, dilarang memberikan makanan kepada hewan selain makanan yang petugas berikan. Dilarang mengganggu hewan. Ngajak mereka fotoan boleh asalkan mereka mau saja, hehehe. Semua aturan yang ada, harus dipatuhi oleh setiap pengunjung. 

Next .... 

Baru saja masuk, kami sudah disambut oleh hijaunya pepohonan yang menjulang tinggi. Udara yang cukup sejuk. Suara kicauan burung-burung. Ditambah lagi suara gemericik air pancuran di beberapa titik. 

Berjalan menuju beberapa zona yang ada di Gembira Loka Zoo. Seenggaknya dilihat dari peta digital, kita akan melalui lima zona. Apa saja itu ? Yuuk diikuti sampai cerita ini selesai.

Spot yang pertama kami kunjungi yaitu Petting Zoo. Zona dimana kita akan melihat beberapa jenis hewan jinak yang lucu-lucu dan menggemaskan. Diantaranya ada keledai, ayam mutiara, domba batur, kura-kura, babi mini, alpaka dan masih banyak lainnya. 

Setelah melihat-lihat area petting zoo, kami berempat melanjutkan perjalanan menuju zona selanjutnya. 








Cukup jauh berjalan kaki menyeberangi jembatan, kami sampai di Zona Reptil yang dihuni oleh segala macam jenis reptil seperti buaya, ular, biawak, kura-kura yang berusia lebih dari seratus tahun. 

Selanjutnya ada Zona Bird Park. Disini kita bisa melihat beragam jenis burung. Penataan sangkar burungnya juga cukup menarik. Setiap pengunjung bisa masuk ke dalam sangkar raksasa untuk berinteraksi dengan berbagai jenis burung yang hidup di dalamnya. 

Kita juga bisa berfoto bersama burung kakatua dan lain sebagainya yang warnanya menarik sekali dan anak-anak pun sangat senang ketika mereka melihat burung-burung. 

Ada juga area yang dimana tempat habitatnya burung flamingo asal Amerika Latin. Ada bangau, merak dan masih banyak lagi jenis burung lainnya. 

Selanjutnya, kami berjalan ke Zona Ikan. Disini kami memasuki sebuah bangunan yang dimana di dalamnya terdapat berbagai macam jenis ikan yang bisa dilihat dari akuarium raksasa. Suasana di dalamnya cukup gelap, hanya terpantul cahaya lampu dari salam akuarium saja. 

Baik jenis ikan air tawar maupun air laut ada disini. Selain itu ada juga berbagai jenis hewan alligator disini seperti ular, bunglon dan lain-lain. 

Di luar bangunan akuarium raksasa, kami juga sempat melihat pinguin dari balik kaca akuarium raksasa. Waw, jarang sekali melihat pinguin secara langsung. Kapan lagi, sayangnya gak sempat fotoin karena di area tersebut paling ramai oleh anak-anak TK yang sedang study tour bareng ibu guru mereka. 







Ohya, antar zona di kebun binatang ini jaraknya cukup jauh lho ya. Kalau jalan kaki bawa anak-anak kami rasa cukup melelahkan. 

Untungnya disini ada fasilitas kereta tarling (transportasi keliling) yang siap mengantarkan pengunjung ke setiap zona. Dimana di setiap zona ada haltenya masing-masing. Jadi kita gak perlu bingung mau kemana. Para petugas kereta siap memberikan informasi kepada pengunjung ke zona mana saja yang akan dituju. 

Hari semakin beranjak siang. Kami sudah melakukan setengah perjalanan. Gila ini kebun binatang luas banget. Menurut infonya, Gembira Loka Zoo memiliki luas 20 hektar. Dibangun sejak tahun 1933 dengan berbagai macam kendala dan rintangan. Dan pasca gempa Bantul di tahun 2006, kebun binatang ini mengalami perombakan besar-besaran. 

Sampai sekarang, Gembira Loka Zoo memiliki fasilitas yang lengkap dan menjadi salah satu kebun binatang terbaik di Indonesia. Bisa dibilang Gembira Loka Zoo merupakan kebun raya sekaligus kebun binatang sebagai ruang terbuka hijau tujuan wisata terbesar dan terluas yang ada di Kota Yogyakarta. 

Lanjut... !

Sinar matahari sudah terik, kami sudah berada di Zona Cakar dan dilanjutkan ke Zona Primata. Nah kedua zona ini yang menurut saya lebih keren. Khususnya Zona Cakar yang memiliki vibes padang rumput Benua Afrika. 

Zona ini tergolong masih baru. Kurang lebih seminggu yang lalu, sebelum kami tiba disini, zona ini baru selesai pengerjaannya dan diresmikan oleh Pemerintah DI Yogyakarta. 

Terdapat sebuah lorong yang dimana samping kirinya terdapat kaca tebal. Dari sini kami bisa melihat kehidupan para singa, harimau, macan dan predator lainnya. Serem-serem gimana gitu, kita berdiri berhadapan dengan singa dipisahkan oleh sebuah dinding kaca tebal. Gak kebayang kalau dinding kaca itu pecah. Jadi ayam goreng buat mereka. Btw, singa suka ayam goreng gak ya ?.



Melewati Zona Cakar, kami tiba di Zona Primata. Disini Kakak Kenzi sudah rewel dan mengeluh bosan katanya. Sedangkan Adeq Nala masih penasaran sama apa yang ada di Zona Primata. 

Padahal di zona ini saya pengen melihat tingkah laku Orang Utan, Simpangse, Monyet, Bekantan dan lain-lain. Tempat hidup mereka juga disini cukup keren. Terdapat sangkar raksasa dimana di dalamnya ada pepohonan yang rindang sebagai rumah mereka. 

Desain bangunannya juga kece. Kami berjalan melewati jembatan kayu pemisah antar hewan primata. Sejauh ini saya dibuat takjub sama kebun binatang ini. Sudah banyak perubahan yang cukup baik. Ternyata semua binatang disini dijaga dan dipelihara layaknya tempat tinggal asli mereka di jauh sana. Cukup terharu melihatnya. 

Berhubung anak-anak sudah kelelahan. Saya dan istri mengajak mereka menonton pertunjukkan binatang yang dimulai pukul 11.00 WIB. Disini sudah penuh dengan anak-anak kecil dan pengunjung dewasa lainnya. 

Ada beberapa pertunjukkan yang diperlihatkan. Seperti pertunjukkan si mungil landak. Ada juga kelihaian orang utan memenjat pohon dan tali. Terakhir ada pertunjukkan gajah yang lucu-lucu.

Setelah menonton pertunjukkan, kami menuju tepi danau buatan Mayang Tirta untuk menaiki perahu Katamaran. Dengan perahu ini kita diajak berkeliling sekitar danau. Cukup lebar dan besar ukuran danau ini. Satu perahu Katamaran bisa menampung kurang lebih tiga puluh orang. 

Untungnya danau disini gak ada ombaknya. Jadi jalannya mulus-mulus saja. Selain itu di danau ini ada fasilitas speed boat, bebek kayuh dan bumper boat yang harganya terpisah dari tiket masuk. 





Setelah berkeliling danau menggunakan perahu Katamaran, kami beristirahat sejenak di salah satu resto yang lokasinya gak jauh dari danau. Nama restonya Resto Gajah. Disini kami membeli beberapa cemilan dan minuman dingin.

Duduk santai sambil menunggu giliran naik ke kereta tarling. Haltenya cukup ramai oleh antrian pengunjung yang akan menuju pintu keluar kebun binatang. So, kami bersantai disini saja sambil menikmati minuman dingin. 

Di zona terdekat dengan pintu keluar, kami melihat dari kejauhan ada unta, kuda nil, kanguru, gajah dan buaya. Sayangnya kami melihat dari kejauhan saja. Berhubung kaki sudah pegel-pegel jalan kaki seharian. Itupun dibantu dengan naik kereta tarling. Masih terasa pegel nih kaki. Faktor umur juga sih sepertinya. Hehehe. 

Over all, seharian kami berkeliling Gembira Loka Zoo, rasanya amazing. Destinasi wisata pertama yang kami kunjungi setelah tiba di Kota Yogyakarta sehari sebelumnya. 

Menurut saya sangat rekommended bagi kalian yang datang berlibur bersama keluarga ke Jogya. Untuk harga tiket masuk sebesar 60-75 ribu dengan berbagai macam fasilitas yang ada, saya rasa cukup terjangkau. 

Harga segitu masih tergolong murah diantara tiket masuk di kebun binatang lainnya. Di Bali saja gak dapet harga segitu. Padahal di Gembira Loka Zoo, luas dan vibesnya dapat banget. 

Kebun binatangnya bersih, gak ada orang merokok di dalamnya, ramah anak, tingkat safetynya sangat baik, pelayanannya yang bintang lima, para petugas yang ramah-ramah dan hewan-hewan sangat bahagia dan sehat. 

Di hari pertama di Yogya, kami sangat puas. Anak-anak pun sangat senang diajak kesini. Next time, kalau datang ke Yogya. Bisa menjadi pilihan wisata ramah anak lagi

Buka setiap hari dari pukul 09.00-15.00 WIB. Untuk harga tiket di hari biasa seharga 60 ribu sedangkan di hari Weekends seharga 75 ribu. Itu sudah dapat fasilitas kereta tarling dan perahu Katamaran gratis. 

Untuk lebih jelasnya, kalian bisa lihat di akun instagram (Gembira Loka Zoo) dan peta digital yang sudah saya taruh di atas. 

Gak banyak yang bisa saya review karena saking banyaknya hal yang gak bisa saya tulis semuanya. 

Ohya, Gudeg di salah satu warung makan di pintu keluar Gembira Loka Zoo, enak lhoo. Perlu kalian coba kalau datang kesini, hehehehe. 

Penulis : Lazwardy Perdana Putra

Saturday, 10 May 2025

Staycation di Penak Hotel Malioboro: Tinggal Jalan Kaki ke Malioboro

 


Welcome Yogya !

Wah rasanya seperti mimpi akhirnya bisa menginjakkan kaki lagi di kota yang penuh dengan kenangan. Kenangan selama kuliah disini maksudnya. Rumah kedua saya semenjak kuliah disini selama enam tahun lamanya. 

Perjalanan selama satu hari satu malam dari Lombok, akhirnya sampai juga kami di Kota Yogya. Sekitar tiga jam perjalanan dari Kota Semarang menuju Yogya menggunakan travel. 

Di cerita sebelumnya sudah saya tulis perjalanan dari Surabaya menuju Semarang, lanjut menuju Yogya. Biar gak bingung, bisa dibaca dulu ya. 


Next... Perjalanan malam dari Semarang gak begitu banyak yang dapat kami lihat dari dalam mobil yang penuh sesak dengan barang bawaan. Sekitar pukul 19.00 WIB mobil travel keluar dari Kota Semarang sehabis menjemput beberapa penumpang lainnya.

Yang jelas, gak hanya saya dan keluarga saja yang ada di dalam mobil travel. Tapi ada tiga penumpang lainnya yang gak lain merupakan mahasiswa yang balik ke perantauan selepas mudik lebaran di kampung halaman. 

Kebayang dong gimana penuhnya isi bagasi mobilnya dengan koper-koper besar mereka. Sampai bapak drivernya geleng-geleng kepala. Mana lagi saya bawa dua tas cariel yang cukup gede. Ditambah bawa dua anak kecil yang lagi semangat-semangatnya diajak keluyuran bareng ortunya, hehehe. 

Untungnya bapak drivernya sangat baik dan ramah kepada penumpang. Pelayanannya juga cukup oke. Gak ugal-ugalan bawa mobil di jalan. So, kami menikmati perjalanan malam melewati jalan tol yang saya lupa namanya dan jalan yang perbukitan dengan ribuan lampu-lampu perkotaan dari kejauhan. 

Singkat cerita, selepas keluar dari Kota Semarang, kami melewati Ungaran, Ambarawa, Magelang, Sleman dan sampai di Kota Yogya. Tepatnya di daerah Malioboro sekitar pukul 23.00 WIB. 

Kami memilih menginap di sekitaran Jalan Malioboro agar gak jauh dari wisata Malioboro. Pilihan kami jatuh kepada Hotel Penak Malioboro. Katanya ini hotel rekommended apabila berlibur ke Yogya. 

Kami diantar oleh travelnya tepat di depan gang kecil menuju hotel. Mencari lokasi penginapannya gak begitu sulit meskipun sempat salah belok jalan pintas saja sebentar.

Hotel Penak Malioboro beralamatkan di Jalan Mataram, Gemblakan Atas DN I/325, Suryatmajan, Kota Yogyakarta. Kurang lebih sekitar satu kilometer dari Stasiun Tugu Yogya dan Stasiun Lempuyangan. 





Setelah menurunkan semua barang bawaan. Saya dan anak istri berjalan kaki menuju penginapannya yang jaraknya gak begitu jauh dari jalan besar. 

Setelah sampai di hotelnya, kami disambut oleh seorang ibu yang merupakan pemilik dari hotel ini. Ditemani oleh seorang pria paruh baya yang membantu kami saat proses check in. 

Sebelumnya sudah saya infokan ke hotelnya bahwa kami sampai di Yogya sekitar malam hari. Untungnya disini untuk jadwal check in gak ada batasan alias open dua puluh empat jam. 

Setelah proses check in selesai. Kami diantar menuju kamar yang sudah kami pesan sebelumnya. Lokasi kamarnya tepat di depan meja resepsionis. Karena sudah capek banget, kami langsung bersih-bersih dan tidur. Anak-anak juga terlihat sudah letih. Mereka lanjut tidur lagi. 





Kami menginap di hotel ini selama tiga hari tiga malam. Saya memesan hotel ini melalui whatsapp agar dapat harga lebih murah. 

Untuk proses bookingnya sampai pembayaran gak begitu ribet. Dari minta info jenis kamar yang ada disini lengkap dengan harganya. Lalu pesan dan bayar sesuai dengan pilihan kamar kalian. 

Saat itu kami kena di harga weekday di kamar standar room dengan harga 175 ribu per hari untuk dua dewasa. Berhubung kami bawa anak-anak berumur lima tahun dan tiga tahun, jadinya gak masalah. 

Ruangannya gak begitu luas. Dengan kasur berukuran sekitar 160x160cm. Agak kekecilan sih buat kami berempat, tapi gak apa-apa. Tempat tidurnya bersih. Dapat dua bantal dan selimut. Kasurnya cukup empuk standar kasur hotel.

Kamarnya cukup adem. ACnya nyala dengan normal. Yang paling saya suka disini, kamarnya no smoking semua. Jadinya bebas dari asap rokok. Tamu disini juga baik-baik alias gak ngerokok di depan kamar. 

Ada kamar mandi dalamnya lengkap dengan closed duduk dan shower air panas dan dingin. Layar tv juga tersedia dengan berbagai macam channel. Untungnya ada channel favorit anak-anak. Jadinya mereka gak bosan di dalam kamar. 

Fasilitas lainnya, ada dua handuk. Tempat colokan listrik. Bisa dibilang ini kamar standar banget lah ya. Lumayan buat melepas lelah nantinya seharian jalan-jalan di Kota Yogya. 

Sayangnya disini, gak menyediakan sarapan ya. Jadinya untuk sarapan, kami mencari di luar hotel. Tapi jangan khawatir, namanya Yogya makanan dan minuman gak sudah dan harganya terjangkau. Apalagi di depan gang hotel banyak sekali pedagang makanan. Dari angkringan, penjual bubur ayam, mie ayam, bakso dan lain-lain. 






Dari penampakannya, ini seperti hostel. Mengambil konsep industrial, penginapan ini menurut saya cukup menarik untuk dicoba. 

Uniknya disini dinding bangunannya dibuat senatural mungkin. Tembok luar hanya disemen saja. Tiang-tiang diberi batu bata tempel. Lantainya hanya berupa semen halus. Mirip seperti lantai rumah jaman dulu. Di beberapa dinding diberikan lukisan abstrak untuk mempercantik. Ada tangga sebagai penghubung di setiap lantainya. 

Hotel ini memiliki tiga lantai dimana di lantai pertama ada kamar jenis standar room dan mezanine room. Untuk area parkir kendaraan saya rasa cukup sempit. Namanya juga penginapan di dalam gang kecil. Harap dimaklumi saja. Untuk motor hanya bisa memuat sekitar sepuluh hingga lima belas motor saja. Kalau mobil, bisa diparkir di pinggir jalan besar. 

Untuk di lantai dua, ada kamar tipe dormitory alias ranjang bersusun. Mirip seperti hotel kapsul gitu. Menarik juga nih di hotel begini ada kamar kapsulnya gitu.  Cocok untuk backpackeran seperti kami nih. 

Buat yang lagi nyari hotel low budget dan travelingnya sendirian atau berdua bareng pasangan atau teman, bisa pilih tipe kamar ini. Harganya kalau gak salah 81 ribu per bednya di hari biasa (weekday). Fasilitasnya ada bed untuk satu orang. Sedangkan kamar mandinya di luar kamar. 

Untuk di lantai tiga ada balkon dengan beberapa meja dan kursi untuk bersantai sambil melihat pemandangan Kota Yogya dari atas. Untuk yang ahli hisap, bisa memanfaatkan balkon ini sambil bersantai. 

Saya beberapa kali mengajak anak-anak naik ke lantai tiga untuk bersantai. Di beberapa moment, melihat kereta api melintas disaat memasuki atau keluar dari Stasiun Tugu Yogya. Di pagi hari jadwal pemberangkatan kereta cukup padat saat itu.

Terlihat juga perumahan padat penduduk di bantaran Kali Code. Salah satu sungai yang cukup terkenal di Kota Yogya. Seingat saya dulu sekitar tahun 2007-2009 pernah nonton syuting film Indonesia berjudul "Jagad Kali Code". Kalau gak salah dulu pemerannya, Agus Ringgo dkk. Syutingnya ya di kampung pinggir Kali Code dan Pasar Kembang (Sarkem). Kalian yang belum nonton filmnya, boleh ditonton. Lucu dan kocak filmnya. 

Pasangan suami istri asli Yogya yang nyamperin kami ke hotel. Thanks Mbak Jhe dan Mas Ipul sudah ada waktu nyamperin !

Pointnya, kenapa saya dan istri memilih menginap di Hotel Penak Malioboro karena lokasi hotel ini sangat strategis banget. Tinggal keluar hotel melewati gang kecil. Lalu nyeberang sedikit dan gak terlalu jauh berjalan kaki, kita sudah sampai di Jalan Malioboro. Persisnya jalan di samping Kantor DPRD Prov.Yogyakarta dan Plazza Malioboro. 

Yang saya dan istri bersyukurnya menginap disini, kurang lebih seratus meter berjalan kaki dari hotel, ada sebuah klinik bernama Klinik Pratama Realino yang beralamatkan di Jalan Mataram no 66, Suryatmajan, Kota Yogyakarta. 

Kalau gak salah di hari ketiga kami di Yogya, Adeq Nala lagi kurang sehat. Jadinya kami membawa Adeq Nala berobat ke dokter yang praktek di klinik ini. Pelayanannya cukup oke. Meskipun BPJSnya gak bisa dipake disini tapi untuk biaya berobatnya cukup terjangkau. Jadinya Adeq Nala dapat diperiksa dokter dan dapat obat juga. Terimakasi Klinik Realino. 

Btw, menginap di Hotel Penak Malioboro bisa menjadi pilihan apabila datang berlibur ke Yogya bareng keluarga atau solo traveling. Lokasinya juga sangat dekat dengan pusat belanja Malioboro. 

Selain itu dekat juga dengan wisata Keraton, 0 kilometer, Teras Malioboro, Benteng Vredeburg, Tamansari, Pasar Ngabean, Taman Pintar, Alun-Alun Kidul dan masih banyak lainnya. 

Selama menginap di Penak Hotel Malioboro, saya dan keluarga mendapat kenyamanan dan pelayanan yang baik. Para staf hotelnya juga ramah-ramah. Cepat respon apabila kami membutuhkan bantuan. Good Job ! 

Penulis : Lazwardy Perdana 

Wednesday, 30 April 2025

Ke Yogya Lewat Semarang. Ribet Gak ? : KA Airlangga



Setelah lima belas jam berada di atas kapal dari Lombok ke Pel.Tanjung Perak, Surabaya, kami bermalam di Kota Surabaya. Tepatnya di salah satu hotel yang berada dekat dengan Stasiun Pasar Turi. Tepatnya di Jalan Dupak, kawasan grosir DUPAK, Surabaya.

Karena sudah capek dan ngantuk banget, sesampai di hotel setelah proses check in, kami langsung istirahat. 

Keesokan harinya, kami bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke kota tujuan yaitu Kota Yogya. Tapi berhubung gak dapat tiket KA Sritanjung kelas ekonomi, saya dan istri memutuskan lewat Semarang saja. 

Kebetulan pas cek di aplikasi KAI Access, ada kereta kelas ekonomi yang murah banget yaitu KA Airlangga dengan relasi Stasiun Pasar Turi, Surabaya ke tujuan akhir di Stasiun Pasarsenen, Jakarta via Semarang.

Harga tiketnya hanya 45 ribu saja menuju Semarang. Gak mikir dua kali, saya pun langsung memesan empat seat. Baik dewasa maupun anak umur 3 tahun ke atas, harga tiketnya sama.






Cara memesan tiketnya pun sangat mudah. Jaman sekarang semuanya serba online. Tinggal buka aplikasi KAI Access menggunakan handphone. Lalu klik pilihan keretanya (cth: kereta antar kota). Kemudian ketik stasiun keberangkatan dan stasiun tujuan dan jangan lupa tanggal keberangkatan. Lalu pilih kereta yang tersedia. 

Mengisi biodata penumpang yang akan berangkat. Kemudian pilih gerbong dan seat yang masih tersedia. Setelah itu melakukan pembayaran sesuai yang ada di aplikasi. Bisa m-banking, virtual akun bank, gerai yang tersedia dan lain sebagainya. 

Setelah semua proses selesai. Baru kita mendapatkan e-tiket yang dikirimkan oleh KAI melalui aplikasi dan email. Disana ada kode booking untuk melakukan check in di stasiun nantinya. Mudah kan ?. 

Noted : aplikasi KAI Access didownload dulu di handphone. 

Dari jadwal keberangkatan KA Airlangga tepat pukul 12.50 WIB dari Stasiun Pasar Turi, masih ada waktu empat jam bersantai sejenak di hotel. 

Bangun tidur, terus sarapan. Setelah itu balik lagi ke kamar untuk bersiap-siap jalan ke stasiun yang jaraknya gak sampai satu kilometer. 

Setelah check out, saya memesan taxi online menuju ke stasiun. Meskipun stasiunnya berada persis di belakang hotel kami, tapi pintu masuknya berada di seberang jalan. 

Jadi kami harus memutar lebih dulu untuk menuju pintu masuk stasiun. Itupun kalau jalan kaki dengan bawa barang banyak dan anak-anak, rasanya hal yang mustahil. 

Ambil cara efisien dan cepat, kami pesan taxi online saja. Berangkat sekitar pukul 11.30 dari hotel, kami sampai di stasiun sekitar lima menit kemudian. 

Suasana Stasiun Pasar Turi paska arus balik lebaran masih cukup ramai. Apalagi siang itu jadwal keberangkatan kereta lagi padat-padatnya. 

Stasiun Pasar Turi merupakan salah satu stasiun besar yang ada di Kota Surabaya yang melayani perjalanan kereta api lokal maupun jarak jauh selain Stasiun Gubeng dan Wonokromo. 

Ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki di stasiun ini. Cukup penasaran dan senang sekali bisa kesini bareng keluarga. Jadi gak sabar melanjutkan perjalanan bersama anak istri menuju Yogya via Semarang. 






Cuaca di Kota Surabaya siang itu cukup panas. Saya pun gak banyak mengabadikan lewat foto dan video di stasiun ini. Rempong juga ngurusin anak-anak. Jadinya pegang handphonenya terbatas.

Setelah turun dari taxi, kami bergegas menuju mesin cetak tiket. Sebenarnya sih sudah gak perlu cetak tiket alias cukup menunjukkan e-tiket kepada petugas di stasiun.

Tapi rasanya gak lengkap kalau gak cetak. Jauh-jauh dari Lombok, masak naik kereta gak cetak tiket. Begitulah kira-kira kekatroan kami, hehehe. 

Setelah cetak tiket di mesin tiket, kami berjalan menuju pintu keberangkatan kereta kelas ekonomi. Jadi di stasiun itu, antara kereta ekonomi dan eksekutif pintu keberangkatannya berbeda.

Setelah berada di ruang tunggu penumpang kereta ekonomi, saya segera mencari tempat duduk. Sayangnya sudah full semua. 

Untungnya petugas sigap melihat situasi kepadatan calon penumpang saat itu. Mana di dalam ruang tunggu panas pula. Gak ada ACnya. Kipas angin yang menyala kurang cukup rasanya. 

Penumpang KA Airlangga dipersilahkan melakukan boarding. Saya dan anak istri ikut mengantri di dalam antrian masuk ke dalam ruang tunggu penumpang di bagian dalam. 

Petugas mengecek tiket dan biodata penumpang satu per satu. Antriannya cukup tertib meskipun padat sekali. 

Gak menunggu waktu lama, kami sudah berada di dalam ruang tunggu penumpang. Disini agak lebih terasa anginnya karena berada persis di samping peron kereta. 

Sambil menunggu kereta yang belum masuk jalur, saya dan anak-anak berkeliling sekitaran dalam stasiun. Sedangkan istri memilih untuk duduk di kursi sambil menjaga barang bawaan. 





Suasana di ruang tunggu penumpang dekat peron sudah padat oleh penumpang KA Airlangga. Siang itu jadwal keberangkatan kereta menuju arah barat cukup padat. 

Ada KA Airlangga dan KA Ambarawa Express yang jadwal keberangkatan berdekatan. Bila KA Airlangga berangkat pukul 12.50 sedangkan KA Ambarawa Express berangkat pukul 13.30 WIB.

Sambil menunggu keberangkatan, saya melihat ada mesin pengisian ulang air mineral gratis. Kebetulan air di botol sudah pada menipis, jadinya saya isi penuh. 

Disini air mineralnya dijamin kebersihannya ya karena mesin pengisian ulang airnya sudah disterilisasi sesuai proses yang ketat oleh pihak KAI. Untuk airnya ada air panas dan air dingin. Kalian bebas mengisinya kapanpun dan gratis tis tis !. 

Waktu menunjukkan pukul 12.40. Kereta yang akan kami naiki sudah terlihat dilansir dari kejauhan dan akan memasuki jalur 1. 

Semua penumpang dipersilahkan menunggu kereta di peron jalur 1 dengan tertib. Saya dan anak istri segera bersiap-siap menuju peron. Mengecek barang bawaan dan kondisi anak-anak. Setelah semuanya sudah siap berangkat, kami berjalan menuju peron jalur 1.

Petugas stasiun segera sigap mengatur penumpang yang akan memasuki kereta. KA Airlangga membawa delapan gerbong kelas ekonomi semua, satu gerbong makan dan satu gerbong pembangkit. 

KA Airlangga bersiap-siap masuk di jalur 1. Rasa deg degkan bercampur bahagia ketika masuk ke dalam kereta. Penumpangnya ramai sekali. Pantesan saja tiket kereta ini laku keras. 




Anak-anak dengan antusiasnya berjalan memasuki kereta melalui pintu depan gerbong delapan alias gerbong paling belakang. 

Berjalan extra hati-hati. Ketika memasuki gerbong kereta. Udara menjadi dingin. Ruang di gerbong delapan dingin banget. Seolah-olah berubah seratus delapan puluh derajat sama udara di stasiun yang super panas. Bakalan betah nih selama perjalanan.

Kebetulan kami mendapatkan kursi di gerbong delapan, gerbong paling belakang karena pada saat pesan tiket di aplikasi KAI Access, hanya gerbong delapan yang masih banyak kursi kosongnya dan sesuai dengan kursi kami berempat. 

Saya memesan tiket dengan nomor kursi 19 A, 19B, 20A, dan 20B agar bisa berhadapan satu sama lain. Karena KA Airlangga masih memakai gerbong kelas ekonomi lama dengan konfigurasi seat 3 -2 dengan jumlah 106 seat per gerbongnya.

Kereta ini merupakan salah satu kereta yang masih disubsidi pemerintah. Jadinya gak heran kereta ini laris manis seperti KA Sritanjung jurusan Lempuyangan - Ketapang yang sama-sama kereta subsidi. 

Waktu berdinas KA Airlangga cukup lama juga. Kurang lebih sudah lima tahun kereta ini diluncurkan oleh PT.KAI, tepatnya di tahun 2021 lalu. 

Diberi nama KA Airlangga karena terinspirasi dari nama raja pendiri Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur pada abad ke-11. Dan terbelah menjadi dua kerajaan yaitu Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri. 

Dan rata-rata nama kereta api di Indonesia khususnya di Pulau Jawa kebanyakan diambil dari tokoh-tokoh kerajaan di Jawa. Seperti KA Sancaka, Taksaka, Sritanjung, Airlangga dan masih banyak lainnya. 




Terlihat pak kondektur berseragam rapi mengunakan jas dan topi khas kereta akan melakukan semboyan 41 yaitu memberikan tanda siap berangkat kepada masinis yang berada di lokomotif kereta. 

Moment yang ditunggu-tunggu saat keberangkatan kereta. Tiupan khas mirip suara siulan nyaring (semboyan 41). Kemudian dibalas oleh suara bel lokomotif yaitu semboyan 35 dan 40. 

Berangkat dari Stasiun Pasar Turi tepat pukul 12.50 WIB. Saya salut sama jadwal kereta api di Indonesia. Benar-benar tepat waktu sesuai dengan jadwal keberangkatannya. 

Jadi saran saya buat kalian yang akan bepergian menggunakan kereta api, jangan ke stasiunnya di jam mepet. Kalau bisa satu jam sebelum kereta api berangkat, kalian sudah berada di stasiun. 

Dan hal terpenting lainnya. Kalau sudah mepet sama jam kereta berangkat, kita sudah harus di dalam gerbong. Untuk ke toilet atau mau membeli bekal, di dalam kereta sudah tersedia semuanya.

Untuk menghindari hal-hal yang gak diinginkan seperti ketinggalan kereta, ada yang gak bisa masuk ke dalam kereta karena pintu sudah ditutup oleh pak kondektur dari dalam. 

Lucu kan gara-gara pergi ngopi di stasiun tapi ujung-ujungnya ditinggal sama kereta. Ada juga yang datang di jam mepet. Pas sudah di peron, berlarian membawa koper segede gaban akan masuk ke dalam kereta tapi pintu keretanya sudah terkunci dari dalam. 

Kereta itu gak menunggu kita karena kereta gak suka menunggu. Asyiiik ! Lebih baik menunggu daripada ditunggu tapi gak datang-datang. Hahahaa.. ngomong apaan sih. 

Lanjut ke cerita .... !

Kurang lebih empat setengah jam perjalanan menuju Semarang dari Surabaya dengan KA Airlangga. Melewati beberapa stasiun di wilayah pantura. Beberapa diantaranya ada Stasiun Lamongan, Babat Bojonegoro, Cepu, Randublatung, Ngrombo, dan Semarang Poncol.

Berhubung kami akan ke Semarang, jadi turunnya di Stasiun Semarang Poncol. Dan KA Airlangga akan lanjut berjalan sampai ke Stasiun Pasarsenen, Jakarta

Suasana di dalam gerbong kereta cukup nyaman. Udara di dalam ruangan cukup dingin. Meskipun menggunakan kursi tegak, tapi menurut saya kereta sekarang sangat tertib, bersih dan ramah anak-anak dibandingkan di jaman dulu sekitar tahun 2007-2013an yang masih berebutan kursi di dalam kereta ekonomi. "Siapa cepat dia yang dapat" istilah ketika naik kereta ekonomi. 

Fasilitas lainnya yang ada di kereta ekonomi sekarang yaitu ada colokan listrik diperuntukan untuk cas handphone dan laptop.  Selain itu ada tempat menaruh barang di atas kursi. Toiletnya juga bersih dan wangi. Ada restoran untuk membeli makanan dan minuman. Kerennya lagi sekarang di kereta ada pramugari dan pramugaranya yang siap melayani para penumpang. 

Pelayanan yang prima dari PT.KAI. Good Job !. Terimakasi atas pelayanan dan fasilitas yang ada dari kami tiba di stasiun sampai turun dari stasiun tujuan. 

Penumpang di sebelah saya dan istri juga orangnya baik-baik. Bahkan mereka ramah dan gak banyak ngomong. Jadinya kami gak risih dan merasa nyaman.

Yang paling saya suka kalau naik kereta itu yaitu bisa melihat view persawahan sejauh mata memandang dan kawasan hutan belantara. Lebih kerennya lagi, bisa melihat view sungai, area perbukitan dan masuk ke dalam terowongan. 

Lebih syahdu lagi ketika sepanjang perjalanan, kita bertemu dengan hujan. Buat betah berlama-lama di dalam kereta. 

Anak-anak juga sangat senang selama berada di dalam kereta. Mereka bermain, melihat view cantik dari balik jendela kereta, tertidur dan makan. Apalagi saya dan istri yang sudah cukup lama gak naik kereta. Jadinya cukup bahagia dengan cara yang sederhana seperti ini. 

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul 17.20 WIB. Gak lama lagi kereta akan tiba di Stasiun Semarang Poncol. Kami dan penumpang lainnya bersiap-siap turun dari kereta. 

Setelah kereta berhenti dengan sempurna. Satu per satu penumpang turun dari kereta disambut dengan alunan musik keroncong. Saya lupa judul musiknya apa. Tepat pukul 17.28 WIB kereta kami tiba di Semarang Poncol. Telat satu menit dari jadwal kedatangan. Luar biasa, benar-benar tepat waktu !. Salut.

Ini pertama kalinya saya dan anak istri menginjakkan kaki di Stasiun Semarang Poncol ini. Penampakan stasiunnya cukup besar dan ramai. 

Kami berjalan ke luar pintu kedatangan stasiun. Anak-anak masih sangat semangat di perjalanan. Sempat khawatir sama kondisi anak-anak karena ini pertama kalinya mereka kami ajak long trip via laut dan darat. 

Setelah berada di area depan stasiun, saya menghubungi driver travel yang sudah saya pesan seminggu yang lalu. 

Kami akan melanjutkan perjalanan ke Kota Yogkarta menggunakan travel. Review sedikit travelnya ya. Jadi kami memesan travel yang melayani jalur Semarang - Yogyakarta. Sebut saja namanya Cha-Cha Travel. Nomor kontaknya saya taruh di akhir tulisan ini ya. 

Enaknya travel ini, kita dijemput dan diantar sampai ke alamat tujuan. Jadi gak buru-buru ke kantornya seperti travel pada umumnya. Drivernya ramah dan baik hati. 

Singkat cerita, kami sampai di Yogya sekitar pukul 23.00 WIB. Total waktu tempuh empat jam perjalanan. Itu sudah via tol dan jalan biasa. Perjalanan Semarang - Yogya berjalan dengan lancar meskipun perjalanan malam tapi kami bisa menikmatinya. 

Btw, menurut saya ini bisa menjadi salah satu alternatif buat yang pengen backpackeran ke Yogya tapi kehabisan tiket kereta ekonomi subsidi yang langsung dari Surabaya. 

Buat saya dan istri sih gak ribet ya. Asalkan kita jalannya gak dikejar waktu alias jalan santai. Terpenting buat saya dan istri, anak-anak bisa istirahat banyak di jalan. 

Ada juga alternatif kedua. Dari Semarang, kita bisa menaiki KA Banyubiru dengan rute Stasiun Semarang Tawang - Solo Balapan hanya 40 ribu saja di kelas ekonomi new generation. Dan lanjut naik KRL dari Stasiun Solo Balapan menuju Stasiun Tugu Yogyakarta seharga 8 ribu rupiah saja.

Welcome Yogya !.

Ditunggu ceritanya tentang Yogya di tulisan berikutnya. Jangan bosen dulu ya ! Hehehe... 

No kontak travel Semarang : Cha - Cha Travel (+62 896-0490-9104)

Penulis : Lazwardy Perdana Putra